You are on page 1of 7

KELOMPOK : 3

Nama : Yoga Pradipta


NIM : 101311123074
S1 Alih Jenis Kesehatan Masyarakat 2A
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM LAB. EPIDEMIOLOGI

Nama Praktikum : 1. Pemeriksaan Denyut Nadi dan Tekanan Darah
2. Pemeriksaan Frekuensi Pernafasan
Tanggal Praktikum : 22 Maret 2014
Tujuan Praktikum :
1. Pemeriksaan Denyut Nadi dan Tekanan Darah
1) Memeriksa denyut nadi secara palpasi
2) Memeriksa tekanan darah secara palpasi (metode tidak langsung)
3) Memeriksa Tekanan darah secara auskultasi (metode tidak langsung)
4) Mengamati pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah
2. Pemeriksaan Frekuensi Pernafasan
1) Mengamati frekuensi pernafasan dalam keadaan normal
2) Mengamati frekuensi pernafasan setelah aktifitas

1. Pemeriksaan Denyut Nadi dan Tekanan Darah
a. Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah secara palpasi dan auskultasi.
No. Pemeriksaan
Yang
Diperiksa
Tekanan
Sistolik
Palpasi
Tekanan
Sistolik
auskultasi
Tekanan
Diastolik
auskultasi
1. Yoga P. Munfaridah 110 120 80
2. Ufiyah H. Silvia F. 120 130 80
3. Analisa S. Tutut N. 100 110 70
4. Munfaridah Ufiyah H. 110 120 80
5. Silvia F. Sri Lestari 110 120 70
6. Sri Lestari Nindyanni 100 110 70
7. Tutut N. Yoga P. 100 120 70
8. Nindyanni Analisa S. 120 130 80
Rata-rata 108,75 120 75

Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa tekanan sistolik palpasi sebagian
besar sama dengan tekanan sistolik auskultasi, adapun perbedaan tidak terlalu
signifikan.

b. Hasil Pemeriksaan Nadi dan tekanan darah secara auskultasi berdasarkan posisi
tubuh
Posisi
Tubuh
Orang yang
diperiksa
Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan
Diastolik
Berbaring
terlentang
1. Munfaridah
2. Silvia F.
3. Tutut N.

1. 78 x/mnt
2. 80 x/mnt
3. 70 x/mnt
Mean = 76
1. 120 mmHg
2. 130 mmHg
3. 110 mmHg
Mean = 120
1. 80 mmHg
2. 80 mmHg
3. 70 mmHg
Mean = 76,7
Duduk 1. Munfaridah
2. Silvia F.
3. Tutut N.

1. 80 x/mnt
2. 80 x/mnt
3. 75 x/mnt
Mean = 78,3
1. 120 mmHg
2. 130 mmHg
3. 120 mmHg
Mean = 123,3
1. 80 mmHg
2. 80 mmHg
3. 70 mmHg
Mean = 76,7
Berdiri 1. Munfaridah
2. Silvia F.
3. Tutut N.

1. 84 x/mnt
2. 82 x/mnt
3. 78 x/mnt
Mean = 81,3
1. 120 mmHg
2. 140 mmHg
3. 120 mmHg
Mean = 126,7
1. 80 mmHg
2. 80 mmHg
3. 80 mmHg
Mean = 80

