You are on page 1of 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Silikon Karbida Sebelum tahun 1891, semua kebutuhan bahan abrasif yang digunakan adalah bahan-bahan alam, seperti intan, korundum, dan kuarsa. Adapun bahan-bahan abrasif terus berkembang karena dibutuhkan dalam pembuatan berbagai suku alat presisi untuk kendaraan bermotor, pesawat terbang, mesin, cetakan dan berbagai barangbarang buatan industry lainnya. Karena jumlahnya yang sedikit di alam, maka mulai dipikirkan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut secara sintetis. Produksi SiC sintetis pertama kali dipatenkan oleh Edward Acheson pada 1893 serta memperkenalkan electric batch furnace sebagai alat produksi SiC yang sampai saat ini masih dipakai dan mendirikan The Carborundum Company, untuk membuat SiC yang secara luas digunakan sebagai bahan abrasive (www.wikipedia.com). Silkon karbida atau juga dikenal dengan carborundum adalah suatu turunan senyawa silikon dengan rumus molekul SiC, terbentuk melalui ikatan kovalen antara unsur Si dan C (www.wikipedia.com). Silikon karbida merupakan salah satu material keramik non-oksida paling penting, dihasilkan pada skala besar dalam bentuk bubuk (powder), bentuk cetakan, dan lapisan tipis. Teknik untuk membentuk bubuk SiC menjadi bentuk keramik dengan menggunakan agen pengikat, kemudian memberi pengaruh yang besar terhadap nilai komersial SiC. Sekarang ini, SiC merupakan salah satu material yang memiliki kegunaan yang besar dan memiliki peranan penting dalam berbagai industri seperti industri penerbangan dan angkasa, elektonik, industri tanur, dan industri-industri komponen mekanik berkekuatan tinggi. Umumnya, industri metalurgi, abrasif dan refraktori juga merupakan pengguna SiC dalam jumlah paling besar (Kirk dan Othmer, 1981). Aplikasi silikon karbida (SiC) dalam industri karena sifat mekaniknya yang sangat baik, konduktivitas listrik dan termal tinggi, ketahanan terhadap oksidasi kimia sangat baik, dan SiC berpotensi untuk fungsi keramik atau semikonduktor temperatur tinggi. SiC juga memiliki sifat-sifat penting sebagai berikut : unggul tahan oksidasi, unggul tahan rayapan, kekerasan tinggi, kekuatan mekanik baik, Modulus Young sangat tinggi, korosi baik dan tahan erosi, dan berat relatif rendah. Material-material

mentah SiC relatif murah, dan dapat dibuat dalam bentuk-bentuk kompleks, dimana memungkinkan disiasati melalui proses fabrikasi konvensional. Hasil akhir mempunyai harga kompetitif disamping menawarkan keuntungan-keuntungan teknis yang unggul dan berdaya guna lebih dari material-material penyusunnya (Suparman, 2010). 2.2 Sifat Sifat Bahan yang Terlibat dalam Proses 2.2.1 Pasir Silika (SiO2) 1. Berat molekul
2. Densitas

: 60,08 g/mol : 2,2 g/cm3 : 1515C : 2230 C : 0,012 g/100 mL

3. Titik leleh 4. Titik didih 5. Kelarutan dalam air

6. Berwarna putih dan berbentuk seperti tepung 7. Dekomposisi tetraetil ortosilikat pada suhu 680 730C menghasilkan silika dioksida Si(OC2H5)4 SiO2 + H2O + 2C2H4
8. Oksidasi SiH4 pada suhu 400-4500C menghasilkan silika dioksida

SiH4 + 2O2 SiO2 + 2H2O (Sumber : www.wikipedia.com) 2.2.2 Karbon (C) 1. Berat atom
2. Titik lebur 3. Densitas 4. Kapasitas panas pada 25 oC

