You are on page 1of 10

Teras Jurnal, Vol.1, No.

2, Juni 2011 ISSN 2088-0561


Pengaruh Umur Penyimpanan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton - Hamzani

95

PENGARUH UMUR PENYIMPANAN SEMEN TERHADAP
KUAT TEKAN BETON

Hamzani
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh

Abstrak

Kekuatan beton dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya mutu bahan
pembentuk, jumlah air, perbandingan campurannya, cara pelaksanaan dan
peralatan yang dipergunakan. Salah satu mutu bahan pembentuk beton adalah
mutu semen sebagai bahan pengikat sangan mempengaruhi kekuatan beton
yang dinyatakan dengan kuat tekan dalam menerima beban maksimum per
satuan luas. Peneiltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur
penyimpanan semen terhadap kuat tekan pada benda uji silinder beton.
Dengan cara memvariasikan umur penyimpanan semen pada campuran beton
dengan FAS 0,55 untuk uji silinder didapatkan persentase penurunan kuat
tekan. Tahapan penelitian ini dimulai dari pemeriksaan sifat fisis material
untuk disesuaikan dengan spesifikasi teknik campuran beton, dilanjutkan
dengan pengujian kuat tekan silinder beton. Variasi umur penyimpanan
semen dengan interval 2 minggu dimulai 0 minggu, 2 minggu, sampai 24
minggu. Jumlah benda uji seluruhnya berjumlah 65 buah dengan FAS 0,55.
Dari hasil pengujian kuat tekan silinder beton menunjukkan bahwa kuat tekan
beton nyata dipengaruhi oleh umur penyimpanan semen hal ini dapat dilihat
dari hasil kuat tekan yang didapat pada umur 0 minggu nilai kuat tekan
sebesar 316.894 kg/cm
2
. Sedangkan pada umur penyimpanan semen 24
minggu nilai kuat tekan beton sebesar 169,765 kg/cm2, dari kedua hasil
tersebut terjadi penurunan sebesar 46,23%.


Kata Kunci : Kuat tekan, tegangan, regangan dan umur semen


1. Pendahuluan
Beton merupakan campuran hidrolis antara agregat, semen dan air dalam
suatu perbandingan tertentu, kemudian campuran tersebut mengeras akibat proses
hidrasi. Kekuatan beton dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah air, mutu
bahan pembentuk beton, perbandingan campuran, kadar udara dalam mortal, cara
pelaksanaan dan peralatan yang dipergunakan. Faktor tingginya nilai kuat tekan
beton bergantung pada mutu bahan pembentuk beton salah satunya mutu semen
sebagai bahan pengikat.

Mutu semen sebagai bahan pengikat dalam campuran beton untuk
mendapatkan nilai kuat tekan yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya umur semen akibat penyimpanan, tempat penyimpanan dan lain
sebagainya. Menurut Murdock, Brook dan Hendarko (1986), meskipun semen
disimpan pada kondisi yang baik, semen dalam bungkusan dapat kehilangan 20
persen dari kekuatannya setelah disimpan selama 2 bulan dan 40 persen setelah
disimpan 6 bulan.

Mengingat banyak hal yang dapat mempengaruhi kekuatan beton maka
dalam penelitian ini yang menjadi peninjauan adalah faktor mutu dari salah satu
Teras Jurnal, Vol.1, No.2, Juni 2011 ISSN 2088-0561
Pengaruh Umur Penyimpanan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton - Hamzani

96

bahan pembentuk beton yaitu mutu semen akibat penyimpanan semen. Adapun
penelitian ini ingin mengetahui pengaruh umur semen terhadap kuat tekan beton
dengan menggunakan faktor air semen 0,55.

