You are on page 1of 23

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan akhir kerja praktek ini dengan
baik dan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat akademis mata kuliah
kerja praktek Program Studi Teknik Perkapalan pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
makalah ini bertema Sistem Sonar.
Tentunya dalam penulisan ini, penulis menemukan kesulitan-kesulitan, diantaranya
mencari referensi/sumber terpercaya, mengkalkulasikan perhitungan, dan sebagainya. Hal ini
mungkin karena kurangnya pengetahuan penulis dalam pembuatan laporan ini. Namun,
berkat adanya bimbingan, bantuan, masukan ide, dan motivasi dari berbagai pihak, laporan
akhir ini dapat diselesaikan walaupun masih banyak kekurangannya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada, Bapak Ir. Amien Rahardjo M.T. selaku Dosen
yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi masukan, dan memberikan
dukungan moril kepada saya agar laporan ini menghasilkan ilmu yang bermanfaat. Selain itu,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah
berusaha membantu dalam perancangan, pencarian bahan/sumber hingga penulisan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik dan berdaya guna dimasa yang akan datang. Harapan penulis agar laporan
ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya mahasiswa Teknik Perkapalan. Diharapkan
para generasi muda agar termotivasi untuk meningkatkan kemajuan dibidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang dapat memajukan kehidupan bangsa dan negara.


Depok, 25 Mei 2014


Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
DAFTAR SIMBOL .............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................
I.1 Latar Belakang ..........................................................................................................
I.2 Permusan Masalah ....................................................................................................
I.3 Tujuan .......................................................................................................................
I.4 Pembatasan masalah .................................................................................................
I.5 Sistematika Pembahasan...........................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................................................
2.1 Sejarah Sonar

2.2 Fungsi Sonar

2.3 Sonar Aktif

2.4 Sonar Pasif ..............................................................................................................
BAB III ...........................................................................................................
BAB IV ...........................................................................................................
BAB V KESIMPULAN .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan kemajuannya sedang berkembang pesat. Terutama pada
bidang perkapalan dan instrument-instrumen yang digunakan dalam pengukuran untuk
mendapatkan suatu besaran yang kemudian dapat direpresentasikan menjadi hasil yang
ingin diketahui pada suatu sistem yang dikaji.
Kenyamanan dan keamanan bagi penumpang sangat menjadi perhatian utama,
kemajuan di bidang industry perkapalan seiring dengan tuntutan kenyamanan dan
keamanan menyebabkan perlunya alat pengaman yang bekerja otomatis. SONAR (Sound
Navigation And Rangin) merupakan sebuah teknologi yang berfungsi untuk navigasi,
berkomunikasi dengan atau mendeteksi objek diatas maupun dibawah permukaan air.
Sonar sendiri memiliki 2 teknologi, yaitu : sonar pasif dan sonar aktif. Sonar pasif pada
dasarnya hanya mendengarkan suara yang dibuat oleh kapal, sementara sonar aktif
memancarkan pulse suara dan mendengarkan gema. Sonar dapat digunakan sebagai
sarana acoustic location dan pengukuran karakteristik gema dari target di dalam air.
Acoustic location di dalam udara pernah digunakan sebelum radar diperkenalkan. Sonar
juga dapat digunakan di udara sebagai navigasi robot. Istilah sonar juga bisa digunakan
untuk peralatan yang digunakan untuk menghasilkan dan menerima suara. Acoustic
frequencies digunakan dalam system sonar, mulai dari infrasonik (rendah) ke ultrasonic
(tinggi).


I.2 Permusan Masalah
Dalam laporan SKE Kapal 2 ini, akan dijelaskan dan dianalisa mengenai applikasi dan
cara kerja dari system sonar.


I.3 Tujuan


I.4 Pembatasan masalah


I.5 Sistematika Pembahasan



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Sonar
Meskipun ada beberapa hewan yang telah menggunakan sonar selama jutaan tahun
lalu,namun orang pertama kali pengguna sonar dan mendokumentasikannya dia adalah
oleh Leonardo da Vinci di tahun 1490. Dia memasukkan sebuah tabung ke dalam air
dikatakanakan digunakan untuk mendeteksi kapal dengan menempatkan telinga ke
tabung.

