You are on page 1of 9

FISIKA BANGUNAN

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Sistim Fisik Pada Bangunan Bangunan adalah suatu sistim. Berkat keberadaan sistim tersebut maka bangunan dapat berfungsi dengan baik dalam rangka melayani kebutuhan penaungan bagi pemakainya. Sistim pada bangunan termasuk dalam kategori sistim kompleks, karena terdapat banyak sub-sub sistim turunannya, dan terdapat saling interaksi diantara sub sistim. Adapun pengertian sistim adalah : Kumpulan dari komponen-komponen atau elemen-elemen yang terkait satu sama lain dan membentuk suatu konfigurasi logis sesuai dengan tujuan pembentukan sistim tersbut. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi masing-masing dan berhak mendapatkan input serta menghasilkan output sendiri-sendiri. Output dari suatu komponen dapat menjadi input pada komponen lainnya, dan seterusnya Dari wujud praktisnya sistim itu dapat digolongkan menjadi dua: sistim sederhana dan sistim kompleks. Contoh sistim sederhana adalah sistim pembukapenutup kran air. Contoh sistim kompleks adalah tubuh manusia, bangunan, dll. Secara historis, pada jaman romawi (sekitar masa Kaisar Augustus) pemahaman sistemik pada bangunan telah diperkenalkan oleh Vitruvius dalam bukunya yang terkenal The Ten Books On Architecture. Oleh Vitruvius dijelaskan antara lain bahwa pada rancangan bangunan arsitektur harus dipertimbangkan komponen-komponen fisik struktual (berupa pondasi, tiang-tiang dan balok-balok), komponen-komponen fungsi klimatik (berupa elemen-elemen bangunan yang berfungsi untuk penghangatan ruang, elemen bangunan yang berfungsi untuk menghadapi kelembaban, hujan, dll) dan komponen ruang (sistim struktur hubungan antar ruang, dll). Berangkat dari pengertian dasar sebagaimana yang dikembangkan oleh Vitruvius tersebut, maka pada hakekatnya pembahasan mengenai sistim fisik bangunan dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian yaitu : Sistim Morfologi bangunan : menyangkut sistim bentuk bangunan Sistim Anatomi bangunan : menyangkut sistim utilitas bangunan Sistim Ruang bangunan : menyangkut sistim hubungan antar ruang dan lingkungan didalam ruang

PENDAHULUAN

Sistim Struktur bangunan : menyangkut keterkaitan fungsional diantara elemen bangunan Sistim Lingkungan sekitar bangunan : menyangkut hubungan timbal balik antara bangunan dan lingkungan fisik sekitarnya 1.2. Morfologi Bangunan Secara umum pegertian morfologi bangunan adalah bentuk dasar bangunan yang terlihat secara kasat mata (terlihat dari luar). Dalam pandangan teori arsitektur ,bentuk dasar murni 3 dimensional meliputi bentuk-bentuk : balok, kubus, piramid, kerucut, kubah. Pada umumnya setiap bentuk bangun arsitektur berangkat dari ide bentuk dasar murni tersebut. Kemudian dalam penerapannya, setelah mendapatkan pengkayaan mengenai beberapa aspek desain seperti estetika, struktur, utilitas, biaya, dll, maka bentuk akhir dapat merupakan suatu kombinasi diantara bentuk-bentuk dasar murni tersebut. Kita lihat misalnya suatu morfologi rumah tinggal satu lantai, terdiri dari kombinasi antara bangun dasar balok (ruang-ruang huniannya) dan bangun piramid (yang membentuk ruang atap). Morfologi bangunan masjid dapat terdiri dari bangun setengah bola (kubah / atap) dan bentuk kubus (ruang sholat) Adapun keterkaitan Fisika Bangunan dan morfologi bentuk, diantaranya dapat diterangkan sebagai berikut : Dalam menghadapi lingkungan geologi wilayah beresiko tinggi terhadap gempa bumi, maka bentuk dasar massa bangunan secara fisik harus menunjukkkan adanya kesan seimbang dan kokoh. Dalam hal tersebut maka pengetahuan mekanika terapan pada bangunan (mekanika bangunan) harus dikuasai oleh para perencana dalam menentukan ide dasar morfologi bangunan. Setiap massa bangunan berlantai banyak (bangunan tinggi) harus menghadapi tekanan atau beban angin yang semakin tinggi semakin besar. Untuk menghindari beban angin tersebut, secara fisik, bentuk dasar massa bangunan dapat dibuat silinder tegak sehingga tidak terdapat suatu bagian sisi massa yang secara frontal harus menghadapi beban angin sangat besar. Perilaku angin dan bentuk massa bangunan dipelajari dalam konteks mekanika bangunan. Rancangan bangunan didaerah beriklim tropis lembab selalu diarahkan untuk menghindari beban panas yang terlalu besar akibat penetrasi radiasi sinar matahari pada bagian sisi bangunan. Oleh karena itu, para perancang bangunan harus menentukan bentuk dasar dengan mempersempit luasan bidang yang secara frontal akan menerima penetrasi sinar radiasi matahari dalam jumlah yang besar. Hubungan antara morfologi dan radiasi sinar matahari dapat dipelajari dalam konteks hubungan antara iklim dan arsitektur, atau dikenal dengan istilah arsitektur klimatis / arsitektur bio-klimatis. Dan lain-lain.