Material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan semen,
agregat kasar digunakan kerikil yang lolos saringan diameter 31,5 mm dan agregat
halus terdiri dari pasir halus dan pasir kasar. Semua agregat yang digunakan
adalah hasil desintegrasi alami dari sungai Krueng Mane Kabupaten Bireuen.
Adapun semen yang digunakan dalam keadaan baik dan pemeriksaan sifat-sifat
fisis dan kimiawinya tidak dilakukan karena semen memenuhi Standar Industri
Indonesia (SII) No. 0013-81.

Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui pengaruh umur penyimpanan
semen terhadap kuat tekan beton pada uji selinder dengan menggunakan faktor air
semen 0,55 pada umur 28 hari. Pengambilan batasan faktor air semen dari 0,35
sampai 0,60 adalah disesuaikan dengan faktor air semen yang sering
dipergunakan dilapangan pekerjaan. Adapun pengujian kuat tekan dilakukan pada
umur beton 28 hari, karena pengikatan beton pada umur tersebut dianggap relatif
sempurna.

2. Tinjauan Kepustakaan
2.1 Sifat-sifat Fisis Agregat
Pemeriksaan sifat fisis agregat dimaksudkan untuk menentukan agregat
yang dipergunakan memenuhi syarat sebagai material pembentuk beton yang
baik. Sifat yang penting dari agregat adalah kekuatan hancur dan ketahanan
terhadap benturan, yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen serta
ketahanan terhadap penyusutan. Pengujian sifat fisis menggunakan metode
standar ASTM, British Standard, ACI, dan PBI (1971). Sifat fisis agregat yang
dilakukan pengujiaannya antara lain berat jenis dan absorbs agregat, berat volume,
dan kandungan bahan organik.

Berat jenis dan absorbsi agregat dan berat volume menentukan mutu
agregat. Kerikil, pasir kasar dan pasir halus sebagai agregat pembentuk beton
mempunyai harga berat jenis tertentu yang dapat dipakai sebagai campuran untuk
menghasilkan mutu beton yang baik. Menurut Orchard (1979), kerikil yang baik
mempunyai berat jenis anatara 2,6 sampai 2,7 kg/dm
3
; pasir berat jenisnya lebih
besar dari 2,6 kg/dm
3
. Selanjutnya Orchard juga melaporkan bahwa besarnya
absorbsi untuk agregat berkisar antara 0,40% sampai dengan 1,90%, sedangkan
Troxel menentukan besarnya absorbs berkisar antara 0,5% sampai 1,0% dan pasir
antara 0 sampai 2%.

Berat jenis kering air permukaan (Sg
ssd
) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:


(1)


Teras Jurnal, Vol.1, No.2, Juni 2011 ISSN 2088-0561
Pengaruh Umur Penyimpanan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton - Hamzani

97

di mana:
S
g (ssd)
= berat jenis agregat pasir kering air permukaan
W
s
= berat agregat pasir kering air permukaan (gr)
W
csw
= berat gelas berisi agregat dan air (gr)
W
cw
= berat gelas dan air (gr)

Untuk mendapatkan berat jenis kering oven, agregat tersebut dibuang airnya
dan dioven selama 24 jam dengan temperature 105
o
C kemudian ditimbang. Berat
jenis kering oven dapat dihitung dengan rumus:


(2)

di mana:
S
g (od)
= berat jenis agregat pasir kering oven
W
d
= berat agregat pasir kering air oven (gr)

Untuk pemeriksaan berat jenis kerikil tidak dapat digunakan dengan metode
Thaulow karena resiko gelas dapat pecah sangan riskan, tetapi menggunakan
timbangan khusus buatan Maruto type C.158.A. Berat jenis kerikil kering
permukaan dihitung dengan rumus:

(3)

di mana:
S
g (ssd)
= berat jenis agregat kerikil kering air permukaan
W
w
= berat agregat kerikil dalam air (gr)

Untuk menentukan Berat jenis kerikil kering oven maka dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

(4)

di mana:
S
g (od)
= berat jenis agregat kerikil kering oven
W
d
= berat agregat kerikil kering oven (gr)

