You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik berada
dalam komposisi yang proposional antara tingkat trofik dengan komponen abiotik yang
mendukung kehidupan komponen biotik, maka lingkungan tersebut berada dalam
keseimbangan. Keseimbangan lingkungan perlu dijaga agar tidak terjadi perubahan
yang melebihi daya dukung. Berbagai permasalahan pencemaran lingkungan
diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi
tanah, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif dan
sebagainya.
Pencemaran udara pada lingkungan merupakan suatu masalah yang sangat
penting untuk diselesaikan, hal ini menyangkut masalah keselamatan, kesehatan dan
kehidupan manusia. Pembangunan di Indonesia yang semakin kompleks mengiring
berbagai kegiatan diantaranya pembangunan kawasan industri dan pertambangan yang
berdampak positif terhadap masyarakat luas yaitu menciptakan lapangan kerja namun
hanya sebagian seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan
lingkungan. Kerusakan tanah dan lingkungan makin meningkat manakala terjadi
perluasan areal pertanian untuk pengembangan komoditas ekonomis dengan membuka
lahan-lahan baru yang tidak sesuai dengan kemampuan atau daya dukung tanah.
Kondisi ini makin diperparah bila pembukaan lahan dilakukan dengan pembakaran,
sehingga terjadi pencemaran udara dan peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfir.
Penggunaan agrokimia yang berlebihan dapat menacemari lingkungan dan menggangu
kelestarian lahan.
Aplikasi penggunaan pupuk N pada lahan pertanian dengan irigasi akan
mengalami kehilangan N yang akan larut dalam air irigasi atau air permukaan. Unsur N
yang dalam jumlah terbatas, sehingga N yang tidak diserap oleh tanaman akan
mengalami proses volatilisasi, pencucian air irigasi dan leaching.


1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui cara atau upaya yang
dapat dilakukan untuk mengurangi dampak nitrogen dalam pertanian pada pencemaran
udara dan pada berdasarkan jurnal yang diperoleh mengenai Efisiensi penggunaan
pupuk N untuk pengurangan kehilangan Nitrat pada lahan pertanian.

1.3 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang dapat dikaji adalah Bagaimana cara atau upaya
yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak Nitrogen dalam pertanian.






















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udara tercemar
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi
bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu berubah dari
waktu ke waktu. Wallace dan Hobbs (1977) dan Barry (1976), menyatakan bahwa udara
adalah istilah meteorologi disebut dengan atmosfir. Atmosfir merupakan campuran gas-
gas yan tidak bereaksi satu dengan lainnya (Innert). Lapisan atmosfir mempunyai
ketinggian sekitar 110 km dari permukaan tanah dan bagian terbesar berada di bawah
ketinggian 25 km, karena tertahan oleh gaya gravitasi bumi. Udara yang normal
merupakan campuran gas-gas meliputi 78% N2; 20% O2; 0,93% Ar; 0,03 % CO2 dan
sisanya terdiri dari Neon (Ne) helium (He), metan (CH4) dan hidrogen (H2)
Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar yang terpolusi oleh asap
kendaraan bermotor atau angkutan dan juga daerah padat industri yang menghasilkan
gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan. Udara yang belum tercemar selain mengandung aerosol yaitu
campuran partikel-partikel pda dan cair yang sangat halus. Aerosol berupa partikel cair
atau padat yang tersuspensi di dalam gas. Ukuran partikel aerosol antara 0,001-100 um.
Partikel-partikel yang berdiameter kurang dari 2,5 um pada umumnya dianggap halus
dan partikel yang berdiameter lebih besar dari 2,5 um dianggap kasar. Pada udara, selain
gas juga terdapat aerosol yang terdiri dari partikel debu, abu, garam, dan asap. Jenis
aerosol yang dominan di udara yang mengakibatkan pencemaran, seperti tercantum
pada Tabel di bawah ini.