Kemudian pada abad ke- 19 Memasukan suara bel ke dalam air untuk menghasilkan
peringatan bahaya di mercusuar. Penggunaan sonar terus berkembang , seperti
digunakan untuk pencarian lokasi saat bencana Titanic pada tahun 1912 . Peralatan
bawah air yang menggunakan gema/echo pertama kali di dunia dipatenkan di Kantor
Paten Inggris, pemegang hak Paten tersebut adalah seorang meteorologi Inggris Lewis
Richardson sebulan setelah tenggelamnya kapal Titanic, dan fisikawan Jerman
Alexander Behm memperoleh paten untuk echo sounder pada tahun 1913.

Reginald Fessenden asal Kanada, saat bekerja untuk Perusahaan Sinyal Submarine di
Boston, awal membangun sistem ini pada tahun 1912. Dalam percobaannya dia dapat
mendemonstrasikan mulai dari depth sounding, komunikasi bawah air, dan jarak gema.
Itulah akhirnya dinamakan osilator Fessenden dan seharusnya mampu mendeteksi
gunung es yang berjarak 2 mil . Osilator Fessenden pertama ditempatkan di kapal selam
Inggris Kelas H yang diluncurkan pada tahun 1915 dari Montreal.

Ketika puncaknya Perang Dunia I dimulai studi penggunaan echosounder mulai
diminati karena dibuthkan untuk mendeteksi kapal selam. Inggris mereka menggunakan
hydrophone ( mikrofon bawah air) sedangkan di Prancis kegiatan pengembangan
perangkat echosounder aktif untuk mendeteksi kapal selam pada tahun 1915
menggunakan kuarsa.

Pada tahun 1916, pada Badan Penelitian dan Penemuan Inggris, seorang fisikawan
berkebangsaan Kanada Robert William Boyle bersama A.B. Wood membuat proyek
pendeteksian menggunakan echosounder aktif dan menghasilkan sebuah prototip pada
pertengan 1917.

Prototipe ini dibuat dengan rahasia dan selesai khusus untuk divisi Anti-Kapal Selam.
Ini adalah alat praktis bawah air aktif pertama di dunia yang menggunakan kristal
kuarsa piezoelektrik. Untuk menjaga kerahasiaan alat ini Inggris menggunakan
singkatan "ASD" ics yang merupakan singkatan untuk deteksi suara aktif yang
kemudian dikenal sebagai ASDIC Pada tahun 1918 baik di Amerika Serikat maupun
Inggris telah membangun sistem aktif , namun demikian Inggris telah lebih dulu
mengembangkan sistem ini dibandingkan AS.

Inggris mulai uji coba alat ASDIC pada Kapal HMS Antrim pada tahun 1920, dan
mulai memproduksinya pada tahun 1922. Armada Destroyer 6 telah dilengkapi ASDIC-
l pada tahun 1923. Sekumpulan kapal anti- kapal selam, Kapal HMS Osprey, dan pada
tahun 1924 telah dibagun empat kapal latih di Portland. Dengan pecahnya Perang Dunia
II, Angkatan Laut Inggris memiliki lima set Kapal perang terbagi dalam 5 kelas yang
berbeda - beda, dan yang lainnya adalah kapal selam, kesemuanya merupakan kesatuan
sistem serangan lengkap anti- kapal selam. Efektivitas ASDIC awalnya dapat
menyerang dengan menggunakan charge depth sebagai senjata anti -kapal selam.

