You are on page 1of 14

BAB II FILSAFAT PANCASILA A.

KOMPETENSI Mahasiswa mampu memahami nilai-nilai jati diri bangsa melalui pengkajian aspek ontologi, epistimologi, dan aksiologi filsafat Pancasila sehingga dengan pemahaman tersebut diharapkan dapat tumbuh personal wisdom yang integratif dalam dimensi kompentensi kewarganegaraan (civic knowledge, civic skills, civic commitment, civic convidence, dan civic competence) ii. INDIKATOR Melalui pembelajaran ini Mahasiswa diharapkan dapat : 1 Mendeskripsikan Pancasila sebagai jati diri bangsa! " Mengemukakan Pengertian #ilsafat Pancasila! $ Menganalisis sila-sila Pancasila sebagai suatu %istem #ilsafat! & Mendeskripsikan aspek ontologis #ilsafat Pancasila! ' Mendeskripsikan aspek epistimologi #ilsafat Pancasila! ( Mendeskripsikan aspek aksiologi #ilsafat Pancasila! ) Menganalisis secara komprehensif #ilsafat Pancasila kewarganegaraan C. DAFTAR ISTILAH KUNCI 1 " $ & ' ( ) 0 2 14 11 #ilsafat : %ecara etimologis cinta akan kebijaksanaan, tapi dapat juga diartikan sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati #ilsafat Pancasila : *ebenaran dari sila-sila Pancasila sebagai dasar negara atau dapat juga diartikan bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang utuh dan logis *ewarganegaraan : pengetahuan mengenai warganegara di suatu negara tertentu +ntologi : ,idang filsafat yang membahas tentang hakekat keberadaan sesuatu, dan mencari hakekat mengapa sesuatu itu ada -pistimologi : ,idang filsafat yang membahas hakekat ilmu pengetahuan atau ilmu tentang ilmu .ksiologi : ,idang filsafat yang membahas tentang hakekat nilai, atau filsafat yang membahas tentang nilai praksis dari sesuatu /ilai : %egala sesuatu yang berguna atau berharga bagi manusia 1ati diri bangsa : *epribadian bangsa yang menjadi identitas nasional 3lobalisasi : Proses mendunia menjadi keadaan tanpa batas antar negara akibat kemajuan teknologi informasi 5nternasionalisasi : 6paya hegemoni negara maju melalui isu dan permasalahan internasional /asionalisme : Paham kebangsaan yang dianut oleh suatu negara

dalam

konteks

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

1&

1" 1$ 1& 1' 1( 1) 10 12

%istem : %uatu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan diantara sub-sub sistem *ausa materialis : %uatu kajian filsafat .ristotheles yang membahas tentang sebab material dari sesuatu *ausa finalis : %uatu kajian filsafat .risthoteles yang membahas tentang sebab final dari sesuatu *ausa efisiensi : %uatu kajian filsafat .risthoteles yang membahas tentang pelaku dari adanya sesuatu *ausa forma : %uatu kajian filsafat .risthoteles yang membahas tentang bentuk dari adanya sesuatu #ounding fathers : Para pendiri negara yang merumuskan Pancasila dan 668 12&' dalam mempersiapkan 5ndonesia merdeka <ocal 3enius : *reatifitas lokal yang keunggulan kompetitif <ocal :isdom : *earifan lokal yang hidup dan membentuk sikap bijak dalam suatu masyarakat

D. URAIAN TEORI DAN KONSEP 1. PENDAHULUAN Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia 3elombang besar kekuatan internasional dan transnasional melalui globalisasi telah mengancam bahkan menguasai eksistensi negara-negara kebangsaan, termasuk 5ndonesia .kibat yang langsung terlihat adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan, karena adanya perbenturan kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di 5ndonesia menjadi semakin kompleks dan rumit manakala ancaman internasional yang terjadi di satu sisi, pada sisi yang lain muncul masalah internal yaitu maraknya tuntutan rakyat, yang secara obyektif mengalami suatu kehidupan yang jauh dari kesejahteraan dan keadilan sosial Paradoks antara kekuasaan global dengan kekuasaan nasional ditambah konflik internal seperti gambaran di atas mengakibatkan suatu tarik menarik kepentingan yang secara langsung mengancam jati diri bangsa /ilai-nilai baru yang masuk baik secara subyektif maupun obyektif serta terjadinya pergeseran nilai di masyarakat pada akhirnya mengancam prinsip-prinsip hidup berbangsa masyarakat 5ndonesia Prinsip-prinsip dasar yang telah ditemukan oleh peletak dasar ( the founding fathers) negara 5ndonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat bernegara itulah Pancasila 8engan pemahaman demikan maka

