You are on page 1of 18

HUKUM PERKAWINAN

PAPER
Diajukan kepada Dosen untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat menyelesaikan Mata Kuliah HUKUM ISLAM IV

O l e h: MOH. RONI KURNIAWAN NPM. 11.10.006

UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA FAKULTAS HUKUM

2014

Makalah Hukum Hukum I!lam IV


Hukum P"#ka$%&a& P"&'ahulua& Perkawinan merupakan institusi yang sangat penting dalam masyarakat. Di dalam agama islam sendiri perkawinan merupakan sunnah Nabi Muhammad aw! dimana bagi setiap umatnya dituntut untuk mengikutinya. Perkawinan di dalam islam sangatlah dianjurkan! agar dorongan terhadap keinginan biologis dan psikisnya dapat tersalurkan se"ara halal! dengan tujuan untuk menghindarkan diri dari perbuatan #ina. $njuran untuk menikah ini telah diatur dalam sumber ajaran islam yaitu $l-%ur&an dan $l-'adits. Di (ndonesia sendiri telah terdapat hukum nasional yang mengatur dalam bidang hukum perkawinan yaitu )) No. * tahun *+,- tentang Perkawinan dan $turan Pelaksanaannya PP Nomor + .ahun *+,/. A. P"&("#)%a& P"#ka$%&a& Menurut )) No. * tahun *+,- dalam pasal * mende0inisikan bahwa: Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga 1rumah tangga2 yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan 3ang Maha 4sa. ebagai ikatan lahir! perkawinanmerupakan hubungan hukum antara seorang pria dengan seorang wanita untuk hidup bersama sebagai suami istri. ikatan lahir batin ini merupakan hubungan 0ormil yang si0atnya nyata! baik bagi yang mengikatkan dirinya maupun bagi orang laian atau masyarakat. (katan lahir ini terjadi dengan adanya upa"ara perkawinan yakni upa"ara akad nikah bagi yang 5eragama islam. ebagai ikatan bathin! perkawinan merupakan pertalian jiwa yang terjalin karena adanya kemauan yang sama dan ikhlas antara seorang pria dengan seorang wanita untuk hidup bersama sebagai suami istri. dalam tahap

permulaan! iktan bathin ini diawali dan ditandai dengan adanya persetujuan dari "alon mempelai untuk melangsungkan perkawinan. elanjutnya! dalam hidup bersamam ikatan bathin ini ter"ermin dari adanya kerukunan suami istri yang bersangkutan. .erjalinnya ikatan lahir dan ikatan bathin merupakan dasar utama dalam membentuk dan membina keluarga yang bahagia dan kekal. Dalam rumusan perkawinan menurut )ndang-)ndang No. * .ahun *+,itu ter"antum tujuan perkawinan yaitu untuk membentuk keluarga 1rumah tangga2 yang bahagia dan kekal. (ni berarti bahwa perkawinan dilangsungkan bukan untuk sementara atau untuk jangka waktu tertentu yang diren"anakan! akan tetapi untuk seumur hidup atau selama-lamanya! dan tidak boleh diputus begitu saja. Karena itu! tidak diperkenankan perkawinan yang hanya dilangsungkan untuk sementara waktu saja seperti kawin kontrak. Pemutusan perkawinan dengan per"eraian hanya diperbolehkan dalam keadaan yang sangat terpaksa. elanjutnya! dalam pengertian perkawinan itu juga dinyatak dengan tegas bahwa pembentukan keluarga 1rumah tangga2 yang bahagia dan kekal itu berdasarkan Ketuhanan 3ang Maha 4sa! ini berarti bahwa perkawinan harus didasarkan pada agama dan keper"ayaan masing-masing. Dalam Pasal 2 ayat * )ndang-)ndang No. * .ahun *+,-! dinyatakan: 7Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masingmasing agamanya dan kepercayaannya itu sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. )) No.* tahun *+,- dan hukum islam memandang bahwa perkawinan itu tidak hanya dilihat dari aspek 0ormal semata-mata! tetapi juga dilihat dari aspek agama dan sosial.aspek agama menetapkan tentang keabsahan perkawinan! sedangkan aspek 0ormal adalah menyangkut aspek administrati8e! yaitu pen"atatan di K)$ dan "atatan sipil. ajuti .halib! ' dalam bukunya ukum !eluarga "nd#nesia mengatakan: 7Perkawinan adalah perjanjian su"i membentuk keluarga antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan9.

