You are on page 1of 19

Thalles & Aristhoteles

THALES Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM.Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang pertama'. Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos. Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy).

A. Riwayat Hidup
Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletus yang merupakan tanah perantauan orangorang Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari kegiatan berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani pertama lahir di tempat ini. Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.

Di dalam bidang politik, Thales pernah menjadi penasihat militer dan teknik dari Raja Krosus di Lydia. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasihat politik bagi dua belas kota Babilonia. A. Thales dan Filsafat Yunani

Thales merupakan seorang pemikir yunani terkemuka yang diakui sebagai bapak filsafat dan bapak penalaran deduktif, ilmuan yang pertama di dunia dan ahli matematika Yunani yang pertama, serta salah seorang dari tujuh orang arif Yunani. Philosophia merupakan suatu kata padanan dari episteme(pengetahuan rasional). Menurut Aristoteles dalam konsepnya, episteme adalah An organized body of rational knowledge with its proper object.(suatu kumpulan yang teratur dari ilmu pengetahuan rasional dengan objeknya sendiri yang tepat). Thales menurut bangsa Yunani adalah seven wise men of Greece.Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan struktur komposisi alam semesta. Menurutnya semua berasal dari air sebagai materi dasar kosmis. Sebagai ilmuan ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Ia juga berusaha mengembangkan astronomi dan matematika, antaralain dengan mengemukakan pendapat bahwa bulan bersinar karena memantulkan sinar matahari, menghitung terjadinya gerhana matahari dan membuktikan dalil-dalil geometri. Dengan demikian ia merupakan ahli matematika Yunani yang pertama, dan oleh The Liang Gie dinyatakan sebagai the father of deductive reasoning. Tentang geometri menurut pendapat Plato, geometri sebagai pengetahuan rasional berdasarkan akal murni menjadi kunci kea rah pengetahuan dan kebenaran filsafat serta bagi pemahaman mengenai sifat dasar dari kenyataan terakhir(the nature of the ultimate reality). Geometri merupakan suatu ilmu yang dengan akal murni membuktikan proposisi-proposisi abstrak mengenai hal-hal yang abstrak seperti garis lurus sempurna, lingkaran sempurna, atau segitiga sempurna. Begitu penting ilmu itu bagi filsafat(sehingga konon pintu gerbang akademi plato,tertulis kalimat,Janganlah orang masuk kesini jika ia tidak mengetahui geometri.)

Empat bidang ilmu pengetahuan yang berkembang sejak zaman Yunani kuno yaitu filsafat, ilmu, matematika, dan logika. Tiga diantaranya selain logika dirintis oleh Thales. Berikut penjelasan mengenai empat bidang tersebut.

1. Filsafat

Filsafat dimulai oleh Thales sebagai filsafat jagat raya yang selanjutnya berkembang ke arah kosmologi. Filsafat ini kemudias menjurus kepada filsafat spekulatif pada Plato dan metafisika pada Aristoteles. Setelah beralih ke zaman Romawi kuno, para pemikir mencari keselarasan antara manusia dengan alam semesta. Keselarasan itu dapat tercapai bilamana manusia hidup sesuai dengan alam dalam arti mengikuti petunjuk akal(sebagai asas tertinggi sifat manusiawi) dan mengikuti hokum alam dari Logos(sebagai akal alam semesta). Filsuf Rowawi Marcus Tullius Cicero secara sangat singkat memberikan definisi filsafat sebagai Ars Vitae atau The art of life(pengetahuan tentang hidup). Konsepsi filsafat ini kemudian dianut luas oleh orang-orang terpelajar pada zaman Renaisssance di Eropa. Dalam abad tengah filsafat dianggap sebagai the supreme art (pengetahuan ayng tertinggi). Namun kedudukan dan peranannya adalah pelayan dari Teologi. Kebenaran yang diterima oleh kepercayaan melalui wahyu dan tidak dapat ditentang oleh kebenaran filsafati yang dicapai dengan akal manusia. Filsafat merupakan sarana untuk menetapkan kebenarankebenaran tentang Tuhan yang dapat dicapai oleh akal manusia itu. Dalam abad selanjutnya filsafat berkembang melalui dua jalur. Jalur yang pertama adalah filsafat alam(natural philosophy) yang mempelajari benda dan peristiwa alamiah. Untuk membedakan secara tegas dengan filsafat alam itu, maka bidang ilmu pengetahuan kedua adalah menyangkut tujuan dan kewajiban manusia seperti etika, politik, dan psikologi disebut filsafat moral (moral philosophy). Sebutan itu kemudian dirasakan terlampau sempit dan diperluas dengan menggunakan filsafat mental dan moral (mental dan moral philosophy).

