You are on page 1of 13

Double Degree MSc Programme GEO-INFORMATION FOR SPATIAL PLANNING AND DISASTER RISK MANAGEMENT

Graduate School Gadjah Mada University, Yogyakarta Phone/Fax. (0274) 564239 Website http://www.geo.ugm.ac.id, www.geoinfopasca.ugm.ac.id and http://www.itc.nl/pub/study/programmes/joint-educations

UGM

ANALISIS REGIONAL EKONOMI DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

By: Kusnadi (13/357419/PMU/08060)

JANUARI 2014

I.

ANALISA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH DAN ANTAR BAGIAN WILAYAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Analysis pertumbuhan ekonomi digunakan untuk mengetahui kenaikan produksi riil yang dihasilkan oleh suatu daerah. Oleh karena itu data yang digunakan adalah data PDRB harga konstan bukan PDRB harga berlaku (tabel 1 dan gambar 1). Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTB digunakan metode sederhana : REG(t-1,t) =((PDRBt-PDRBt-1)/PDRBt-1)*100 PDRBt = PDRB tahun tertentu PDRBt-1 = PDRB satu tahun sebelumnya

Tabel 1. Perbandingan pertumbuhan ekonomi harga berlaku dengan pertumbuhan ekonomi harga konstan Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2008 2011 (% tahun) PDRB Harga Berlaku PDRB Harga Tahun Konstan 2009 21.90 5.84 2010 24.33 6.06 2011 20.32 3.09
30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 2009 PDRB Harga Berlaku 2010 2011 PDRB Harga Konstan 5.84 6.06 3.09 21.90 24.33 20.32

Gambar 1. Grafik perbandingan pertumbuhan ekonomi harga berlaku dengan pertumbuhan ekonomi harga konstan Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2008 2011 (% tahun)

Pertumbuhan ekonomi menurut sektor di Provinsi Nusa Tenggara Barat di bagi menjadi 9 sektor, sektor konsturksi merupakan sektor yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi paling tinggi dengan rata rata 9.05% per tahun. Selanjutnya dikuti oleh sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor perdagangan, hotel dan restoran masing masing dengan nilai 7.22 % dan 7.13 %. Ketiga sektor tersebut menggambarkan pembangunan dan pengembangan pembangunan di bidang pariwisata terutama di kawasan Lombok di dukung
1

oleh meningkatnya penyediaan sektor konstruksi, listrik, gas dan air bersih. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan menunukkan pertumbuhan yang paling rendah dengan nilai rata rata 1.48% pertahun. Hal tersebut kemungkinan diakibatkan oleh ubah/alih fungsi lahan dari agriculture ke pemukiman atau pariwisata. Sektor pertambangan dan penggalian juga menunjukkan pertumbuhan yang rendah terutama di tahun 2011 yaitu 1.25 %, hal tersebut diakibatkan oleh melemahnya harga jual bahan tambang dan tidak ditemukannya sumberdaya baru yang cukup ekonomis di Provinsi NTB. Sektor lain menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik berkisar antara 5 sampai 6% pertahun (Tabel 2). Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2008-2011 (% tahun)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Usaha/Industrial Origin Pertanian, Petemakan, Kehutanan, & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunlkasi Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa 2009 2010 2011 Average -1.74 1.49 4.69 1.48 2.79 5.80 1.25 3.28 5.41 4.64 4.83 4.96 5.79 8.36 7.51 7.22 12.26 6.09 8.82 9.05 5.47 7.62 8.30 7.13 2.82 10.02 6.73 6.52 3.56 7.36 8.13 6.35 5.28 6.84 4.97 5.70

Ditinjau dari masing masing Kabupaten/Kota, Kota Mataram menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi degan rata rata 8.02 % pertahun. Mataram adalah ibu Kota Provinsi NTB, hal tersebut merupakan penunjang utama dalam pertumbuhan ekonomi di Kota Mataram dimana sebagian besar pembangunan baik infrastruktur maupun fasilitas penunjang lainnya dipusatkan di Kota Mataram. Lombok Tengah berada diposisi kedua dalam pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi Lombok Tengah terutama ditunjang oleh adanya Bandara International Lombok yang secara resmi dibuka pada akhir 2010. Lombok Barat menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang negatif, terutama pada tahun 2009 yaitu mencapai -22.6 hal tersebut kemungkinan besar diakibatkan terjadinya pemekaran Kabupaten Lombok Utara yang sebelumnya merupakan bagian dari Lombok Barat, resesi pada tahun pertama mengakibatkan sebagian besar anggaran ke Kabupaten Lombok Utara dan sebagian APBD berkurang karena berasal dari Kabupaten Lombok Utara, hal tersebut mengakibatkan pembangunan di Kabupaten Lombok Barat tersendat. Tetapi setelah tahun 2010 menunjukkan peningkatan kembali. Kabupaten/Kota yang lain menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik walaupun dua Kabupaten yang lain

