You are on page 1of 17

Archive for April, 2010

Ditopang Jaringan Apotek Modern


Filed under: Tugas Tinggalkan Komentar April 13, 2010 Begitu strategisnya posisi apotek hingga tak bisa tidak, keberadaan gerai obat ini pun dimanfaatkan perusahaan untuk mengembangkan bisnis lain yang berbasis pelayanan kepada masyarakat.

Gedung di Jalan Veteran, Jakarta Pusat itu bukan lagi gedung kuno yang tenggelam di antara kemegahan gedung-gedung modern di sekelilingnya. Termasuk, istana Negara yang hanya berjarak satu lemparan batu dengannya. Kimia Farma, memang sudah berbenah dan sedikit bersolek. Bukan hanya dari sisi gedung yang direnovasi sejak 2004, tetapi dari strategi bisnis. Sebagai salah satu pioner dalam industri farmasi nasional, Kimia Farma sudah cukup kenyang makan asam garam dan amat paham lika liku industri farmasi. Sudah 36 tahun PT Kimia Farma lahir. 16 Agustus tahun ini Kimia Farma genap berusia 36 tahun. Kalau ibarat usia manusia, Kimia Farma tengah matang-matangnya. Dalam menjalankan roda bisnis, Kimia Farma tidak mau mengekor pesaing-pesaingnya. Bila industri farmasi lain gencar dengan inovasi-inovasi produk baru dan investasi teknologi bernilai tinggi, maka Kimia Farma memilih menjemput bola. Caranya, dengan masuk ke tubuh masyarakat dan berbaur dengan masyarakat melalui jaringan apotek. Bisa dikatakan, Apotek Kimia Farma yang bernaung dalam salah satu anak perusahaan, yakni PT Kimia Farma Apotek adalah ikon perusahaan. Hal ini tak ditampik Presiden Direktur PT Kimia Farma, Gunawan Pranoto. Selama ini showcase Kimia Farma memang apotek. Tapi ke depan kita ingin menjadikan Kimia Farma sebagai health care company yang menyediakan pelayanan kesehatan yang paripurna. Itu menjadi tantangan kita.

Dengan bahasa lain, Gunawan yang memimpin Kimia Farma sejak 5 tahun lalu ini ingin mengatakan, bahwa image Kimia Farma yang hanya apotek akan segera ditinggalkan. Apotek saja tidak akan cukup mengangkat Kimia Farma ke puncak persaingan industri farmasi nasional. Apalagi target menjadi 3 besar sudah dicanangkan. Caranya? Segudang peluru rencana telah disiapkan Gunawan. Beberapa di antaranya bahkan sudah dijalankan. Target terdekat adalah menjadikan bisnis Kimia Farma menjadi satu rantai atau chain business yang saling bersinergi satu dan lainnya, tentu saja dengan kinerja lebih baik. Klise? Bisa jadi. Tetapi fakta berbicara, strategi itu berbuah manis. Memasuki kuartal pertama 2007 ini, Kimia Farma berada di posisi angka keramat, 8, di antara perusahaan farmasi PMA maupun PMDN yang ada di Indonesia. Pertumbuhan produk hingga semester pertama 2007 mencapai 31%, meski penjualan hanya naik 4,5%. Dari laporan keuangan yang belum diaudit, di periode yang sama, pundi-pundi perusahaan sudah naik dua kali lipat atau naik 100% dari tahun yang sama. Tahun 2006 Kimia Farma mencatatkan laba 60,63 miliar rupiah. Apotek jadi rel distribusi Jalan menjadi health care company sudah dibuka lebar-lebar oleh jaringan apotek Kimia farma yang sangat modern. Pelayanan ramah, dan suasana apotek yang nyaman sebagian bahkan menerapkan sistem swalayan untuk obat-obat OTC, sudah berhasil diterapkan di 330 apotek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Strategi pengembangan apotek berhasil mendongkak penjualan obat. Padahal hanya 10% obat milik Kimia Farma yang dijual di jaringan apotek Kimia Farma. Meski jumlahnya belum signifikan (Gunawan menargetkan memiliki 1000 apotek), tetapi tahun lalu apotek menjadi kontributor terbesar yakni 44,23% dari seluruh pendapatan PT Kimia Farma. Penjualan produk hanya mencapai 19,65% dan sekitar 36,12% pendapatan diperoleh dari perusahaan distribusi melalui PT Kimia Farma Trading dan Distribusi. Begitu strategisnya posisi apotek hingga tak bisa tidak, keberadaan gerai obat ini pun dimanfaatkan perusahaan untuk mengembangkan bisnis lain yang berbasis pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya, klinik kesehatan. Saat ini sudah 92 klinik yang didirikan, kebanyakan melekat dengan apotek. Keberadaan klinik yang dikelola Kimia Farma juga didukung oleh 23 laboratorium klinik sebagai salah satu unit usaha yang relatif baru, namun cukup menguntungkan. Keunggulan-keunggulan itulah yang membuat Gunawan mantap menyongsong era perdanganan bebas 2008. Saya tidak takut, bahkan optimis sekali karena salah satu unggulan kita adalah memiliki jaringan dan infrastruktur yang kuat, tegas alumni Fakultas Farmasi UGM yang sempat menjadi orang nomer satu di Indofarma dan Phapros ini. Dan, tambah Gunawan, industri farmasi lain tidak sekuat Kimia Farma dalam hal jaringan infrastruktur. Corporate Image Usaha memperkuat jaringan tidak lantas membuat bisnis lain terabaikan. Gunawan menegaskan, bahwa bisnis lama tetap dikembangkan. Di bidang manufaktur misalnya, Kimia Farma terus