Dr. $nwar 'aryono '! dalam bukunya

ukum "slam juga mengatakan:

7pernikahan adalah suatu petjanjian su"i antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan untuk membentuk keluarga bahagia9. Menurut hukum islam! perkawinan adalah suatu perjanjian antara mempelai laki-laki di satu pihak dan wali dari mempelai perempuan di lain pihak! perjanjian terjadi dengan suatu ijab 1akad nikah2! yang dilakukan oleh wali "alon istri dan diikuti oleh dari "alon suami! dan disertai sekurangkurangnya dua orang saksi. *. S+a#a),S+a#a) 'a& M-m"&)um Sah&+a P"#ka$%&a& yarat-syarat melangsungkan perkawinan diatur dalam Pasal : sampai dengan Pasal , )) Nomor * .ahun *+,-. Didalam ketentuan itu ditentukan dua syarat untuk dapat melangsungkan perkawinan! yaitu syarat intern dan syarat ekstern. yarat intern yaitu syarat yang menyangkut pihak yang akan melaksanakan perkawinan. yarat-syarat intern meliputi: *2 Persetujuan kedua belah pihak; 22 (#in dari kedua orang tua apabila belum men"apai umur 2* tahun; 62 Pria berumur *+ tahun dan wanita *: tahun penge"ualiannya yaitu ada dispensasi dari pengadilan atau "amat atau bupati; -2 Kedua belah pihak tidak dalam keadaan kawin; /2 <anita yang kawin untuk kedua kalinya harus lewat masa tunggu 1iddah2. 5agi wanita yang putus perkawinannya karena per"eraian! masa iddahnya += hari dan karena kematian *6= hari. yarat ekstern yaitu syarat yang berkaitan dengan 0ormalitas-0ormalitas dalam pelaksanaan perkawinan. yarat-syarat itu meliputi: *2 'arus mengajukan laporan ke Pegawai Pen"atat Nikah! .alak! dan >ujuk; 22 Pengumuman! yang ditandatangani oleh Pegawai Pen"atat! yang memuat: a. Nama! umur! agama?keper"ayaan! pekerjaan! tempat kediaman dari "alon mempelai dan dari orang tua "alon. Disamping itu disebutkan juga nama istri atau suami yang terdahulu;

b. 'ari! tanggal! jam. Dan tempat perkawinan dilangsungkan. Dalam K)' Perdata! syarat untuk melangsungkan perkawinan dibagi menjadi dua ma"am! yaitu: 1*2 syarat materiil! dan 122 syarat 0ormil. $yarat materiil yaitu syarat yang berkaitan dengan initi atau pokok dalam melangsungkan perkawinan. yarat materiil ini dibagi dua ma"am yaitu: *. yarat materiil mutlak! merupakan syarat yang berkaitan dengan pribadi seseorang yang harus diindahkan untuk melangsungkan perkawinan pada umumnya. yarat itu meliputi: a. Monogami! bahwa seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri! seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami 1Pasal 2, 5<2; b. Persetujuan antara suami-istri 1Pasal 2@ K)' Perdata2; ". .erpenuhinya batas umur manimal. 5agi laki-laki minimal berumur *@ tahun dan wanita berumur */ tahun 1Pasal 2+ K)' Perdata2; d. eorang wanita yang pernah kawin dan hendak kawin lagi harus mengindahkan waktu 6== hari setelah perkawinan terdahulu dibubarkan 1Pasal 6- K)' Perdata2; e. 'arus ada i#in sementara dari orang tuanya atau walinya bagi anakanak ynag belum dewasa dan belum pernah kawin 1Pasal 6- sampai dengan pasal -+ K)' Perdata2. 2. yarat materiil relati8e! ketentuan yang merupakan larangan bagi seseorang untuk kawin dengan orang tertentu. Aarangan itu meliputi: a. Aarangan kawin dengan orang yang sangat dekat dalam kekeluargaan sedarah dank arena perkawinan; b. Aarangan kawin karena #ina; ". Aarangan kawin untuk memperbarui perkawinan setelah adanya per"eraian! jika belum lewat waktu satu tahun. $yarat %#rmil adalah syarat yang berkaitan dengan 0ormalitas-0ormalitas dalam pelaksanaan perkawinan. yarat ini dibagi dalam dua tahapan. yaratsyarat yang dipenuhi sebelum perkawinan dilangsungkan adalah: a. Pemberitahuan akan dilangsungkannya perkawinan oleh "alon mempelai baik se"ara lisan maupun tertulis kepada Pegawai Pen"atat di tempat