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

1'

Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa 5ndonesia saat ini mengalami ancaman dari munculnya nilai-nilai baru dari luar dan pergeseran nilai-nilai yang terjadi %ecara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat, suatu bangsa, senantiasa memiliki suatu pandangan hidup atau filsafat hidup masing-masing , yang berbeda dengan bangsa lain di dunia dan hal inilah yang disebut sebagai local genius (kecerdasan=kreatifitas lokal) dan sekaligus sebagai local wisdom (kearifan lokal) bangsa 8engan demikian bangsa 5ndonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup dengan bangsa lain *etika para pendiri negara 5ndonesia menyiapkan berdirinya negara 5ndonesia merdeka, mereka sadar sepenuhnya untuk menjawab suatu pertanyaan yang fundamental >di atas dasar apakah negara Indonesia merdeka ini didirikan ? 1awaban atas pertanyaan mendasar ini akan selalu menjadi dasar dan tolok ukur utama bangsa ini meng-5ndonesia 8engan kata lain jati diri bangsa akan selalu bertolok ukur kepada nilai-nilai Pancasila sebagai filsafat bangsa Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat Pemahaman demikian memerlukan pengkajian lebih lanjut menyangkut aspek ontologi, epistimologi, dan aksiologi dari kelima sila Pancasila
II. Pengertian Filsafat #ilsafat berasal dari bahasa @unani philein A yang berarti cinta dan sophiaA yang berarti kebijaksanaan 1adi filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran=pengetahuan 7inta dalam hal ini mempunyai arti yang seluasluasnya, yang dapat dikemukakan sebagai keinginan yang menggebu dan sungguhsungguh terhadap sesuatu, sedangkan kebijaksanaan dapat diartikan sebagai kebenaran yang sejati 1adi filsafat secara sederhana dapat diartikan sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati #ilsafat merupakan 5nduk 5lmu pengetahuan Menurut 1 3redt dalam bukunya A-lementa PhilosophiaeB ,ahwa filsafat sebagai A5lmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip mencari sebab musababnya yang terdalamB a. Filsafat Pan asila Menurut 9uslan .bdulgani, bahwa Pancasila merupakan filsafat negara yang lahir sebagai collectieCe 5deologie (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa 5ndonesia 8ikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita, kemudian dituangkan dalam suatu AsistemB yang tepat %edangkan menurut /otonagoro, #ilsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakekat dari Pancasila

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

1(

b. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila %ebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda dengan filsafat lainnya, yaitu antara lain : - %ila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas) 8engan pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan Pancasila - %usunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut :

"

8alam susunan yang lain dapat juga digambarkan sebagai berikut :


! " " # # # $ $ $ $

1 1 ! " 1 ! " 1 ! 1 ! " # $

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

1)

.tau dapat digambarkan sebagai berikut :

*etiga gambar di atas menunjukkan bahwa : %ila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila ", $, &, ' %ila ", diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila $, &, ' %ila $, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, ", dan mendasari dan menjiwai sila &, ' %ila &, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, ", $ dan mendasari dan menjiwai sila ' %ila ', diliputi, didasari, dijiwai sila 1, ", $, &

Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli=permanen=primer Pancasila sebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri Pancasila sebagai suatu realita, artinya ada dalam diri manusia 5ndonesia dan masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari

Prinsi%&%rinsi% Filsafat Pan asila Pancasila ditinjau dari kausal .ristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi=bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa 5ndonesia sendiri ") Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan 668 ?&' memenuhi syarat formal (kebenaran formal) $) Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan ,P6P*5 dan PP*5 dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara 5ndonesia merdeka &) Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara 5ndonesia merdeka 5nti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi : 1 ;uhan, yaitu sebagai kausa prima " Manusia, yaitu makhluk indiCidu dan makhluk sosial $ %atu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri & 9akyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong ' .dil, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