(Lombok Utara dan Sumbawa Barat) menunjukkan pertumbuhan dibawah rata rata Provinsi yaitu 4,87% dan 4.61% (Tabel 3 dan gambar 2).
Tabel 3.Pertumbuhan Ekonomi Prov. NTB Menurut Kabupaten/Kota, 2008 - 2011 (% tahun) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kabupaten Lombok Barat Sumbawa Barat Lombok Utara Bima Lombok Timur Kota Bima Dompu Sumbawa Lombok Tengah Kota Mataram Provinsi NTB 2009 2010 -22.6 4.778 27.71 12.46 4.031 6.483 4.549 5.731 5.012 6.386 5.771 7.613 4.461 5.458 5.917 7.318 5.687 8.451 7.953 5.841 6.062 2011 2009-2011 5.582 -4.07 -26.3 4.613 5.711 4.871 5.631 5.554 6.12 5.621 5.317 5.825 5.713 5.929 6.913 6.096 8.529 7.178 7.667 8.024 3.085 4.964

Pertumbuhan (%)
Kota Mataram Lombok Tengah Sumbawa Dompu

Kota Bima
Lombok Timur Bima Lombok Utara Sumbawa Barat Lombok Barat -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10

Pertumbuhan (%)

Gambar 2.Pertumbuhan Ekonomi Prov. NTB Menurut Kabupaten/Kota, 2008 - 2011 (% tahun)

Hubungan pertumbuhan ekonomi di masing masing Kabupaten/Kota dengan sektor usaha menunjukkan pola yang hamper sama dengan tingkat Provinsi, dimana sektor Konstruksi merupakan sektor yang memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi, diikuti oleh sektor Listrik, Gas & Air Bersih, sektor Perdagangan, Hotel & Restoran, sektor Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan dan sektor jasa-jasa sedangkan sektor Pertanian, Petemakan, Kehutanan, & Perikanan tetap merupakan sektor dengan pertumbuhan ekonomi yang paling rendah di seluruh Kabupaten/Kota se-NTB.
3

Tabel 4. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat menurut Kabupaten dan lapangan usaha, 2008 -2011 (% tahun)
NO Lapangan Usaha/Industrial Origin Kota Bima Kota Mata ram 1.09
-25.00

Lombok Utara

Sumba wa Barat 2.81 4.60 4.74 10.07 13.85 8.38 5.36 5.25 6.93 4.61

Bima

Dom pu

Sum bawa

Lombo k Timur 2.67 7.93 5.21 7.96 9.19 8.57 5.99 7.84 5.10 5.62

Lom bok Ten gah 2.79 13.7 1 7.62 9.02 11.8 5 7.92 18.6 0 7.87 5.23 7.18

Lombok Barat

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pertanian, Petemakan, Kehutanan, & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunlkasi Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB

3.16 5.28 4.41 6.98 7.72 6.91 5.70 7.15 6.62 5.82

3.62 3.68 4.51 6.91 6.23 5.69 5.91 4.54 6.93 4.87

3.74 6.59 2.76 5.29 9.22 8.27 5.69 8.91 7.55 5.55

3.44 7.05 4.96 6.17 11.48 7.10 9.07 11.01 7.73 5.93

4.37 7.17 5.54 8.55 8.16 8.33 6.64 6.66 6.17 6.10

-11.09 2.10 2.04 1.91 -0.70 -1.09 -1.46 -5.64 -2.15 -4.07

7.54 9.74 11.51 11.28 4.77 10.23 7.41 8.02

II.

