You are on page 1of 4

1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air merupakan salah satu senyawa yang paling penting bagi semua
makhluk hidup di bumi. Air menutupi hampir 71 % dari permukaan bumi, bahkan
dapat dikatakan air merupakan sumber kehidupan. Manusia menggunakan air
untuk kehidupan sehari-hari, baik itu memasak, mencuci, minum, mandi dan lain
sebagainya. Sebesar 55% hingga 78% tubuh manusia terdiri atas air. Karena
pentingnya air bagi kehidupan manusia, manusia hanya dapat bertahan empat
hingga lima hari tanpa air (HDI Pure, 2013).
Karena tubuh manusia 55% hingga 78% terdiri atas air, volume tersebut
sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara
bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung
banyak air, antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan
darah 83%. Agar tubuh manusia dapat berfungsi dengan baik, maka tubuh
manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk
menghindari dehidrasi. Jumlah tersebut bergantung pada tingkat aktivitas, suhu,
kelembaban, dan beberapa faktor lainnya (Artikel Lingkungan Hidup,2013).
Begitu tergantungnya kehidupan manusia terhadap air, maka kualitas
hidup manusia sangat tergantung dari kualitas air yang dikonsumsi. Air yang baik
dan sehat membuat ekosistem sehat dan tetap terjaga sehingga pada akhirnya,
menjadikan manusia lebih sejahtera. Sebaliknya, kualitas air yang buruk
berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan. Pada banyak kasus, buruknya
kualitas air menyebabkan penyakit pada manusia, kerugian, dan kematian. Diare,
penyakit yang paling umum ditularkan melalui air, menyerang 4,6 Milyar orang,
2,2 juta diantaranya berakibat fatal (HDI Pure, 2013).
Menurut data Bappenas pada tahun 2012, daya tampung air di Indonesia
hanya mencapai 54 meter kubik per kapita per tahun. Angka ini jauh lebih rendah
2
dari kebutuhan air sebanyak 1.975 meter kubik per kapita per tahun. Ini
menyebabkan banyaknya air bersih yang terbuang ke sungai dan membuat air
bersih menjadi langka. Karena itu, masyarakat lebih memilih membeli air mineral
untuk dikonsumsi. Sebagian besar memilih air mineral dalam kemasan galon,
yang lebih murah harganya bila dibanding dengan air kemasan botol.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pada
tahun 1972 Halsey Willard Taylor dan Luther Haws menemukan water dispenser.
Teknologi water dispenser terus berkembang. Hingga saat ini dispenser dapat
menyediakan air dalam kondisi panas ataupun dingin. Namun, pengguna
dispenser air harus mengeluarkan energi untuk menekan keran, dan juga harus
tetap memusatkan perhatiannya agar air yang dikucurkan dispenser ke dalam
cangkir tidak melimpah. Dengan dasar inilah, penulis mencoba memberikan
kemudahan bagi pengguna dispenser air dengan melakukan otomatisasi pada
keran dispenser air. Pengguna cukup meletakkan cangkir, kemudian air akan
secara otomatis keluar dari keran. Kemudian ketika ketinggian permukaan air
mencapai titik tertentu dari permukaan air, keran akan menutup dan alarm akan
berbunyi.
Pada dispenser air otomatis ini, mikrokontroler digunakan sebagai
komponen utama dalam sistem pengendali. Sementara itu dispenser air otomatis
ini menggunakan sensor photodiode untuk mendeteksi adanya cangkir dan sensor
ultrasonik yang akan mengukur ketinggian air dalam cangkir. Pada perangkaian
ini digunakan keran elektrik untuk menggantikan keran mekanik.
B. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan pembuatan proyek akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Mampu membuat dan merangkai alat sesuai yang diharapkan, yaitu
otomatisasi keran dispenser air menggunakan sensor photodiode dan sensor
ultrasonik.
3
2. Memberi kemudahan kepada pengguna dispenser air, sehingga pengguna tidak
perlu menekan keran dan tidak perlu memusatkan perhatian pada ketinggian
air.
3. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Diploma
Teknik Elektro, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
4. Menerapkan ilmu elektro yang diperoleh di kampus kepada masyarakat
umum.
C. Batasan Masalah
Agar isi laporan dapat menerangkan pokok masalah secara jelas dan
terperinci, maka penulis memberikan batasan-batasan pada pokok permasalahan,
yaitu :
1. Sensor photodiode sebagai input yang akan mendeteksi keberadaan cangkir
dan ketinggian cangkir yang akan diproses mikrokontroler ATMega32.
2. Sensor ultrasonik sebagai input yang mendeteksi ketinggian air dan diproses
oleh ATMega32.
3. Solenoid water valve sebagai output mikrokontroler.
4. Buzzer sebagai output yang akan mengeluarkan suara ketika air pada cangkir
sudah mencapai titik yang diinginkan.
5. LCD sebagai output untuk menampilkan status kerja dispenser.
Batasan - batasan inilah yang dijadikan acuan dalam penyusunan laporan
tugas akhir otomatisasi keran dispenser air menggunakan sensor photodiode dan
ultrasonik.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan laporan proyek akhir ini menggunakan metode/teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Metode Literature
Mempelajari buku-buku literature yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi dalam pembuatan alat, baik karakteristik komponen, teknik
4
penggunaan komponen dan merangkai komponen, serta teknik-teknik dasar
yang digunakan untuk memperoleh data yang tepat.
2. Metode Perangkaian
Mencoba mengaplikasikan desain rangkaian secara efisien dan efektif.
3. Metode Pengujian
Melakukan pengujian rangkaian yang dibuat dan membandingkan data
pengujian dengan keluaran yang diharapkan dan melakukan analisa terhadap
hasil pengujian.
E. Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan proyek akhir ini secara garis besar dikelompokkan
sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Merupakan uraian umum yang memuat latar belakang masalah,
maksud dan tujuan, metode pengumpulan data, pembatasan
masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Berisi dasar-dasar teori yang digunakan dalam perangkaian alat
yang dibuat.
BAB III : Perangkaian Alat
Pada bab ini akan dibahas prinsip dasar dan mekanisme cara
kerja alat sehingga dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan.
BAB IV : Pengujian Alat dan Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas secara khusus mengenai hasil
pengujian dari alat yang telah dibuat, beserta analisa apakah
sesuai dengan hasil yang diharapkan atau tidak.
BAB V : Penutup
Berisi tentang kesimpulan secara teori, maupun hasil dari
pengujian dan pembahasan, serta saran-saran yang dianggap
perlu diperhatikan sehubungan dengan pembuatan proyek akhir
ini.

You might also like