berusaha mengembangkan produk yang memiliki nilai tambah. Mulai dari produk OTC, kosmetik, obat herbal, dan suplemen, termasuk generik. Nilai tambah di sini dari semua sisi, dari formulanya, kualitasnya, maupun penampilan obatnya, jelas Gunawan. Strategi marketing, diharapkan Gunawan, timnya lebih fokus lagi agar produk-produk Kimia Farma lebih terjangkau. Beberapa waktu terakhir, Kimia Farma aktif memberikan edukasi kepada masyarakat. Ini menjadi program tetap Kimia Farma. Topik yang diangkat sangat beragam dan disampaikan oleh dokter atau apoteker. Dari ajang ini kita sekalian bisa promosi, jelas Gunawan. Agar orang ingat Kimia Farma adalah jawaban yang dikemukakan Gunawan saat menjelaskan kenapa strategi pelayanan kepada masyarakat dijalankan. Senada dengan strategi perusahaannya yang lebih memilih corporate image daripada product image. Jadi bukan menjadi masalah besar jika tidak ada produk Kimia Farma yang demikian melekat dalam benak masyarakat. Kalau product image, tidak bisa bertahan lama. Kalalu perusahaannya tutup, maka produk itu otomatis juga akan hilang, ujar Gunawan mencontohkan. Diingat masyarakat saja tentu sangat subyektif. Tapi penghargaan 3 tahun berturut-turut di bidang Corporate Brand dari majalah Business Week menjadi bukti tak terbantahkan bahwa image Kimia Farma benar-benar sudah melekat di hati dan pikiran masyarakat. Isu yang diagung-agungakan dalam industri obat, yakni inovasi teknologi juga dilirik Kimia Farma. Saat ini 55% produksi obat Kimia Farma masih dikuasai obat generik. Produk unggulan yang terus digodok adalah pengembangan obat esensial untuk masyarakat (public health medicine) seperti obat TB Fixed Dose Combination, obat HIV/AIDS, dan obat malaria. Ke depan Kimia Farma siap meluncurkan obat berbasis bioteknologi. Saat ini Kimia Farma mengandeng LIPI dan Universitas Franhover, Jerman, mengembangkan interferon dan human albumin yang dibuat dengan teknologi molekuler farming. Gunawan menolak angka investasi yang sudah dikucurkannya untuk pengembangan obat berbasis bioteknologi, karena penelitian masih terus berjalan. Tapi ia yakin uangnya tidak akan sia-sia. Karena dengan teknologi terbaru, harga human albumin yang kini masih mahal, bisa jauh lebih murah. Keuntungan pun sudah di depan mata. Untuk pengambagan obat baru, Divisi Riset and Develompment Kimia Farma yang dipusatkan di Bandung terus mengembangkan obat herbal. Salah satu celah yang ditekuni Kimia Farma memang obat-obat berbasis bahan alami. Salah satu hasilnya, Batugin Elixir untuk meluruhkan batu ginjal. Dan Gunawan menjanjikan, dalam waktu dekat Kimia Farma akan meluncurkan satu obat herbal yang sangat bagus. Selamat Ulang Tahun Kimia farma, dan mari kita tunggu gebrakan Kimia Farma di masa depan! sumber : http://www.majalah-farmacia.com Komentar