Absorsi adalah persentase perbandingan berat air yang diserap oleh agregat
pada keadaan kering air permukaan dengan berat agregat pada keadaan kering
oven. Pengukuran absorbsi dari pasir halus, pasir kasar, dan kerikil dihitung
dengan rumus:

(5)

di mana:
W = besarnya absorbsi (%)
Ws = berat agregat kerikil kering air permukaan (gr)
Wd = berat agregat kerikil kering oven (gr)
Teras Jurnal, Vol.1, No.2, Juni 2011 ISSN 2088-0561
Pengaruh Umur Penyimpanan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton - Hamzani

98

Berat volume menurut British Standard 812 yang dikutip oleh Orchard
(1979), digunakan sebagai konversi dari volume agregat menjadi berat agregat
atau sebaliknya dalam perhitungan rancangan campuran beton. Orchard (1979),
mengatakan bahwa berat volume agregat yang baik untuk material beton lebih
besar dari 1,445 kg/l, sedangkan Troxel melaporkan berat volume kerikil yang
baik adalah 1,56 kg/l dan pasir 1,40 kg/l.

Kandungan bahan organik dalam agregat ditentukan dari tingkat kepekatan
warna percobaan Abrams-Harder. Warna-warna yang mungkin timbul dari hasil
penelitian adalah warna kuning muda dan coklat tua. Warna kuning muda
menunjukkan bahwa agregat tanpa kandungan bahan organik dan warna coklat tua
menunjukkan bahwa agregat banyak mengandung bahan organik. Bahan organik
ini dalam jumlah lebih besar dari pada batas tertentu dapat mengganggu proses
pengerasan beton, yang mengakibatkan dapat mengurangi kekuatan beton.

2.2 Semen Portland
Murdock, Brook dan Hendarko (1986), menyatakan bahwa kuat hancur
beton dipengaruhi oleh sejumlah faktor, salah satu diantaranya adalah jenis semen
dan kualitasnya. Kualitas semen dipengaruhi juga diantaranya lamanya
peyimpanan dan keadaan tempat penyimpanan.

Pemeriksaan terhadap semen tidak dilakukan kecuali pemeriksaan terhadap
bungkusan dari pembungkusnya dan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan
pembungkusnya. Semen dibungkus dengan kertas pembungkus khusus dianggap
dapat menahan kontak langsung semen dengan uap air dan bahan-bahan lain yang
dapat mempengaruhi dari sifat-sifat semen tersebut. Kecepatan dari reaksi kimia
yang berlangsung selama pengikatan dan pengerasan tergantung pada suhu
perawatannya. Masalah utama di dalam penyimpanan semen adalah bagaimana
menjaganya tetap kering.

Menurut Murdock (1986), meskipun semen disimpan dalam keadaan baik,
semen dalam bungkusan dapat kehilangan 20 persen dari kekuatannya setelah
disimpan 2 bulan, dan 40 persen setelah disimpan 6 bulan.

2.3 Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton merupakan kemampuan beton menerima beban
maksimum sebelum hancur. Kuat tekan beton sangat bergantung kepada faktor air
semen, bentuk dan ukuran benda uji, umur beton, serta mutu material antara lain
umur semen. PBI (1971), menyarankan pelaksanaan pengujian kuat tekan beton
dilakukan pada umur beton 28 hari, karena pengikatan beton pada umur 28 hari
dianggap relatif sempurna. Hal ini sesuai dengan Mosley dan Bungey (1984),
bahwa tambahan kuat tekan relatifbesa saat pengerasan beton dari umur 1 hingga
28 hari.