2.2 Fungsi Sonar
1. Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan Conventional Depth Echo
Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu Antara
pengiriman dan penerimaan pulsa suara
2. Pengindentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut (Sub bottom Profilers).
Dengan sonar ini frekuensi jadi lebih rendah dan bias menembus lebih dalam dan
sinyalnya lebih bertenaga. Dengan adanya klasifikasi lapisan sedimen dasar laut
dapat menunjang dalam menentukan kandungan mineral dasar laut dalam.
3. Pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping).
Sonar dapat menghasilkan tampilah peta dasar laut dalam tiga dimensi. Dengan
teknologi akustik bawah air yang canggih ini dan dikombinasikan dengan data dari
sub bottom profilers, akan diperoleh peta dasar laut yang lengkap dan terperinci.
4. Pencarian kapal-kapal karam di dasar laut.
Pencarian ini dapat ditunjang dengan teknologi sonar. Dengan teknologi ini, lokasi
kapal karam dapat ditentukan dengan tepat. Teknologi akustik bawah air ini dapat
menunjang eksplorasi dan ekploitasi dalam bidang arkeologi bawah air (underwater
archeology) dengan tujuan untuk mengangkat dan mengidentifikasikan
kepermukaan laut benda-benda yang dianggap bersejarah.
5. Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
Pemasangan pipa dan kabel komunikasi dasar laut membutuhkan data yang akurat
mengenai kondisi dasar lautnya dengan peta dasar laut yang baik juga data dari sub
bottom profiler pipa dan kabel dapat ditempatkan di daerah yang sesuai dan
pemasangannya akan lebih mudah.
6. Analisa dampak lingkungan di dasar laut.
Teknologi akustik bawah air dapat juga menunjang analisa dampak lingkungan di
dasar laut.


2.3 Sonar Aktif
Sebuah diagram fungsional dari sistem sonar aktif terlihat seperti ini:


Komponen fungsional dijelaskan sebagai berikut:
Transmitter. Pemancar menghasilkan dorongan (pulse) keluar. Hal ini menentukan lebar
pulse, PRF, modulasi (opsional), dan frekuensi pembawa. Daya keluaran dapat
dikontrol oleh operator. Level sumber mungkin terbatas karena beberapa alasan. Jika
transduser didorong dengan terlalu banyak kekuatan, akan menimbulkan kavitasi
(penurunan tekanan rendah sehingga air mendidih). Hal ini disebut dengan
pendinginan, dan dapat merusak transduser sejak backpressure normal dihapus ketika
gelembung terbentuk pada permukaannya. Karena gaya pemulih yang normal hilang,
maka permukaan transduser dapat melakukan perjalanan terlalu jauh (over-range) dan
merusak dirinya sendiri. Batas daya pendinginan meningkat seiringan dengan
kedalaman karena tekanan ambien meningkat.
Fenomena lain yang umum yang membatasi tingkat sumber maksimum
adalah gema, yang merupakan gema dari volume sekitarnya langsung dari air. Tingkat
dengung (RL) meningkat dengan tingkat sumber (SL). Di beberapa titik gema melebihi
tingkat kebisingan (NL) dan akan mendominasi sinyal kembali. Sejak gema selalu
datang kembali dari arah yang sama Anda memproyeksikan, pengurangan kebisingan
latar belakang, diukur dengan indeks directivity (DI) tidak berlaku. Sehingga
RL> NL - DI,
System dikatakan gema-terbatas. Angka persamaan harus dimodifikasi untuk
mencerminkan hal berikut :
FOM
aktif
(dengung-terbatas) = SL + TS - RL - DT

Ketika sistem menjadi gema terbatas, layar akan mulai didominasi oleh suara dekat
kapal sendiri dalam arah sonar aktif memproyeksikan. Solusinya adalah untuk
mengurangi kekuasaan hanya di bawah tingkat di mana dengung-membatasi terjadi.

1) Transduser array. Transduser individual merupakan elemen sederhana dengan
sedikit atau tanpa directionality. Mereka diatur dalam sebuah array untuk
meningkatkan indeks directivity, yang meningkatkan angka-of-jasa dengan
pengurangan kebisingan. Array transduser mengurangi beamwidth pada arah
horisontal (atau azimuth), dan biasanya melingkar untuk memberikan lebih atau
kurang lengkap cakupan, dengan pengecualian daerah tepat di belakang array (di
mana kapal tersebut). Array dilindungi dari kebisingan dengan kapal sendiri dengan
menghentikan array dalam setelah daerah, dan juga dengan menempatkan bahan
menghaluskan suara. Ini memanjang wilayah lambung-mount array, dari mana
sistem sonar tidak dapat mendeteksi disebut baffle.
Array juga dikonfigurasi untuk mengurangi beam width dalam arah
vertikal. Biasanya array lambung-mount hanya harus menerima suara dari arah
bawah, tidak langsung ke depan, karena suara dari permukaan laut akan
menghancurkan kinerja sonar.

silinder Array transduser.
2) Beamforming prosesor. Input / output dari masing-masing transduser dimasukkan
melalui prosesor beamforming, yang berlaku penundaan waktu atau pergeseran fasa
untuk masing-masing sinyal sedemikian rupa untuk menciptakan sinar sempit dalam
arah tertentu.