10

'. Ha(i(at Nilai&nilai Pan asila /ilai adalah suatu ide atau konsep tentang apa yang seseorang pikirkan merupakan hal yang penting dalam hidupnya /ilai dapat berada di dua kawasan : kognitif dan afektif /ilai adalah ide, bisa dikatakan konsep dan bisa dikatakan abstraksi (%idney %imon, 120() /ilai merupakan hal yang terkandung dalam hati nurani manusia yang lebih memberi dasar dan prinsip akhlak yang merupakan standar dari keindahan dan efisiensi atau keutuhan kata hati (potensi) <angkahlangkah awal dari AnilaiB adalah seperti halnya ide manusia yang merupakan potensi pokok human being /ilai tidaklah tampak dalam dunia pengalaman 8ia nyata dalam jiwa manusia 8alam ungkapan lain ditegaskan oleh %idney , %imon (120() bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan nilai adalah jawaban yang jujur tapi benar dari pertanyaan Awhat you are really, really, really, want ! %tudi tentang nilai termasuk dalam ruang lingkup estetika dan etika -stetika cenderung kepada studi dan justifikasi yang menyangkut tentang manusia memikirkan keindahan, atau apa yang mereka senangi Misalnya mempersoalkan atau menceritakan si rambut panjang, pria pemakai anting-anting, nyanyian-nyanyian bising dan bentuk-bentuk seni lain %edangkan etika cenderung kepada studi dan justifikasi tentang aturan atau bagaimana manusia berperilaku 6ngkapan etika sering timbul dari pertanyaan-pertanyaan yang mempertentangkan antara benar salah, baikburuk Pada dasarnya studi tentang etika merupakan pelajaran tentang moral yang secara langsung merupakan pemahaman tentang apa itu benar dan salah ,angsa 5ndonesia sejak awal mendirikan negara, berkonsensus untuk memegang dan menganut Pancasila sebagai sumber inspirasi, nilai dan moral bangsa *onsensus bahwa Pancasila sebagai anutan untuk pengembangan nilai dan moral bangsa ini secara ilmiah filosofis merupakan pemufakatan yang normatif %ecara epistemologikal bangsa 5ndonesia punya keyakinan bahwa nilai dan moral yang terpancar dari asas Pancasila ini sebagai suatu hasil sublimasi dan kritalisasi dari sistem nilai budaya bangsa dan agama yang kesemuanya bergerak Certikal dan horiDontal serta dinamis dalam kehidupan masyarakat %elanjutnya untuk mensinkronkan dasar filosofia-ideologi menjadi wujud jati diri bangsa yang nyata dan konsekuen secara aksiologikal bangsa dan negara 5ndonesia berkehendak untuk mengerti, menghayati, membudayakan dan melaksanakan Pancasila 6paya ini dikembangkan melalui jalur keluarga, masyarakat dan sekolah 9efleksi filsafat yang dikembangkan oleh /otonegoro untuk menggali nilainilai abstrak, hakikat nilai-nilai Pancasila, ternyata kemudian dijadikan pangkal tolak pelaksanaannya yang berujud konsep pengamalan yang bersifat subyektif dan obyektif Pengamalan secara obyektif adalah pengamalan di bidang kehidupan kenegaraan atau kemasyarakatan, yang penjelasannya berupa suatu perangkat ketentuan hukum yang secara hierarkhis berupa pasal-pasal 668, *etetapan MP9, 6ndang-undang +rganik dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya Pengamalan secara subyektif adalah pengamalan yang dilakukan oleh manusia indiCidual, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat ataupun sebagai pemegang kekuasaan, yang penjelmaannya berupa tingkah laku dan sikap dalam hidup seharihari