Tabel 2.1. Komposisi aerosol di Atmosfir bumi
Jenis Aerosol (%)
Debu 20
Abu 10
Garam 40
Asap 5
Spora, virus dll 25
Total 100
Sumber: Roger dalam Harmantyo 1989

2.2 Jenis- jenis pencemar udara
1. Bahan atau zat pencemaran udara dapat berbentuk gas dan partikel:
a. Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi:
- Golongan belerang terdiri dari Golongan belerang terdiri dari sulfur
dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S) dan sulfat aerosol.
- Golongan nitrogen terdiri dari nitrogen oksida (N2O), nitrogen
monoksida (NO), amoniak (NH3) dan nitrogen dioksida (NO2).
- Golongan karbon terdiri dari karbon dioksida (CO2), karbon monoksida
(CO), hidrokarbon.
- Golongan gas yang berbahaya terdiri dari benzen, vinyl klorida, uap air
raksa.
b. Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :
- Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.
- Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen.
- Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing
2. Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya ada dua macam :
a. Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), sumber pencemaran
udara bebas: alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan,
dll. Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah
tangga, asap kendaraan, dll.
b. Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran
udara didalam ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran
ataupun gedung tinggi.
3. Pencemaran udara dapat pula dikelompokkan ke dalam :
a. Pencemar primer. Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan
ketika dipancarkan, lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain
CO, CO2, hidrokarbon, SO, nitrogen oksida, ozon serta berbagai partikel.
b. Pencemar sekunder. Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu
sama lain menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih
membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis
ataupun dengan cara bantuan katalisator, seperti sinar matahari. Pencemar
hasil reaksi disebut sebagai pencemar sekunder. Contoh pencemar
sekunder adalah Ozon, formal dehida, dan Peroxy Acyl Nitrate (PAN).

2.3 Penyebab Pencemaran Udara
Sumber pencemaran udara berdasarkan pergerakannya dapat menjadi dua, yaitu
(Krisnayya dan Bedi, 1986 dan Sutamihardja, 1985 dan KLH 1987):
1. Sumber pencemaran yang tidak bergerak (industri, pemukiman, dan
pembangkit tenaga listrik) yang menghasilkan unsur-unsur polutan ke atmosfir
sebagai berikut : kabut asam, oksida nitrogen, CO, partikelpartikel padat,
hidrogen sulfida (H2S), metil merkatan (CH3SH), NH3, gas klorin, H2S, flour,
timah hitam, gas-gas asam, seng, air raksa, kadmium, arsen, antimon, radio
nuklida, dan asap.
2. Sumber pencemaran yang bergerak (kendaraan bermotor atau transportasi)
yang menghasilkan CO, SO2, oksida nitrogen, hidrokarbon, dan partikel-
partikel padat.
Selanjutnya, Hehanusa (1986), menjelaskan bahwa sumber pencemar udara
terutama SOx dan Nox dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu dari alam, anthropogenik,
dan campuran antara keduannya. Sumber pencemar anthropogenik atau akibat aktivitas
manusia adalah dipakainya secara besar-besaran bahan bakan fosil. Sumber pencemar
campuran antara keduanya adalah pemakaian pupuk di bidang pertanian yang melalui
proses biologis akan melepaskan Sox dan Nox ke udara dan pembakaran hutan.

2.4 Dampak Pencemaran Udara terhadap Makhluk Hidup
Dampak terhadap kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara akan
terakumulasi dari hari ke hari. Pemaparan dalam jangka waktu lama akan berakibat
pada berbagai gangguan kesehatan, seperti bronchitis, emphysema, dan kanker paru-
paru. Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh pencemaran udara berbeda-beda antar
individu. Pencemaran udara bisa mempengaruhi makhluk hidup baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan secara tidak
langsung, contohnya efek SO2 terhadap vegetasi yaitu dapat menimbulkan pemucatan
pada bagian antara tulang atau tepi daun. Emisi oleh fluor (F), sulfur dioksida (SO2) dan
ozon (O3) mengakibatkan gangguan proses asimilasi pada tumbuhan. Pada tanaman
sayuran yang terkena/mengandung pencemar timbal (Pb) mempunyai potensi bahaya
terhadap kesehatan masyarakat apabila tanaman sayuran tersebut dikonsumsi oleh
manusia.