Kuat tekan beton pada keadaan beban tetap menghasilkan kuat tekan
maksimum beton. Apabila data besar beban yang bekerja dan defleksi yang timbul
diperoleh maka dapat dihitung tegangan regangannya. Perhitungan kuat tekan
yang timbul dihitung dengan rumus:
Teras Jurnal, Vol.1, No.2, Juni 2011 ISSN 2088-0561
Pengaruh Umur Penyimpanan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton - Hamzani

99


(6)

di man:
fc = kuat tekan maksimum yang timbul (Kg/cm
2
)
P = beban maksimum (N)
A = luas tampang (cm
2
)

Selanjutnya regangan dinyatakan dengan persamaan:

(7)

di mana:
= regangan (%)
= perpendekan yang terjadi dalam arah pembebanan (cm)
l = panjang daerah yang diamati (20 cm)

Sifat-sifat umum tegangan regangan beton diperoleh diperoleh dari data
pengujian beban tekan sentris dan besarnya defleksi yang terjadi pada deflection
dial akibat perpendekan dial gage yang diakibatkan oleh beban. Kurva hubungan
tegangan regangan beton menurut Granholm (1965) dari 0,3 fc sampai 0,5fc
adalah linier dan segera memperlihatkan hubungan nonlinier begitu melewati
ambang batas 0,5fc.

2.4 Analisa Data
Data dari hasil mpengujian tekan silinder untuk tahap pertama diseleksi
secara kasar dan selanjutnya diseleksi secara statistik. Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (PBI.1971) menyatakan bahwa nilai besar kecilnya penyebaran dari
hasil pengujian dinamakan simpangan baku (deviasi standar) yang dinyatakan
dengan persamaan berikut ini.


(8)


di mana:
s = standar deviasi (kg/cm)
= kuat tekan beton rata-rata dari sejumlah benda uji
x = kuat tekan beton dari masing
2
benda uji (kg/cm
2
)
N = jumlah benda uji/sampel


3. Metode Penelitian
Langkah penelitian dimulai dengan studi literature kemudian dilanjutkan
persiapan dan pengadaan material untuk pembuatan benda uji. Agregat yang
digunakan berupa agregat halus dan agregat kasar yang didatangkan terlebih
dahulu sedangkan semen didatangkan tepat pada saat pengecoran pertama benda
uji sehingga umur semen pada saat itu terhitung 0 minggu. Adapun air digunakan
Teras Jurnal, Vol.1, No.2, Juni 2011 ISSN 2088-0561
Pengaruh Umur Penyimpanan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton - Hamzani

100

untuk campuran beton secara fisuil memenuhi syarat PUBI (1982), bersih, tidak
mengandung minyak serta dapat diminum.

Sebelum didesain perbandingan campuran beton (mix design), terlebih
dahulu diperiksa mutu agregat yang meliputi pemeriksaan sifat-sifat fisis. Tujuan
pemeriksaan mutu agregat adalah untuk mengetahui apakah agregat yang
digunakan telah memenuhi syarat sebagai material beton yang baik.

Rancangan campuran beton (mix design) dilaksanakan berdasarkan metode
ACI Standard 211.1-77, dan gradasi butiran disesuaikan dengan persyaratan PBI
(1971). Dengan bantuan tabel ACI, dan rencana tinggi slump antara 8 sampai 10
cm dan diameter agregat maksimum 31,50 mm, maka dapat diperoleh
perbandingan campuran antara semen, agregat kasar, agregat halus, dan air.
Perbandingan campuran beton dirancang berdasarkan faktor air semen (fas) yang
digunakan yaitu 0,55.

Pembuatan benda uji untuk tes kuat tekan yang dibuat berjumlah 5 buah
dengan 13 tingkatan umur semen, sehingga jumlah seluruhnya benda uji adalah 5
x 13 = 65 buah dengan faktor air semen 0,55 dalam 13 tingkatan umur semen
dengan interval umur semen 2 minggu (14 hari). Interval umur semen dimulai
pada umur semen 0 minggu (saat semen didatangkan), 2 minggu, 4 minggu
sampai 24 minggu, dengan jumlah benda uji 5 buah untuk setiap tingkatan umur
semen.

Percobaan kuat tekan dilakukan setelah benda uji berumur 28 hari dan telah
direndam pada umur 48 jam setelah cetakan dibuka. Sehari sebelum dilakukan
pembebanan, benda uji dikeluarkan dari bak perawatan agar air pada permukaan
benda uji kering. Metode yang digunakan untuk percobaan kuat tekan adalah
ASTM C 39-72.