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

12

/ilai-nilai yang bersumber dari hakikat ;uhan, manusia, satu rakyat dan adil dijabarkan menjadi konsep -tika Pancasila, bahwa hakikat manusia 5ndonesia adalah untuk memiliki sifat dan keadaan yang berperi *etuhanan @ang Maha -sa, berperi *emanusiaan, berperi *ebangsaan, berperi *erakyatan dan berperi *eadilan %osial *onsep #ilsafat Pancasila dijabarkan menjadi sistem -tika Pancasila yang bercorak normatif 7iri atau karakteristik berpikir filsafat adalah: a) sistematis, b) mendalam, c) mendasar, d) analitik, e) komprehensif, f) spekulatif, g) representatif, dan h) eCaluatif a b c d e f g h i j k l 7abang-cabang filsafat meliputi: -pistemologi (filsafat pengetahuan) -tika (filsafat moral) -stetika (filsafat seni) Metafisika (membicarakan tentang segala sesuatu dibalik yang ada) Politik (filsafat pemerintahan) #ilsafat .gama #ilsafat 5lmu #ilsafat Pendidikan #ilsafat hukum #ilsafat %ejarah #ilsafat Matematika *osmologi (membicarakan tentang segala sesuatu yang ada yang teratur) .liran #ilsafat meliputi : a b c d e 9ationalisme 5dealisme PositiCisme -ksistensialisme Fedonisme f %toisme g MarEisme h 9ealisme i j k l Materialisme 6tilitarianisme %piritualisme <iberalisme

!.

KA)IAN ONTOLO*IS
%ecara ontologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakekat dasar dari sila sila Pancasila Menurut /otonagoro hakekat dasar ontologis "ancasila adalah manusia Mengapa G, karena manusia merupakan subyek hukum pokok dari sila sila Pancasila Fal ini dapat dijelaskan bahwa yang berkeuhanan @ang Maha -sa, berkemanusian yang adil dan beradab, berkesatuan indonesia, berkerakyatan yaang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan=perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat 5ndonesia pada hakekatnya adalah manusia (*aelan, "44') 1adi secara ontologis hakekat dasar keberadaan dari sila sila Pancasila adalah manusia 6ntuk hal ini /otonagoro lebih lanjut mengemukakan bahwa manusia

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

"4

sebagai pendukung pokok sila sila Pancasila secara ontologi memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani 1uga sebagai makluk indiCidu dan sosial serta kedudukan kodrat manusia sebagai makluk pribadi dan sebagai makluk ;uhan @ang Maha -sa +leh karena itu, maka secara hierarkhis sila pertama *etuhanan @ang Maha -sa mendasari dan menjiwai keempat sila sila Pancasila (*aelan, "44') %elanjutnya Pancasila secagai dasar filsafat negara 9epublik 5ndonesia memiliki susunan lima sila yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang mutlak yaitu berupa sifat kodrat monodualis, sebagai makluk indiCidu sekaligus juga sebagai makluk sosial, serta kedudukannya sebagai makluk pribadi yang berdiri sendiri juga sekaligus sebagai maakluk ;uhan *onsekuensinya segala aspek dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai nilai Pancasila yang merupakan suatu kesatuan yang utuh yang memiliki sifat dasar yang mutlak berupa sifat kodrat manusia yang monodualis tersebut *emudian seluruh nilai nilai Pancasila tersebut menjadi dasar rangka dan jiwa bagi bangsa 5ndonesia Fal ini berarti bahwa dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus dijabarkan dan bersumberkan pada nilai nilai Pancasila, seperti bentuk negara, sifat negara, tujuan negara, tugas dan kewajiban negara dan warga negara, sistem hukum negara, moral negara dan segala sapek penyelenggaraan negara lainnya

".