Tabel 2.2. Dampak pencemaran udara yang berupa gas
No. Bahan Pencemar Sumber Dampak terhadap individu
1. Sulfur dioksida
(SO
2
)
Batu bara atau bahan
bakar minyak yang
mengandung Sulfur.
Pembakaran limbah
pertanah.Proses dalam
industri.
Menimbulkan efek iritasi pada
saluran nafas
sehingga menimbulkan gejala
batuk dan
sesak nafas.
2. Hidrogen sulfida
(H
2
S)
Dari kawah gunung
yang masih aktif.
Menimbulkan bau yang tidak
sedap, dapat merusak indera
penciuman (nervus olfactory)
3. Nitrogen oksida
(N
2
O), Nitrogen
monoksida (NO),
Nitrogen
dioksida(NO
2
)
Berbagai jenis
pembakaran. Gas
buang kendaran
bermotor.
Peledak, pabrik pupuk
Menggangu sistem pernapasan.
Melemahkan sistem pernapasan
paru dan saluran nafas sehingga
paru mudah terserang infeksi.
4. Amoniak (NH3) Proses Industri Menimbulkan bau yang tidak
sedap/menyengat.Menyebabkan
sistem pernapasan, bronchitis,
merusak indera penciuman.
5. Karbon Dioksida
(CO
2
)Karbon
Monoksida
(CO)
Hidrokarbon
Semua hasil
pembakaran proses
industri
Menimbulkan efek sistematik,
karena meracuni tubuh dengan
cara pengikatan hemoglobin yang
amat vital bagi oksigenasi
jaringan tubuh akaibatnya apabila
otak kekurangan oksigen dapat
menimbulkan kematian. Dalam
jumlah kecil dapat menimbulkan
gangguan berfikir, gerakan otot,
gangguan jantung.

Tabel 2.3.Penanggulangan pencemaran udara berbentuk gas:
No. Bahan Pencemar Penanggulangan Keterangan
1. Sulfur dioksida (SO
2
),
Hidrogen suldfida(H
2
S)
Nitrogen oksida (N
2
O),
Nitrogen monoksida
(NO),Nitrogen dioksida
(NO
2
), Amoniak (NH
3
)
Karbondioksida (CO
2
)
Karbon monoksida(CO)
Hidrokarbon
Absorbsi Dalam proses adsorbsi dipergunakan
bahan padat yang dapat menyerap
polutan. Berbagai tipe adsorben yang
dipergunakan antara lain karbon aktif dan
silikat. Adsorben mempunyai daya
kejenuhan sehingga selalu diperlukan
pergantian,bersifat disposal (sekali pakai
buang) atau dibersihkan kemudian
dipakai kembali.
Pembakaran Mempergunakan proses oksidasi panas
untuk menghancurkan gas hidrokarbon
yang terdapat didalam polutan. Hasil
pembakaran berupa (CO2) dan (H2O).
Alat pembakarannya adalah Burner
dengan berbagai tipe dan temperaturnya
adalah 1200
o
1400
o
F
Reaksi Kimia Banyak dipergunakan pada emisi
golongan Nitrogen dan golongan
Belerang. Biasanya cara kerja ini
merupakan kombinasi dengan cara - cara
lain, hanya dalam pembersihan polutan
udara dengan reaksi kimia yang dominan.
Membersihkan gas golongan nitrogen,
caranya dengan diinjeksikan Amoniak
(NH3) yang akan bereaksi kimia dengan
NOx dan membentuk bahan padat yang
mengendap. Untuk menjernih
kan golongan belerang dipergunakan
Copper Oksid atau kapur dicampur arang.


Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan
dibedakan menjadi 3 jenis :
1. Iritasi. Biasanya polutan ini bersifat korosif, merangsang proses peradangan
hanya pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulai dari hidung
hingga tenggorokkan. Misalnya sulfur dioksida, sulfur trioksida, amoniak, dan debu.
Iritasi terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan juga dapat mengenai paru-paru
itu sendiri.
2. Asfiksia. Hal ini terjadi karena berkurangnya kemampuan tubuh dalam
menangkap oksigen atau mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang. Keracunan gas
karbon monoksida mengakibatkan CO akan mengikat hemoglobin, sehingga
kemampuan hemoglobin mengikat O2 berkurang dan terjadilah asfiksia. Penyebabnya
adalah gas nitrogen, oksida, metan, gas hidrogen dan helium.
3. Anestesia. Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan
kesadaran, misalnya aeter, aetilene, propane, dan alkohol alifatis.
4. Toksis. Titik tangkap terjadinya berbagai jenis, yaitu : menimbulkan
gangguan pada sistem pembuatan darah, misalnya benzene, fenol, toluen dan xylene.
Keracunan terhadap susunan syaraf, misalnya karbon disulfid, metil alkohol.

2.5 Penanggulangan Pencemaran Udara
Penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan dengan cara mengurangi
polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan mendispersikan
polutan. Kontributor utama pencemaran udara di Indonesia adalah sektor trnspprtasi dan
industri. Sehingga pencemaran udara ini dapat diantisipasi dengan memperbaiki sistem
transportasi dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan (misalnya,
pemakaian bensin tanpa timbal) dan terjangkau oleh publik. Selain itu bisa juga dengan
cara mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi untuk mengurangi kepadatan,
masyarakat dapat mengoptimalkan alat transportasi yang tersedia. Sedangkan untuk
sektor industri dapat dilakukan dengan cara penertiban dan penegakan hukum bagi
industri pencemar atau industri yang tidak mengolah limbahnya dengan baik.


2.6 Nitrogen
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang sangat esensial
untuk pertumbuhan tanaman dan umumnya tanaman menyerap N dalam bentuk
amonium dan nitrat yang dapat disediakan melalui pemupukan ( Olson dan Kurtz 1989)
Fungsi N sebagai hara esensial bagi pertumbuhan tanaman adalah:
1. Komponen molekul klorofil
2. Komponen asam amino pembentuk protein
3. Esensial bagi aktivasi karbohidrat
4. Komponen enzim
5. Merangsang pertumbuhan akar dan aktivitasnya
6. Mendukung pengambilan hara lainnya
Atmosfer bumi terdiri kumpulan berbagai macam gas. Gas penyusun atmosfer
bumi memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia. Nitrogen merupakan unsur
gas yang paling besar presentasenya di atmosfer. Gas nitrogen sangat dibutuhkan dalam
pertumbuhan tanaman. Gas nitrogen sering juga digunakan sebagai bahan dasa industri
pupuk. Manfaat/fungsi lapisan atmosfer (atmosfir bumi) agar melindungi bumi dari
benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi karena terkena gaya gravitasi bumi.
Melindungi bummi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk
hidup dengan lapisan ozon, mengandung gas-gas yang dibutuhkan manusia, hewan dan
tumbuhan untuk bernafas dan untuk keperluan lainnya seperti oksigen, nitrogen, karbon
dioksida, dan lain sebagainya.