Untuk menentukan mutu beton masing-masing perlakuan dilakukan
percobaan pembebanan tekan terhadap lima buah benda uji silinder beton sampai
hancur dengan tambahan beban tekan tetap 2 ton secara kontinu. Beban
maksimum diketahui dengan turunnya beban dan hancurnya benda uji

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Pengujian Sifat-Sifat Fisis Agregat
Agregat yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari quarry Krueng
Mane Kabupaten Bireuen dan semen yang digunakan adalah semen portlan tipe I
pruduksi PT. Semen Andalas Indonesia (PT. SAI) pengantongan Pelabulan
Krueng Geukueh Aceh Utara. Pemeriksaan terhadap agregat yang digunakan
untuk pembuatan benda uji bertujuan untuk mengetahui mutu dari agregat.

Hasil pengujian sifat-sifat fisis yang meliputi berat jenis, absorbsi, berat
volume, susunan butir dan kandungan bahan organik. Hasil pemeriksaan berat
jenis, absorbsi, dan berat volume agregat diperlihatkan Tabel 1

Teras Jurnal, Vol.1, No.2, Juni 2011 ISSN 2088-0561
Pengaruh Umur Penyimpanan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton - Hamzani

101

Tabel 1 Berat jenis, absorbsi, dan berat volume agregat

Jenis Agregat
Berat jenis
Absorbsi
Berat
Volume
(kg/l)
Kering air
permukaan
Kering oven
Kerikil 2,665 2,618 1,794 1,772
Pasir kasar 2,661 2,599 2,403 1,836
Pasir halus 2,572 2,471 4,059 1,707

Pengujian terhadap kadar bahan organik dilakukan dengan memasukkan
130 ml agregat kedalam gelas ukur, kemudian ditambahkan larutan sodium
hydroxide (NaOH) sebanyak 3% hingga volume campuran menjadi 200 ml.
Setelah dikocok campuran dibiarkan selama 24 jam, lalu diamati ternyata
campuran agregat menunjukkan berwarna kuning muda. Dengan demikian berarti
agregat tidak mengandung bahan organik yang dapat mempengaruhi mutu beton.

Untuk menghasilkan susunan butir agregat campuran yang baik diambil
nilai Fineness Modulus (FM) campuran pasir halus dan pasir kasar antara 2,4
sampai 3,0, kemudian dilakuakan perhitungan sehingga diperoleh susunan butir
agregat yang baik menurut PBI (1971). Hasil akhir yang dipakai adalah yang
diperoleh dengan FM campuran 5,365.

Rancangan campuran beton (mix design) dilakukan berdasarkan metode
ACI Standard 211.1-77, dan gradasi butiran disesuaikan dengan persyaratan PBI
(1971). Dengan bantuan tabel ACI, dan rencana tinggi slump antara 8 sampai 10
cm dan diameter agregat maksimum 31,50 mm, maka dapat diperoleh
perbandingan campuran antara semen, agregat kasar, agregat halus, dan ai yang
dirancang berdasarkan faktor air semen (fas) 0,55. Perhitungan komposisi
campuran mortal untuk per m
3
beton seperti tertera pada Tabel 2

Tabel 2 Perbandingan berat material untuk 1 m
3
beton

FAS
Jenis material dan berat (kg)
Air Semen Kerikil Pasir kasar Pasir halus Jumlah
0,55 186,333 338,787 1093,587 151,420 624,373 2394,500


4.2 Susunan Butir Agregat
Pengujian susunan butir ketiga jenis agregat yaitu kerikil, pasir kasar, dan
pasir halus dilakukan untuk mengetahui susunan butir agregat yang baik menurut
PBI (1971). Untuk menghasilkan susunan butir agregat campuran yang baik
diambil FM campuran pasir halus dan pasir kasar antara 2,4 sampai 3,0. Hasil
akhir yang dipakai adalah yang diperoleh dengan FM campuran 5,365.