: 12,0107 g/mol : 3652 oC : 1,9 2,3 g/cm3 : 8,517 J/mol K : heksagonal

5. Konduktivitas Termal (300K) : 80-230 W/m K 6. Struktur atom 7. Berwarna hitam (Sumber : www.wikipedia.com)

2.2.3 Natrium Hidroksida (NaOH) 1. Berat molekul


2. Densitas

: 39,9971 g/mol : 2,1 g/cm3 : 318 C : 1390 C : 111 g/100 mL (20 oC) : -2,43

3. Titik leleh 4. Titik didih


5. Kelarutan dalam air 6. Kebasaan (pKb)

7. Tidak mudah terbakar 8. Berbentuk putih padat (Sumber : www.wikipedia.com) 2.2.4 Asam Sulfat ( H2SO4) 1. Berat molekul
2

: 98,08 g/mol : 1,84 g/cm3 : 274 C : -3 : 26,7 cP (20 oC) : tercampur penuh

Densitas Titik didih Kebasaan (pKa) Viskositas Kelarutan dalam air Bersifat Higrokopis

3
4 5

6 7

(Sumber : www.wikipedia.com) 2.2.5 Silikon Karbida (SiC) 1. Berat molekul


2. Densitas 3. Titik leleh 4. Indeks refraksi (nD) 5. Mobilitas elektron

: 40,10 g/mol : 3,21 g/cm3 : 2730 oC : 2,55 : 900 cm2/(V-s)

(Sumber : www.wikipedia.com)

2.3 Aplikasi Silikon Karbida SiC yang termasuk dalam bahan keramik memiliki beberapa kelebihan yang dapat digunakan pada bidang industri dan otomotif. Pada kondisi tertentu dapat lebih memenuhi criteria yang diperlukan bila dibandingkan dengan logam, karena keunggulannya yang tahan korosi, gesekan, dan temperatur tinggi. Selanjutnya akan dijelaskan berbagai aplikasi silicon karbida sebagai bahan keramik. 1. Furnace Proses-proses industri kebanyakan selalu membutuhkan temperatur tinggi dan bahan yang tetap stabil pada temperatur dan kondisi lingkungan tertentu. Pada kasus pembentukan logam diperlukan suatu bahan yang mampu bertahan pada sifat kimia yang korosif, temperatur, dan tekanan tinggi. Satusatunya bahan yang mampu memenuhi syarat diatas adalah bahan keramik seperti SiC. Dengan penggunaan SiC sebagai bahan dinding furnace maka temperatur, tekanan, dan sifat kimia yang korosif bukan masalah lagi. 2. Elemen Panas Beberapa bahan keramik memiliki suatau derajat tingkat hantaran elektrik terbatas dengan hambatan listrik tertentu. Pada saat listrik berusaha untuk melewatinya, panas akan dihasilkan. Contoh keramik yamg dapat digunakan elemen pemanas adalah SiC. 3. Alat Penukar Panas Alat penukar panas atau heat exchanger memiliki tujuan untuk menggunakan kembali panas yang merupakan buangan untuk memanaskan udara yang akan digunakan untuk proses pembakaran. Dengan menggunakan bahan keramik dapat dihasilkan pengurangan bahan bakar yang digunakan sampai 50%. 4. Motor Bakar Salah satu contoh penggunaan SiC dalam motor bakar adalah turbine inlet guide vanes. Komponen turbine inlet guide vanes digunakan untuk menghasikan aliran udara pendingin gas turbine engine. Pada penggunaan keramik SiC yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi dapat membuat sistem pendingin bekerja dengan baik bila dibandingkan dengan material lainnya. Apabila sistem pendingin pada turbine engine dapat bekerja dengan

baik akan berdampak pada emisi gas buang NOx dan CO yang dihasilkan sebagai hasil dari pembakaran. 5. Seal Seal adalah suatu alat untuk mencegah kebocoran pada dua permukaan material yang bersinggungan. Pemakaian seal biasanya banyak digunakan pada mesin-mesin yang bertemperatur dan bertekanan tinggi. Oleh karena itu, karateristik material seal haruslah bertahan baik pada temperatur dan tekanan tinggi untuk jangka waktu yang lama, seperti bahan keramik. 6. Ceramic Ball Ceramic ball biasanya digunakan pada bearing, valve, dan sebagai grinding ball. 7. Bahan Abrasif SiC merupakan bahan keramik yang juga bersifat abrasive sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan industri seperti mengikis, menghaluskan, membuat kasar mauoun memotong permukaan benda kerja.
2.4