Lebar balok yang dibentuk oleh prosesor beamforming akan menentukan akurasi
bantalan sistem saat melakukan pencarian. Dalam cara yang identic dengan system
pelacakan dual-beam, system pelacakan sonar dapat memperbaiki akurasi ini
dengan mengorbankan rasio signal-to-noise.

3) Duplexer. Duplekser melakukan fungsi yang sama dalam sonar aktif sebagai dalam
sistem radar, yaitu untuk melindungi penerima dari kekuatan pemancar penuh
sementara pulsa akan keluar. Hal ini dapat dianggap sebuah saklar yang mematikan
Antara pemancar dan penerima.

4) Synchronizer. Melakukan peran yang sama sebagai sinkronisasi dalam
radar. Menyediakan koordinasi keseluruhan dan waktu untuk sistem. Atur ulang
tampilan untuk setiap pulsa baru untuk membuat berbagai pengukuran.

5) Receiver. Mengumpulkan energi yang diterima. Penerima membandingkan tingkat
daya kebisingan dengan SNR threshold (DT) dalam rangka untuk menentukan
apakah sinyal akan ditampilkan dalam sinar tertentu. Jika DT diatur terlalu rendah,
akan ada banyak laporan yang salah. Jika terlalu tinggi, beberapa kemampuan
deteksi akan hilang. Penerima juga dapat demodulasi kembali jika modulasi
frekuensi yang digunakan pada transmisi. System sonar sering menggunakan teknik
kompresi pulsa untuk meningkatkan resolusi jangkauan.

6) Display. Menempatkan semua informasi deteksi ke dalam format visual. Ada
beberapa jenis display, salah satunya adalah :
o scan: sinyal di sepanjang balok tunggal untuk sebagian dari siklus
mendengarkan. Sebuah target muncul sebagai bagian dimunculkan jika itu
dalam berkas.

PPI: posisi rencana indikator. Sebuah top-down (lihat geografis). Sistem sonar
harus berurutan mencari individu balok yang ditampilkan dalam bentuk sejati
mereka atau saudara. Kekuatan pengembalian diwakili oleh intensitas pada
layar.

2.4 Sonar Pasif
Sistem sonar pasif berbeda dari sistem aktif dalam banyak hal. Di bawah ini adalah
diagram fungsional yang khas:

Hydrophone array. Ini adalah elemen sensitif yang mendeteksi energi akustik yang
dipancarkan dari sasaran. Sekali lagi, mereka diatur ke dalam array untuk meningkatkan
beamwidth. Konfigurasi yang umum adalah silinder atau bola. Array silinder beroperasi
pada sudut vertikal tetap, biasanya ke bawah. Array bola, yang umum pada kapal selam,
memiliki pandangan vertikal bidang-of-jauh lebih luas. Karena kapal selam mungkin di
bawah apa itu pelacakan, array harus mampu melihat ke atas sampai batas tertentu.
Sudut bawah besar hanya digunakan untuk deteksi bouncing bawah. Menggunakan
prosesor beamforming (dijelaskan di bawah) bidang-of-view dipecah menjadi balok
individual dalam arah vertikal dan azimut.

Prosesor beamforming. Tidak seperti sistem aktif yang mengirim dan menerima dalam
arah set, sistem pasif harus mendengarkan semua sudut setiap saat. Hal ini memerlukan
beamwidth sangat luas. Pada saat yang sama, beamwidth sempit diperlukan untuk
mencari sumber dan menolak kebisingan ambient. Kedua tujuan tercapai secara
bersamaan oleh prosesor beamforming pasif. Idenya adalah sangat mirip dengan sistem
yang aktif.

Prosesor beamforming pasif berlaku yang unik waktu penundaan / fase bergeser ke
sinyal untuk membuat sinar tertentu. Perbedaan dalam sistem pasif adalah bahwa proses
ini diulang beberapa kali, masing-masing dengan satu set yang berbeda dari waktu
penundaan / fase pergeseran, untuk mendengarkan banyak balok sempit hampir
bersamaan. Hasilnya adalah satu set balok yang mencakup bidang-of-view dari array.