2. Ilmu

Pada zaman Yunani kuno, episteme atau pengetahuan rasional mencakup filsafat atau ilmu. Tidak terdapat masalah besar atau kebutuhan penting utnuk membedakan secara tegas kedua jenis pengetahuan itu. Thales sebagai seorang filsuf juga mempelajari astronomi dan topic-topik pengetahuan yang termasuk fisika. Fisika adalah pengetahuan teoritis yang mempelajari alam. Pengetahuan ini kemudian lebih banyak disebut filsafat alam. Tetapi pada zaman Renaissance sejak abad XIV sampai abad XVI terjadi perkembangan baru. Tokoh-tokoh pembaharu seperti Galileo Galilei, Francis Bacon, dan pada abad berikutnya Rene Descartes, dan Issac Newton memperkenalkan metode matematik dan metode eksperimental untuk mempelajari alam. Dengan demikian filsafat alam memperoleh arti khusus sebagai the systematic study of nature through the use of the method introduced by the great reformers of the Renaissance and the early seventeenth century (penelaahan yang sistematis terhadap alam melalui pemakaian metode-metode yang diperkenalkan oleh para pembaharu dari Renaissance dan awal abad XVII. Jadi sejak abad XVII filasafat alam sesungguhnya bukanlah pengetahuan filsafat, melainkan pengetahuan yang kini dikenal sebagai ilmu alam. Perkembangan ilmu itu mencapai puncak kejayaan pada zaman Newton. Ilmuan inggris ini antaralain merumuskan teori gaya berat dan kaidah matematika dalam karya tulis yang diberi judul Philosophiae Naturalis Principia of Mathematica (asas-asas Matematik dan filsafat alam), terbit tahun 1687. Dalam perkembangan selanjutnya pada abad XVIII Philosophiae Naturalis memisahkan diri dari filsafat dan para ahli menyebutnya kembali dengan nama Fisika.

3. Matematika

Bidang pengetahuan yang ketiga setelah filsafat dan ilmu yang berkembang sejak zaman Yunani kuno adalah Matematika. Oleh karena tergolong rumpun pengetahuan teoritis

yang sama, sudah barang tentu matematika mempunyai hubungan yang cukup erat dengan kedua bidang pengetahuan yang terdahulu itu. Matematika sejak semula menjadi pendorong bagi perkembangan filsafat. J.B. Burnet misalnya menyatakan perkembangan filsafat Yunani bergantung pada kemajuan ilmiah khususnya matematika lebih dari sesuatu hal lainnya. Sedang Stephen Barker mengemukakan bahwa pada zaman kuno matematika menyajikan bahan makanan yang berlimpah-limpah berupa persoalan-persoalan bagi pemikiran filsafat dan pada masa akhir-akhir ini bahkan lebih banyak lagi.

Seorang ahli astronomi terkenal yang berbicara kaitan matematika dengan filsafat dalah Galileo. Ucapannya yang banyak dikutip orang berbunyi demikian: Philosophy is written in this grand book, the universe, which stands continually open co our gaze. But the book cannot be understood unless one first learns to comprehend the language and read the letters in which it iscomposed. It is written in the language of mathematics.. (Filsafat ditulis dalam buku besar ini, jagat raya, yang terus-menerus terbentang terbuka bagi pengamatan kita. Tetapi, buku itu tidak dapat dimengerti jika seseorang tidak terlebih dahulu belajar memahami bahasa dan huruf-huruf yang dipakai untuk menyusunnya. Buku itu ditulis dalam bahasa matematika.