Analisis Strategi Pemasaran PT Kimia Farma

Filed under: Tugas Tinggalkan Komentar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi pemasaran harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor diluar jangkauan perusahaan yang antara lain terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya. Sedangkan faktor internal adalah Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion. Suatu produk yang telah berhasil diproduksi biasanya membutuhkan jasa distribusi untuk memasarkannya. Produk yang telah dihasilkan tersebut tidak bisa mencari konsumen sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan pemasaran strategi yang tepat agar suatu produk sukses dipasarkan di market. Salah satu pemasaran strategi yang sedang marak digunakan saat ini adalah dengan cara melakukan promosi. Faktor keberhasilan dari suatu pemasaran sangat ditentukan dari bagaimana promosi dilakukan. Jika promosi dilakukan dengan tepat sasaran, maka akan menghasilkan penjualan yang sangat signifikan. Terutama pada saat ini dengan adanya perkembangan teknologi yang sedemikian pesat, promosi telah menjadi dan menjelma senjata ampuh yang dapat dilakukan secara lebih moderen. Salah satu yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari promosi suatu produk adalah jika produk tersebut dapat dikenal lebih dekat oleh konsumen tentang bagaimana keunggulannya, bagamana cara mendapatkannya, dan faktor yang amat sangat penting, yaitu apakah produk tersebut memiliki harga yang kompetitif. 1.2 Pengertian Pemasaran dan Strategi Pada dasarnya kegiatan dan pengertian pemasaran berbeda jika dibandingkan dengan kegiatan sejenis seperti kegiatan perdagangan, penjualan dan transaksi yang dilakukan. Definisi pemasaran yang dikutip dari buku yang berjudul Marketing Management Analysis karangan dari Philip Kotler menyatakan pengertian pemasaran adalah Suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Kemudian pengertian lain pemasaran yang dikutip dari sumber American Marketing Association tahun 1960, menyatakan bahwa pemasaran dapat diartikan sebagai Pelaksanaan dunia usaha yang mengaarahkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen atau pihak pemakai. Defenisi ini hanya menekankan aspek distribusi ketimbang kegiatan pemasaran. Sedangkan fungsi-fungsi lain tidak diperlihatkan, sehingga kita tidak memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang pemasaran BAB 2 PEMBAHASAN

Riwayat Singkat Perusahaan Perusahaan merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001 Perusahaan tercatat sebagai perusahaan public di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, hari ini Perusahaan telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat. Visi Komitmen pada peningkatan kualitas kehidupan, kesehatan, dan lingkungan. Misi

Mengembangkan industri kimia dan farmasi dengan melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan terpadu (health care provider) yang berbasis jaringan distribusi dan jaringan apotek. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan mengembangkan sistem informasi perusahaan.

Tujuan Perusahaan Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat khususnya bidang industri kimia, farmasi, biologi, kesehatan, industri makanan serta minuman, dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Bidang Usaha Perusahaan Merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu : Industri, Marketing, Distribusi, Ritel, Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan. Industri Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri.

Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, granul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Plant ini merupakan satusatunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifi kat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002. Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunanturunannya, obat asli Indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), yang telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirup, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Plant ini telah menerima sertifi kat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002. Plant Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak). Untuk menjamin kualitas hasil produksi, plant ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval. Plant Watudakon Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Plant ini memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak Yodiol yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan obat luar/dalam. Plant ini telah memperoleh sertifi kat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO9002 dan ISO-14001. Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifi kat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ini meliputi sediaan tablet, krim dan kapsul. Seluruh Plant diatas kecuali Plant Watudakon telah memperoleh rating A untuk sertifi kasi dari Badan POM. Manajemen Mutu Guna menjamin kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, Perusahaan menerapkan suatu kebijakan mutu yang memuat pedoman untuk memastikan mutu semua produk dan layanannya. Peningkatan mutu produk secara terus menerus yang dilaksanakan dengan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sistem ini menjadi panduan bagi seluruh aspek kegiatan produksi untuk mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan. Dari sisi layanan, upaya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dilaksanakan melalui implementasi prosedur layanan yang menekankan pada pencapaian standar mutu, ketepatan waktu dan standar jumlah. Riset dan Pengembangan

