You are on page 1of 6

PERCOBAAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG (TALI - UDARA) KODE: PFG-04 I.

TUJUAN Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menentukan titik simpul dan perut dari gelombang stasioner. 2. Menentukan hubungan antara kecepatan gelombang pada benang dengan tegangan benang. 3. Menenukan cepat rambat gelombang pada tali. 4. Menentukan frekuensi fibrator. 5. Mengetahui panjang kolom udara pada saat terjadi resonansi pertama, kedua, dan ketiga dengan frekuensi sumber bunyi f1 dan f2 6. Memahami pengaruh besarnya frekuensi terhadap panjang kolom udara pada saat terjadi resonansi? 7. Menentukan cepat rambat gelombang di udara II. ALAT DAN BAHAN 1. Katrol kecil 2. Benang 3. Mistar 4. Beban bercelah 5. Vibrator 6. Adaptor 7. Tabung resonansi berisi air penuh (dengan skala cm) 8. Tiang penyangga 9. Tabung pengontrol permukaan air 10. Selang bening 11. Sumber bunyi dengan frekuensi variable 12. Termometer 13. Pipa organa terbuka dan tertutup III. DASAR TEORI Gelombang adalah gangguan yang dirambatkan, karena itu gelombang membawa sejumlah energi. Pada umumnya gelombang membutuhkan medium untuk merambatkan gangguannya, misalnya pada gelombang tali. Bila salah satu ujung tali digerakkan tegak lurus tali secara selaras, maka akan terdapat deretan gelombang sinusoida transversal secara kontinu sepanjang tali seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.

Hubungan antara kecepatan v, frekuensi f, dan periode T serta panjang gelombang adalah;

v . f

1)

v f .

2) 3)

vT

Bila dua atau lebih gelombang tiba di suatu titik pada medium, masing-masing gelombang akan saling berinterferensi. Interferensi saling menguatkan terjadi apabila gelombanggelombang yang berinterferensi memiliki fase yang sama dan saling melemahkan apabila memiliki fase yang berlawanan. Bila salah satu ujung suatu tali digetarkan dan ujung lainnya terikat, maka akan timbul gelombang yang merambat ke ujung yang lain dan di ujung yang lain tersebut gelombang akan dipantulkan. Jika kondisi memungkinkan maka pada tali akan timbul gelombang stasioner atau gelombang tegak sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah.
perut perut perut perut perut

simpul

simpul 1/2

simpul

simpul

Pada tali terdapat titik-titik yang diam dan tidak nampak adanya gelombang. Titik-titik ini disebut dengan simpul. Ditengah antara dua simpul terdapat perut, yaitu memiliki amplituda terbesar. Jarak antara dua simpul adalah panjang gelombang, dan jarak antara simpul dan perut yang berdekatan adalah panjang gelombang. Alat musik tiup dari kayu, kuningan, dan pipa organa menghasilkan bunyi dalam gelombang berdiri pada kolom udara dalam tabung atau pipa. Dalam beberapa alat musik getaran udara dari peniup akan membantu membangun getaran kolom udara. Udara yang bergetar dalam bentuk gelombang berdiri longitudinal. Ada dua jenis pipa organa : 1. Pipa organa tertutup Pipa organa tertutup mempunyai satu titik simpul dan titik pusat yang berjarak 1/4 kali panjang gelombang (). Frekuensi dasar dapat diperoleh berdasarkan hubungan f = v/ p s L = 3/4 p L = 1/4 s

(a)

(b)

Untuk gambar(a)

f1

v ............................................................................................... (4) 4L
v 4 L 3 3v 3 f1 ...................................................................... (5) 4L

Untuk gambar (b)

f2

Frekuensi nada dasar hingga frekuensi harmonik yang ke-n dapat diperoleh berdasarkan hubungan f n = v /n yaitu fn = n f1 ........................................................................................................... (6) (dengan n = 1,3,5,) atau fn = n

v ....................................................................................................... (7) 4L

(dengan n = 1,3,5,) 2. Pipa organa terbuka Pipa organa terbuka mempunyai perut bergeseran pada kedua ujungnya. Jarak antara dua perut berturut-turut adalah 1/2 panjang gelombang (). Frekuensi dasar dapat diperoleh berdasarkan hubungan f = v/ L = 1/2 s p p

(a) L = s p p s p

(b) Untuk gambar(a)

f1

v ........................................................................................... (5) 2L
v v 2v 2 f1 .............................................................. (6) L 2L

Untuk gambar (b)

f2

Untuk setiap mode normal pada pipa organa terbuka frekuensi yang bersesuaian diperoleh dengan menggunakan hubungan fn =

v v n ............................................................................... (7) n 2L

(dengan n = 1,2,3,) Bila suatu sumber bunyi bergetar di atas mulut tabung resonansi, pada panjang kolom, udara tertentu dapat didengar dengung sangat keras, ini berarti terjadi resonansi bunyi. Saat itu

dalam tabung resonansi terjadi gelombang longitudinal stasioner. Pada permukaan air terdapat simpul gelombang dan pada mulut tabunng terdapat perut gelombang. Pada keadaan resonansi itu terdapat hubungan : L= Dimana

2n 1

n = 0,1,2,3,..(8)

L = panjang kolom udara saat resonansi = panjang gelombang bunyi

v (9) f

v = kecepatan bunyi di udara f = frekuensi sumber bunyi


Sumber Bunyi

Kolom Udara
L

Pengontrol permukaan air

Oleh karena itu untuk menentukan panjang gelombang bunyi dipakai metode selisih posisi resonansi berurutan sbb :

L = L1 L2 =

(jika digunakan posisi resonansi kedua dan ketiga)

2.(10) 2

Bila panjang kolom udara dalam tabung tidak diubah, maka hanya frekuensifrekuensi tertentu saja yang menghasilkan resonansi. Persamaannya mirip dengan persamaan (9) diatas :

L 2m 1

m
4

m = 0,1,2,3,(11)

adalah panjang gelombang resonansi. Resonansi nada dasar terjadi dengan m = 0, sedangkan m = 1,2,. Menghasilkan resonansi nada atas, pertama, kedua dst. Dalam hal ini resonansi yang terjadi sama dengan resonansi pada pipa organa tertutup.