4. Logika

Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan dan tatacara penalaran yang betul(correct reasoning). Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui. Pernyataan yang telah diketahui itu disebut pangkalpikir (premise), sedangkan pernyataan baru yang disimpulkan dinamakan kesimpulan(conclusion).

Walaupun tidak disebutkan dalam pengetahuan rasional yang termasuk episteme, logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional. Menurut Aristoteles yang memelopori pengetahuan jenis keempat ini, logika(waktu itu masih disebutnya Analytika) merupakan suatu alat ilmu(instrument of science) di luar episteme yang justru diperlukan untuk mempelajari kumpulan pengetahuan rasional itu.

A. Pemikiran Thales

1. Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu


Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang. Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.

2. Pandangan tentang Jiwa


Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi. Jiwa tidak

Teori tentang materi yang

berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan

3. Teorema Thales

Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema Thales berisi sebagai berikut:

Jika AC adalah sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku

Teorema Thales :

1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya. 2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar. 3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling 4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku. 5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang

berlawanan akan sama.


bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.

4. Pandangan Politik
Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang Babilonia yang sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM. Thales menyarankan orang-orang Babilonia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh Babilonia. Di dalam sistem tersebut, kota-kota lain di Babilonia dapat dianggap seperti distrik dari

keseluruhan sistem pemerintahan Babilonia. Dengan demikian, Babilonia telah menjadi sebuah polis yang bersatu dan tersentralisasi. 5. Filsafat Alam Filsafat alam (dari bahasa Latin philosophia naturalis) adalah istilah yang melekat pada pengkajian alam dan semesta fisika yang pernah dominan sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan modern. Filsafat alam dipandang sebagai pendahulu ilmu alam semisal fisika. Bentuk-bentuk ilmu pengetahuan bersejarahnya berkembang di luar filsafat, atau lebih khususnya filsafat alam. Di universitas-universitas yang lebih tua, Kursi-Kursi Filsafat Alam yang sudah mapan kini sebagian besar dikuasai oleh para guru besar fisika. Catatan modern ilmu pengetahuan dan ilmuwan merujuk pada abad ke-19 (Webster's Ninth New Collegiate Dictionary menuliskan bahwa asal mula kata "ilmuwan" adalah dari tahun 1834). Sebelumnya, kata "ilmu pengetahuan" sekadar berarti pengetahuan dan gelar ilmuwan belumlah wujud. Karya ilmiah Isaac Newton dari tahun 1687 dikenal sebagai Philosophi Naturalis Principia Mathematica.

B. Minat Utama 1.Etika Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy). Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. . Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika). 2. Metafisika Metafisika (Bahasa Yunani: (meta) = "setelah atau di balik", (phsika) = "hal-hal di alam") adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta? Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan. Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang di luar dunia fisik". "Toko buku metafisika", sebagai contoh, bukanlah menjual buku mengenai ontologi, melainkan lebih kepada buku-buku mengenai ilmu gaib, pengobatan alternatif, dan hal-hal sejenisnya. Beberapa Tafsiran Metafisika Dalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme.