ANALYSIS STRUKTUR EKONOMI DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) DARI TAHUN 2008 2011. Analisis struktur ekonomi digunakan untuk mengetahui sumbangan atau peranan

masing masing kegiatan ekonomi atau sektor dalam perekonomian kawasan perencanan secara keseluruhan dalam suatu tahap tertentu. Struktur ekonomi dihitung dengan rumus : NIlai PDRB setiap sektor Nilai PDRB total

Struktur ekonomi =

x100%

Pertanian,

Petemakan,

Kehutanan,

&

Perikanan adalah

merupakan

sektor

penyumbang utama perekonomian di Provinsi NTB dengan sumbangan rata rata 28.77% dari total PDRB. Perdagangan, Hotel & Restoran adalah penyumbang kedua terbesar dengan rata-rata 17.51%. Jasa jasa adalah sektor ketiga yang memberikan sumbangan sekitar 12.61%. ketiga sektor ini menunjukkan bahwa Provinsi NTB sangat tergantung dengan sektor agrikultur dan pariwisata sedangkan sektor jasa adalah penunjang sektor pariwisata. Pertambangan & Penggalian adalah penyumbang keempat perekonomian NTB, ekspansi perusahan tambang asim maupun nasional sejak awal tahun 2000 memberikan kontribusi
4

terhadap perekonomian di NTB. Sektor yang menyumbang terkecil terhadap perekonomian NTB adalah Listrik, Gas & Air Bersih dengan hanya 0.4% (Tabel 5 dan gambar 4). Hal tersebut menunjukkan ketidak selaran antara pertumbuhan ekonomi dari masing masing sektor di Provinsi NTB dengan sumbangan atau peranannya terhadap perekonomian di Provinsi NTB. Sektor Pertanian, Petemakan, Kehutanan, & Perikanan adalah contoh sektor dengan pertumbuhan ekonomi terendah tapi merupakan penyumbang tertinggi perekonomian di Provinsi NTB. Begitu juga dengan sektor Listrik, Gas & Air Bersih menunjukkan pertumbuhan ekonomi kedua tercepat setelah sektor konstruksi tetapi hanya memberikan sumbangan 0.4% terhadap perekonomian di Provinsi NTB. Tabel 5. Struktur ekonomi Provinsi NTB, 2008-2011 (%)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Usaha/Industrial Origin Pertanian, Petemakan, Kehutanan, & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunlkasi Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Total 2008 28.70 12.25 5.30 0.42 8.06 17.20 9.80 5.49 12.79 100.00 2009 29.30 11.50 4.92 0.41 8.89 17.49 9.36 5.58 12.55 100.00 2010 28.27 11.63 4.89 0.42 8.92 17.86 9.62 5.70 12.70 100.00 2011 28.74 12.07 4.79 0.41 8.74 17.48 9.34 6.01 12.41 100.00

120.00 Jasa-Jasa 100.00

Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan


Pengangkutan & Komunlkasi Perdagangan, Hotel & Restoran

80.00

60.00

Konstruksi

Listrik, Gas & Air Bersih


40.00 Industri Pengolahan 20.00 Pertambangan & Penggalian Pertanian, Petemakan, Kehutanan, & Petikanan 2008 2009 2010 2011

0.00

Gabar 3. Grafik struktur ekonomi Provinsi NTB, 2008-2011 (%) Analisa struktur ekonomi dari masing masing Kabupaten/Kota di Provinsi NTB menunjukkan trend yang hampir sama dengan Provinsi NTB, kecuali Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Mataram, dimana sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor penunjang utama perekonomian di Kabupaten Sumbawa Barat dengan sumbangan 91.03%. Hal tersebut juga menunjukkan penyumbang utama perekonomian dari sektor pertambangan dan penggalian berasal dari Kabupaten Sumbawa Barat karena Kabupaten/Kota lain hanya menyumbang kurang dari 5% dari sektor pertambangan. Untuk sektor industry pengolahan sebagian besar terpusat di Kota Mataram karena sumbangan sektor ini untuk pertumbuhan ekonomi di Kota Mataram cukup tinggi dan untuk Kabupaten/Kota rendah dibawah rata-rata Provinsi kecuali Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur yang berada di angka ratarata. Sumbangan terbesar Kota Mataram sebagian besar dari sektor jasa dan perhotelan.