FISIKA BANGUNAN

1.3. Anatomi Bangunan Pengertian anatomi secara umum berarti menyangkut isi dan sistim jaringan dari suatu benda. Anatomi tubuh manusia berarti menyangkut jaringan pembuluh darah, jaringan saraf, jantung, hati, paru-paru, dll. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jauh tentang anatomi suatu benda, maka benda tersebut harus dibedah guna mendapatkan informasi lebih mendetail mengenai keberadaan jaringan-jaringan yang ada serta elemen-elemen fungsional lainnya. Dalam hal anatomi bangunan, maka orientasi pemahamannya mengarah pada jaringan dan elemen-elemen utilitasnya seperti : lapisan-lapisan dinding, jaringan perpipaan, jaringan saluran listrik, jaringan pembuangan sampah, jalur lift, jalur tangga, penataan lampu, perletakan AC, dll. Hubungan antara anatomi bangunan dan Fisika Bangunan adalah mengenai penerapan hukum-hukum dasar fisika agar elemen-elemen dan jaringan-jaringan anatomisnya dapat berfungsi dengan baik sehingga tujuan bangunan untuk kenyamanan dan keselamatan hunian dapat tercapai. Hukum dasar fisika yang berkaitan dengan anatomi bangunan adalah mengenai : fisika cahaya, fisika bunyi, elektrostatika, mekanika fluida, mekanika bahan, perpindahan panas. 1.4. Struktur Bangunan Bangunan dapat berdiri dengan tegak, kokoh, stabil karena didukung oleh adanya sistim struktur yang memadai. Dalam pandangan fisika bangunan, fungsi sistim struktur adalah untuk mengatur pengaliran gaya-gaya aksi-reaksi agar tetap terjadi keseimbangan mekanik. Pada sistim fisik bangunan, sistim strukturnya tersusun atas tiga kelompok, yaitu sistim struktur bagian atap, sistim struktur tubuh bangunan dan sistim struktur pondasi. Jadi struktur bangunan dikatakan sebagai sistim, karena didalamnya terkandung elemen-elemen konstruksi yang saling terkait satu sama lain serta membentuk satu kesatuan bangun struktural. Dalam hubungannya dengan hukum-hukum dasar fisika, maka untuk mencapai efektifitas dan efisiensi sistim struktur suatu bangunan dapat didekati dengan pemahaman-pemahaman dasar mengenai fisika-mekanika.