KA)IAN EPISTIMOLO*I
*ajian epistimologi filsafat pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakekat pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan Fal ini dimungkinkan karena epistimologi merupakan bidang filsafat yang membahas hakekat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu) *ajian epistimologi Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya +leh karena itu dasar epistimologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakekat manusia Menurut ;itus(120&: "4) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistimologi yaitu : 1 tentang sumber pengetahuan manusia! " tentang teori kebenaran pengetahuan manusia! $ tentang watak pengetahuan manusia -pistimologi Pancasila sebagai suatu obyek kajian pengetahuan pada hakekatnya meliputi masalah sumber pengetahuan Pancasila dan susunan pengetahuan Pancasila ;entang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa 5ndonesia sendiri Merujuk pada pemikiran filsafat .ristoteles, bahwa nilai-nilai tersebut sebagai kausa materialis Pancasila %elanjutnya susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan maka Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti dari dari sila-sila Pancasila itu %usunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal, dimana :

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

"1

o o o o o

%ila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya %ila kedua didasari sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima %ila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama, kedua serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima %ila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai sila kelima %ila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat

8emikianlah maka susunan Pancasila memiliki sistem logis baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya 8asar-dasar rasional logis Pancasila juga mennyangkut kualitas maupun kuantitasnya %elain itu, dasar-dasar rasional logis Pancasila juga menyangkut isi arti sila-sila Pancasila tersebut %ila *etuhanan @ang Maha -sa memberilandasan kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada intuisi Manusia pada hakekatnya kedudukan dan kodratnya adalah sebagai mahluk ;uhan @ang Maha -sa, maka sesuai dengan sila pertama Pancasila, epistimologi Pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak Fal ini sebagai tingkat kebenaran yang tertinggi %elanjutnya kebenaran dan pengetahuan manusia merupakan suatu sintesa yang harmonis antara potensi-potensi kejiwaan manusia yaitu akal, rasa, dan kehendak manusia untuk mendapatkan kebenaran yang tertinggi %elain itu dalam sila ketiga, keempat dan kelinma, maka epistimologi Pancasila mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya dengan hakekat sifat kodrat manusia sebagai mahluk indiCidu dan mahluk sosial %ebagai suatu paham epistimologi, maka Pancasila mendasarkan pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakekatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan dalam hidup manusia 5tulah sebabnya Pancasila secara epistimologis harus menjadi dasar moralitas bangsa dalam membangun perkembangan sains dan teknologi dewasa ini +.KA)IAN AKSIOLO*I *ajian aksiologi filsafat Pancasila pada hakekatnya membahas tentang nilai praksis atau manfaat suatu pengetahuan tentang Pancasila *arena sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, sehingga nilainilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakekatnya juga merupakan suatu kesatuan %elanjutnya aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila 5stilah nilai dalam kajian filsafat dipakai untuk merujuk pada ungkapan abstrak yang dapat juga diartikan sebagai keberhargaan! #worth$ atau kebaikan! #goodnes$, dan kata kerja yang artinya sesuatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian ( #rankena, ""2) 8i dalam %ictionary of sociology an related sciences dikemukakan bahwa nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

""

memuaskan manusia %ifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok 1adi nilai itu pada hakekatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek %esuatu itu mengandung nilai, artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu, misalnya! bunga itu indah, perbuatan itu baik 5ndah dan baik adalah sifat atau kualitas yang melekat pada bunga dan perbuatan 8engan demikian maka nilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan yang tersembunyi di balik kenyataan-kenyataan lainnya .danya nilai itu karena adanya kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa nilai ;erdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan pengertian nilai *alangan materialis memandang bahwa hakekat nilai yang tertinggi adalah nilai material, sementara kalangan hedonis berpandangan bahwa nilai yang tertinggi adalah nilai kenikmatan /amun dari berbagai macam pandangan tentang nilai dapat dikelompokan pada dua macam sudut pandang, yaitu bahwa sesuatu itu bernilai karena berkaitan dengan subjek pemberi nilai yaitu manusia Fal ini bersifat subjektif, namun juga terdapat pandangan bahwa pada hakekatnya sesuatu itu melekat pada dirinya sendiri memang bernilai Fal ini merupakan pandangan dari paham objektiCisme /otonagoro merinci tentang nilai ada yang bersifat material dan nonmaterial 8alam hubungan ini manusia memiliki orientasi nilai yang berbeda tergantung pada pandangan hidup dan filsafat hidup masing-masing .da yang mendasarkan pada orientasi nilai material, namun ada pula yang sebaliknya yaitu berorientasi pada nilai yang nonmaterial /ilai material relatif lebih mudah diukur menggunakan panca indra maupun alat pengukur ;etapi nilai yang bersifat rohaniah sulit diukur, tetapi dapat juga dilakukan dengan hati nurani manusia sebagai alat ukur yang dibantu oleh cipta, rasa, dan karsa serta keyakinan manusia (*aelan, "44') Menurut /otonagoro bahwa nilai-nilai Pancasila itu termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan nilai Cital 8engan demikian nilai-nilai Pancasila yang tergolong nilai kerokhanian itu juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis seperti nilai material, nilai Cital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral, maupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sisttematik-hierarkhis, dimana sila pertama yaitu ketuhanan @ang Maha -sa menjadi basis dari semua sila-sila Pancasila (8armodihardjo, 12)0) %ecara aksiologis, bangsa 5ndonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila #subcriber of values "ancasila$ ,angsa 5ndonesia yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial %ebagai pendukung nilai, bangsa 5ndonesia itulah yang menghargai, mengakui, menerima Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai Pengakuan, penghargaan, dan penerimaan Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa 5ndonesia *alau pengakuan, penerimaan atau penghargaan itu telah menggejala dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan menusia dan bangsa 5ndonesia, maka bangsa 5ndonesia dalam hal ini sekaligus adalah pengembannya dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan manusia 5ndonesia