Tabel 6. Struktur ekonomi Kabupaten Kabupaten di Provinsi NTB, 2008-2011 (%)


NO Lapangan Usaha/Industrial Origin Pertanian, Petemakan, Kehutanan, & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunlkasi Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Total Kota Bima 20.48 0.13 3.27 0.85 7.27 18.87 17.37 5.59 26.17 100.00 Kota Matara m 4.11 0.02 11.93 0.78 9.11 19.24 26.35 16.86 11.59 100.00 Lombok Utara 42.05 2.76 1.41 0.29 11.75 18.87 6.74 6.12 10.02 100.00 Sumbawa Barat 2.89 91.03 0.28 0.03 1.70 2.05 1.00 0.26 0.77 100.00 Bima Dompu Sumbawa Lombok Timur 34.96 4.74 7.66 0.26 9.05 20.07 6.20 5.04 12.02 100.00 Lombok Tengah 29.92 3.97 8.05 0.24 11.55 19.98 6.32 5.43 14.53 100.00 Lombok Barat 25.47 4.00 5.03 0.53 12.03 24.08 10.42 4.56 13.89 100.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9

50.62 2.87 2.61 0.20 6.29 16.01 7.15 2.73 11.51 100.00

39.28 2.37 4.08 0.36 7.52 18.60 6.98 7.40 13.41 100.00

41.49 2.20 4.31 0.56 11.87 18.98 6.10 2.85 11.64 100.00

120.00 Jasa-Jasa 100.00 Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan Pengangkutan & Komunlkasi Perdagangan, Hotel & Restoran Konstruksi Listrik, Gas & Air Bersih Industri Pengolahan Pertambangan & Penggalian

80.00
60.00 40.00 20.00 0.00

Gambar 4. Grafik struktur ekonomi Kabupaten Kabupaten di Provinsi NTB, 2008-2011 (%)

III.

ANALISA PDRB PER KAPITA ANTAR WILAYAH DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Analisa PDRB Per Kapita digunakan untuk mengetahui tingkat kemakmuran rata

rata penduduk. Dengan rumus : PDRB Per Kapita = PDRB/Jumlah Penduduk

Dari PDRB Per Kapita maka, didapatkan bahwa nilai PDRB Per kapita tertinggi di Provinsi NTB adalah Kabupaten Sumbawa Barat yaitu 40.32 juta rupiah, mencapai lima kali lipat rata rata PDRB per kapita di Provinsi NTB. Di posisi kedua, Kota Mataram hanya menghasilkan PDRB per kapita rata rata 5.29 juta pertahun. Perbedaan antara nilai PDRB Per kapita di Kabupaten Sumbawa Barat dengan Kabupaten/Kota yang lain cukup signifikan dimana Kabupaten/Kota yang lain hanya menghasilkan PDRB Per Kapita rata rata dibawah 6 juta rupiah per tahunnya. Hal tersebut tidak lepas dari adanya sumbukan yang cukup besar dari sektor pertambangan di Kabupaten Sumbawa Barat dimana, salah satu tambah besar di Indonesai PT. Newmont Nusa Tenggara berlokasi di Kabupaten ini sehingga meningkatkan nilai PDRB Per Kapita di Kabupaten Sumbawa Barat jauh melebihi Kabupaten yang lain. Hal tersebut mengindikasikan tingkat kemakmuran di Kabupaten Sumbawa Barat lebih baik dari Kabupaten/Kota yang lainnya (Tabel 5 dan gambar 5).

Tabel 5. PDRB Per Kapita antar wilayah di Provinsi NTB Kabupaten/Kota Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Lombok Barat Kota Bima Bima Dompu Sumbawa Mataram Sumbawa Barat 2008 2.32 2.46 3.31 2.98 3.25 3.97 4.02 4.82 35.02 2009 3.14 2.47 2.57 2.85 3.11 3.43 4.21 4.19 5.13 43.56 2010 3.24 2.59 2.69 2.95 3.24 3.55 4.34 4.41 5.44 47.82 2011 3.39 2.78 2.82 3.08 3.37 3.71 4.55 4.67 5.79 34.88 Rata -Rata 2.44 2.54 2.63 3.05 3.18 3.48 4.27 4.32 5.29 40.32

PDRB Per Kapita


Sumbawa Barat Mataram Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Lombok Barat Lombok Timur Lombok Tengah Lombok Utara PDRB Per Kapita

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

Gambar 4. PDRB Per Kapita antar Wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat Menurut ranking, 20082011