IV. CARA KERJA A. Gelombang Tali 1. Ambil benang sepanjang kira-kira 1,5 meter dan timbanglah dengan neraca lengan. Catat massa dan panjangnya!

2. Rentangkan benang tersebut dengan salah satu ujungnya terikat pada vibrator dan ujung lainnya melalui katrol digantungkan beban dengan massa 10 gr seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.

3. Catu daya masih dalam keadaan off, hubungkan vibrator ke catu daya. 4. Sebelum melakukan kegiatan selanjutnya, periksa kembali rangkaian yang telah disusun dan konsultasikan dengan asisten. 5. Hidupkan catu daya dan amati apa yang terjadi pada benang. 6. Atur kembali jarak antara vibrator dengan katrol sehingga sepanjang benang terlihat dengan jelas adanya gelombang stasioner. 7. Catat jumlah perut, jumlah simpul, panjang benang dan panjang gelombang pada tabel. 8. Matikan catu daya dan ganti beban dengan massa 20 gr. 9. Hidupkan catu daya dan atur kembali jarak antara vibrator dengan katrol sehingga sepanjang benang terlihat dengan jelas adanya gelombang stasioner. 10. Catat jumlah perut, jumlah simpul, panjang benang dan panjang gelombang pada tabel. 11. Ulangi langkah 4 hingga 6 dengan massa yang bervariasi mulai dari 40 gr, dst. Massa Beban Panjang Benang Jumlah Simpul Jumlah Perut Panjang Gelombang n

No

B, Gelombang Bunyi 1. Menyiapkan semua peralatan dan bahan praktikum yang dibutuhkan 2. Rangkailah alat seperti pada gambar, rekatkan selang pada kedua pipa (usahakan supaya tidak bocor) 3. Pipa kaca dengan skala ukur dalam centimeter digunakan sebagai tabung resonansi. (Setelah diisi air penuh, ukur suhu air terlebih dahulu) 4. Tabung botol aqua digunakan sebagai pengontrol permukaan air 5. Setelah tabung resonansi siap, dekatkan sumber bunyi (speaker) pada pipa kaca / tabung resonansi 6. Nyalakan sumber bunyi dengan frekuensi tertentu di atas mulut tabung resonansi. Kemudian turunkan permukaan air dalam tabung resonansi perlahan-lahan sampai terdengar dengung yang keras (resonansi ke-1). Catatlah kedudukan permukaan air ini dan ukurlah panjang kolom udara (jarak antara mulut tabung dengan permukaan air). Naik dan turunkan permukaan air hingga terdengar resonansi yang stabil (dengungan paling keras)

7. Dengan cara yang sama, turunkan lagi permukaan air, untuk mendapatkan kedudukan permukaan yang dapat menimbulkan resonansi ke-2 dan ke-3. 8. Lakukan langkah-langkah di atas, dengan menggunakan 3 frekuensi lain. 9. Cobalah anda menera sebuah garpu tala, dengan mencari resonansi bunyinya pada tabung jika ia digetarkan di mulut tabung. 10. Catatlah suhu dan tekanan udara pada saat percobaan. 1

2 3

4 5

Keterangan : 1. Sumber bunyi dengan frekuensi variable 2. Tabung pengontrol permukaan air 3. Tiang penyangga 4. Selang bening 5. Tabung resonansi berisi air penuh (dengan skala cm)

Rangkaian Alat Percobaan Tabel Hasil Pengamatan NO FREKUENSI 1. f1 2. f2

L1 (cm)

L2 (cm)

L3 (cm)

T (0C)

V. 1. 2. 3. 4.

TUGAS LAPORAN RESMI Hitung massa persatuan panjang benang! Untuk setiap massa beban yang digunakan dalam percobaan, hitung gaya tegang tegang tali! Hitung pula cepat rambat gelombang stasioner pada benang! Berdasarkan analisa di atas untuk kesemua massa beban, tentukan hubungan antara cepat rambat gelombang, gaya tegang tali dan massa persatuan panjang benang! 5. Apakah massa beban mempengaruhi panjang gelombang serta banyaknya gelombang yang terjadi? Jelaskan jawaban anda berdasarkan teori serta data yang anda peroleh dalam percobaan! 6. Benarkan massa beban mempengaruhi besarnya nilai massa per satuan panjang benang, serta dipengaruhi oleh massa benang dan panjang benang? Jelaskan 7. Tentukan frekuensi dari vibrator 8. Hitunglah panjang kolom udara dengan rumus (11) kemudian tentukan besar frekuensinya. 9. Bandingkan angka antara hasil perhitungan dengan hasil praktikum. Bagaimanakah hasilnya? Mengapa terjadi demikian? 10. Apakah besarnya frekuensi berpengaruh terhadap panjang kolom udara saat terjadinya resonansi? Jelaskan 11. Hitunglah cepat rambat bunyi di udara. 12. Apa kesimpulan yang dapat anda tarik dari percobaan ini? Jelaskan.

You might also like