You are on page 1of 4

Are You Still Playing Flute?

By Zurinah Hassan
The Original Version of the Poem Masihkah Kau Bermain Seruling oleh Zurinah Hassan Masihkah kau bermain seruling walau waktu telah terlewat untuk kita bercinta aku semakin terasa bersalah melayani godaan irama lagu yang tersimpan pada lorong halus buluh dikeluarkan oleh nafas seniman diukir oleh bibir diatur oleh jari dilayangkan oleh alun angin menolak ke dasar rasa. Masihkah kau bermain seruling ketika kampung semakin sunyi sawah telah uzur waktu jadi terlalu mahal untuk memerhatikan hujan turun merenung jalur senja mengutip manik embun menghidu harum bunga. Masihkah kau bermain seruling ketika aku terasa mata bersalah untuk melayani rasa rindu padamu di kota yang semakin kusut dan tenat adik-adikku menganggur dan sakit jiwa bangsaku dipecahkan oleh politik saudara diserang bom-bom ganas dunia sudah terlalu tua dan parah. Di sinilah berakhirnya percintaan kita kerana zaman sedang menuntut para seniman hidup di luar dirinya.

SYNOPSIS This poem his about a persona who reminisces the time he/she spends when in a village. There are many things that are now luxury to her such as listening to the melody of the flute itself, gazing at the evening rays, collecting dew drops, or enjoying the fragrance of flowers. The village is now unpopulated as many have moved to the city. Now that she has moved on with her life, she wonders whether the flutist is still playing the flute. This is because, there are many challenges in the world today such as the world is dying, the unemployment issue and the people are disunited because of different political views.

THEMES Family commitments Priorities in life Neglect of ones duties

MORAL VALUES We should be aware of our family commitments and carry them out properly. Everyone has priorities in, life and we should know what is important and what is not. Following a hobby is good but there is a time for work and a time for play.

POINT OF VIEW The poem is the first point of view. The person is addressing another person and describing a situation to him.

LANGUAGE AND STLYE Rhetorical question Descriptive and questioning Simple style and no rhyme

TONE, MOOD AND ATMOSPHERE Sombre and regretful Serious atmosphere

POETIC DEVICES Imagery e.g. blown by the wind, depth of my heart Alliteration e.g. fragrance of flowers Symbol e.g. flute, song Repetition e.g. Are you still playing your flute? Figurative Language Metaphor e.g. The melody concealed in the slime hollow of bamboo Personification e.g. sick rice field

MASIHKAH KAU BERMAIN SERULING/Are you still playing your flute (Zurinah Hassan)
Sajak ini menggunakan gaya percakapan penyair dengan seseorang. Orang yang dimaksudkan di sini ialah seorang yang pandai bermain seruling. Sekali pandang ia seperti sajak percintaan kerana banyak menggunakan perkataan yang lembut dan romantis.

Are you still playing your flute Are you still playing your flute when there is no time for our love I am feeling guilty to be longing for your song

Tetapi percakapan yang lembut dan romantis dengan pemain seruling itu hanyalah satu cara atau gaya penyair meluahkan segala yang mengganggu fikirannya. Sajak ini bertemakan kemasyarakatan . Keseluruhannya merupakan luahan rasa penyair tentang keadaan masyarakat di negaranya dan antara bangsa yang penuh kemelut dan kacau bilau. Penyair mengenang sang pemain seruling. Sebenarnya yang dikenang oleh penyair ialah kampong yang sedang tenat.

Are you still playing your flute in the village so quiet and deserted amidst the sick rice field Dia menceritakan tentang keadaan dirinya yang berada di kotakota yang sakit sedangkan kampong

sudah sunyi kerana ditinggalkan oleh anak-anak muda. Apakah pemain seruling itu masih ada di kampong bermain serulingnya? . Ini juga bermaksud adakah sang pemain seruling masih mempertahankan seni dan tradisinya. Alat musik seruling dipilih kerana inilah alat muzik yang paling dekat dengan alam. Cuma sebatang buluh dan tidak memerlukan teknologi canggih untuk menciptanya. Jadi semuanya balik kpd alam. Balik kepada keaslian.

the melody concealed in the slim hollow of the bamboo uncovered by the breath of an artist composed by his lips arranged by his fingers blown by the wind to the depth of my heart Penyair merasa bersalah untuk melayan rasa rindu kepada pemain seruling itu. Begitulah rasa bersalahnya dia memikirkan sesuatu yang indah seperti seni . Di kota dia sepatutnya sibuk kerana di situ kehidupan berlalu dengan pantas.

while here it has become a luxury to spend time watching the rain gazing at the evening rays collecting dew drops or sniffing scented flowers. Seolah-olah dia memberikan masanya kepada perkara-perkara yang remeh sedangkan kehidupan sedang dilanda oleh masalah yang sangat besar. Masalah-masalah ini dipaparkan dalam bait seterusnya. Pada masa itu ramai yang menganggur. Orang-orang kita berpecah belah kerana politik . Dan di merata dunia spt Bosnia dan Palestin, orang Islam sedang diburu oleh bom-bom ganas. in the hazard of this city my younger brothers unemployed and desperate my people thorn by politic my Muslim friends slaughtered mercilessly this world is old and badly injured. Is this the end of our love? time is forcing us as artists not to be ourselves.

Ini bukan masa untuk memberi perhatian kepada seni. Ini adalah masa untuk bekerja keras. Apabila seniman tidak dapat melayani kecintaannya kepada seni maka itu seperti mereka dituntut untuk tidak menjadi seniman lagi

You might also like