Ditinjau dari pola perkembangan ekonomi antar wilayah di Provinsi NTB, Kabupaten/Kota terbagi menjadi 3 karateristik : Maju tertekan : Kabupaten yang termasuk daerah karakteristik ini adalah Kabupaten Sumbawa Barat. Berkembang cepat : sebagian besar Kabupaten/Kota di NTB termasuk dalam karakteristik ini, diantaranya Mataram, Kota Bima, Bima, Sumbawa, Lombok Timur dan Lombok Tengah. Relatif Tertinggal : ada dua wilayah yang termasuk karakteristik ini, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Barat. Uniknya, tidak ada Kabupaten/Kota di Provinsi NTB yang termasuk dalam karakteristik daerah cepat maju dan cepat tumbuh.

Gambar 5. Tipologi ekonomi wilayah Provinsi NTB, 2008-2011.

IV. ANALISA DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH Analisa disparitas bertujuan untuk mengetahui tingkat ketimpangan antara wilayah dalam satu Kabupaten/Provinsi atau Negara. Dengan memperhatikan factor perbedaan tingkat pendapatan perkapita antara wilayan dan pola perkembangan ekonomi antar wilayah.

Untuk menghitung tingkat disparitas antar wilayah di Provinsi NTB digunakan metode Indeks Williomson dengan rumus :

WI = (Yi Y) fi / n Y dimana: Yi = PDRB per kapita Kabupaten i Y = PDRB per kapita rata rata Provinsi NTB fi = Jumlah penduduk Kabupaten i n = Jumlah penduduk Provinsi NTB

10

IW <0.4 artinya tingkat ketimpangan rendah 0.4<IW<0.5 artinya tingkat ketimpangan tinggi IW>0.5 artinya tingkat ketimpangan tinggi Tingkat ketimpangan antar Kabupaten/Kota di Provinsi NTB menunjukkan tingkat yang tinggi dimana nilai rata ratanya adalah 0.92 (Tabel 6 dan gambar 6). hal tersebut diakibatkan oleh adanya Kabupaten yang memiliki PDRB per kapita jauh dari nilai PDRB Kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Sumbawa Barat dengan nilai PDRB per kapita rata rata 40.32 juta rupiah pertahun sedangkan Kabupaten/Kota yang lain hanya memiliki PDRB per kapita di bawah 5 juta rupiah.
Tabel 6. Tingkat disparitas pendapat antar wilayah di Provinsi NTB dari tahun 2008-2011. Tahun 2008 2009 2010 2011
1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 2008 2009 NILAI WI 2010 2011

NILAI WI 0.90 0.96 0.99 0.82

Gambar 6. Grafik tingkat disparitas pendapat antar wilayah di Provinsi NTB dari tahun 20082011.

V. KESIMPULAN Sektor konstruksi merupakan sektor dengan tingkat pertumbuhan tercepat di provinsi nusa tenggara barat, diikuti oleh sektor Listrik, Gas & Air Bersih dan sektor perdagangan, hotel dan
restouran dengan nilai masing masing 9.05%, 7.22% dan 7.13%. Sedangkan sektor terlambat adalah Pertanian, Petemakan, Kehutanan, & Perikanan dengan 1.48%. dari analisa struktur ekonomi 11

menunjukkan kebalikan dimana sektor Pertanian, Petemakan, Kehutanan, & Perikanan merupakan penyumbang utama PDRB di provinsi NTB dengan jumlah rata-rata pertahun 28.9%. hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pertumbuhan ekonomi sektoral dengan jumlah PDRB yang dihasilkan. PDRB per kapita tertinggi di Provinsi NTB dimiliki oleh Kabupaten Sumbawa Barat dengan jumlah 40.32 juta rupiah per tahun, hal tersebut jauh lebih tinggi dari pada peringkat kedua Kota Mataram dengan nilai 5.26 Juta Per tahun. Hal tersebut mengakibatkan tingkat disparitas di Provinsi NTB menjadi tinggi dengan nilai rata rata 0.89.

Referensi : Hill, Hal, Budy P. Resosudarmo dan Yogi Vidyattama. 2009. Economic Geography of Indonesia: Location, Connectivity, and Resources. Washington: The World Bank. Williamson, Jeffrey G. 2009. Regional Inequality and the Process of National Development: A Description of the Patterns. Chicago: The University of Chicago Press.

12

You might also like