Proses Pembuatan Silikon Karbida Proses Pembuatan Silikon Karbida merupakan reaksi karbotermal yakni proses yang melibatkan reaksi antara kuarsa dengan tingkat kemurnian tinggi atau pecahan-pecahan kuarsit dengan karbon (grafit, karbon black atau batu bara pada temperatur antara 1600C - 2500C). Disebut reaksi Acheson karena pertama kali ditemukan Edward Acheson dengan menggunakan tanur listrik yang pada saat itu juga baru diperkenalkan. Karbon didapat dari kokas migas dan pasirnya mengandung 98 sampai 99,5 % silika. Persamaan reaksinya dapat digambarkan menurut reaksi berikut: 1. 2. SiO2 + 2C Si + 2COH = + 606 kJ Si + C SiC H = - 127,7 kJ H = + 478,3 kJ

Sehingga reaksi totalnya dapat dituliskan sebgai berikut: SiO2 + 3C SiC + 2CO

Lowe, dkk., 1958 menemukan proses pembuatan bubuk silikon karbida dengan menambahkan komposisi dan campuran bahan baku yang berbeda untuk mendapatkan konversi yang lebih tinggi seperti di berikut ini. Komposisi Pasir silika, SiO2 160 mesh Karbon, C 160 mesh Larutan natrium silikat, 10Na2O30SiO260H2O Besi posfat, FePO4.2H2O % berat 56,5 34 18 1

Campuran dipanaskan dalam tanur bersuhu 16000C selama dua jam, diperoleh hasil berupa 91,45 % berat silikon karbida, 3,18 % berat sisa karbon, sisanya silika dan abu. Proses pembuatan silikon karbida meliputi tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Bahan Baku Pada tahap ini dilakukan pemisahan bahan baku dari pengotorpengotornya, penggilingan, penimbangan serbuk bahan baku sesuai komposisi masing-masing. b. Tahap Batch Mixing Pada tahap ini seluruh bahan baku yang sudah sesuai komposisi dicampur dalam mixer. Dilakukan pengadukan seluruh campuran bahan baku agar campuran menjadi homogen dan mempermudah saat peleburan. c. Tahap Peleburan (Melting) Pada tahap ini bahan baku yang sudah homogen dibuat dalam bentuk pellet dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tungku (furnace) bersuhu 16000C. Selama proses peleburan, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi membentuk reaksi kimia. Pada tahap inilah terbentuk silika karbida (SiC). Tungku yang digunakan sebagai tempat mencairkan (meleburkan) campuran bahan baku adalah tanur listrik.
d.

Tahap Pendinginan Pada tahap pendinginan, bongkahan SiC yang terbentuk diturunkan

temperaturnya dengan menggunkan cooler. Cooler yang digunakan adalah kompartemen yang menggunakan udara luar sebagai pendingin. e. Tahap Pemurnian

Metode pemurnian produk SiC dilakukan dengan 2 cara, yaitu metode fisika dan metode kimia. Metode fisika dilakukan dengan menghancurkan SiC menjadi bagian yang lebih kecil lalu dipisahkan kandungan besi pengotor-pengotornya soda kaustik,.
f.

dengan

menggunakan

separotor

magnetic.

Sedangkan metode kimia dilakukan melalui pencucian dengan asam sulfat,

Tahap Pengeringan dan Pengemasan Produk Pada tahap akhir, produk di haluskan dengan grinder untuk mendapatkan serbuk SiC yang diinginkan, lalu dikeringkan sebelum disimpan ke dalam silo SiC, dan di-packing. Kemasan prosuk dikirim ke gudang penyimpanan produk, dan siap dipasarkan.

