You are on page 1of 21

Mata Kuliah :

DASAR2 PERENC.KOTA
Semester Ganijil Th. 2013/2014

MATERI :
Sirkulasi dan Parkir

SIRKULASI DAN PARKIR
UMUM - PENGERTIAN :
Sistem pergerakan merupakan faktor utama yang mentukan bentuk kota. Dalam sistem ini
Bermacam macam lalu lintas mengalir, bermacam-macam fungsi atau peruntukkan
terpisahkan. Dalam perancangan kota, jalur sirkulasi dan parkir adalah merupakan bagian dari
sistem sirkulasi dan parkir.
Menurut Fumihiko Maki (dalam Trancik, 1986) sistem sirkulasi dan parkir adalah
karakteristik yang sangat penting dari eksterior ruang kota. Selain itu juga merupakan
perekat bagi kota. Ia adalah tindakan dimana kita menyatukan seluruh lapisan aktifitas
dan menghasilkan bentuk fisik dari kota,
Maki (1964) berpendapat bahwa arsitektur kota merupakan perwujudan ruang-ruang dan
bentuk-bentuk kolektif yang dipadukan diantara keaneka ragaman. Kuncinya adalah
bagaimana mengaitkan (linkages) satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Atau diantara
satu yang tidak/belum berubah dengan perubahan yang akan dilakukan berikutnya, satu
peristiwa dengan peristiwa lainnya. Di sini diperlukan pemahaman akan adanya kaitan
terbuka (open linkages). Kesimpulannya kota harus dipandang sebagai pola peristiwa-
peristiwa.
Dalam teori ini Maki menyebutkan bahwa sistem sirkulasi dan parkir merupakan bagian
karakteristik terpenting dari ruang luar yang membentuk kerangka/jaringan hubungan
ruang (spatial datum). Maki membedakan bentuk/tipe ruang kota sebagai sistem
sirkulasi dan parkir menjadi tiga tipologi yaitu: Compositional form, Megaform dan
Groupform.
Menurut Danisworo (1992) sistem sirkulasi dan parkir merupakan
sistem yang menghubungkan berbagai jenis peruntukkan lahan
baik secara makro maupun mikro. Sistem ini sangat vital dan
membuat fungsi kawasan bekerja secara efisien. Dalam sistem
ini jalur-jalur sirkulasi baik kendaraan bermotor maupun
pejalan kaki diwadahi. Dengan demikian semua aktifitas
masyarakat dapat berlangsung dengan baik.

Secara fisik ruang kota merupakan kumpulan dari beberapa
bagian dan ruang kota atau kumpulan dari beberapa kelompok
bangunan. Sistem sirkulasi dan parkir merupakan pengikat
antar bagian tersebut, wadah interaksi sosial bagi segenap
lapisan masyarakatnya sehingga menjadi sarana yang
memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan demikian
sistem sirkulasi dan parkir ruang kota dapat mencakup aspek
fisik (mengenai tata guna lahan) dan non fisik (mengenai
karakteristik kegiatan yang diwadahi).


Shirvani (1985):
Circulation and parking: merupakan alat paling kuat dalam
menyusun lingkungan kota. Sistem ini dapat berupa bentuk,
petunjuk atau pola0pola yang mengontrol aktivita seperti jalan
umum, jalur pedestrian, sistem transit dan pusat-pusat
pergerakan.
Pedestrian ways (area pejalan kaki): adalah elemen penting
dalam urban design karena berperan sebagai sistem
kenyamanan dan mendukung vitalitas ruang-ruang kota.
Activity Support (pendukung kegiatan) meliputi segala
penggunaan yang membantu memperkuat ruang-ruang publik
kota.
Sistem sirkulasi dan parkir dalam perencanaan makro adalah
merupakan bagian dari sistem transportasi. Sistem ini timbul
karena kebutuhan pergerakan manusia, barang dan jasa dari
satu tempat ke tempat lain yang terjadi karena keterpisahan
antara lokasi aktivitas satu dengan yang lainnya (Jhon
R.Short,1984). Dalam sistem transportasi unsur-unsurnya
meliputi manusia, barang, kendaraan, jalan dan organisasi
yang mengelola. (warpani, 1990:4).
PRINSIP PERANCANGAN SISTEM SIRKULASI DAN PARKIR
Menurut Buchanan (1963) beberapa hal yang biasanya menjadi pokok
permasalahan yaitu:

Warisan Sistem Jalan : warisan sistem jaringan jalan dari jaman
kendaraan tak bermotor terbukti tidak mampu menampung kebutuhan
kendaraan bermotor terutama jalan di kawasana perkotaan. Hal ini karena
tata jaringan jalan tidak lagi tuntutan persyaratan perkembangan
kendaraan bermotor.