perkawinan akan dilangsungkan!dalam jangka waktu sekurang-kurangnya *= hari kerja sebelum perkawinan dilangsungkan 1Pasal 6 dan - PP No. + .ahun *+,/2. b. Pengumuman oleh pegawai pen"atat dengan menempelkannya pada tempat yang disediakan di Kantor Pen"atatan Perkawinan. Maksud pengumuman tersebut adalah untuk memberitahukan kepada siapa saja yang berkepentingan untuk men"egah maksud dari perkawinan tersebut jika ada )ndang-)ndang yang dilanggar atau alasan-alasan tertentu. Pengumuman tersebut dilaksanakan setelah Pegawai Pen"atat meneliti syarat-syarat dan surat-surat kelengkapan yang harus dipenuhi "alon mempelai. .. Tu/ua& P"#ka$%&a& .ujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan 3ang Maha 4sa. )ntuk itu suami istri saling membantu dan melengkapi! agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya membantu dan men"apai kesejahteraan spiritual dan materiil. Dilihat dari tujuan perkawinan! maka perkawinan itu : a. 5erlangsung seumur hidup b. Berai diperlukan syarat-syarat yang ketat dan merupakan jalan terakhir. ". uami-istri membantu untuk mengembangkan diri uatu keluarga dikatakan bahagia apabila terpenuhi kebutuhan pokok! yaitu kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. 3ang termasuk kebutuhan jasmaniah seperti papan! sandang! pangan! kesehatan! dan pendidikan. daging mereka. 0. P"&1"(aha& 'a& P"m2a)ala& P"#ka$%&a& Pen"egahan perkawinan merupakan upaya untuk menghalangi suatu perkawinan antara "alon pasangan suami-istri yang tidak memenuhi syarat untuk malangsungkan perkawinan. edangkan kebutuhan rohaniah "ontohnya adanya seorang anak yang berasal dari darah

.ujuan pen"egahan hukum perkawinan adalah untuk menghindari suatu perkawinan yang dilarang hukum islam dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pen"egahan perkawinan dapat dilakukan apabila "alon suami istri yang akan melangsungkan perkawinan tidak memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan menurut hukum islam dan peraturan perundang-undangan Pen"egahan perkawinan diatur dalam ketentuan berikut ini! yaitu: *2 Pasal *6 sampai dengan Pasal 2* )) Nomor * .ahun *+,-; 22 Pasal /+ sampai dengan pasal ,= K)' Perdata; 62 Pasal 6, PP Nomor + .ahun *+,/; -2 Pasal ,= sampai dengan Pasal ,: (npres Nomor * .ahun *++*. edangkan pembatalan perkawinan diatur dalam Pasal @/ sampai dengan Pasal ++ 5<. Orang yang dapat melakukan pen"egahan perkawinan adalah: a. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah; b. audara; ". <ali nikah; d. <ali pengampu dari salah seorang "alon mempelai dan pihak-pihak yang bersangkutan; e. $yah kandung; 0. uami atau istri yang masih terkait dalam perkawinan dengan salah seorang "alon istri atau "alon suami yang akan melangsungkan perkawina; g. Pejabat yang ditunjuk untuk mengawasi perkawinan. .ata "ara pen"egahan perkawinan dikemukakan berikut ini: *2 Orang yang berwenang untuk melakukan pen"egahan itu harus mengajukan permohonan pen"egahan perkawinan ke pengadilan di wilayah hukum tempat akan dilangsungkannya perkawinan 1Pasal *, Nomor * .ahub *+,-2. 22 Orang tersebut harus memberitahukan kepada pegawai pen"atat nikah. Pegawai pen"atat nikah inilah yang akan memberitahukan adanya permohonan pen"egahan perkawinan tersebut.