Penggunaan pupuk kimia ditengah tuntutan untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas produksi pangan, pertanian sebagai basis persediaan pangan dengan usaha
intensifikasinya ternyata membawa dampak terhadap penipisan lapisan ozon yaitu
dengan menggunakan bahan-bahan kimia baik sebagai pembasmi hama (insektisida)
maupun sebagai pupuk (fertlizer) yang pada akhirnya menyumbang pencemar sebagai
salah satu gas rumah kaca (GRK). Salah satunya dengan menggunakan pupuk nitrogen.
Masa hidup NO sangat panjang yaitu sekitar 150 tahun di atmosfer, oleh karena
itu peningkatan emisi-emisi kecil dapat meningkatkna konsentrasi. Pemakaian bahan
bakar fosil, pemakaian pupuk nitrogen menyumbang terjadinya pencemaran udaran,
pada akhirnya terjadi penumpukan emisi di atmosfer. Sumber utama nitrogen adalah
nitrogen bebas (N
2
) yang terdapat di atmosfer, yang takarannya mencapai 78% volume,
dan sumber lainnya yang ada di kulit bumi dan perairan. Nitrogen juga terdapat dalam
bentuk yang kompleks, tetapi hal ini tidak begitu besar sebab sifatnya mudah larut
dalam air.
Nitrogen organik apabila dimanfaatkan oleh mikrobia maka akan berubah menjadi
wujud N kembali. Namun bila tidak dimanfaatkan dengan mikrobia, akan ternitrifikasi
menjadi NH
4
+
di lapisan oksidatif, bila bertemu oksigen akan menjadi NO
3
+
. NH
4
+
bila
tidak bertemu O
2
maka akan terurai menjadi NH
3
, dan mengakibatkan gas rumah kaca.
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya NH2). Dalam biokimia seringkali
pengertianyadipersempit keduanya teriat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut
atom C alfa atau ). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik,
cenderung menjadi asam pada larutan basa menjadi basa pada larutan asam. Asam
amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu
fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Manfaat
asam amino untuk tanaman adalah:
- Meningkatkan ketahanan terhadap stress (suhu tinggi, kelembaban rendah,
kekeringan, serangan hama penyakit tanaman, frost, kebanjiran)
- Meningkatkan kandungan klorofil
- Mengatur pembukaan stomata (mulut daun)
- Agen pengkhelat (pengikat) unsur mikro
- Bahan baku hormon
- Membantu polinasi dan fruit set
- Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh
tubuh, sehingga harus didapat dari konsumsi makanan. Asam amino non-esensial adalah
asam amino yang bisa diprosuksi sendiri oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas
konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dengan asam amino esensial. Asam amino
esensial bersyarat adalah kelompok asam amino non-esensial, namun pada saat tertentu,
seperti setelah latihan beban yang keras, produksi dalam tubuh tidak secepat dan tidak
sebanyak yang diperlukan sehingga harus didapat dari makanan maupun suplemen
protein
Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang
mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain.
Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Beberapa proses
penting pada siklus nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, de-
nitrifikasi. Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Walaupun
terdapat sangat banyak molekul nitrogen di dalam atmosfer, nitrogen dalam bentuk gas
tidaklah reaktif. Hanya beberapa organisme yang mampu untuk mengkonversinya
menjadi senyawa organik dengan proses yang disebut fiksasi nitrogen.