4.3 Pembuatan Benda Uji
Jumlah benda uji sesuai dengan rancana berjumlah 65 buah dengan 13 kali
pengecoran dan tingkatan umur semen. Beberapa variabel yang besar
pengaruhnya terhadap mutu beton akibat perbedaan waktu dan keadaan
Teras Jurnal, Vol.1, No.2, Juni 2011 ISSN 2088-0561
Pengaruh Umur Penyimpanan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton - Hamzani

102

pengecoran dicatat dievaluasi. Nilai rata-rata terhadap temperatur, kadar udara,
slump, dan berat volume mortal diperlihatkan pada Tabel 6.

Tabel 6 Nilai temperatur, kadar udara, slump, dan berat volume mortal

Jumlah benda
uji
Temperatur ( )
Kadar
Udara (%)

Slump (cm)
Berat volume
(kg/cm
3
)
Kamar Mortal
65 29 30,20 1,3 9,4 2394,50


Nilai slump pada pelaksanaan pengecoran seluruhnya sesuai dengan rencana
yaitu berada antara 8-10 cm dengan rata-rata 9,4 cm, berat volume mortal adalah
2394,5 kg/cm
3
, hal ini sesuai dengan yang disyaratkan yaitu lebih besar dari 1,445
kg/l.

4.4 Pengujian Kuat Tekan Silinder
Pengujian kuat tekan silinder beton dilakukan pada saat beton berumur 28
hari. Pengujian kuat tekan dilakukan sesuai dengan prosedur yang didasarkan oleh
ASTM C-39-72. Dari hasil pengujian kuat tekan untuk setiap benda uji didapat
nilai kuat tekan 316,895 kg/cm
2
untuk umur semen 0 minggu, 241,066 kg/cm
2

untuk umur 10 minggu, dan 200,283 kg/cm
2
untuk umur semen 24 minggu. Data
hasil pengujian kuat tekan selengkapnya diperlihatkan pada Tabel 7


Tabel 7. Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Terhadap Umur Semen
No
Umur Semen
Beban (P)
Maksimum Kuat Tekan
Regangan
(%)
(Minggu) (ton) (Kg/cm
2
)
1 0 56.00 316.894 0.1809
2 2 55.20 312.141 0.2028
3 4 47.00 266.191 0.1804
4 6 50.20 284.300 0.2032
5 8 45.40 256.722 0.1519
6 10 42.60 241.066 0.2187
7 12 41.40 234.275 0.2452
8 14 38.70 219.223 0.1861
9 16 42.10 238.237 0.1766
10 18 34.00 192.385 0.0771
11 20 31.50 178.344 0.0791
12 22 28.70 162.604 0.0674
13 24 32.90 169.765 0.1403


Berdasarkan data hasil pengujian kuat tekan tersebut, maka dibuat grafik
yang menyatakan hubungan umur penyimpanan semen dengan kuat tekan yang
terjadi pada beban (P) maksimum. Berikut ini ditampilkan grafik hubungan umur
semen dengan kuat tekan fas 0,55, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.
Teras Jurnal, Vol.1, No.2, Juni 2011 ISSN 2088-0561
Pengaruh Umur Penyimpanan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton - Hamzani

103


Gambar 2. Grafik Hubungan Umur Semen dan Kuat Tekan Fas 0,55


4.5 Hubungan Tegangan Regangan Beton
Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan/tegangan-regangan yang didapat
pada setiap kenaikan beban 2 ton. Hasil tegangan dan regangan diambil dari setiap
benda uji kemudian dihitung rata-ratanya untuk masing-masing pembebanan
maksimum, maka dibuat grafik hubungan tegangan regangan pada setiap umur
semen. Berikut ini ditampilkan grafik hubungan tegangan-regangan beton untuk
masing-masing umur semen 0 minggu dengan faktor air semen 0,55.



