Professional Documents
Culture Documents
Berikut ini adalah contoh studi kasus, peserta sertifikasi calon ahli perencana diharapkan dapat mengerjakan sendiri jawaban atas soal dimaksud. Yang diberikan dalam modul ini adalah petunjuk urutan proses perhitungan untuk membantu peserta sertifikasi menyelesaikan jawaban atas soal dimaksud. Soal : Direncanakan suatu oprit jembatan yang terletak pada tikungan gabungan balik. Data-data untuk perhitungan alinyemen horizontal oprit jembatan adalah sebagai berikut : Jembatan terletak pada ruas jalan arteri pada jalan antar kota dengan klasifikasi medan perbukitan. Adapun data-data koordinat titik-titik penting pada sketsa di atas adalah sebagai berikut :
D1 D2
PI1
Jembatan
PI2
Hitunglah kurva data untuk PI1 dan PI2 dan jelaskan apakah ditinjau dari aspek perencanaan geometrik jalan, tikungan gabungan balik yang dicakup oleh garis API1PI2B memenuhi syarat jika diantara PI1 PI2 direncanakan pembuatan jembatan dengan as jembatan berupa garis lurus, panjang jembatan 20 meter dan titik awal jembatan berada pada jarak 85 meter dari titik PI1.
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010 9-1
Jawaban : Petunjuk Urutan Proses Perhitungan a. Tentukan kecepatan rencana Faktor pertama yang harus dijadikan pertimbangan dalam perencanaan alinyemen adalah kecepatan rencana VR. Gunakan Tabel II-6 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 atau Tabel 3-2 (Bab 3) untuk menetapkan VR dengan mempertimbangkan fungsi jalan dan klasifikasi medan dimana jembatan berada. Nilai VR yang diambil akan digunakan dalam perhitungan kurva data di PI1 dan PI2. b. Tentukan Radius Tikungan Kurva data di PI1 dan PI2 diperhitungkan dengan memberikan kemungkinan bentuk kurva data S-C-S, S-S, atau fC. Tipe kurva manapun yang akan dipilih, semua pilihan mengharuskan perencana menentukan terlebih dahulu nilai Radius tikungan R > Rmin. Rmin dihitung dari rumus
Rmin =
fmax diambil dari grafik yang dapat diperoleh dari berbagai referensi antara lain dapat diambil dari AASHTO, A Policy on Geometric Design Standard of Rural Highways 1965 c. d. e. Hitung jarak A-PI1, PI1-PI2 dan PI2-B Hitung D1 dan D2 didasarkan atas data koordinat yang diberikan dalam soal. Hitung kurva data pada PI1: Pilih terlebih dahulu bentuk kurva data, bisa bentuk fC, S-C-S atau S-S. Urutannya adalah bentuk fC dulu jika diperkirakan A-PI1, PI1-PI2 dan PI2-B mempunyai jarak yang cukup panjang. Jika tidak, pilih alternatif berikutnya yaitu S-C-S; jika masih belum memenuhi syarat juga pilih alternatif S-S. Dicoba memilih bentuk kurva S-C-S : 1) Hitung besaran-besaran kurva data. 2) Cek apakah panjang bagian circle Lc > 25 m, jika persyaratan ini dipenuhi maka proses jalan terus dengan perhitungan kurva data pada PI2. Jika persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka dicoba dengan mengganti R mendekati Rmin dengan bentuk kurva tetap S-C-S. Jika penggantian nilai R ini masih juga belum memenuhi syarat maka pilihan bentuk kurva beralih ke S-S, hitung kurva data sesuai dengan bentuk terakhir. 3) Jika kurva data pada PI1 telah selesai dihitung, maka perhitungan dilanjutkan ke PI2. f.
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010
9-2
Hitung panjang bagian yang lurus antara PI1-PI2 dan posisi rencana letak jembatan : Setelah perhitungan kurva data pada PI1 dan PI2 selesai, periksa berapa panjang Ts1 dan Ts2 dari kurva data pada PI1 dan PI2. Panjang bagian yang lurus antara PI1-PI2 = Panjang jarak PI1-PI2 (Ts1 Ts 2) = d. Jika d / 20,00 m berarti tikungan gabungan balik memenuhi persyaratan geometrik, sebaliknya jika d 20,00 m tikungan gabungan balik tidak memenuhi persyaratan geometrik. Jika tikungan gabungan balik telah memenuhi persyaratan geometrik, periksa apakah lokasi jembatan masih terdapat pada bagian lurus dari tikungan gabungan balik. Jika ya maka perhitungan kurva data untuk oprit jembatan dapat dinyatakan sukses. Jika lokasi jembatan tidak sepenuhnya berada pada bagian lurus dari tikungan gabungan balik, maka disarankan agar perhitungan kurva data diulang sehingga diperoleh bagian lurus yang cukup untuk menempatkan jembatan.