Gambar 2.1 Siklus Nitrogen

Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan
asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.dalam
siklus nitrogen terjadi dua tahap:
1. Tahap pertama
Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke
dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen ini dilakukan
oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri
Azotobacter dan Clostridium. Sedangkan di laut ganggang hijau biru memiliki
kemampuan memfiksasi nitrogen.
2. Tahap kedua
Jika tumbuhan atau hewan mati, maka pengurai akan merombaknya menjadi
gas, disebut proses amonifikasi.
Nitrat yang digunakan oleh produsen (tumbuhan) Molekul protein
(Jika tumbuhan atau hewan mati, maka pengurai akan
merombaknya menjadi gas,disebut proses amonifikasi)

Amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+) senyawa
ammonium Nitrat (oleh Nitrobacter)
Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan
menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.

















BAB III
PEMBAHASAN

Fenomena alam menyatakan bahwa atmosfir terdiri dari 79% nitrogen sebagai gas
padat N2. Meskipun demikian, penyediaan makanan untuk kehidupan manusia dan
hewan hewan lainnya lebih dibatasi oleh nitrogen daripada unsur unsur lainnya.
Penerapan usaha intensifikasi pertanian yang menerapkan berbagai teknologi,
seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan, pola tanam serta usaha
pembukaan lahan baru akan membawa perubahan pada ekosistem. Penggunaan pupuk
anorganik Nitrogen (NO2) merupakan salah satu unsur hara makro yang esensial dalam
membantu perumbuhan tanaman.
Produktivitas lahan pertanian yang meningkat hanya akan berlangsung dalam
waktu yang tidak lama, karena penggunaan pupuk anorganik terus menerus akan
menyebabkan perubahan struktur tanah, pemadatan, kandungan unsur hara dalam tanah
menurun, dan berakhir pada pencemaran lingkungan. Salah satu pengaruh penggunaan
pupuk anorganik pada usaha pertanian adalah akumulasi residu unsur-unsur kimia
seperti N, P dan K dalam tanah akibat dari pemakaian pupuk yang berlebihan dan terus
menerus. Sekitar 50% nitrogen, 40% - 75% potassium dan 5% - 25% fosfat
mengendap di lahan pertanian, perairan dan airtanah (Salikin, 2003).
Demikian kegunaan nitrogen bagi kelangsungan hidup di alam sangat besar.
Adapun nitrogen banyak digunakan di berbagai bidang antara lain sebagai berikut :
1. Dalam bentuk amonia nitrogen digunakan sebagai bahan pupuk, obat obatan,
asam nitrat, urea, hidrasin, amin dan pedingin
2. Asam nitrat digunakan dalam pembuatan zat pewarna dan bahan peledak
3. Nitorgen digunakan dalam lingkungan yang inert, misalnya bola lampu listrik
untuk mencegah evaporasi filament
4. Nitrogen cair sebagai refrigerant (pendingin) yang efektif dan relatif murah
5. Banyak digunakan oleh laboratorium medis dan penelitian sebagai bahan
pengawet untuk jangka waktu yang lama misalnya bank penyimpanan organ
organ tubuh manusia, bank darah, bank pada sperma dan sebagainya
6. Penyimpanan bahan bahan yang mudah busuk: freezing, cooling, pengawetan
produk makanan dan minuman yang belum diolah pada suhu rendah,
pengiriman dengan truk pendingin
7. Penyimpanan produk produk biologi contohnya freezing, cooling,
penyimpanan bersuhu rendah untuk darah, lapisan kulit ari dan sperma untuk
inseminasi buatan
8. Bedah otak dan mata
9. Industri daur ulang seperti pendingin badan mobil yang dibongkar, eletrik
motor, bagian tengah kabel listrik
10. Pengerasan plastik sebelum dihancurkan atau digiling (cyro-grinding)
11. Pembuatan pesawat terbang : simulasi penerbangan
12. Industri nuklir seperti cryopumping
13. Industri elektronik seperti packaging, moisture control
14. Industri kimia seperti blanketing, inerting, purging, flushing
Nitrogen juga merupakan komponen utama dalam semua asam amino, menjadikan
protein untuk zat pertumbuhan. Nitrogen dalam bentuk basis asam nukleat seperti DNA
dan RNA. Pada tumbuhan nitrogen digunakan dalam molekul klorofil, untuk proses
fotosintesis dan pertumbuhan lebih lanjut. Pada pengolahan kimia atau fiksasi alami
(konversi dengan dilakukan oleh bakteri rhizobium) mengkonversi gas nitrogen menjadi
bentuk yang dapat digunakan oleh organisme hidup.
Begitu banyak manfaat dari nitrogen dalam proses kehidupan di bumi. Namun