Gambar 3. Hubungan Tegangan-Regangan rata-rata untuk umur semen
0 minggu fas 0,55


4.6 Pembahasan
Dari hasil pengujian kuat tekan silinder yang dilakukan berdasarkan umur
semen, diperoleh nilai kuat tekan dan regangan pada beban maksimum untuk
setiap interval umur semen. Nilai kuat tekan maksimum diperoleh dengan umur
semen 0 minggu pada beban maksimum 56 ton adalah 316,894 kg/cm
2
dan niali
regangan yang timbul adalah 0,1609%. Adapun nilai kuat tekan minimum
diperoleh dengan umur semen 22 minggu pada beban maksimum 28,7 ton yaitu
sebesar 162,604 kg/cm
2
dengan nilai regangan sebesar 0,0674%. Dari hasil
tersebut semakin lama waktu penyimpanan semen semakin menurun nilai kuat
tekan beton yang didpat, hal ini disebabkan pada waktu penyimpanan semen
mengalami pengikatan antar butir semen itu sendiri yang dipengaruhi oleh uap air
dari udara.

Teras Jurnal, Vol.1, No.2, Juni 2011 ISSN 2088-0561
Pengaruh Umur Penyimpanan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton - Hamzani

104

Dari hasil pengujian kuat tekan tersebut terjadinya penurunan yang tajam
setelah umur semen 2 minggu yaitu sekitar 16% dan pada umur penyimpanan
semen 24 minggu (6 bulan) penurunan kuat tekan sebesar 46,43% lebih besar dari
pada yang dikemukakan Murdock. Hal ini kemungkinan pada saat penyimpanan
semen untuk dilakukan pengujian kadar air dalam udara (kelembaban) sangat
tinggi.

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan silinder dan pembahasan yang
dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kuat tekan silinder beton menunjukkan bahwa umur penyimpanan semen
berpengaruh terhadap kuat tekan beton dapat dilihat dengan turunnya kekuatan
setiap pertambahan umur penyimpanan.
2. Untuk mengetahui persentase penurunan kuat tekan terhadap umur
penyimpanan semen, jika variabel umur diketahui dapat dihitung dengan
persamaan Y= 98,85 (2,03)X dengan faktor air semen 0,55.
Rekomendasi yang dapat diberikan kepada pihak produsen semen untuk
dapat mencantumkan tanggal produksi, untuk dapat memudahkan mengetahui
persen penurunan kuat tekan dari suatu campuran beton.


Daftar Kepustakaan

1. Anonim 1, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971, NI-2,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
2. Anonim2, 1977, Recommended Practice for Selecting Proportions for
Normal and Heavyweight Concrete, ACI Standard 211.1-77, Michigan.
3. Anonim 3, 1979, Concret and Mineral Agregates, Annual Book of ASTM
Standard, New York.
4. Hines, W.W., and D.C. Montgomery, 1990, Probabilita dan Statistik Dalam
Ilmu Rekayasa dan Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.
5. Mosley, W.H., dan Bungey, J.H., 1984, Perencanaan Beton Bertulang, Edisi
Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Murdock, L. J., dan Brook, K, M., 1986, Bahan dan Praktek Beton, Edisi
Keempat, Erlangga, Jakarta.
7. Orchard, D, F., 1979, Concrete Technology, Applied Science, London.
8. Park, R., and Paulay, T., 1975, Reinforced Concrete Structure, John Wiley
and Son. Inc., New York.
9. Rahman, I. A., 1988, Hubungan Kuat Tekan, Bentuk Benda Uji dan Umur
Beton, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Darussalam.
10. Rahman, I. A., dan Hanafiah, A., 1983, Pengaruh Faktor Air Semen
Terhadap Kuat Tekan Beton, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala,
Darussalam.
11. Spiegel, M. R., 1972, Reinforced Concrete Structure, Mc. Graw Hill Book
Company, New York.

You might also like