Unit Riset dan Pengembangan (Risbang) merupakan suatu unit di Perusahaan yang mengembangkan dan menciptakan produk-produk baru. Unit Risbang dilengkapi fasilitas antara lain: laboratorium analisis, laboratorium formulasi, laboratorium ekstrak bahan baku alam dan kebun percobaan. Unit Risbang melakukan penelitian formulasi, baik untuk sediaan modern maupun herbal medicine, sintesa kimia sederhana dan analisis tanaman obat. Pemasaran PT Kimia Farma Tbk sebagai Holding melakukan kegiatan pemasaran di pasar dalam negeri maupun pasar ekspor untuk permintaan obat-obat etikal, generik dan OTC. Dengan didukung oleh lebih kurang 366 orang Medical Sales Representative yang tersebar diseluruh Indonesia, mengcover 21.800 orang dokter, 276 buah rumah sakit serta 9.020 buah apotek. Selain pasar domestik, Perusahaan juga merintis pengembangan pasar ekspor untuk produk obat dan bahan baku ke beberapa negara di kawasan Asia, Eropa dan Afrika. Kondisi pasar farmasi nasional mengalami penurunan dari segi pertumbuhan pasar. Pertumbuhan ini terjadi pada: sector Apotek sebesar 8,1%, sektor Toko Obat 8,7% dan sektor Rumah Sakit 17,9%. Sedangkan pertumbuhan di sektor non panel market sebesar 17,9%. Penurunan pertumbuhan pasar farmasi nasional tersebut disebabkan antara lain melemahnya daya beli masyarakat yang diakibatkan situasi dan kondisi perekonomian yang belum mendukung. Produkproduk perusahaan berhasil tumbuh sebesar 11,9%, memang masih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuahan pasar farmasi, diakibatkan rendahnya pertumbuhan obat generik. Pertumbuhan yang besar terjadi produk CHP (Consumer Health Product) tumbuh 20% dan tumbuhnya penjualan ekspor sebesar 65% senilai Rp.38,46 milyar. Walaupun pertumbuhan penjualan produk perusahaan hanya mencapai 11,90%, namun ada trend yang menggembirakan yaitu adanya kenaikan penjualan untuk lini produk Consumer Health Product yang sudah sejalan dengan strategi perusahaan untuk menggalakkan produk dari lini ini. Untuk mendorong peningkatan penjualan dan permintaan produk Perusahaan, telah dilakukan beberapa upaya pemasaran antara lain sbb: 1. Perluasan cakupan outlet sekitar 12.000 dalam rangka meningkatkan penjualan 2. Melakukan pengembangan produk baik secara formulasi maupun kemasan dan peluncuran produk baru 3. Melakukan kegiatan pemasaran yang lebih terencana dan lebih agresif 4. Mengembangkan kemampuan tenaga-tenaga pemasaran melalui pelatihan dan perencanaan yang solid 5. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Distribusi dan Ritel 6. Meningkatkan kinerja dan produktivitas tenaga pemasar dengan sistem insentif yang menarik. Unit pemasaran telah memperkuat timnya dengan melakukan penambahan tenaga pemasaran atau Medical Representative (MR) yang terdiri dari MR Ethical 199 orang, MR-CHP 81 orang, MR-OGB 50 orang dan MR Institusi 28 orang, sehingga jumlah total tenaga MR sebanyak 358 orang. Dengan tenaga pemasaran yang ada tersebut dapat dicakup kegiatan promosi ke Dokter sebanyak 21.800, Apotek sebanyak 9.920, Rumah Sakit sebanyak 276, Toko Obat sebanyak

3.050. Perusahaan menempatkan diri masuk sepuluh besar rangking Industri Farmasi di Indonesia dari 200 Industri Farmasi yang ada. Disamping produk perusahaan sendiri, perusahaan juga melakukan penjualan produk-produk pihak ketiga melalui Unit Distribusi/PBF dan unit Ritel/Apotek. Secara konsolidasi hasil penjualan perusahaan mencapai Rp.1,82 trilyun, mengalami penurunan sebesar 5,69%, dimana kontribusi penjualan di Holding sebesar Rp. 525,60 milyar,di sektor distribusi Rp.822,28 milyar, dan dari sektor Ritel/Apotek sebesar Rp.882,80 milyar. Terjadinya penurunan penjualan disebabkan karena adanya penurunan penjualan di sektor Distribusi/PBF dimana utamanya dalah penjualan di pasara institusi, karena dana yang terbatas dan pergesaran pelaksanaan pengadaan oleh Pemerintah. Distribusi Unit Distribusi yang direpresentasikan oleh anak perusahaan PT Kimia Farma Trading & Distribution (PT KFTD) sangat berperan penting dalam upaya peningkatan penjualan produkproduk Kimia Farma. PT KFTD melayani penjualan ke pedagang besar farmasi dan apotek yangtersebar luar di seluruh Indonesia. Jumlah oulet yang dilayani tahun 2005 sebanyak 19.864 outlet, dengan tenaga salesmen sejumlah 216 orang. Selain itu guna melakukan penambahan muatan distribusi, PT KFTD juga bertindak sebagai agen diantaranya dari: PT Merapi (infus), PT Tirta Santana (kasa elastis), PT Duta Kaizar, PT Mahakam Beta Farma, PT Bio Farma, dan PT Reddis Papua. Ritel PT Kimia Farma Apotek, adalah Anak Perusahaan yang mengelola kegiatan usaha ritel melalui pengoperasian apotek milik perusahaan maupun apotek kerja sama operasi yang secara keseluruhan saat ini berjumlah 323 apotek. Apotek Kimia Farma melayani resep dokter, penjualan obat bebas dan alat kesehatan. Selain itu untuk menunjang kegiatan usaha di atas, apotek Kimia Farma juga dilengkapi dengan cakupan pelayanan lainnya seperti praktek dokter, penjualan optik dan swalayan farmasi, serta layanan swamedikasi. Apotek Kimia Farma dikelola oleh tenaga Apoteker yang bekerja penuh waktu untuk memberikan layanan asuhan kefarmasian dengan baik. Laboratorium Klinik & Klinik Kesehatan Sebagai perwujudan paradigma baru Perusahaan menjadi Perusahaan pelayanan kesehatan, maka Perusahaan mengembangkan kegiatan usaha baru berupa layanan Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan. Adapun layanan yang diberikan yaitu :

Jasa Layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik sebagai penunjang diagnosa seperti pemeriksaan kesehatan (medical check up). Konsultasi dan pemeliharaan kesehatan.