62 $pabila hakim telah menerima permohonan itu! maka dalam waktu yang tidak terlalu lama pengadilan memutuskan permohonan per"egahan tersebut. Putusan itu berisi menolak atau menerima permohonan pen"egahan tersebut. -2 Dengan adanya putusan ini! maka Pegawai Pen"atat Nikah dapat melangsungkan perkawinan tersebut. Pembatalan perkawinan juga diatur dalam Pasal ,= sampai dengan Pasal ,: (npres Nomor * .ahun *++*. Di dalam ketentuan itu disebutkan bahwa pembatalan perkawinan dibedakan menjadi dua ma"am! yaitu : 1*2 Perkawinan batal! dan 122 Perkawinan yang dapat dibatalkan. Perkawinan batal adalah suatu perkawinan yang dari sejak semula dianggap tidak ada. Perkawinan batal apabila: *2 uami melakukan perkawinan! sedang ia tidak berhak melakukan akad nikah karena sudah mempunyai empat orang istri! sekalipun salah satu dari keempat istrinya itu dalam iddah talak raj&i; 22 eseorang menikahi bekas istrinya yang pernah dijatuhi tiga kali talak olehnya! ke"uali bekas istrinya tersebut pernak menikah dengan pria lain yang kemudian ber"erai lagi ba&da al dukhul dari pria tersebut dan telah habis masa iddahnya; 62 Perkawinan dilakukan antara dua orang yang mempunyai hubungan darah semenda dan sesusuan sampai derajat tertentu yang menghalangi perkawina menurut Pasal @ )) Nomor * .ahun *+,-! yaitu; a. 5erhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah ataupun ke atas; b. 5erhubungan darah dalam garis keturunan menyamping! yaitu antara saudara! antara seorang dengan saudara orang tua dan antara seorang dengan saudara nenek berhubungan semenda yaitu mertua! anak tiri! menantu! dan ibu?bapak tiri; ". 5erhubungan susuan! yaitu orang tua susuan! anak susuan! saudara susuan! dan bibi?paman susuan;

d. (stri adalah saudara kandung atau sebagai bibi atau kemenakan dari istri atau istri-istrinya. Perkawinan yang dapat dibatalkan adalah suatu perkawinan yang telah berlangsung antara "alon pasangan suami-istri! namun salah satu pihak dapat meminta kepada pengadilan supaya perkawinan itu dibatalkan. perkawinan dapat dibatalkan apabila: a. uami melakukan poligami tanpa i#in Pengadilan $gama; menjadi istri orang lain; ". Perempuan yang dikawini masih dalam iddah dari suami; d. Perkawinan melanggar batas umur perkawinan sebagaimana yang ditatapkan dalam Pasal , )) Nomor * .ahun *+,-; e. Perkawinan dilangsungkan tanpa walu atau dilaksanakan oleh wali yang tidak berhak; 0. Perkawinan yang dilaksanakan dengan paksaan. Permohonan pembatalan perkawinan diajukan ke pengadilan yang meliputi wilayah tempat tinggal suami atau istri atau tempat perkawina dilangsungkan. 5atalnya suatu perkawinan dimulai sejak putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap dan berlaku sejak saat berlangsungnya perkawinan. 5atalnya perkawina tidak akan memutuskan hunungan hukum antara anak denga orang tuanya. E. La#a&(a& P"#ka$%&a& Aarangan untuk melangsungkan perkawinan diatur dalam Pasal @ sampai dengan Pasal *2 )) Nomor * .ahun *+,-. $da larangan perkawinan antara laki dan wanita! yaitu: *2 5erhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah ataupun keatas; 22 5erhubungan darah dalam garis keturunan menyamping! yaitu antara saudara! antara seseorang dengan saudara orang tua dan antara seorang dengan saudara neneknya; b. Perempuan yang masih dikawini ternyata kemudian diketahui masih uatu