pembakaran bahan bakarf fosil besar besaran seperti batubara dan minyak melepaskan
kadar nitrogen oksida yang tinggi (termasuk oksida nitrat atau N
2
O) sebagai asap.
Kontributor lain kadar nitrogen yang meningkat adalah pembakaran pohon dan tanaman
untuk pertanian dan pembuatan pabrik nilon. Jika oksida nitrat mencapai stratosfer,
dapat merusak lapisan ozon yang menghasilkan tingkat radiasi UV (tinggi) dan resiko
kanker kulit serta katarak. Kemudian nitrogen oksida terlarut dalam air atmosfer
membentuk hujan asam, yang dapat mengkorosi batuan dan barang logam dan merusak
bangunan-bangunan. Penggunaan pupuk secara berlebihan di lahan dan senyawa
senyawa nitrogen menyebabkan pelepasan nitrogen ke dalam arus air dan sungai.
Contohnya adalah proses eutrofikasi atau booming alga diperairan. Kelebihan kadar
nitrogen di dalam tanah (daratan) yang menyebabkan ketidakmampuan tanaman untuk
bertahan atau berkompetisi. Tanaman-tanaman yang memanfaatkan kelebihan nitrogen
akan lebih cepat pertumbuhannya. Dapat menyebabkan spesies tanaman lainya menjadi
punah dan selanjutnya mengakibatkan insidensial terhadap semua hewan, seranggan dan
burung-burung. Konsentrasi oksida nitrat di atmosfer sangat rendah dibanding karbon
dioksida, potensi pemnansan global oksida nitrat adalah sekitar 300 kali lebh besar.
Ternyata tak hanya karbon dioksida menyebabkan perubahan iklim dan masalah-
masalah terkait dengannya, senyawa-senyawa nitrogen bisa menyebabkan masalah yang
lebih buruk.
Pemanasan global merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas
manusia di seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan
teknologi dan industri. Oleh karena itu peristiwa ini berdampak global. Adapun salah
satu aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global, yaitu pada
sektor pertanian dan ataupun peternakan, sektor ini memberikan kontribusi terhadap
peningkatan emisi gas rumah kaca melalui sawah-sawah yang tergenang yang
menghasilkan gas metana, pemanfaatan pupuk serta praktek pertanian, pembakaran
sisa-sisa tanaman, dan pembusukan sisa-sisa pertanian, serta pembusukan kotoran
ternak. Dari sektor ini gas rumah kaca yang dihasilkan yaitu gas metana (CH4) dan gas
dinitro oksida (N20). Di Indonesia, sektor pertanian dan peternakan menyumbang emisi
gas rumah kaca sebesar 8.05 % dari total gas rumah kaca yang diemisikan ke atmosfer.
Selain menggunakan pupuk nitrogen didalam pertanian, diketahui dapat
menggunakan alternatif lain yaitu dengan bioteknologi berbasis mikroba tanah
dikembangkan dengan memanfaatkan peran-peran penting mikroba tanah tersebut.
Teknologi Kompos Bioaktif
Salah satu masalah mendasar yang sering ditemui ketika menerapkan pertanian
organik adalah kandungan bahan organik tanah dan status hara tanah yang rendah.
Petani organik mengatasi masalah tersebut dengan memberikan pupuk hijau atau pupuk
kandang. Pupuk hijau dan pupuk kandang sebenarnya adalah limbah-limbah organik
yang telah mengalami penghacuran sehingga menjadi lebih tersedia bagi tanaman.
Limbah organik seperti sampah dedaunan, seresah, kotoran-kotoran binatang ternak
tidak bisa langsung diberikan ke tanaman. Limbah organik harus
dihancurkan/dikomposkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur-unsur hara
yang dapat diserap oleh tanaman. Secara alami proses pengkomposan ini memakan
waktu yang sangat lama, berkisar antara enam bulan hingga setahun sampai bahan
organik tersebut benar-benar tersedia bagi tanaman. Proses penghancuran limbah
organik dapat dipercepat dengan menggunakan mikroba penghancur (dekomposer) yang
memiliki kemampuan tinggi. Penggunaan mikroba penghancur ini dapat mempersingkat
proses dekomposisi dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja.
Mikroba biodekomposer unggul yang digunakan adalah Trichoderman
pseudokoningii, Cytopaga sp, dan fungi pelapuk putih. Mikroba tersebut mampu
mempercepat proses pengomposan menjadi sekitar 2-3 minggu. Mikroba tetap hidup
dan aktif di dalam kompos. Ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikroba akan
berperan untuk mengendalikan mikroba-mikroba patogen penyebab penyakit tanaman.
Keuntungan penggunaan kompos bioaktif untuk pertanian organik selain mempercepat
waktu pengomposan dan menyediakan kompos yang berkualitas tinggi, juga berperan
sebagai agensia hayati untuk mengendalikan penyakit tanaman, terutama penyakit yang