Sampai dengan tahun 2005 jumlah Laboratorium Klinik yang beroperasi sebanyak 19 outlet yang tersebar di Jawa, Bali dan Batam. Sedangkan jumlah Klinik Kesehatan pada tahun 2005 sebanyak 9 klinik di Jawa dan Bali, termasuk di lingkungan Kantor Pusat PT Indosat. Sumber Daya Manusia Perusahaan menyadari bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) berperanan penting dalam menjaga keberlangsungan perusahaan, oleh karena itu Perusahaan menetapkan strategi pengembangan SDM yang selaras dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan, dalam arti implementasi manajemen SDM harus mampu meningkatkan kompetensi dan komitmen karyawan pada perusahaan, sehingga dapat menjamin tercapainya implementasi strategi bisnis. Perusahaan mengalokasikan cukup dana untuk program pengembangan SDM. Program pelatihan, seminar dan lokakarya, baik di dalam maupun luar negeri untuk memperluas wawasan dan meningkatkan ketrampilan karyawan. Risiko Perusahaan Sebagaimana halnya dengan bidang-bidang usaha lainya, bidang usaha yang dilakukan Perusahaan juga tidak terlepas dari risiko yang disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan. Berkaitan dengan hal ini, Perusahaan berupaya meminimalkan risiko dengan melakukan pengamatan yang seksama terhadap risiko tersebut. Menurut Manajemen, risiko-risiko usaha yang mungkin dihadapi Perusahaan adalah sebagai berikut:

Risiko perubahan mata uang depresiasi nilai rupiah terhadap valuta asing

Sebagian besar bahan baku obat Perusahaan diimpor, sedangkan pendapatan Perusahaan saat ini sebagian besar dalam mata uang Rupiah. Apabila terjadi depresiasi nilai mata uang Rupiah maka akan meningkatkan harga pokok penjualan produk Perusahaan dan hal ini akan mempengaruhi kinerja usaha Perusahaan.

Risiko pasokan bahan baku

Bahan baku obat Perusahaan sebagian berasal dari pihak ketiga, baik lokal maupun impor. Keterlambatan dalam pengiriman, kesulitan melakukan pembelian bahan baku serta kebijakan Pemerintah mengenai impor, dapat berpengaruh pada kelangsungan pasokan bahan baku, yang pada akhirnya dapat mengganggu kegiatan produksi Perusahaan.

Risiko persaingan usaha

Di industri farmasi tidak terdapat pemain yang memiliki pangsa pasar secara dominan. Pesaing Perusahaan berusaha meningkatkan pangsa pasar dengan mengeluarkan produk baru serta memperbaharui produk lama. Munculnya pesaing baru mungkin akan mengakibatkan pangsa pasar Perusahaan berkurang dan dapat mempengaruhi kinerja Perusahaan.

Risiko perekonomian

Kondisi perusahaan farmasi dapat dipengaruhi oleh perubahan perekonomian nasional, seperti infl asi yang tinggi. Hal tersebut akan menurunkan daya beli konsumen dan berakibat turunnya pendapatan Perusahaan.

Risiko perubahan peraturan

Kegiatan usaha dibidang farmasi merupakan bidang kegiatan usaha yang diatur secara ketat oleh Pemerintah, misalnya aturan tentang penetapan harga jual obat. Perubahan peraturan tersebut dapat mempengaruhi penjualan dan keuntungan Perusahaan. Di samping itu, adanya UndangUndang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Paten, Undang-Undang Persaingan Usaha dan Undang-Undang Otonomi Daerah juga dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan.

Risiko kegagalan pengembangan usaha (Investasi)

Dalam upaya mempertahankan serta meningkatkan penjualannya, Perusahaan secara berkesinambungan memasarkan produk baru kepada masyarakat. Dalam hubungan ini kegagalan yang terjadi dalam pemasaran produk baru Perusahaan dapat mengakibatkan pengaruh yang negatif terhadap pendapatan Perusahaan. Saat ini Perusahaan sedang mengembangkan kegiatan usaha baru berupa Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan. Kegagalan dalam pengembangan usaha tersebut akan membebani keuangan Perusahaan.

Risiko pemalsuan obat

Saat ini banyak beredar produk farmasi yang dipalsukan di Indonesia. Produk-produk palsu tersebut seringkali memiliki bentuk dan fi sik yang sama dengan produk aslinya, tetapi memiliki komposisi dan kualitas yang tidak memenuhi ketentuan persyaratan dari Badan POM. Semakin banyaknya obat palsu yang beredar di pasaran akan menyebabkan turunnya kepercayaan konsumen terhadap produk aslinya. Apabila pemalsuan ini dilakukan terhadap produk-produk Perusahaan maka akan berdampak negatif pada pendapatan Perusahaan.

Risiko produk rusak

Produk yang telah beredar di pasaran dapat mengalami kerusakan, hal ini dapat disebabkan antara lain oleh distribusi yang kurang baik atau sebab-sebab lain di luar kendali perusahaan. Produk rusak ini dapat menimbulkan klaim dari konsumen dan mengurangi tingkat kepercayaan konsumen. Apabila hal ini terjadi pada produk Perusahaan, maka akan menurunkanpendapatan dan meningkatkan beban Perusahaan.