*=

62 5erhubungan semenda! yaitu mertua! anak tiri! menantu! dan ibu?bapak tiri; -2 5erhubungan susuan! yaitu orang tua susuan! anak susuan! saudara susuan! dan bibi?paman sususan; /2 5erhubungan saudara dengan istri atau sebagai bibi atau kemenakan dari istri! dalam hal seseorang suami beristri lebih dari seorang; :2 Mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku dilarang kawin; ,2 Masih terikat tali perkawinan dengan orang lain; @2 $ntara suami-istri yang telah "erai! kawin lagi satu dengan yang lain dan ber"erai untuk kedua kalinya! mereka tidak boleh melangsungkan perkawinan lagi! sepanjang hukum masing-masing agamanya dan keper"ayaannya itu dari yang bersangkutan tidak menentukan lain. Di dalam K)' Perdata juga diatur tentang larangan perkawinan antara "alon pasangan suami istri. Aarangan untuk kawin diatur didalam Pasal 6= sampai dengan Pasal 66 K)' Perdata. $da tiga larangan untuk melangsungkan perkawinan! yaitu: a2 Aarangan kawin dengan orang yang sangat dekat dalam kekeluargaan sedarah dan karena perkawinan; b2 Aarangan kawin karena #ina; "2 Aarangan kawin untuk memperbarui perkawinan setelah adanya per"eraian! jika belum lewat waktu satu tahun. Di dalam K)' Perdata tidak mengenal larangan kawin bagi orang sesusuan maupun karena agama. Karena dalam konsep K)' Perdata!! perkawinan itu hanya dipandang dari hubungan keperdataan saja dan tidak mempunyai hubungan dengan agama! maupun konsep lainnya. F. P"#/a&/%a& Ka$%& Perjanjian kawin diatur dalam pasal 2+ )) No. * .ahun *+,- dan pasal *6+ sampai dengan pasal */- K)' Perdata. Perjanjian kawin adalah perjanjian yang dibuat oleh "alon pasangan suami-istri sebelum atau pada saat

**

perkawinan dilangsungkan untuk mengatur akibat perkawinan terhadap harta kekayaan mereka. Perjanjian kawin dilakukan sebelum atau pada saat akan dilangsungkan perkawinan. Perjanjian kawin itu harus dibuatkan dalam bentuk akta notaries. .ujuannya adalah: a. Keabsahan perkawinan b. )ntuk men"egah perbuatan yang tergesa-gesa! oleh karena akibat dari perkawina itu untuk seumur hidup. ". Demi kepastian hukum d. $lat bukti yang sah e. Men"egah adanya penyelundupan hukum Perjanjian kawin juga diatur dalam pasal -/ sampai dengan pasal /* (npres Nomor * .ahun *++*. 'al-hal yang diatur dalam ketentuan tersebut adalah seperti berikut: *2 Perjanjian kawin dapat dilakukan pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan. 22 5entuk perjanjian kawin adalah dalam bentuk ta&lik talak dan perjanjian lain yang tidak bertentangan dengan hukum islam. 5iasanya bentuk perjanjian lain ini adalah tertulis dan disahkan oleh Pegawai Pen"atat Nikah mengenai kedudukan harta dalam perkawinan. 62 (si perjanjian kawin meliputi per"ampuran harta pribadi! yang meliputi semua harta! baik yang dibawa masing-masing pihak dalam perkawinan maupun yang diperoleh masing-masing selama perkawinan; pemisahan harta tangga. -2 Kewenangan masing-masing pihak untuk melakukan pembebasan atas hipotek atau hak tanggungan atas harta pribadi dan harta bersama atau harta syarikat. /2 Momentum mulai berlakunya perjanjian perkawinan adalah terhitung mulai tanggal dilangsungkan perkawinan. ejak saat itu perjanjian kawin itu mengikat para pihak dan pihak ketiga. perkawinan. Dengan adanya pemisahan ini tidak boleh menghilangkan kewajiban suami untuk memenuhi kebutuhan rumah

*2

3. Ak%2a) P"#ka$%&a& Di dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkawinan! terdapat tiga akibat perkawinan! yaitu: *. $danya hubungan suami-istri 2. 'ubungan orang tua dengan anak 6. Masalah harta kekayaan 'ubungan hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban antara suami-istri sejak terjadi perkawinan. 'ak dan kewajiban suami istri diatur dalam pasal 6= sampai dengan pasal 6- )) Nomor * .ahun *+,-. 'ak dan kewajiban suamiistri menurut )) Nomor * .ahun *+,-! yaitu: *. uami-istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat 1pasal 6= )) Nomor * .ahun *+,-2 2. 'ak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup masyarakat 1pasal 6* ayat 1*2 )) Nomor * .ahun *+,-2 6. -. /. uami-istri berhak untuk melakukan perbuatan hukum 1pasal 6* ayat 122 )) Nomor * .ahun *+,-2 uami istri wajib mempunyai tempat kediaman yang tetap 1Pasal 62 ayat 1*2 )) Nomor * .ahun *+,-2 uami-istri wajib saling men"intai! hormat-menghormati! setia dan member bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain 1Pasal 66 )) Nomor * .ahun *+,-2 :. uami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan rumah tangga sesuai dengan kemampuannya 1Pasal 6- ayat 1*2 )) Nomor * .ahun *+,-2 ,. (stri wajib mengatur utusan rumah tangga sebaik-baiknya 1Pasal 6- ayat 122 )) Nomor * .ahun *+,-2. $pabila kewajiban-kewajiban itu dilalaikan oleh suami maka istri dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan. Di dalam pasal *=6 K)' Perdata