-
Jika tetap sulit mendapatkan bagian lurus yang cukup untuk menempatkan jembatan maka desain jembatan yang perlu disesuaikan, misalnya dengan meninjau kembali apakah bentang jembatan dapat dikurangi; demikian seterusnya.
9.2.
Berikut ini diberikan contoh penerapan penggunaan prinsip-prinsip geometrik jalan dengan kurva berbentuk tikungan searah pada perencanaan oprit jembatan :
Soal :
Arah aliran air sungai
D1
D2 A
PI1
Jembatan
PI2
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010
9-3
Direncanakan suatu oprit jembatan yang terletak pada tikungan gabungan searah. Datadata untuk perhitungan alinyemen oprit jembanan adalah sebagai berikut : Jembatan terletak pada ruas jalan arteri pada jalan antar kota dengan klasifikasi medan: perbukitan. Adapun data-data koordinat titik-titik penting pada sketsa di atas adalah sebagai berikut :
Hitunglah kurva data untuk PI1 dan PI2 dan jelaskan apakah ditinjau dari aspek perencanaan geometrik jalan, tikungan gabungan searah yang dicakup oleh garis API1 PI2B memenuhi syarat jika diantara PI1 PI2 direncanakan pembuatan jembatan dengan as jembatan berupa garis lurus, panjang jembatan 20 meter dan titik awal jembatan berada pada jarak 82 meter dari titik PI1. Jawaban Jembatan terletak pada jalan arteri dengan klasifikasi medan daerah perbukitan, maka berdasarkan Tabel II-6 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum tahun 1997 atau Tabel 3-2 (Bab 3), Kecepatan Rencana VR = 60-80 km/jam. Tetapkan VR = 60 km/jam dan gunakan pemilihan kecepatan rencana ini untuk menghitung jari-jari tikungan minimum dengan rumus :
v2 R= 127( f + e)
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010
9-4
Rmin =
emax untuk jalan antar kota = 10% (lihat hal 5-7 dan 5-18 modul ini), sedangkan gesekan melintang f berkisar antara 0,14 0,24 (hal. 5-12). Menurut AASHTO, A Policy on Geometric Design Standard of Rural Highways 1965, untuk VR = 60 km/jam (atau = 37,26 mph) side friction f = 0,152. Ambil fmax = 0,152 (lihat grafik di bawah), maka:
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010
9-5
Rmin =
Untuk perencanaan tikungan pada PI1, dicoba memilih bentuk tikungan S-C-S dengan R circle = 160 m > Rmin. A. Menghitung panjang jarak API1, PI1PI2, PI2B
dA-PI1 =
d PI1-PI2 =
B. Menghitung D1 dan D2
D1 = a 1 + a 2
Arah aliran air sungai
YPI-1
PI1
D2=b-a
a A a
1
PI2
YPI-2
9-6
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010
YA YB
XA
XPI-1
XPI-2
XB
D1
= arc tg
+ arc tg
D2
= b a2 = arc tg
= 24,23o 4,59o = 19,64o. C. Perhitungan Bagian-bagian Tikungan 1. Titik P1 Dipilih bentuk tikungan S-C-S
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010
9-7
Notasi: Xs = Absis titik SC pada garis tangen, yaitu jarak dari titik TS ke proyeksi SC pada garis tangen Ys Ls = Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen = Panjang lengkung peralihan (panjang lengkung dari TS ke SC atau dari SC ke ST Lc Ts TS SC CS ST Es qs R, Rc p k R = 160 m D1 = 28,79o Panjang lengkung peralihan Ls =
v3 (hal 5-5) R.C
= Panjang busur lingkaran dari SC ke CS = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST = Titik yang menunjukkan perubahan dari tangen ke spiral = Titik yang menunjukkan perubahan dari piral ke circle = Titik yang menunjukkan perubahan dari circle ke spiral = Titik yang menunjukkan perubahan dari spiral ke tangen = Jarak dari PI ke busur lingkaran = Sudut lengkung spiral = Jari-jari circle = Pergeseran tangen terhadap spiral = Absis dari p pada garis tangen spiral.