1.5. Ruang Bangunan


Pada sistim ruang bangunan berarti terdapat hubungan keterkaitan diantara ruang-ruang yang ada. Tentang ruang dalam konteks teori arsitektur, dikenal istilahistilah ruang luar, ruang dalam, ruang privat, ruang publik, ruang terbuka, ruang tertutup. Secara sistemik, terdapat hubungan fungsional atau korelasional antara ruang-ruang tersebut. Misalnya hubungan antara ruang teras dan ruang tamu, hubungan antara kamar (ruang privat) dan ruang makan (semi publik), dll. Namun dalam lingkup fisika bangunan, pemahaman ruang dikembangkan menjadi, misalnya : ruang panas, ruang dingin, ruang bising, ruang terang, 3

PENDAHULUAN

dll. Istilah ruang tersebut dikaitkan dengan fungsi fisikalis pada lingkungan (ambang) didalam ruang. Dengan demikian maka hukum-hukum dasar fisika yang berhubungan dengan sistim ruang diantaranya adalah mengenai: perpindahan panas, fisika bunyi, fisika cahaya dan aerodinamika.
Tabel 1.1. Lingkup Kajian Fisika Bangunan Lingkup Fisika Fisika Mekanika Fisika Bumi dan Iklim Fisika Panas Lingkup Kajian Fisika Bangunan Vektor distribusi pembebanan, Statika Bangunan, Kesetimbangan Masa Peredaran dan Radiasi Matahari Pergerakan angin Faktor gempa Perpindahan panas (konduksi, konvektif dan radiasi) pada bangunan Kenyamanan termis Aerodinamika bangunan, Pergerakan angin didalam dan sekitar bangunan, Tekanan angin, Ventilasi Kebisingan, Akustika Kontribusi pada terapan desain bangunan Sistim struktur dan bentuk masa Orientasi masa bangunan, bentuk masa, tata ruang dalam. Desain selubung bangunan (atap, dinding, lantai, pintu, jendela) Desain bukaan ventilasi, desain selubung bangunan Desain tata letak masa, desain selubung bangunan, desain dinding dan plafond, desain tata letak pengeras suara Desain bukaan jendela, Desain tata letak lampu Desain penangkal petir

Mekanika Fluida

Fisika bunyi

Fisika Cahaya Fisika Elektrosatika

Pencahayaan alami siang hari, Penerangan buatan (lampu) Muatan listrik dari petir

1.6. Lingkungan sekitar bangunan Pengertian lingkungan sekitar bangunan adalah jelas mengenai segala aspek fisikalis disekitar bangunan, seperti mengenai iklim (angin, suhu, matahari, curah hujan, petir), keadaan tanah (kemiringan, geologi), keadaan vegetasi (kerapatan tanaman) serta lingkungan fisik buatan manusia lainnya (bangunan disekitarnya). Dalam teori perencanaan arsitektur, sistim lingkungan sekitar bangunan lazim dikenal sebagai lingkungan eksternal . Lingkungan ekstrernal ini berpengaruh pada keputusan perancangan fisik bangunan menyangkut bentuk dasarnya, konfigurasi selubungnya bahkan pada sistim penataan ruangnya. Sebaliknya bentuk fisik bangunan juga dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pada lingkungan eksternalnya. Dengan memahami konteks hubungan timbal balik antara bangunan dan lingkungan fisik sekitarnya maka hukum-hukum dasar fisika yang berkaitan 4

FISIKA BANGUNAN

adalah mengenai : perpindahan panas, aerodinamika, fisika bunyi, fisika cahaya, elektrostatika dan mekanika bangunan.

Distribusi gaya

time-lag

Panas konduksi

Panas lampu

Udara AC Panas radiasi infiltrasi Panas konduksi infiltrasi Panas konduksi Panas manusia Panas konduksi

Gambar.1.1 Ilustrasi Lingkup Fisika Bangunan

PENDAHULUAN

Gambar.1.2.

FISIKA BANGUNAN

Morfologi bentuk dasar (lengkungan/bola, kubus/balok) sebagai bagian dari ide desain arsitektur bangunan.

Gambar.1.3.

PENDAHULUAN

Dengan menerapkan teknik presentasi arsitektural, kita dapat mengetahui sistim anatomi pada suatu Bangunan.

FISIKA BANGUNAN

Gambar. 1.4. Gambar potongan pesrpektif orthogonal dari gedung Panasonic Building di Jepang yang dirancang oleh Nikken Sekkei. Melalui prsentasi seperti ini, dapat ditelusuri sistim anatomi, utilitas dan sistim strukturnya.

You might also like