Dari hasil yang didapatkan terdapat perbedaan tekanan darah yang dipengaruhi posisi
tubuh seseorang.
c. Pembahasan
Jantung merupakan sebuah organ yang berfungsi di dalam sirkulasi peredaran
darah. Jantung bekerja sepanjang kita hidup, karena itu jantung itu sendiri
membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah. Pembuluh darah yang terpenting
dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri
koronaria.
Siklus jantung merupakan periode akhir kontraksi jantung samapai akhir
kontraksi berikutnya. Gerakan jantung terdiri dari dua yaitu konstriksi (sistole) dan
pengendoran (diastole) konstriksi dari ke dua atrium terjadi secara serentak yang
disebut sistole atrial dan pengendorannya disebut diastole atrial. Lama konstriksi
ventrikel 0,3 detik dan tahap pengendoran selama 0,5 detik. Konstriksi kedua
atrium pendek sedangkan konstriksi ventrikel jauh lebih lama dan lebih kuat. Daya
dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh
tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan
juga mempunyai tugas yang sama tetapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke
sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah. Lamanya siklus jantung kurang
lebih 0,8 detik, berarti jantung berdenyut 75 80 kali dalam setiap menit.
Tekanan darah didefinisikan sebagai kekuatan yang dihasilkan aliran dari
darah terhadap setiap luas dari dinding pembuluh ( dinyatakan dalam milimeter air
raksa (mmHg)) dan diukur dengan menggunakan Spygmomanometer pada lengan
atas kanan. Tekanan darah normal orang dewasa adalah 120mmHg (sistole) dan
tekanan darah pada saat ventrikel relaksasi (diastole) rata-rata 80mmHg. Selisih
antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi. Tekanan sistole dapat naik dalam
keadaan arterioskleriosis atau klep aorta mengalami insufficiency (Citrawathi &
Sutajaya.2001).
Dari hasil praktikum epidemiologi yang telah dilaksanakan pada hari sabtu 22
maret 2014 kemarin berdasarkan Tabel hasil pemeriksaan tekanan darah secara
palpasi dan auskultasi di atas pemeriksaan denyut nadi secara palpasi, didapatkan
hasil rata- rata 108,75 denyut/menit dengan irama yang teratur dan 120
denyut/menit dengan irama yang teratur. Pada percobaan ini kami menggunakan
arteri radialis dimana denyut pada tempat tersebut sangat besar. Denyut nadi setiap
orang berbeda- beda tergantung dari emosi, pekerjaan, makanan, aktivitas, cara
hidup dan lain-lain.
Selain pengukuran denyut nadi kami juga melakukan pengukuran tekanan
darah yaitu secara palpasi dan auskultasi. Secara teoritis tekanan sistolik baik
diukur secara palpasi maupun auskultasi menghasilkan hasil yang sama. Dan dari
hasil percobaan didapatkan hasil yang berbeda.
Denyut nadi merupakan cermin respon jantung terhadap kebutuhan oksigen
tubuh. Kecepatan denyut nadi dapat digunakan sebagai patokan respon tubuh
terhadap kebutuhan oksigen pada keadaan basal. (Mohrman D and Jane H,2006).
Pada percobaan ini hasil yang di dapat menunjukkan peningkatan denyut nadi pada
perubahan posisi dari berbaring telentang, duduk, dan berdiri. Ketika mahasiswa
coba berbaring telentang di dapatkan rata-rata sebesar 76 denyut/menit, posisi
duduk sebesar 78,3 denyut/menit dan berdiri sebesar 81,3 denyut/menit. Tekanan
darah memiliki sifat yang dinamis. Pada perubahan posisi tubuh dari berbaring
telentan, duduk, dan berdiri, tekanan darah mengadakan penyusaian untuk dapat
tetap menunjang kegiatan tubuh. (Mohrman D and Jane H,2006).
Pada keadaan berbaring telentang didapatkan rata-rata tekanan sistolik sebesar
120 dan diastolic sebesar 76,7, sedangkan pada keadaan duduk tekanan sistolik
didapatkan rata-rata sebesar 123,3 dan diastolic sebesar 76,7, pada keadaan berdiri
tekanan sistolik didapatkan rata-rata sebesar 126,7 dan diastolic sebesar 80.
Pengukuran tekanan sistolik dan diastolic mengalami peningkatan, sesuai dengan
seharusnya tekanan sistolik dan diastolic menunjukkan peningkatan dari posisi
berbaring telentang, duduk dan berdiri. Naiknya tekanan sistolik dan diastolik
dipengaruhi oleh :
a. Tonus Otot
Tonus otot ketika berbaring telentang lebih kecil dibandingkan dengan tonus
pada saat duduk atau berdiri. Ketika duduk atau berdiri tonus otot meningkat
sehingga oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan curah jantung
(cardiac output) menjadi lebih besar. Keadaan ini menyebabkan peningkatan
tekanan sistolik dan tekanan diastolic serta denyut jantung. (Mohrman D and
Jane H,2006)
b. Efek Gravitasi dan baroreseptor
Pada perubahan posisi tubuh, tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun
karena pengaruh gravitasi. Darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitans
vena ekstermitas inferior sehingga pengisian atrium kanan jantung berkurang
dengan sendirinya curah jantung juga berkurang. Penurunan curah jnatung
akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah cenderung
mengurangi darah ke otak.
Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor. Baroreseptor banyak
terdapat pada arcus aorta dan sinus caroticus. Respon yang ditimbulkan
baroreseptor berupa peningkatan tekanan pembuluh darah perifer, peningkatan
tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan frekuensi respirasi,
kenaikan frekuensi denyut jantung serta sekresi zat-zat vasoaktif. Kedua efek
ini (gravitasi dan baroreseptor) dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan
diastolic serta denyut nadi. (Mohrman D and Jane H,2006).


d. Kesimpulan
1. Penghitungan denyut nadi dilakukan secara palpasi sedangkan tekanan darah
dapat diukur dengan dua cara yaitu palpasi dan auskultasi. Jumlah normal
denyut nadi adalah 70-80/menit sedangkan untuk tekanan darah 120/80 mmHg.
2. Posisi tubuh mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah hal ini disebabkan
karena pengaruh gravitasi bumi yang tidak sama terhadap jantung jika posisi
tubuh diubah-ubah. Disamping itu jumlah otot yang berkontraksi juga
mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah karena jika senakin banyak
otot yang berkontraksi terkait dengan perbedaan posisi tubuh maka dibutukan
energi dan 0
2
yang lebih banyak sehingga tekanan darah dan denyut jantung
akan meningkat.
3. Kegiatan fisik mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah karena
semakin tinggi aktivitas fisik maka kontraksi otot semakin banyak, kebutuhan
jaringan akan 0
2
meningkat yang akan mengakibatkan kerja jantung meningkat
untuk memompa darah, sehingga tekanan darah akan meningkat pula
4. Rata-rata denyut nadi setiap orang berbeda- beda tergantung dari emosi,
pekerjaan, makanan, aktivitas, cara hidup dan lain-lain

e. Daftar Pustaka
Citrawathi & Sutajaya.2001.LKM Anatomi Dan fisiologi Manusia.Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja.
Guyton, A & Hall, J.2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Edisi 9. Jakarta