Daya hubung (akses) yaitu tingkat kemudahan berhubungan dari satu
tempat ke tempat lain. Akses juga dapat menjadi pertanda atau ukuran
keadaan sistem sirkulasi dan parkir kota

Lingkungan : masuknya kendaraan bermotor telah menimbulkan
berbagai akibat yang tidak diinginkan seperti kecelakaan lalu lintas,
kekawatiran dan kecemasan oleh besar dan cepatnya kendaraan yang
tidak seimbang dengan lingkungan, ganggguan suara motor, asap
kendaraan, getaran dan debu yang melampaui batas.
Lalu lintas pejalan : dalam perencanaan sistem sirkulasi dan
parkir kota, pejalan merupakan bagian yang penting. Untuk itu sarana
trotoar mutlak perlu ada. Namun kepentingan pejalan ini sering bantrok
dengan kepentingan sektor informal yang juga turut memanfaatkan
trotoar. Menghapus sektor ini adalah tidak mungkin maka perlu dilakukan
pengaturan agar pejalan dapat melakukan akitfitasnya dangan nyaman
dan aman.

Benturan kepentingan. Dalam perencanaan sistem sirkulasi
dan parkir akan selalu terjadi benturan kepentingan yaitu tuntutan akses
yang baik dan lingkungan yang nyaman. Untuk itu perlu dirumuskan lebih
jelas masalah perancangan yaitu:
Mencari cara agar terjadi penyaluran lalu lintas yang efisien
Meningkatkan akses ke sejumlah bangunan tanpa merusak
lingkungan.
Dari uraian di atas dapat ditunjukan unsur kegiatan perencanaan sisetm
sirkulasi dan parkir terdiri dari 3 unsur yaitu: penduduk (manusia), kegiatan dan
teknologi yang saling mempengaruhi.manusia, kegiatan, teknologi







Perencanaan lalu lintas merupakan usaha menyatukan sejumlah tujuan yang
berbeda terutama yang berkaitan dengan pergerakan.
Sistem sirkulasi dan parkir dapat dilihat dari tiga sudut yaitu :
Sosial yaitu masyarakat yang membutuhkan, menggunakan, mengelola
dan melakukan pergerakan.
Ekonomi. Peningkatan sarana penghubung ini dapat dipastikan akan
meningkatkan perekonomi darah yang bersangkutan.
Pada prinsipnya dalam perencanaan sistem sirkulasi dan parkir harus
dikenali ciri khas pembangkit lalu lintas sehingga dapat dilakukan
taksiran keadaan bangkitan lalu lintas masa datang yang diperoleh dari
pola pertumbuhan wilayah kota.
manusi
a
kegiata
n
teknolo
gi
SISTEM SIRKULASI SEBAGAI RUANG ARSITEKTUR KOTA

Kota adalah benda budaya. Maka perwujudan kota adalah
merupakan ungkapan dari budaya penduduknya. Banyak definisi
yang diberikan orang untuk elemen sirkulasi ini diantaranya : jalan
(street), path, avenue, highway, way, route, road, boulevard, mall
dan promenade (Moughtin, 1992 : 129). Jalan (street) menurut
Rapoport (dalam Moudon, 1987) merupakan ruang linear yang
dibatasi oleh bangunan-bangunan.

Jalan sebagai ruang umum utama kota merupakan organ yang
sangat menentukan wajah kota. Untuk itu dalam perancangan jalan
faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya harus dipertimbangkan
(Jane Jacobs, Gans). Menurut Schumacher perancangan jalan juga
harus memperhatikan faktor-faktor fisik dari jalan seperti kepadatan
pengguna, tata guna lahan campuran, interaksi kendaraan dan
pejalan kaki, konfigurasi dan konteks. Perancangan jalan untuk
permukiman harus mempertimbangkan privacy, pencapaian
kendaraan, keamanan pedestrian.
Jalan, baik sebagai salah satu bentuk tempat maupun sebagai elemen
sirkulasi harus mempunyai sistem yang jelas. Jalan sebagai tempat
memiliki 3 komponen yaitu : lingkungan fisik, kegiatan dan arti / makna
(Relph, 1976 : 47). Menurut Canter, tempat adalah hasil hubungan antara
aksi, kegiatan dan atribut fisik (sirat dan perlengkapnnya).

Jalan sebagai ruang telah dinyatakan oleh Habraken (1973 : 22-26) dalam
suatu metoda dan cara melihat ruang dan bangunan dalam suatu
lingkungan tertentu dimana sebagai ruang jalan merupakan ruang liniear
(toegang, stoeg).

Jalan sebagai jalur sirkulasi memiliki beberapa elemen yaitu : muara
(tempat mendekati dan perbedaan masuk dan kedua), sekuen ruang
sepanjang jalur dan edge (simpul dan pengakhiran yang dipunyai oleh jalur
tersebut) (Ching, 1979 : 274).