Risiko pemogokan karyawan

Karyawan merupakan salah satu faktor penentu dalam menjalankan kegiatan usaha Perusahaan. Apabila terjadi pemogokan masal karyawan, akan menghambat kegiatan usaha Perusahaan.

Risiko dampak lingkungan

Dalam kegiatan produksinya, terdapat limbah produksi berbentuk padat, cair dan gas. Perusahaan telah melakukan pengelolaan limbah produksi sesuai ketentuan, tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan terjadinya pencemaran yang diakibatkan oleh limbah industri, sehingga dapat memberikan risiko tuntutan hukum bagi Perusahaan. Analisis SWOT Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah sematamata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu : 1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. 2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini. 3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. 4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan. Terjadinya krisis ekonomi yang multidimensi berdampak pada meningkatnya harga obat-obatan terutama harga obat paten/merek dagang, kondisi ini sekaligus berakibat pada tidak dapat terpenuhinya kebutuhan kesehatan masyarakat yang tengah mengalami penurunan daya beli. Guna menanggulangi kondisi tersebut dibutuhkan adanya peran serta industri farmasi khususnya dalam memproduksi, mengembangkan dan memasyarakatkan obat-obatan yang harganya terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat baik diwilayah perkotaan maupun pedesaan. Salah satu bentuk peran serta industri farmasi yang tengah dilakukan adalah dengan memasarkan dan memasyarakatkan obat generik. Strength / kekuatan : Kimia Farma merupakan perusahaan yang mengeluarkan produk-produk kesehatan untuk masyarakat. Banyak produk-produk kimia farma yang menjadi inovator dengan mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta banyak menghasilkan produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi. Obat generik merupakan salah satu produk farmasi yang kompetitif karena memiliki keunggulan harga lebih murah 2 8 kali harga obat paten/merek dagang pertamanya dan memiliki kualitas yang sama dengan obat merek dagang pertamanya.

Kebijakan memasyarakatkan dan memasarkan obat generik yang dilakukan oleh perusahaan juga sejalan dengan meningkatnya jumlah permintaan konsumen akan obat secara keseluruhan yang mencapai 9,93% per kapita, serta 92% potensi pasar bisnis industri farmasi di Indonesia masih belum terpenuhi. Hal tersebut menjadi peluang bisnis yang kompetitif bagi 200 industri farmasi yang ada di Indonesia termasuk PT. Kimia Farma Tbk. untuk lebih mengembangkan obat generik sehingga mampu memiliki daya saing strategis dan dapat meningkatkan kemampu labaan. Guna mengantisipasi persaingan bisnis yang kompetitif di pasar industri farmasi khususnya dalam memasarkan maka pihak manajemen PT. Kimia Farma Tbk. harus mengupayakan untuk menerapkan strategi bersaing. Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan oleh PT. Kimia Farma Tbk. dalam menghadapi persaingan bisnis obat generik meliputi ; pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap kualitas obat generik, faktor peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, merupakan keseluruhan faktor yang menjadi dasar pertimbangan dalam memasarkan obat generik. Weakness / kelemahan : Kinerja atribut/variabel obat generik sebagai berikut ; kinerja atribut kemasan dan variasi (keragaman) obat generik memiliki penilaian yang negatif, sehingga pihak manajemen perusahaan perlu menetapkan upaya/tindakan untuk lebih meningkatkan kemasan produk agar lebih menarik perhatian dan meyakinkan konsumen serta menambah varian-varian baru agar konsumen memiliki pilihan alternatif dalam mengkonsumsi obat generik. Opportunity / peluang : 1. Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan. 2. Kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar yang dapat menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan. Threat / ancaman : 1. Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya perang saudara terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk farmasi yang berada di kategori yang sama. 2. Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia menurun sehingga mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk pasar lokal. 3. Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat menjadi lebih sulit dikontrol. 4. Semakin luasnya pasar yang ingin dicapai, yaitu menembus pasar internasional akan semakin meningkat pula pesaing-pesaing bisnis farmasi.