Balok tidak boleh dianggap sebagai berasal dari hydrophone individu. Bahkan, masing-
masing balok sehingga tercipta memiliki beamwidth sempit yang berasal dari aperture
penuh dari array, bukan hydrophone individu.
Display Broadband. Output dari prosesor beamforming ditampilkan sebagai sejarah
waktu bearing (BTH):

Informasi terbaru adalah di bagian atas layar. Beamwidth sistem menentukan seberapa
akurat bantalan dapat diukur dengan tampilan seperti itu. Sebuah beamwidth umum
adalah sekitar 5 o. Jumlah total waktu yang ditampilkan dari atas ke bawah dapat
dikendalikan (sampai batas tertentu). Sebuah cepat memperbarui tampilan yang hanya
disimpan informasi selama beberapa menit akan berguna untuk kontak dekat yang
bantalan berubah dengan cepat. Di sisi lain, sejarah dasi panjang lebih berguna untuk
mendeteksi kontak jarak jauh, yang bantalan hanya berubah perlahan-lahan.

Analyzer Frekuensi. Frekuensi analyzer istirahat sinyal ke frekuensi yang terpisah. Ini
adalah spektrum sinyal. Untuk tujuan pengolahan, frekuensi dibagi menjadi band-band
kecil yang dikenal sebagai sampah frekuensi. Lebar masing-masing bin disebut
bandwidth analisis.

Sistem sonar bisa mendapatkan cukup signal-to-noise perbaikan dengan cara
mencocokkan bandwidth analisis dengan bandwidth sumber narrowband. Cara untuk
menggambarkan hal ini adalah dengan dua contoh counter. Jika bandwidth pemrosesan
sinyal terlalu lebar, maka suara dari bagian dari spektrum luar sinyal membiarkan dan
SNR terdegradasi. Jika bandwidth terlalu sempit, maka bagian dari sinyal dikecualikan,
juga mengurangi SNR. Ini harus jelas sekarang bahwa situasi terbaik terjadi ketika
bandwidth sama persis dengan sinyal. Hal ini dimungkinkan ketika karakteristik dari
sinyal yang terkenal, yang mereka adalah untuk sebagian besar target.
Frekuensi analyzer memisahkan (filter) sinyal menjadi sampah diskrit, yang di
dalamnya SNR dimaksimalkan. Isi frekuensi sinyal dari informasi target memberikan
informasi penting tentang identitas dan operasi. Frekuensi ini juga tunduk pada
pergeseran Doppler, seperti radar, karena itu dapat memberikan informasi mengenai
tingkat jangkauan. Ini mensyaratkan bahwa frekuensi asli dapat diketahui secara pasti,
yang umumnya tidak terjadi. Namun, banyak fakta penting dapat disimpulkan dengan
perubahan frekuensi yang diterima dari waktu ke waktu.
Narrowband Display. Untuk balok tertentu, sejarah waktu frekuensi disebut display air
terjun.

Hal ini dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tambahan dari kontak yang
sudah dilacak oleh sistem lain. Dalam rangka untuk mencari kontak berdasarkan
informasi narrowband saja membutuhkan berbagai jenis layar. Salah satu kemungkinan
adalah untuk secara bersamaan menampilkan beberapa balok yang berbeda, masing-
masing menampilkan tampilan mini-air terjun, yang disebut gram.

Ini cukup berguna, namun memerlukan konsentrasi yang besar pada bagian dari
operator karena ada informasi lebih lanjut yang ditampilkan pada satu waktu. Banyak
sistem mengharuskan operator untuk mencari secara sistematis seluruh bidang-of-view,
melihat hanya beberapa balok pada suatu waktu.