Selain paham di atas, ada juga paham yang disebut paham naturalisme. paham ini amat bertentangan dengan paham supernaturalisme. Paham naturalisme menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dapat diketahui. Orangorang yang menganut paham naturalisme ini beranggapan seperti itu karena standar kebenaran yang mereka gunakan hanyalah logika akal semata, sehingga mereka mereka menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib itu. Dari paham naturalisme ini juga muncul paham materialisme yang menganggap bahwa alam semesta dan manusia berasal dari materi. Salah satu pencetusnya ialah Democritus (460-370 S.M). Adapun bagi mereka yang mencoba mempelajari mengenai makhluk hidup. Timbul dua tafsiran yang masing saling bertentangan yakni paham mekanistik dan paham vitalistik. Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan gejala kimia-fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substansif dengan hanya sekedar gejala kimia-fisika semata. Berbeda halnya dengan telaah mengenai akal dan pikiran, dalam hal ini ada dua tafsiran yang juga saling berbeda satu sama lain. Yakni paham monoistik dan dualistik. sudah merupakan aksioma bahwa proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat (objek) yang ditelaahnya. Dari sini aliran monoistik mempunyai pendapat yang tidak membedakan antara pikiran dan zat, keduanya (pikiran dan zat) hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama. Pendapat ini ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistik. Dalam metafisika, penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran) yang bagi mereka berbeda secara substansif. Aliran ini berpendapat bahwa yang ditangkap oleh pikiran adalah bersifat mental. Maka yang bersifat nyata adalah pikiran, sebab dengan berpikirlah maka sesuatu itu lantas ada. 3. Matematika Cikal-bakal matematika Yunani tidaklah mudah untuk didokumenkan. . Peradaban luhur terdini di Yunani dan Eropa adalah Peradaban Minoa dan yang lebih terkemudian adalah peradaban Yunani Mikene, kedua-duanya berkembang pada alaf ke-2 SM. Pada saat peradaban ini mencapai metode penulisan dan rekayasa tingkat tinggi, termasuk istana

bertingkat empat dengan sistem pengairan dan kuburan sarang lebah, mereka tidak meninggalkan dokumen-dokumen matematika. Meskipun tidak ada bukti langsung, umumnya dipikirkan bahwa peradaban tetangga, yaitu Babilonia dan Mesir Kuno memiliki pengaruh pada tradisi Yunani yang lebih terkemudian.. Antara 800 SM dan 600 SM, matematika Yunani pada umumnya berada di belakang kesusasteraan Yunani, dan hanya sedikit yang diketahui tentang matematika Yunani dari periode iniyang hampir semuanya sudah pernah sampai melalui penulis sebelumnya, sejak pertengahan abad ke-4 SM.. 4. Astronomi Kata astronomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata astron (, "bintang") yang kemudian diberi akhiran -nomi dari nomos (, "hukum" atau "budaya"). Maka secara harafiah ia bermakna "hukum/budaya bintang-bintang". Sejarah.Pada awalnya, astronomi hanya melibatkan pengamatan beserta prediksi atas gerak-gerik benda-benda langit yang terlihat dengan mata telanjang. Pada beberapa situs seperti Stonehenge, peradaban-peradaban awal juga menyusun artifak-artifak yang diduga memiliki kegunaan astronomis. Observatorium-observatorium purba ini jamaknya bertujuan seremonial, namun dapat juga dimanfaatkan untuk menentukan musim, cuaca, dan iklim sesuatu yang wajib diketahui apabila ingin bercocok tanam atau memahami panjang tahun.. C. Renaissance Sesudah mengalami zaman kelam (juga dikenal sebagai pertengahan) selama 600 tahun, mulai zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir pada pertengahan abad ke-14, Eropa telah melalui zaman kebangkitan keintelektualan atau dikenal juga dengan Renaisance. Pada masa ini ada suatu gairah baru, suatu pencerahan ke pada semua aspek budaya pemikiran telah terjadi. Renaisance sebenarnya berasal dari bahasa Perancis yang berarti pemulihan atau menghidupkan kembali aspek kebudayaan dengan memberi penekanan terhadap pemulihan budaya meliputi aspek ilmu pengetahuan seperti sains, sastra dan seni klasik yang pernah menjulang Eropa sebagai pusat peradaban dunia.