menyerang dari dalam tanah. Kekawatiran para petani organik akan tanamannya yang
mudah diserang penyakit dapat di atasi dengan menggunakan kompos bioaktif.
Biofertilizer
Petani organik sangat alergi dengan pupuk-pupuk kimia atau pupuk sintetik
lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, petani organik umumnya
mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi tanaman. Sayangnya kandungan
hara kompos rendah. Kompos yang sudah matang kandungan haranya kurang lebih :
1.69% N, 0.34% P2O5, dan 2.81% K. Dengan kata lain seratus kilogram kompos setara
dengan 1.69 kg Urea, 0.34 kg SP 36, dan 2.18 kg KCl. Misalnya untuk memupuk padi
yang kebutuhan haranya kg Urea/ha, kg SP 36/ha dan kg KCl/ha, maka kompos yang
dibutuhkan kurang lebih sebanyak ton kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar
memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak dan berimplikasi pula pada biaya produksi.
Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupaun
penyerapan unsur hara bagi tanaman. Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu Nitrogen
(N), fosfat (P), dan kalium (K) seluruhnya melibatkan aktivitas mikroba tanah. Hara N
sebenarnya tersedia melimpah di udara. Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N.
Namun, N udara tidak dapat langsung diserap oleh tanaman. Tidak ada satupun tanaman
yang dapat menyerap N dari udara. N harus difiksasi/ditambat oleh mikroba tanah dan
diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Beberapa mikroba tanah juga mampu
menghasilkan hormon tanaman yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Hormon
yang dihasilkan oleh mikroba akan diserap oleh tanaman sehingga tanaman akan
tumbuh lebih cepat atau lebih besar. Kelompok mikroba yang mampu menghasilkan
hormon tanaman, antara lain: Pseudomonas sp dan Azotobacter sp.
Mikroba-mikroba tanah yang bermanfaat untuk melarutkan unsur hara,
membantu penyerapan unsur hara, maupun merangsang pertumbuhan tanaman
diformulasikan dalam bahan pembawa khusus dan digunakan sebagai biofertilizer untuk
pertanian organik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh BPBPI mendapatkan bahwa
biofertilizer setidaknya dapat mensuplai lebih dari setengah kebutuhan hara tanaman.
Biofertilizer yang dikembangkan oleh BPBPI antara lain: Emas, Rhiphosant, Kamizae,
dan Simbionriza.
Agen Biokontrol
Hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu kendala serius dalam budidaya
pertanian organik. Jenis-jenis tanaman yang terbiasa dilindungi oleh pestisida kimia
seperti jenis-jenis hibrida, umumnya sangat rentah terhadap serangan hama dan
penyakit ketika dibudidayakan dengan sistim organik. Mikroba atau organisme patogen
akan menyerang tanaman ketika terjadi ketidakseimbangan populasi antara organisme
patogen dengan mikroba pengendalinya. Di sini jumlah organisme patogen lebih banyak
daripada jumlah mikroba pengendalinya. Apabila kita dapat menyeimbangakan populasi
kedua jenis organisme ini, maka hama dan penyakit tanaman dapat dihindari. Mikroba
yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain: Bacillus thurigiensis (BT),
Bauveria bassiana, Paecilomyces fumosoroseus, dan Metharizium anisopliae. Mikroba-
mikroba ini mampu menyerang dan membunuh berbagai serangga yang menjadi hama
tanaman. Mikroba yang dapat mengendalikan penyakit tanaman misalnya: Trichoderma
sp. Trichoderma sp mampu mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh
Gonoderma sp, JAP (jamur akar putih), atau Phytoptora sp.
Aplikasi pada Pertanian Organik
Produk-produk bioteknologi mikroba hampir seluruhnya menggunakan bahan-bahan
alami. Produk-produk ini dapat memenuhi kebutuhan petani organik. Kebutuhan akan
bahan organik tanah dan hara tanaman dapat dipenuhi dengan kompos bioaktif dan
aktivator pengomposan. Aplikasi biofertilizer pada pertanian organik dapat mensuplai
kebutuhan hara tanaman yang selama ini dipenuhi dari pupuk-pupuk kimia. Serangan
hama dan penyakit tanaman dapat dikendalikan dengan memanfaatkan biokotrol.
Dengan tersedianya bioteknologi berbasis mikroba, petani organik tidak perlu kawatir
dengan masalah ketersediaan bahan organik, unsur hara, dan serangan hama dan
penyakit tanaman.











` BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan


4.2 Saran



DAFTAR PUSTAKA

You might also like