You are on page 1of 5

KOMINUSI ASSESSMENT Setelah proses drilling dari tambang, baik bawah tanah maupun terbuka selanjutnya batuan induk

diangkat ke permukaan memasuki proses kominusi. Kominusi merupakan proses mereduksi ukuran dari ore agar mineral berharga yang mengandung emas dengan tujuan untuk membebaskan (meliberasi) mineral emas dari mineral-mineral lain yang terkandung dalam batuan induk. Kominusi terdiri dari 2 tahap yaitu crushing dan grinding. 1. crushing : Merupakan suatu proses peremukan ore dari hasil penambangan melalui perlakuan mekanis. Batuan dari tambang yang memiliki ukuran besar dijadikan lebih kecil melalui mekanisme peremukan. Dibagi menjadi 2 : o primary crusher : peremuk yang digunakan untuk mengecilkan ukuran bijiih yang datang dari tambang tahap pertama dan dioprasikan secara terbuka. Alat : jaw crusher, gyratory crusher dan impact crusher. o secondary crusher : untuk meremukkan material yang telah diremukkan oleh primary crusher. Alat : cone crusher, disk crusher, spring roll crusher. 2. grinding : Penggerusan, merupakan lanjutan dari crushing dan merupakan tahapan akhir dari kominusi. Tujuanya unutk mendapatkan ukuran yang dibutuhkan untuk proses selanjutnya. Alatya : Ball mill, rod mill, hammer mill, impactor Mesin dalam proses kominusi. N O NAMA ALAT FUNFSI GAMBAR

1.

Jaw crushing

Alat yang digunakan untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih kecil,hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral pengotor yang melekat bersamanya.

2.

Cone crusher

Alat yang digunakan untuk meremukkan material dari jaw crusher. Mengubah ukuran menjadi lebih kecil untuk proses selanjutnya

3.

Hammmer mill

Alat yang digunakan dalam proses penggerusan. Merupakan tahap akhir dari proses kominusi

4.

Conveyor belt

Mengangkut material baik secara mendatar ataupun miring

5.

Excavator

Untuk mengeruk material

RECOGNITION N O 1 POTENSI KECELAKAAN KEBISINGAN (Conveyor, Crusher, Mill, Excavator) AKIBAT Bising menyebabkan berbagai ganguan terhadap tenaga kerja, seperti gangguan fisiologis, psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Tingkat kebisingan dari mesin crusher adalah lebih dari 85 desibel. Dan nilai ambang batas yang dianjurkan dalam Surat Edaran Menteri tenaga kerja adalah 1 8 jam perhari. Dari proses peremukan, penggilingan, pengerukan hingga conveyor belt semuanya memproduksi debu. Meski kecil, debu bisa menimbulkan masalah serius di tambang. Iritasi mata Gangguan pernafasan 3 Kejatuhan (excavator, conveyor, Kepala terbentur

Debu (area tambang, mesin)

crusher, mill) 4 5 Tubuh / anggota tubuh terperosok kedalam mesin (Conveyor, crusher, Mill) Tersetrum EVALUATING

Anggota tubuh terluka Terjepit Meninggal dunia Terjepit, terputus / patah anggota tubuh. Luka bakar, Henti jantung / mati

Sesuai SNI 16-7063-2004 yang mengacu pada keputusan Menteri Tenaga Kerja No: Kep-51/MEN/1999 nilai ambang batas adalah 85 untuk 4 jam. perusahaan tambang yang ada di Indonesia kebanyakan hanya melakukan pengendalian dengan apd. Sedangkan diperusahaan tambang luarnegri yang lebih professional mereka melakukan lebih dari itu, mereka juga mengendalikan dari sumbernya. Seperti memodifikasi mesin / mengganti mesin baru sehingga kebisingan lebih rendah Debu-debu tambang yang tidak diatasi dengan baik, dapat menimbulkan ancaman besar bagi masyarakat, lingkungan dan mesin di tambang. Itulah sebabnya debu merupakan aspek penting dari setiap usaha pertambangan. Debu dilingkungan tambang merupakan material yang sulit dihindari semua mesin dari proses kominusi ini kebanyakan memprosuksi debu. Mulai dari conveyor, crusher, milling hingga jalan yang dilalui truk akan mengangkat debu sehinga dihirup pekerja. Untuk pengendalian debu nampaknya masih kurang. Jika dilihat pada perusahaan tambang luar negeri hal ini dianggap sangat penting. Banyak pengendalian yang telah dilakukan misalnya penggunaan teknologi dustboss. Alat ini dapat menyemprotkan air untuk mengikat debu.

CONTROLING Pada proses kominusi ini ada beberapa pengendalian yang dapat dilakukan, sesuai Herarki pengendalian ada 5, yaitu :

1. Eliminasi

2. Subsitusi Mengganti mesin dengan kebisingan yang lebih rendah. 3. Rekayasa teknik

Menggunakan alat dustboss, servis mesin berkala, memberi peredam pada mesin. 4. Pengendalian administrasi Membuat SOP WORKSHEET pada tiap mesin dan proses, Training / pelatihan K3, rotasi kerja, pengeturan waktu kerja dan istirahat, requitment tenaga kerja baru. 5. APD Selalu menggunakan APD ditempat kerja, seperti safety shoes, safety helmet, hand gloves, masker, goggles, ear muff / ear plug.

You might also like