Zaman ini berlangsung dari pertengahan abad ke 14 sampai pertengahan abad ke 17 dan pertama kali diperkenalkan di Italia. Gerakan ini terjadi karena kekalahan tentara kristen dalam perang salib dan kejatuhan Kota Konstantinopel (Istanbul). Kekalahan tersebut menyebabkan para pemikir dan para ilmuan beredar dari Kota tersebut menuju Italia. Mereka menyadari telah tiba waktu untuk berubah dan memikirkan strategi untuk menguasai teknologi, sebelum itu mereka harus melepaskan diri dari pengaruh zaman pertengahan (kegelapan) dengan kembali ke zaman klasik yang sebelumnya dilarang karena dianggap melanggar misi ketuhanan. Gerakan ini dimulai di Italia kemudian telah menyebar ke seluruh Eropa melalui perkembangan intelektual dan pemikiran manusia. Zaman ini juga dikenal sebagai kebangkitan atau kelahiran kembali dan rehabilitasi budaya masyarakat Eropa. Hasil dari Renaisance telah membuka jalan kepada kelahiran berbagai aliran baru Eropa sampai abad ke 18. Pada saat ini kewibawaan institusi gereja dipertanyakan dan imejnya sangat merosot karena pertentangan pendapat dengan para teolog, diantaranya pandangan dari Copernicus dan Galileo. Mereka memiliki pendapat yang bertentangan dengan pendapat yang dipegang oleh gereja Katolik tentang sistem peredaran Matahari dan bumi. Pandangan ini menyebabkan masyarakat Eropa melihat ada cacat pada institusi gereja dan harus pernafsiran kembali atau reform. Semua perkembangan dalam filsafat dan ilmu pengetahuan ini memiliki efek yang sangat besar pada iman orang Kristen. Para teologi agama pada masa itu sangat terpengaruh dengan filsafat dan ilmu pengetahuan. Ia menyebabkan ada efek positif dan negatif dikalangan orang kristen. Efek positif menurut orang-orang Protestan adalah terjadinya gerakan Reformasi. Namun yang negatifnya pada saat itu juga orang Katolik yang berbasis di Roma mengutuk gerakan reformasi ini. Gerakan Reformasi yang paling besar adalah dari Martin Luther (1483-1546). Reformasi berasal dari kata reform yang berarti melaksanakan perubahan atau pembaharuan terhadap sesuatu untuk hasilkan sesuatu yang lebih baik atau membentuk sesuatu yang baru. Reformasi Luther ketika itu menyebabkab adanya gereja-gereja reformasi atau dikenal dengan gereja Protestan, dan ia telah mulai didirikan di Jerman berikutnya diseluruh dunia. Tetapi yang pasti munculnya aliran Protestan telah menjadi titik awal toleransi dan pluralisme yang pada awalnya sulit diterima oleh aliran Katolik. Munculnya gerakan reformasi ini karena adanya perbedaan antara ajaran atau teologi dan praktek gereja dengan ajaran kitab. Peristiwa reformasi ini asalnya digerakkan oleh adanya penjualan surat penghapusan dosa di Jerman oleh Johann Tetzel. Sebenarnya tujuan

penjualan surat-surat penghapusan itu adalah untuk mengumpulkan dana untuk pembangunan gereja Santo Petrus di Roma, tetapi tujuan itu dikaburi dengan "bahasa rohani" yang berisi janji palsu seakan-akan dengan membeli surat itu penganut roman Khatholik akan lebih aman. Lanjutan itu ada Keberanian Martin Luther membawa arus baru dalam pemikiran dan penentangan terhadap pemahaman tradisonalisme gereja Katolik sehingga menyebabkan Prostestan berkembang pesat setelah itu. Kebangkitan Luther dan Protestan dianggap sinar baru bagi masyarakat Eropa. Pencerahan di Eropa yang sejalan dengan reformasi digereja telah menyebabkan Eropa bangkit dari kesuraman, sehingga ia menjadi kelahiran kembali Eropa. Pada saat itu segala bidang cabang ilmu telah bekembang dengan pesat di Eropa. Berkembangnya keilmuan dan pemikiran masyarakat pada masa itu telah menyebabkan gereja terlihat bodoh di kalangan masyarakat. Kebenaran sesuatu harus dibuktikan dengan ilmu sains dan itulah yang menjadi sandaran masyarakat. Bahkan golongan teologi dipandang sinis oleh para pemikir karena menganggap mereka ketinggalan zaman dan tidak progresif. Pengaruh Pencerahan keberhasilan pencerahan di Eropa telah menyebabkan Thales menular keseluruh penjuru dunia termasuk ke Amerika Serikat, bahkan dalam dunia islam pun juga terasa tempiasnya sehingga ke hari ini, ketika banyak diskusi diadakan untuk mengajak umat islam agar berpikiran lebih terbuka dan menilai kembali strategi dalam mewujudkan pemerintahan dan sistem sosial masyarakat. Perubahan-perubahan besar yang lebih baru. Hal ini terlihat jelas terutama dalam revolusi Amerika , revolusi industri , dan revolusi Perancis . Permulaaan yang dimulai oleh ketiga revolusi ini menyebabkan pengaruhnya berkembang di seluruh dunia. di abad pencerahan , telah menyebabkan ia berkembang secara revolusioner sepanjang abad ke-18. Dengan cepat sistem struktur masyarakat lama digantikan dengan struktur Para ilmuwan bangsawan tergugat, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat . Perubahan yang terjadi akibat terjadinya revolusi benar-benar telah merubah pemikiran. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun dianggap telah ketinggaan. Bangsawan dan kelompok gereja / agama yang dulunya memiliki harta dan kekuasaan, disamaratakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang dulu berkuasa penuh, kini hanya memimpin berdasarkan hukum yang di tetapkan. Pada masa itu juga banyak pemerintah-pemerintah besar di Eropa telah jatuh dan terpecah.