2.6 Deskripsi Proses Bahan baku pasir silika di tampung dalam gudang penyimpanan (TT-103), lalu disalurkan dengan conveyor (C-102) menuju screening (S-101) kemudian dihaluskan dengan grinder (SR-101) menjadi serbuk berukuran 160 mesh. Karbon di alur yang berbeda dari tangki penyimpanan (TT-104) dihaluskan dengan grinder (SR-102) sampai berukuran 160 mesh. Seluruh bahan baku yang telah halus kemudian diangkut melalui belt conveyor untuk dibawa pada satu belt conveyor feeder (C-106). Dengan menggunakan bucket conveyor (C-107) bahan baku diangkut ke dalam storage bins (TT-105), lalu diangkut melalui screw conveyor (C-108) untuk kemudian ditimbang sesuai komposisi masing-masing bahan baku yang diperlukan dengan menggunakan weigh hopper (L-101). Bahan baku yang sudah sesuai dengan komposisi dimasukkan ke dalam mixer (M-101) untuk diaduk secara merata. Pengadukan campuran bahan baku dalam suatu mixer dilakukan agar campuran menjadi homogen dan mempermudah proses peleburan (melting). Bahan baku yang sudah homogen dilewatkan pada pelletizing machine (PM-101), selanjutnya dialirkan melalui bucket elevator (C-109) menuju fluidized bed preheater (B-102). Di dalam fluidized bed preheater, bahan dipanaskan hingga suhu mencapai 8000C. Panas yang digunakan dalam proses pemanasan ini berasal dari proses pembakaran gas alam pada alur dengan udara bebas pada alur di dalam burner (B-101). Gas hasil pembakaran ini dikirim

melalui alur ke fluidized bed preheater (B-102) sebagai pemanas tahap awal pada suhu 8000C. Pada suhu 8000C tidak ada reaksi antara silika dan karbon. Bahan baku yang telah panas, serta sulfur yang berasal dari gas alam dikirim melalui bucket elevator (C111) menuju tanur listrik (B-103). Pada tanur listrik terjadi reaksi antara karbon dengan silika pada suhu 16000C yang menghasilkan silika karbida. Selama proses, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi membentuk reaksi kimia berikut: SiO2 + 3C SiC + 2CO Dengan konversi 96 %, diperoleh SiC dengan kemurnian 91,45 %, sisa karbon 3,18 %, selebihnya silika dan abu. Setelah tahap reduksi, produk akan diteruskan ke cooler (E-101) untuk diturunkan suhunya. Bongkahan silikon karbida berukuran besar dihaluskan dengan crusher (SR-103) kemudian dicuci dengan pada belt conveyor washer (C-116) untuk membersihkan produk dari abu. Untuk memperhalus produk, SiC digiling di dalam grinder (SR-104). Adapun pengotor-pengotor lainnya dipeisahkan secar fisis dengan menngunakan magnetic separator (FG-101). Produk dikeringkandengan menggunakan rotary dryer (DE-101), sehingga diperoleh produk berupa butiran serbuk silikon karbida yang disimpan ke dalam silo penyimpanan SiC (TT-108). Dari silo penyimpanan serbuk SiC dikemas di packaging machinery (L102), selanjutnya disimpan dalam gudang produk (TT-109) dan siap dipasarkan. Gas karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari reaksi kemudian teroksidasi oleh oksigen dari udara bebas menghasilkan CO2. Gas buang dari fluidized bed preheater yang terdiri dari oksigen (O2), nitrogen (N2), karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O), serta gas buang dari tanur yang terdiri dari gas karbodioksida (CO2) dan sulfur dioksida (SO2) ke unit 200, untuk menghasilkan steam tekanan tinggi yang dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik dan kemudian digunakan pada proses reaksi di tanur listrik. Gas buang pada alur dialirkan ke steam boiler (E-201), dimana gas tersebut menyuplai energi untuk menghasilkan steam tekanan tinggi dengan umpan yang dipompakan dari boiler feed water pada alur 50. Steam pada alur kemudian dialirkan ke turbin (T-201), dimana energi listrik dibangkitkan dan digunakan pada tanur listrik (B-103). Gas buang SO2 pada alur dikirim ke fluidized bed scrubber (R-201), dimana CaO mereduksi SO2 sebelum dibuang ke udara. CaO dialirkan melalui bucket elevator

(C-201). Dengan perbandingan antara kalsium oksida dan sulfur oksida 2,5 : 1. Reaksi yang terjadi antara CaO dengan SO2 membentuk kalsium sulfat., sebagai berikut: SO2 + CaO CaSO3 CaSO3 + O2 CaSO4 Gas buang pada alur yang sudah tidak mengandung sulfur dioksida dibuang secara bebas ke udara. Sedangkan kalsium sulfat yang terbentuk pada alur ke unit pengolahan limbah (WVU project, 2008).

You might also like