Komentar

Kimia Farma pasarkan obat kanker murah


Filed under: Tugas Tinggalkan Komentar PT Kimia Farma Tbk berencana mengedarkan obat kanker dengan harga lebih terjangkau untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah. Pemasaran obat tersebut saat ini masih menunggu izin edar dan penerbitan nomor regitrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Obat kanker tersebut merupakan hasil produksi Naprod Group, perusahaan farmasi asal India, yang pemasarannya dilakukan melalui kerja sama dengan Kimia Farma.Dalam kerja sama tersebut Kimia Farma akan memasarkan obat kanker hasil produksi Naprod dengan harga terjangkau yang akan dipasok ke lembaga-lembaga kesehatan yang memiliki fasilitas perawatan pasien pengidap penyakit kanker, seperti Rumah Sakit Kanker Dharmais. Obat kanker Naprod ini kami peruntukkan khusus bagi masyarakat menengah ke bawah karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan produk sejenis buatan produsen lain, tetapi dengan mutu yang terjamin, ujar Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk Adhi Nugroho, kemarin.Produk tersebut ditargetkan mulai diedarkan pada tahun ini atau paling lambat awal tahun depan, setelah mendapat nomor registrasi dari BPOM yang diharapkan terbit pada pertengahan tahun ini. Menurut dia, obat kanker yang didaftarkan tersebut terdiri dari beberapa item yang mencakup hampir semua jenis varian penyakit, sedangkan mengenai volume peredarannya bergantung pada jenis penyakitnya. Artinya, Kimia Farma siap untuk memperbesar stok obat untuk jenis penyakit yang banyak diidap pasien di sini.Kerja sama Kimia Farma dan Naprod, menurut Adhi, tidak hanya sebatas pemasaran saja tetapi juga termasuk dalam hal produksi. Dalam perjanjian disebutkan bahwa setelah 2 tahun melakukan pemasaran, Kimia Farma dan Naprod akan membangun fasilitas produksi obat tersebut di Indonesia, tuturnya. Dia menilai modal kerja sama seperti ini menguntungkan kedua perusahaan dan merupakan bagian dari transfer teknologi. Bagi Naprod, mereka dapat kesempatan untuk memperluas jaringan pemasarannya di Indonesia, sedangkan bagi Kimia Farma, selain dapat menyediakan obat kanker untuk masyarakat miskin, juga berkesempatan untuk melakukan alih teknologi.Jika kerja sama produksi ini terlaksana dengan baik maka Kimia farma akan mengirim sumber daya manusianya ke India untuk mempelajari teknologi produksi obat kanker, jelasnya.Naprod Group merupakan salah satu perusahaan farmasi terkemuka di India yang fokus memproduksi dan mengembangkan obat penyakit kanker. Perusahaan ini juga memiliki pabrik bahan baku obat kanker. Sumber: AFRIYANTO Bisnis Indonesia Komentar

Analisis Strategi Pemasaran PT Kimia Farma

Filed under: Uncategorized Tinggalkan Komentar April 9, 2010 Pemasaran/Penjualan Kondisi pasar farmasi nasional mengalami penurunan dari segi pertumbuhan pasar. Pertumbuhan ini terjadi pada: sector Apotek sebesar 8,1%, sektor Toko Obat 8,7% dan sektor Rumah Sakit 17,9%. Sedangkan pertumbuhan di sektor non panel market sebesar 17,9%. Penurunan pertumbuhan pasar farmasi nasional tersebut disebabkan antara lain melemahnya daya beli masyarakat yang diakibatkan situasi dan kondisi perekonomian yang belum mendukung. Produkproduk perusahaan berhasil tumbuh sebesar 11,9%, memang masih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuahan pasar farmasi, diakibatkan rendahnya pertumbuhan obat generik. Pertumbuhan yang besar terjadi produk CHP (Consumer Health Product) tumbuh 20% dan tumbuhnya penjualan ekspor sebesar 65% senilai Rp.38,46 milyar. Walaupun pertumbuhan penjualan produk perusahaan hanya mencapai 11,90%, namun ada trend yang menggembirakan yaitu adanya kenaikan penjualan untuk lini produk Consumer Health Product yang sudah sejalan dengan strategi perusahaan untuk menggalakkan produk dari lini ini. Untuk mendorong peningkatan penjualan dan permintaan produk Perusahaan, telah dilakukan beberapa upaya pemasaran antara lain sbb: a. Perluasan cakupan outlet sekitar 12.000 dalam rangka meningkatkan penjualan b. Melakukan pengembangan produk baik secara formulasi maupun kemasan dan peluncuran produk baru c. Melakukan kegiatan pemasaran yang lebih terencana dan lebih agresif d. Mengembangkan kemampuan tenaga-tenaga pemasaran melalui pelatihan dan perencanaan yang solid e. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Distribusi dan Ritel f. Meningkatkan kinerja dan produktivitas tenaga pemasar dengan sistem insentif yang menarik. Unit pemasaran telah memperkuat timnya dengan melakukan penambahan tenaga pemasaran atau Medical Representative (MR) yang terdiri dari MR Ethical 199 orang, MR-CHP 81 orang, MR-OGB 50 orang dan MR Institusi 28 orang, sehingga jumlah total tenaga MR sebanyak 358 orang. Dengan tenaga pemasaran yang ada tersebut dapat dicakup kegiatan promosi ke Dokter sebanyak 21.800, Apotek sebanyak 9.920, Rumah Sakit sebanyak 276, Toko Obat sebanyak 3.050. Perusahaan menempatkan diri masuk sepuluh besar rangking Industri Farmasi di Indonesia dari 200 Industri Farmasi yang ada. Disamping produk perusahaan sendiri, perusahaan juga melakukan penjualan produk-produk pihak ketiga melalui Unit Distribusi/PBF dan unit Ritel/Apotek. Secara konsolidasi hasil penjualan perusahaan mencapai Rp.1,82 trilyun, mengalami penurunan sebesar 5,69%, dimana kontribusi penjualan di