ARISTOTLES Aristoteles (bahasa Yunani: A Aristotls), (384 SM 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung.[1] Ia menulis tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat. Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.

Pemikiran Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling

penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni. Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisis kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam. Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking). Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Misalkan ada dua pernyataan (premis):

Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor). Sokrates adalah manusia (premis minor) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati

Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki. Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika

(misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi. Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike.] Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar.] Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan..aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekodrekod atau bukti-bukti yang konkrit. Pengaruh Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru. Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante Alighieri

Aristotelianisme. Aristoteles (384-322SM), murid Plato di Athena dan kelak memimpin sekolahnya sendiri di sana, menjelaskan alam sebagai sebuah organik lengkap yang seluruhnya dikendalikan oleh gaya dan tujuan. Menolak atomisme dan khususnya gagasan ruang kosong, dia menganggap bahwa semua materi adalah tersusun dari empat unsur, yaitu tanah, air, udara, dan api, yang bercampur dalam berbagai proporsi. Perubahan terjadi bila suatu sifat yang secara potensial hadir dalam suatu substans menjadi benar-benar hadir. Misalnya sebuah batu di puncak tembok akan memiliki potensial jatuh kebawah atau menjadi bagian sebuah bangunan. Aristoteles mempostulatkan suatu unsur kelima, ether, di langit. Ether tidak mengalami karakteristik perubahan dari empat unsur-unsur bumi atau terestrial. Jadi benda-benda langit, yang tersusun dari ether, hanya dapat menampilkan gerak melingkar eternal. Filsafat Aristoteles pada mulanya menuntut suatu pendekatan konkrit terhadap sains. Bertentangan dengan para atomis dan platonis yang biasanya beranjak dengan mempostulatkan atom-atom yang tak terlihat atau bentuk-bentuk matematis dan mendeduksikan bagaimana dunia harus berperilaku, maka Aristoteles mencoba memulai dengan fakta-fakta yang teramati. Dia mengemukakan ke depan prinsip-prinsip fisika yang diterima selama berabad-abad, dan dia menghadirkan suatu pandangan tentang alam yang berkunci pada konsep organik lengkap. Pemantapan Fisika Mekanika. Rekaman pertama teori dinamika adalah dikemukakan oleh Aritoteles. Dia membangun bidang dinamika, cabang mekanika yang berurusan dengan hubungan timbal balik antara gerak dan gaya. Aristoteles membedakan dua jenis gerak alamiah dan paksa (violent). Tiap unsur memiliki "tempat alamiah" di alam semesta bumi di pusatnya dan dikelilingi oleh air, kemudian udara dan kemudian api. Dengan cara serupa, tiap unsur memiliki suatu gerak alamiah untuk bergerak kearah tempat alamiahnya jika ia tidak ada di sana. Umumnya, bumi dan air memiliki sifat berat, yaitu cenderung bergerak ke bawah, sementara udara dan api memiliki sifat levitasi, yaitu cenderung bergerak ke atas. Gerak alamiah ether adalah melingkar, dan ether selalu dalam tempat alamiahnya. Gerak paksa disebabkan oleh gaya luar