VR = 60 km/jam = 60.000 m/60x60 dt = 16,67 m/dt. R = 160 m C = 0,4 m / dt3. Ls = (16,67)3 / 160 x 0,4 m = 72,38 m. Cek dengan rumus hal 5-14 modul ini, yaitu Ls min = v x t = (v/3,6) x t = ( 60 / 3,60) x 3 m = 50 m. Ambil Ls = 72,0 m > Ls minimum.
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010 9-8
qs =
= (5,40 4 m) = 1,40 m k
Ls 3 723 = Ls - R sin q s = 72 - 160sin12,9o 2 2 40 R 40 x160
= (72 0,36 -35,72) m = 35,92 m. Ts = (R + p) tg D1 + k = (160 + 1,40) tg (28,79o) + 35,92 m = 161,40 tg 14,395o 35,92 m = 41,43 + 35,92 m = 77,35 m. Es = (R + p)sec D1 R = (160 + 1,40) sec 14,395o 160 = (166,63 -160) m = 6,63 m. Lc =
( D - 2q s ) 28, 79 - 25, 60 p .R = p .160m = 8, 34m. 180 180
Ltotal = Ls + Lc + Ls = 72 + 8,34 + 72 = 152,34 m Panjang bagian circle dari perhitungan di atas = 8,34 m < 25 m. Kondisi Lc < 25 m ini terlalu pendek untuk digunakan pada tikungan S-C-S, sehingga bventuk tikungan S-CS harus diganti dengan tikungan berbentuk S-S.
b. Dipilih bentuk tikungan S-S Lc =0
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010
9-9
qs = D ; Ltotal = 2 Ls Ls =
qs = D1 = x 28,79o = 14,395o. p =
= (80,36 0,51 39,78) m = 40,07 m Ts = (R + p). D1 + k = (160 + 1,71)tg14,295 + 40,07 = 41,51 + 40,07 = 81,58 m
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010 9 - 10
Es = (R + p)sec D - R = (160 + 1,71) R= (160 +1,71)sec 14,395 - 160 = 161,71 x (1 / 0,9686) 160 m = 6,95 m. Ltotal = 2 x 80,36 m = 160,72 m.
Superelevasi
R=
Dari panjang / jarak lurus PI1-PI2 = 190,06 m, sepanjang 81,58 m merupakan wilayah tikungan PI1. Yang perlu kita perhitungan berikutnya adalah berapa dari panjang jarak lurus PI1-PI2 = 190,06 m tersebut merupakan wilayah tikungan PI2.
2. Titik PI2 Dipilih bentuk tikungan full Circle (fC) dengan Rc = 520 m > Rmin = 500 m. Tc = Rc.tg D2 = 500 tg.(19,64o) = 500 tg 9,82 = 86,54 m. Ec = Tc tg 1/4D2 = 86,54 tg 4,91 = 86,54 x 0,0859 m = 7,43 m
Lc =
Kesimpulan
Arah aliran air sungai Jembatan dengan panjang = 20 m
190.06 m
PI1 D1 PI2
Titik ST
Ts = 81.58 m Tc = 86,54 m
D2 B
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010
9 - 11
21,94 m Pada sketsa di atas dapat diperhatikan bahwa jarak antara PI1 dan PI2 = 190,06 m, digunakan untuk Ts = 81,58 m dan Tc = 86,54 m. Dengan demikian masih terdapat sisa panjang bagian lurus dari tikungan gabungan searah tersebut = 21,94 m > 20 m, yaitu panjang bagian lurus minimal yang diijinkan pada tikungan gabungan searah. Dari bagian lurus sepanjang 21,94 m tersebut, digunakan untuk penempatan jembatan dengan panjang = 20,0 m, berarti masih ada sisa = 1,94 m. Yang penting sekarang adalah dimana lokasi ujung-ujung jembatan yang direncanakan tersebut, apakah masih berada di dalam bagian lurus ataukah sudah masuk ke dalam wailayah tikungan. Ternyata dari contoh soal yang diberikan, ujung jembatan sebelah kiri berada pada jarak 82,0 m dari titik PI1, artinya berada di sebelah kanan sejauh 82,0 m 81,58 m = 0,42 m dari titik ST. Jadi jembatan sepanjang 20,0 m berada sepenuhnya pada bagian lurus diantara tikungan gabungan searah. Dengan demikian perencanaan alinyemen horizontal oprit jembatan di atas memenuhi persyaratan geometrik, dengan bentuk tikungan pada wilayah PI1 berupa spiral-spiral dan pada wilayah PI2 berupa full circle.
Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat HPJI-Modul Pembekalan/ Pengujian Ahli Perencana Jalan Maret 2010
9 - 12