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

"$

,. FILSAFAT PANCASILA DALAM KONTEKS PKN Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa 5ndonesia pada hakekatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis, fundamental dan menyeluruh 6ntuk itu sila-sila Pancasila merupakan suatu nilainilai yang bersifat bulat dan utuh, hierarkhis dan sistematis 8alam pengertian inilah maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem filsafat *onsekuensinya kelima sila bukan terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi serta makna yang utuh Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara 9epublik 5ndonesia mengandung makna bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari pandangan bahwa negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hukum (legal society) .dapun negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat bahwa manusia sebagai warga negara sebagai persekutuan hidup adalah berkedudukan kodrat manusia sebagai mahluk ;uhan @ang Maha -sa ( -a(i(at sila %erta.a) /egara yang merupakan persekutuan hidup manusia sebagai mahluk ;uhan @ang Maha -sa, pada hakikatnya bertujuan untuik mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai mahluk yang berbudaya atau mahluk yang beradab (-a(i(at sila (e'/a) 6ntuk mewujudkan suatu negara sebagai suatu organisasi hidup manusia harus membentuk suatu ikatan sebagai suatu bangsa ( -a(i(at sila (etiga) ;erwujudnya persatuan dan kesatuan akan melahirkan rakyat sebagai suatu bangsa yang hidup dalam suatu wilayah negara tertentu *onsekuensinya dalam hidup kenegaraan itu haruslah mendasarkan pada nilai bahwa rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara Maka negara harus bersifat demokratis, hak serta kekuasaan rakyat harus dijamin, baik sebagai indiCidu maupun secara bersama ( -a(i(at sila (ee.%at) 6ntuk mewujudkan tujuan negara sebagai tujuan bersama, maka dalam hidup kenegaraan harus mewujjudkan jaminan perlindungan bagi seluruh warga, sehingga untuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dijamin berdasarkan suatu prinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama=kehidupan ( -a(i(at sila (eli.a)

#. DATA DAN FAKTA


Proses Perumusan Pancasila Proses perumusan Pancasila tidak bisa dilepaskan dari sidang-sidang yang terjadi di ,P6P*5 ("2 Mei H 1 1uni 12&') 8alam sidang tersebut Mr Muhammad @amin mengusulkan dasar negara 5ndonesia merdeka yaitu: 1) Peri *ebangsaan, ") Peri *emanusiaan, $) *e-;uhanan, &) Peri-kerakyatan, (a Permusyawaratan, b Perwakilan, c kebijaksanaan), dan ') *esejahteraan 9akyat (keadilan sosial)