yang dikenakan dan boleh ke sembarang arah. Gerak tersebut akan berhenti segera setelah gaya dihilangkan. Menurut fisika Aristotelian kecepatan v sebuah benda bertambah dengan

bertambahnya gaya F yang bekerja padanya dan berkurang ketika resistansi R terhadap geraknya bertambah. Dalam bentuk persamaan modern, pernyataan ini adalah v = kF/R, di mana k adalah konstanta. Salah satu cacat hukum dinamika Aristoteles adalah bahwa kecepatan sebuah benda akan menjadi tak hingga jika tak ada resistansi terhadap geraknya. Adalah sukar sekali bagi para Aristotelian untuk membayangkan gerak tanpa resistansi. Memang, kenyataan bahwa gerak seperti itu akan menjadi cepat secara tak terhingga adalah dilihat sebagai suatu alasan mengapa tak ada satupun seperti ruang kosong. Teori Aristoteles bahwa gerak paksa membutuhkan suatu gaya yang bekerja secara kontinyu tampak disangkal dengan memandang gerak proyektil. Sebuah anak panah ditembakkan dari sebuah busur akan tetap bergerak untuk beberapa jarak meskipun jelas-jelas tidak selamanya didorong. Aristoteles menyatakan bahwa busur entah bagaimana memberi suatu "daya gerak" kepada udara, yang kemudian mempertahankan anak panah tetap bergerak. Penjelasan ini sangat tidak meyakinkan, dan masalah gerak peluru terus berlanjut hinga membuat kesal para Aristotelian selama berabad-abad. Disamping dinamika, cabang lain mekanika adalah statika. Ia merupakan studi benda-benda diam karena kombinasi berbagai gaya. Perintis bidang ini adalah Archimedes (287-212 SM) ilmuwan Yunani abad ke-3 SM. Kalkulasinya tentang pusat gaya berat berbagai bentuk-bentuk geometri adalah salah satu aplikasi matematika pertama yang berhasil terhadap fisika. Archimedes adalah juga pendiri ilmu hidrostatika, yaitu studi tentang keseimbangan fluida dan gaya-gaya yang mereka kenakan pada benda-benda tegar. Optika. Optika adalah cabang utama fisika berikutnya yang dikaji. Euclid (300 SM), matematikawan Yunani termasyur yang bekerja di Alexandria sekitar 300 SM, mengawali ilmu optika geometri mempostulatkan bahwa cahaya bergerak dalam bentuk berkas sinar-sinar garis-garis lurus yang tak memiliki ketebalan. Tapi dia membuat suatu asumsi aneh bahwa sinar-sinar adalah dipancarkan oleh mata ketimbang benda yang terlihat. Pembicaraan paling lengkap tentang optika di zaman antikuitas adalah dikumpulkan pada abad ke-2 M oleh Ptolemaus dari Alexandria, seorang astronom yang sangat dikenal

dengan teori geosentriknya tentang gerak planet. Seperti Euclid, dia berpendapat bahwa mata melihat benda-benda dengan mengirimkan sinar-sinar ke mereka. Bukunya tentang optika membahas refleksi berkas sinar-sinar oleh cermin berbagai bentuk dan membicarakan geometri lintasan-lintasan dari sinar-sinar yang terefleksi dan terbiaskan. Pemeliharaan Sains. Setelah Ptolemaus ada penurunan secara umum dalam gelora sains di Barat selama berabad-abad. Banyak tulisan-tulisan Yunani hilang, dan sekarang diketahui hanya dari referensi-referesi dalam beberapa buku yang selamat. Namun untunglah jiwa keilmuan tetap hidup di negeri-negeri Islam di mana kaum akademisi di sana menerjemahkan dan menafsirkan pekerjaan-pekerjaan utama dari sains filsafaf Yunani. Kelak ketika diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin, hanya inilah yang menstimulasi kebangkitan kembali aktivitas intelektual di Eropa.

You might also like