Holding sebesar Rp. 525,60 milyar,di sektor distribusi Rp.822,28 milyar, dan dari sektor Ritel/Apotek sebesar Rp.882,80 milyar. Terjadinya penurunan penjualan disebabkan karena adanya penurunan penjualan di sektor Distribusi/PBF dimana utamanya dalah penjualan di pasara institusi, karena dana yang terbatas dan pergesaran pelaksanaan pengadaan oleh Pemerintah. Produksi Perusahan telah melakukan beberapa peningkatan di unit produksi, upaya efektifi tas dan efi siensi dari 5 pabrik untuk memperoleh hasil yang maksimal. Pengaturan produk-produk yang diproduksi pada tiap pabrik diatur ulang yang mengarah pada optimalisasi penggunaan mesinmesin sehingga dapat dicapai utilisasi yang optimal, dengan sasaran tepat jumlah, tepat waktu dan tepat biaya. Koordinasi telah ditingkatkan dengan unit-unit terkait misalnya marketing, keuangan, pengadaan bahan baku, unit logistik sentral dan distribusi. Koordinasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengendalian dan perencanaan produksi produk-produk perusahaan sehingga secara signifi kan dapat menekan harga pokok produksi. Upaya-upaya perusahaan lainnya yang secara berkesinambungan ditingkatkan adalah: a. Mencari bahan baku dan kemasan alternatif dengan harga dan kualitas yang lebih kompetetitif b. Melakukan reformulasi dengan menggunakan bahan baku alternatif c. Melakukan penghematan biaya produksi langsung dan biaya umum d. Melakukan pengendalian hasil produksi, yaitu meningkatkan rendemen hasil serta mengurangi proses ulang Distribusi Unit Distribusi yang direpresentasikan oleh anak perusahaan PT Kimia Farma Trading & Distribution (PT KFTD) sangat berperan penting dalam upaya peningkatan penjualan produkproduk Kimia Farma. PT KFTD melayani penjualan ke pedagang besar farmasi dan apotek yangtersebar luar di seluruh Indonesia. Jumlah oulet yang dilayani tahun 2005 sebanyak 19.864 outlet, dengan tenaga salesmen sejumlah 216 orang. Selain itu guna melakukan penambahan muatan distribusi, PT KFTD juga bertindak sebagai agen diantaranya dari: PT Merapi (infus), PT Tirta Santana (kasa elastis), PT Duta Kaizar, PT Mahakam Beta Farma, PT Bio Farma, dan PT Reddis Papua. Sumber Daya Manusia Perusahaan menyadari bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) berperanan penting dalam menjaga keberlangsungan perusahaan, oleh karena itu Perusahaan menetapkan strategi pengembangan SDM yang selaras dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan, dalam arti implementasi manajemen SDM harus mampu meningkatkan kompetensi dan komitmen karyawan pada perusahaan, sehingga dapat menjamin tercapainya implementasi strategi bisnis.

Perusahaan mengalokasikan cukup dana untuk program pengembangan SDM. Program pelatihan, seminar dan lokakarya, baik di dalam maupun luar negeri untuk memperluas wawasan dan meningkatkan ketrampilan karyawan. Manajemen Mutu Guna menjamin kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, Perusahaan menerapkan suatu kebijakan mutu yang memuat pedoman untuk memastikan mutu semua produk dan layanannya. Peningkatan mutu produk secara terus menerus yang dilaksanakan dengan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sistem ini menjadi panduan bagi seluruh aspek kegiatan produksi untuk mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan. Dari sisi layanan, upaya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dilaksanakan melalui implementasi prosedur layanan yang menekankan pada pencapaian standar mutu, ketepatan waktu dan standar jumlah. Komentar

Recent entries
o o o o o o o o o o

BCG pada PT Sido Muncul Ditopang Jaringan Apotek Modern Analisis Strategi Pemasaran PT Kimia Farma Kimia Farma pasarkan obat kanker murah Analisis Strategi Pemasaran PT Kimia Farma Saatnya Mencegah Kanker Serviks Segitiga Bermuda Analisis Persaingan dengan menggunakan Model Lima Kekuatan Persaingan dari M Porter PT Kimia Farma Analisis SWOT Produk PT Kimia Farma Ketika Banjir Melanda

Browse popular tags Meta


o o o o

Daftar Masuk RSS Entri Komentar RSS

Friends & links


o o

Blog pada WordPress.com. Blog pada WordPress.com.

Halaman
o o

ditZ bLog photo

Arsip Bulanan

o o o o o

Mei 2010 April 2010 Maret 2010 Februari 2010 Januari 2010

Blog pada WordPress.com. | Tema: Motion oleh volcanic. [ Kembali ke atas ] Ikuti

Follow Iuditri Lukman


Get every new post delivered to your Inbox. Powered by WordPress.com

You might also like