*6

juga diatur tentang hak dan kewajiban suami-istri. 'ak dan kewajiban suamiistri sebagai berikut: *2 22 62 -2 /2 uami adalah kepala rumah tangga; uami harus membantu istri; uami harus mengurus harta bawaan istri; uami harus mengurus harta seperti bapak rumah tangga yang baik; uami tidak boleh menbebankan?memiliki harta bawaan istri. 'ak dan kewajiban antara orang tua dengan anak diatur dalam Pasal -/ sampai dengan Pasal -+ )) Nomor * .ahun *+,-. 'ak dan kewajiban orang tua dan anak adalah sebagai berikut: *. Orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaikbaiknya. Kewajiban orang tua berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sensiri 1Pasal -/ ayat 1*2 dan ayat 122 )) nomor * .ahun*+,-2 2. $nak wajib menghormati orang tua dan menaati kehendak mereka yang baik 1Pasal -: ayat 1*2 )) Nomor * .ahun *+,-2 6. -. /. $nak wajib memelihara dan membantu orang tuanya! manakala sudah tua 1Pasal -: ayat 122 )) Nomor * .ahun *+,-2 $nak yang belum dewasa! belum pernah melangsungkan perkawinan ada dibawah kuasa orang tua 1Pasal -, ayat 1*2 )) Nomor * tahun *+,-2 Orang tua mewakili anak dibawah umur dan belum pernah kawin mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan di luar pengadilan 1Pasal -, ayat 122 )) Nomor * .ahun *+,-2 :. Orang tua tidak diperbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan barang-barang tetap yang dimiliki anaknya yang belum berusia *@ tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan! ke"uali kepentingan si anak menghendakinya 1Pasal -@ )) Nomor * .ahun *+,-2. 'arta benda dalam perkawinan diatur dalam pasal 6/ sampai dengan pasal 6, )) Nomor * .ahun *+,-. Didalam ketentuan itu dibedakan antara harta bersama dan harta bawaan. 'arta bersama adalah harta yang diperoleh selama perkawinan! sedangkan yang diartikan dengan harta bawaan masing-masing

*-

suami-istri adalah harta yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan. 'arta warisan itu berada di bawah penguasaan masing-masing pihak! sepanjang para pihak tidak menentukan lain 1Pasal 6/ ayat 122 )) Nomor * .ahun *+,-2. $pabila perkawinan antara suami-istri putus karena per"eraian! harta bersama diatur menurut hukumnya masing-masing. 'arta bersama itu dibagi sama rata antara suami-istri. H. Pu)u!&+a P"#ka$%&a& Putusnya perkawinan adalah berakhirnya perkawinan yang telah dibina oleh pasangan suami-istri! yang disebabkan oleh beberapa hal! seperti kematian! per"eraian! dan atas putusan pengadilan. Di dalam K)' Perdata! putusnya atau bubarnya perkawinan dibedakan menjadi empat ma"am! yaitu: *2 Kematian salah satu pihak; 22 .idak hadirnya suami-istri selama *= tahun dan diikuti perkawinan baru; 62 $danya putusan hakim; -2 Per"eraian 1Pasal *++ K)' Perdata2. Putusnya perkawinan karena kematian adalah berakhirnya perkawinan yang disebabkan salah satu pihak baik suami maupun istri meninggal dunia. Per"eraian adalah penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan. Putusnya perkawinan karena per"eraian dapat terjadi karena dua hal! yaitu: a. .alak! atau b. 5erdasarkan gugatan per"eraian. .alak adalah ikrar suami di hadapan Pengadilan $gama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan. Cugatan per"eraian adalah per"eraian yang disebabkan adanya gugatan lebih dahulu oleh salah satu pihak! khususnya istri ke pengadilan.