Kedalaman variabel Sonar (VDS)
Variabel sonars mendalam menggunakan transduser besar yang ditarik dari kapal pada
kabel dengan lingkup disesuaikan. Kombinasi dari daya apung, kecepatan kapal dan
ruang lingkup kabel menentukan pada kedalaman transducer akan di. VDS digunakan
untuk dua alasan utama. Pada peningkatan kedalaman, tingkat sumber (SL) dapat
meningkat pesat, karena batas pendinginan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan
meningkatnya tekanan balik pada permukaan transduser. Kedua, VDS dapat
dioperasikan di bawah lapisan.
Ingat bahwa kombinasi dari positif atas profil kecepatan suara negatif menciptakan
lapisan pada antarmuka. Lapisan membuatnya sulit untuk menyebarkan suara di atasnya.
Oleh karena itu, kapal menggunakan sistem sonar hull-mount akan dapat mendeteksi
kapal selam yang beroperasi di bawah lapisan, kecuali mungkin pada jarak pendek.
Namun, jika VDS bisa menjadi tempat di bawah lapisan, kapal dapat mengambil
keuntungan dari saluran suara yang mendalam sementara berada di zona bayangan
sonar kapal selam.
Diderek Array Sonar Systems (TASS)
Sebuah array ditarik adalah array linear hydrophone. Array ditarik di belakang kapal
pada kabel lingkup variabel seperti VDS. Namun, itu adalah benar-benar sistem pasif.

Sinyal dari array menyebabkan prosesor beamforming yang menciptakan beberapa
balok sempit. Karena array linear, tidak ada directionality vertikal. Hal ini
menyebabkan dua masalah. Masalah pertama terjadi ketika ada propagasi bouncing
bawah. Dalam hal ini, arah dari sumber tidak diketahui tanpa analisis lebih lanjut.

Masalah kedua adalah ambiguitas dalam relatif bantalan. Array linear tidak dapat
membedakan sinyal di sebelah kiri dari orang-orang di sebelah kanan.

Masalah bantalan ambiguitas dapat diatasi dengan manuver kapal. Ketika kontak
kembali, akan ada lagi dua bantalan ambigu, tapi hanya satu yang akan cocok dengan
kasus sebelumnya (dengan asumsi bahwa target tidak bergerak banyak di antara kaki).
Contoh: kontak array yang ditarik diperoleh pada relatif bearing 030/330 R, sedangkan
kapal adalah pada kursus 045 T. Kapal perubahan kursus untuk 135 T dan mendapatkan
kembali kontak di 060/300 R. Cari bantalan yang benar ke kontak yang sebenarnya .
Leg pertama: kontak ada di kedua 015 T atau T 075 (045 030).
Leg kedua: kontak ada di kedua 075 T atau T 195 (135 060)
Oleh karena itu kontak yang sebenarnya adalah pada 075 T.
Karena array tidak dibatasi oleh ukuran kapal, array diderek dapat dibuat sangat
panjang. Oleh karena itu, mereka memiliki beamwidths sangat sempit, atau sebagai
alternatif, dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih rendah. Kemampuan
frekuensi rendah sangat menguntungkan karena ada banyak sumber pada frekuensi
rendah, dengan tingkat sumber besar, dan ada sangat sedikit kerugian dari penyerapan.
Sonobuoys
Sonobuoys kecil, sistem sonar mandiri. Mereka jatuh ke dalam air oleh pesawat pada
saat mana mereka menyebarkan diri. Informasi dari sonobuoy ditransmisikan ke
pesawat dengan radio link VHF. Informasi tersebut juga dapat disampaikan ke kapal.
Pemrosesan sinyal dan analisis dilakukan oleh peralatan dalam pesawat, atau kapal.
Setelah beberapa periode operasi, sonobuoy akan menjegal sendiri.

Ada banyak jenis sonobuoys, tergantung pada kapabilitas mereka:
DICASS: Perintah directional sistem sonobuoy diaktifkan. Sistem aktif yang
mengirimkan pulsa ketika diperintahkan oleh pesawat.
DIFAR: arah menemukan penerima akustik. Ini adalah sistem pasif, dengan beberapa
directionality dicapai oleh array hydrophone kecil.
VLAD: vertikal array yang tipis-line. A linear, berbagai vertikal DIFAR hydrophone.
Telah meningkatkan directionality dalam arah vertikal. Mengurangi kebisingan dari
permukaan.
Kebanyakan sonobuoys dapat beroperasi pada beberapa pengaturan kedalaman preset.
Pengaturan dangkal digunakan untuk saluran permukaan propagasi, dan mendalam
untuk propagasi saluran suara.
Sonobuoys memiliki nilai miskin indeks directivity, karena sebagian besar dari ukuran
mereka terbatas. Gambar-of-jasa tidak selalu rendah, namun, karena sonobuoys juga
memiliki sangat rendah diri kebisingan. Tergantung pada lingkungan, dan apakah atau
tidak diri kebisingan dominan, sonobuoys dapat benar-benar mengungguli beberapa
sistem lambung-mount yang lebih besar.
Bi-Static Sonar