Bentuk jalan menurut Serlio dan Vitruvius (dalam Moughtin, 1992 : 127
133) adalah pemandangan tragic, comic dan satyric.
Merancang jalan sebagai jalur sirkulasi kendaraan (road) sangat berbeda
dengan jalan sebagai jalur pejalan kaki/setapak (path). Bentuk ideal dari jalan
haruslah merupakan sebuah unit tertutup yang lengkap dengan proporsi
yang layak. Tiga elemen yang dapat membentuknya adalah : pintu masuk /
entrance, tempat sepanjang jalur jalan dan pintu keluar / exit.
Untuk mendapatkan rancangan yang sukses proporsi jalan merupakan
faktor yang menjadi pertimbangan. Untuk itu perbandingan antara
tinggi bangunan ditepinya dengan lebar jalan harus menjadi
pertimbangan utama. Tinggi bangunan harus lebih besar dari lebar
jalan. Bila lebar jalan adalah 6 9 meter maka tinggi bangunan
haruslah 3 sampai 4 lantai sehingga diperoleh unit tertutup yang
lengkap dan kesan ruang yang utuh. Perbandingan 1 : 2,5 merupakan
perbandingan yang dapat ditolerir untuk tujuan tertentu. Jalan yang
sempit juga harus dilengkapi dengan fasilitas perbelanjaan yang dapat
menampung pergerakan dari tepi ke tepi untuk etalase.

Faktor estetis lain yang harus diperhatikan adalah iklim yang
membatasi bentuk jalan. Pada prinsipnya jalan yang baik adalah yang
dapat memberikan kehangatan pada cuaca dingin dan tetap sejuk
pada musim kemarau.

Faktor lain yang harus menjadi pertimbangan adalah kesatuan dalam
rancangan jalan. Banyak faktor yang dapat mewujudkan hal ini. Faktor
yang paling penting adalah bentuk dari bangunan harus lebih
merupakan permukaan dari pada massa. Bila bangunan lebih
merupakan massa tiga dimensi maka kesan ruang akan hilang. Maka
permukaan dua dimensi, dinding-dinding, pavement dan garis langit
akan merupakan elemen yang penting untuk mendapatkan kesatuan
rancangan jalan.
Elemen-elemen jalan yang tercakup didalamnya
dan sangat menentukan dalam perancangan kota
adalah :
Pola jalan (pola Papan Catur, Radial, Lingkaran
dan Cul De sac).
Struktur jalan (badan jalan, bahu jalan).
Perlengkapan jalan (penerangan, rambu, hale,
telepon umum, bangku-bangku, teman, papan
reklame).
Lalu lintas (arah, kecepatan, kepadatan, jenis
moda angkutan) dan
Perparkiran.
ASPEK-ASPEK SISTEM SIRKULASI KOTA

Sebagai perangkat fisik kota, sistem sirkulasi terdiri dari berbagai aspek yaitu
pola, bentuk dan perlengkapan jalan,aspek lalu lintas serta tempat parkir.
Pola, struktur dan perlengkapan jalan.
Secara garis besar, pola jaringan jalan terdiri dari :
Gridiron (papan catur)
Radial
Lingkaran
Culdesac
Struktur jalan terdiri dari :
Badan jalan (daerah sirkulasi kendaraan).
Bahu jalan (daerah sirkulasi pejalan kaki, tempat perlengkapan jalan,
utilitas dan penghijauan).
Perlengkapan jalan terdiri dari :
Penerangan jalan
Rambu lalu lintas
Bus shelter
Telepone box
Bangku-bangku
Pot-pot tanaman
Sculpture
Papan reklame
PARKIR

Elemen parkir dapat memberikan dampak pada lingkungan yaitu
menentukan hidup dan mati tidaknya suatu kawasan di pusat kota
serta memberikan dampak visual yang kuat pada bentuk fisik kota.

Dua hal yang penting dalam perancangan adalah ;
1. pencapaian pada lahan pribadi dan
2. parkir.

Jenis parkir adalah :
Parkir di jalan (on street parkir).
Parkir di luar jalan (off street parking) baik dalam bentuk parkir
terbuka maupun gedung parkir.


Untuk merancang fasilitas parkir perlu dipahami :
Tujuan dan lama parkir.
Keinginan akan sarana parkir
Pengaruh parkir terhadap kapasitas jalan.
Pola gerak kendaraan pribadi.
Jenis kendaraan dan luas parkir yang dibutuhkan.

Beberapa cara yang dapat mengatasi masalah perparkiran
adalah (Shirvani, 1985) :
Membuat gedung-gedung parkir.
Pendekatan program penggunaan berganda (Multi use program).
Pengadaan tempat parkir khuus bagi suatu perusahaan atau
instansi yang sebagai besar karyawannya berkendaraan
(package-plan parking).
Pengadaan fasilitas parkir di perbatasan kota (urban edge
parking).

Untuk perencanaan parkir setidaknya memenuhi
persyaratan berikut (Irvine Company, dalam
Shirvani, 1985):
Keberadaan strukturnya tidak mengganggu aktifitas
disekitarnya bahkan bila memungkinkan mendukung
kegiatan street level dan menambah kualitas visual
lingkungan.
Pendekatan program penggunaan berganda yaitu
memaksimalkan penggunaan tempat parkir dengan
pelaku dan waktu yang berbeda secara simultan.
Tempat parkir di pinggiran kota yang dibangun oleh
swasta dan atau pemerintah.

You might also like