*/

.alak dibagi menjadi lima ma"am! yaitu: *. .alak raj&(! yaitu talak satu dan kedua! dimana suami berhak rujuk selama istri dalam masa iddah; 2. .alak bain shughraa! adalah talak yang tidak boleh dirujuk tapi boleh akad nikah baru dengan bekas suaminya meskipun dalam iddah; 6. .alak bain khubraa! yaitu talak yang terjadi untuk kedua kalinya! talak ini tidak dapat dirujuk dan tidak dapat dinikahkan lagi! ke"uali pernikahan itu dilakukan setelah bekas istri menikah dengan orang lain kemudian terjadi per"eraian ba&da al dukhul dan habis masa Diddahnya; -. .alak suny adalah talak yang dibolehkan! yaitu talak yang dijatuhkan terhadap istri yang sedang su"i dan tidak di"ampuri dalam waktu su"i itu; /. .alak bad&i adalah talak yang dilarang! yaitu talak yang dijatuhkan pada waktu istri dalam keadaan su"i tapi sudah di"ampuri pada waktu su"i tersebut 1Pasal **@ sampai dengan pasal *22 (npres Nomor * .ahun *++* tentang Kompilasi 'ukum (slam2. Per"eraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak 1Pasal 6+ $yat *2. Maksud pasal ini adalah untuk mempersulit per"eraian! mengingat tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga 1rumah tangga2 yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha 4sa. I. Ak%2a) Pu)u!&+a P"#ka$%&a& 5ila perkawinan putus karena per"eraian! bekas suami-istri yang bersangkutan yang merupakan ayah dan ibu dari anak-anaknya! tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya! semata-mata untuk kepentingan anaknya. 5ila terjadi perselisihan mengenai anak-anak tersebut! pengadilan memberikan keputusan ikut bersama siapa anak-anak itu 1Pasal * ayat *2. Meskipun anak-anak itu ikut bersama ibunya! tetapi ayahnya bertanggung jawab sepenuhnya atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan anak-

*:

anaknya. Ke"uali bilamana ayah dalam kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut! pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut 1Pasal - ayat 22. Pengadilan dapat juga mewajibkan bekas suami untuk memberi biaya penghidupan dan?atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istrinya 1Pasal -* ayat 62. Kemudian mengenai harta bersama akibat putusya perkawinan! sebagaimana telah diterangkan! )ndang-)ndang No. * .ahun *+,- pada pasal 6, menyerahkan pengaturannya kepada masing-masing yaitu hukum agama! hukum adat dan hukum-hukum lainnya. KESIMPULAN Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga 1rumah tangga2 yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan 3ang Maha 4sa. 1)) Nomor * .ahun *+,- Pasal *2. edangkan menurut hukum islam! perkawinan adalah suatu perjanjian antara mempelai laki-laki di satu pihak dan wali dari mempelai perempuan di lain pihak! perjanjian terjadi dengan suatu ijab 1akad nikah2! yang dilakukan oleh wali "alon istri dan diikuti oleh dari "alon suami! dan disertai sekurang-kurangnya dua orang saksi. .ujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan 3ang Maha 4sa. Putusnya perkawinan adalah berakhirnya perkawinan yang telah dibina oleh pasangan suami-istri! yang disebabkan oleh beberapa hal! seperti kematian! per"eraian! dan atas putusan pengadilan. Di dalam K)' Perdata! putusnya atau bubarnya perkawinan dibedakan menjadi empat ma"am! yaitu: Kematian salah satu pihak! tidak hadirnya suamiistri selama *= tahun dan diikuti perkawinan baru! adanya putusan hakim! Per"eraian 1Pasal *++ K)' Perdata2.

*,

0AFTAR PUSTAKA
Mertokusumo! sudikno. 2==2! Pengantar inar Cra0ika. ukum Perdata 'ertulis ()*+! Eakarta:

Komariah! 2==2. ukum Perdata. Malang: )P. Penerbitan )ni8ersitas Muhammadiyah Malang. aleh! K. <antjik! *+,:. (ndonesia. ukum Perkawinan "nd#nesia, Eakarta: Chalia ukum Perdata! 5anjarmasin:

yahrani! >iduan. 2==:. $eluk-)eluk ,sas-asas P.. $lumni.

*@

You might also like