Ini adalah kombinasi dari sistem aktif untuk transmisi pada satu lokasi dengan sistem
pasif untuk penerimaan di lokasi lain.
Sistem pasif tidak menderita dari keterbatasan gema sama dengan sistem aktif standar.
Tingkat sumber bisa sangat tinggi (sampai batas pendinginan). Beberapa menggunakan
sistem ledakan didorong proyektor dengan tingkat sumber yang luar biasa. Sumber
mungkin baik di luar jangkauan senjata dari target. Selain itu, kerugian transmisi kurang
dari penuh hilangnya dua arah normal aktif. Kadang-kadang proyektor adalah sonobuoy
a.
Deteksi Non-Acoustic
Visual
Submarines dekat permukaan sangat rentan terhadap deteksi visual. Apa pun yang
menonjol di atas permukaan seperti periskop, antena atau tiang akan meninggalkan
bangun yang signifikan jika kapal selam yang bergerak dengan kecepatan apapun
selama beberapa knot. Karena kontrol kedalaman dan pengemudian sangat sulit pada
kecepatan rendah, tidak jarang untuk kapal selam berada di 4 atau 5 knot di bawah
permukaan. Tiang akan membuat bangun, yang disebut bulu, yang cukup terlihat, dan
juga meninggalkan sisa-sisa bagian, yang disebut bekas luka. Bekas luka adalah streak
panjang busa atau gelembung tertinggal setelah objek berlalu. Bulu mungkin beberapa
meter, dan puluhan bekas luka meter panjang. Entah dapat terlihat hingga 10 mil, dan
mudah terlihat oleh pesawat terbang rendah di sekitarnya. Jika air sangat jelas, lambung
dapat terlihat untuk beberapa ratus kaki di bawah air, tetapi biasanya tidak dibedakan
kecuali air dangkal dengan dasar berwarna ringan (seperti pasir putih).
Radar
Periskop terbuka dan tiang dapat dideteksi oleh radar dirancang khusus. Radar cross
section sangat kecil dan umumnya tidak terdeteksi oleh sistem radar biasa. Selain itu,
kekacauan laut dekat target umumnya akan mengaburkan itu. Agar efektif terhadap
periskop atau tiang, radar harus memiliki rentang yang sangat kecil dan resolusi
bantalan dan harus terpolarisasi vertikal untuk mencocokkan struktur target. Isar telah
terbukti sangat efektif terhadap periskop kapal selam dan tiang.
Beberapa sistem radar khusus telah menunjukkan kemampuan untuk mendeteksi
keberadaan kapal selam oleh perubahan dalam ketinggian air permukaan saat lewat,
yang dikenal sebagai punuk Bernoulli. Efek ini sangat besar bila kapal selam dangkal
dan bergerak sangat cepat. Ini bukan aset real time Namun, karena pemrosesan sinyal
membutuhkan waktu beberapa jam untuk menyelesaikan.
Deteksi inframerah
Submarines rentan terhadap deteksi inframerah ketika mereka snorkling, karena knalpot
diesel dilepaskan dekat dengan permukaan (seperti itu harus karena keterbatasan
backpressure). Gas buang mengeluarkan tanda tangan inframerah yang cukup kuat
untuk dapat dideteksi. Namun, hal ini hanya berguna jika kapal selam yang snorkling,
yang sangat jarang untuk kapal selam bertenaga nuklir, dan hanya beberapa jam sehari
untuk kapal selam diesel-listrik.
Anomaly Detection Magnetic (MAD)
Sistem deteksi anomali magnetik, mengukur perubahan di medan magnet bumi karena
kehadiran sejumlah besar bahan besi ditemukan di sebagian besar kapal selam. Efeknya
hanya dapat dideteksi jika kapal selam yang relatif dangkal, dan karenanya bukan
merupakan sistem deteksi jarak jauh yang besar. Hal ini dapat Namun, memberikan
lokasi yang tepat dari kapal selam akurasi memadai untuk mengizinkan pengiriman
senjata, yang merupakan penggunaan utama.

You might also like