2. Pemeriksaan Frekuensi Pernafasan
a. Hasil Pemeriksaan
No. Pemeriksaan Orang yang
diperiksa
Frekuensi Pernafasan
(normal)
Frekuensi Pernafasan
(aktifitas fisik)
1. Sri Lestari 1. Yoga P.
2. Ufiyah H.
1. 15 x/menit
2. 24 x/menit
1. 22 x/menit
2. 40 x/menit
2. Munfaridah 1. Yoga P.
2. Ufiyah H.
1. 18 x/menit
2. 20 x/menit
1. 22 x/menit
2. 40 x/menit
3. Tutut Nuzulul 1. Yoga P.
2. Ufiyah H.
1. 18 x/menit
2. 18 x/menit
1. 32 x/menit
2. 36 x/menit
4. Analisa S. 1. Yoga P.
2. Ufiyah H.
1. 18 x/menit
2. 18 x/menit
1. 35 x/menit
2. 40 x/menit
5. Silvia N 1. Yoga P.
2. Ufiyah H.
1. 19 x/menit
2. 20 x/menit
1. 23 x/menit
2. 40 x/menit
6. Nindyanni 1. Yoga P.
2. Ufiyah H.
1. 18 x/menit
2. 20 x/menit
1. 23 x/menit
2. 35 x/menit

Berdasarkan hasil pengamatan frekuensi pernafasan, didapatkan data bahwa frekuensi
pernafasan setelah aktifitas lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi pernafasan saat
dalam keadaan normal.
b. Pembahasan
Respirasi, atau bernapas, memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk mengambil
oksigen, untuk mengeluarkan karbon dioksida, dan untuk meregulasi komposisi
relatif dari darah. Tubuh membutuhkan oksigen untuk metabolisme makanan.
Selama proses metabolisme, oksigen digabungkan dengan atom karbon dalam
makanan, memproduksi karbon dioksida (CO2). Sistem pernapasan membawa
udara, termasuk oksigen, melalui inspirasi, menghilangkan karbon dioksida
melalui ekspirasi.
Dari hasil percobaan frekuensi pernafasan dari mahasiswa coba terdapat
perbedaan antara pernafasan yang normal (tidak melakukan aktivitas fisik) dengan
pernafasan setelah melakukan aktifitas fisik. Pemeriksaan ini dilakukan pada 2
mahasiswa coba dengan 6 pemeriksa. Bahwa pada saat melakukan pernafasan
normal, frekuensi pernafasan mahasiswa coba pada Yoga dengan normal dengan
pernafasan rata- rata 17,6 per menit dengan pernafasan setelah melakukan aktifitas
fisik, frekuensi pernafasan meningkat sebesar 26,16 per menit. Sedangkan
pemeriksaan pada mahasiswa yang lain yaitu Ufiyah dengan normal dengan
pernafasan rata- rata 20 per menit dengan pernafasan setelah melakukan aktifitas
fisik, frekuensi pernafasan meningkat sebesar 38,5 per menit. Berdasarkan hasil
pengamatan frekuensi pernafasan, didapatkan data bahwa frekuensi pernafasan
setelah aktifitas lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi pernafasan saat dalam
keadaan normal. Pada saat melakukan aktivitas frekuensi pernapasan meningkat
karena tubuh memerlukan banyak oksigen untuk melakukan pembakaran dalam
tubuh untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk beraktivitas. Energi
penting bagi berbagai aktivitas sel yang ditujukan untuk mempertahankan hidup
misalnya sintesis protein dan transportasi aktif menembus membran plasma. Sel-
sel tubuh memerlukan pasokan oksigen terus menerus untuk menunjang reaksi-
reaksi kimia yang menghasilkan energi. Karbon dioksida yang di hasilkan oleh
reaksi-reaksi tersebut harus dikeluarkan dari tubuh . Jadi untuk memenuhi
kebutuhan energi tersebut maka orang coba bernafas dengan cepat sehingga
frekuensi pernafasannya meningkat (Hadi, 2008).

c. Kesimpulan
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas fisik dan berpengaruh
terhadap proses pernapasan. Selain itu ketelitian pemeriksa juga sangat dibutuhkan
karena penghitungan dilakukan secara manual oleh pemeriksa, sehingga
pengukuran yang dilakukan setiap pemeriksa bisa saja berbeda.

d. Daftar Pustaka
Hadi, Hendra. 2008. Jenis Pernapasan pada Manusia. In
www.hendrahadi.wordpress.com. Last update 7 Juli 2010.

Admin.2010.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Oksigenasi Pernapasan. In
www.blog. ilmukeperawatan.com.Last update 7 Juli 2010.

You might also like