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

"&

%edangkan Prof 8r %oepomo mengemukakan teori-teori negara sebagai berikut: 1) teori negara perseorangan (indiCidualitis), ") paham negara kelas (class theory), dan $) paham negara integralistik %elanjutnya dalam kaitannya dengan falsafah negara 5ndonesia %oepomo mengusulkan : a) negara nasional yang bersatu, b) dianjurkan supaya warga negara tunduk kepada ;uhan, c) dalam susunan pemerintahan negara 5ndonesia harus dibentuk sistem badan permusyawaratan, d) ekonomi negara bersifat kekeluargaan, dan) mengenai hubungan antar bangsa menganjurkan upaya-upaya 5ndonesia bersifat negara .sia ;imur 9aya 5r %oekarno pada tanggal 1 1uni 12&' mengusulkan dasar negara dalam lima prinsip dasar, yaitu: 1) nasionalisme (kebangsaan 5ndonesia), ") internasionalisme (peri-kemanusiaan), $) mufakat (demokrasi), &) kesejahteraan sosial ') ketuhanan yang berkebudayaan (juga *etuhanan @ang Maha -sa)

$. KASUS0 ILUSTRASI

PANCASILA NASIONALISME

?
JATIDIRI BANGSA MERENUNGKAN DAN MENGKRITISI FALSAFAH BANGSA
FILSAFAT PANCASILA ONTOLOGIS EPISTEMOLOGIS AKSIOLOGIS

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

"'

1. LATIHAN a. )a2a3la- 'engan 4elas 'an sing(at %ertan5aan 'i 3a2a- ini 6 1 1elaskan pengertian filsafat G " 1elaskan pengertian filsafat Pancasila G $ %ebagai suatu sistem filsafat , sila-sila Pancasila memiliki kesatuan yang utuh dan bulat 1elaskan dengan skema yang menggambarkan hal tersebutI & Pancasila merupakan jati diri bangsa 5ndonesia, jelaskan yang dimaksud G ' .spek ontologi pancasila mengkaji tentang hakekat keberadaan Pancasila sebagai filsafat bangsa 1elaskan I ( .spek -pistimologi Pancasila mengakaji tentang hakekat pengetahuan ,agaimana hubungannya dengan pengetahuan tentang Pancasila dari aspek epistimologi tersebut ) .spek .ksiologi Pancasila mengkaji tentang hakekat nilai-nilai Pancasila 1elaskan I 0 1elaskan bagaimana kajian tentang filsafat Pancasila dalam konteks Pendidikan *ewarganegaraan G 3. Ker4a(an t/gas 'i 3a2a- ini 6 1 <akukan studi kepustakaan dari buku-buku filsafat Plato, .ristoteles, dan /otonagoro I " 8iskusikan dengan kelompok .nda dari hasil studi kepustakaan tersebut I $ ,uat laporan kelompok dari hasil diskusi yang .nda lakukan I & ,uat laporan buku secara indiCidu dari salah satu buku filsafat Pancasila /otonagoro I ,. DAFTAR PUSTAKA 8armodiharjo, 8arji, 122(, "okok&pokok Filsafat 'ukum, 3ramedia Pustaka 6tama, 1akarta #ukuyama, # 1202, (he End of 'istory, dalam /ational 5nterest, /o 1( (1202), dikutip dari Modernity and Its Future, F &0, Polity Press, 7ambridge *aelan, "44', Filsafat "ancasila sebagai Filasfat )angsa *egara Indonesia, Makalah pada *ursus 7alon 8osen Pendidikan *ewarganegaraan, 1akarta /otonagoro, 12)1, "engertian %asar bagi Implementasi "ancasila untuk +),I , 8epartemen Pertahanan dan *eamanan, 1akarta Poespowardoyo, %oeryanto, 1202, Filsafat "ancasila, 3ramedia, 1akarta Pranarka, . : M , 120', -ejarah "emikiran tantang "ancasila, 7%5%, 1akarta

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

"(

%useno, #ranD, Magnis, 120), Etika "olitik . "rinsip&prinsip Moral %asar Modern, P; 3ramedia, 1akarta ;itus Farold, and Marilyn % , %mith, 9ichard ; /olan, 120&, /iving Issues "hilosophy, diterjemahkan oleh 9asyidi, Penerbit bulan ,intang, 1akarta

%6%7.8+9:.9 ./3*.;./ 5 "44'

")

You might also like