You are on page 1of 21

5- PEKERJAAN DEWATERING

Pekerjaan galian untuk basement, seringkali terganggu oleh adanya air


tanah. Oleh karena itu, sebelum galian tanah untuk basement dimulai
sudah harus dipersiapkan pekerjaan pengeringan (dewatering) agar air
tanah yang ada tidak mengganggu proses pelaksanaan basement. Masalah
galian dalam lebih kritis bila kondisi tanah merupakan tanah lunak atau
pasir lepas dalam kondisi muka air tanah yang tinggi.
Sesungguhnya masalah dewatering dapat diartikan dalam 2 tinjauan. Yang
pertama adalah pengeringan lapangan kerja dari air permukaan (misalnya
air hujan atau air banjir yang masuk area galian). Yang kedua adalah
karena peristiwa rembesan yang mengakibatkan air berkumpul di area
galian dan mengganggu pekerjaan.
Metode dewatering yang dipilih tergantung beberapa faktor, antara lain :
Debit rembesan air
Jenis tanah
Kondisi lingkungan sekitarnya



PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 1
Tujuan dari dewatering adalah :
1. Menjaga agar dasar galian tetap kering. Untuk mencapai tujuan tersebut
biasanya air tanah diturunkan elevasinya 0,5 1 m dibawah dasar galian
2. Mencegah erosi buluh. Pada galian tanah pasir (terutama pasir halus dibawah
muka air tanah) rembesan air kedalam galian dapat mengakibatkan
tergerusnya tanah pasir akibat aliran air
3. Mencegah resiko sand boil. Pada saat dilaksanakan galian, maka perbedaan
elevasi air didalam dan diluar galian semakin tinggi
4. Mencegah resiko terjadinya kegagalan upheave. Bila tekanan air dibawah
lapisan tanah lebih besar daripada berat lapisan tanah tersebut maka lapisan
tanah tersebut dapat terangkat atau mangalami failure
5. Mencaga gaya uplift terhadap bangunan sebelum mencapai bobot tertentu.
Pada bangunan-bangunan yang memiliki basement, maka pada saat bobot
bangunan masih lebih kecil daripada gaya uplift dari tekanan air, dewatering
harus tetap dijalankan hingga bobot mati dari bangunan melebihi gaya uplift
tersebut.
Ada 3 metode dewatering yang dapat dipilih , yaitu :
Open plumbing
Predrainage
Cut Off


PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 2
5.1 Open Plumbing
Metode ini masih dianggap sebagai teknik yang umum diterima dimana
kolektor digunakan untuk mengumpulkan air permukaan (khususnya air
hujan) dan rembesan dari tepi galian. Tentu saja posisi kolektor akan
mengikuti terus elevasi galian. Fungsi kolektor adalah untuk membuang air
keluar galian.
Metode open plumbing dipilih bila :
Karakteristik dari tanah merupakan tanah padat, bergradasi baik dan
berkohesi
Debit rembesan air tidak besar
Sumur / selokan untuk pemompaan tidak mengganggu atau merugikan pada
tanah / bangunan yang akan dilaksanakan


PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 3
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
4
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
5
5.2 Predrainage

Prinsip metode predrainage adalah menurunkan muka air terlebih dahulu
sebelum pekerjaan galian dimulai.

Metode predrainage dipilih, bila :
Karakteristik dari tanah merupakan tanah lepas, berbutir seragam, cadas lunak
dengan banyak celah
Debit rembesan cukup besar dan tersedia saluran pembuangan air
Slope tanah sensitif terhadap erosi atau mudah terjadi rotary slide
Tidak mempunyai efek mengganggu bangunan disekitarnya.

Ada 2 sistem predrainage, yaitu :
1. Single Stage Predrainage
2. Multi Stage Predrainage

PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
6
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
7
Ada 2 jenis metode dewatering predrainage, yaitu :
1. Well Points
2. Pompa Dalam (Submersible Pump)
5.2.1 Well Points
Metode Well Points atau metode pemompaan dengan menggunakan
teknik vacuum dilakukan dengan cara menempatkan collecting points yang
terhubung dengan pompa dalam suatu sumuran.
Collecting points umumnya ditempatkan setiap interval tertentu antara
0.8 2 m. Collecting points biasanya memiliki panjang 100 cm dengan
diameter 5-7 cm. Pipa ini memiliki lubang-lubang disekelilingnya untuk
menyedot air tanah
Kepala pompa vacuum
dihubungkan pada pipa
pengumpul, selanjutnya air
ditarik keluar dengan
menggunakan pompa vacuum
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
8
Prinsip dari metode Well Points diilustrasikan sebagai pipa U seperti
digambarkan pada gambar 6. Jika kedua ujung pipa diberi tekanan
atmosfir yang sama besar, maka air dalam pipa akan tetap stabil. Aplikasi
pompa pada ujung kanan pipa akan menyebabkan ketidakseimbangan
tekanan sehingga permukaan air pada bagian kanan dari pipa U akan naik
dan akan terjadi perbedaan tinggi tekan (h). Ketika vacuum di ujung kanan
dari pipa U mencapai tekanan maksimum, maka beda tinggi tekan (h) akan
setara dengan nilai 1 atm, atau 1.033 kg/cm2 yang setara dengan 10.33 m
lajur tinggian air. Dalam kenyataannya tinggi dari muka air yang naik
terkait dengan derajat vacuum dan efisiensi pompa yang bekerja pada
bagian ujung kanan
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
9
Prinsip dari metode Well Points serupa dengan prinsip pipa U yang telah
dijelaskan sebelumnya. Tekanan dalam collecting point yang terjadi
melalui pompa vacuum, jauh lebih rendah dari tekanan air tanah sehingga
membuat air tanah tersedot ke dalam collecting point. Metode ini tidak
hanya bisa diaplikasikan pada tanah dengan permeabilitas tinggi tapi juga
bisa diaplikasikan pada tanah dengan permeabilitas rendah seperti lanau.
Dari gambar 5 terlihat bahwa celah antara collecting point dan sisi sumur
ditimbun dengan material penyaring untuk melindungi collecting point
dari sumbatan.
Untuk meningkatkan efisiensi sumuran,
disarankan untuk menutup lapisan permukaan
dengan bentonite/material penyumbat lainnya.
Secara teori, kedalaman dewatering dengan
metode ini dapat mencapai kedalaman 10.33 m.
Meskipun demikian sangat tidak mungkin untuk
mencapai kondisi dari total vacuum didalam
sumuran
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
10
Disamping itu head loss tidak dapat dihindari karena adanya friksi yang
terjadi dari aliran air tanah yang melalui tanah, penyaring, titik
pengumpul, pipa pompa dan pipa pengumpul. Hasilnya kedalaman pipa
hanya akan mencapai 3 4 m.
5.2.2 Pompa Dalam (Submersible Pump)
Metode Deep Well adalah suatu metode pengeringan dengan
menggunakan gaya gravitasi. Metode Deep Well umumnya dilakukan
dengan menggunakan bantuan pompa submersible (jenis pompa yang
dapat diletakkan di dalam air) atau dapat juga menggunakan pompa
sentrifugal.
Metode ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengkonstruksi sumur bor di
dekat zona penggalian. Diameter sumur bor disesuaikan dengan tipe
pompa yang akan digunakan (biasanya sangat tergantung pada besaran
debit yang diperlukan antara 6 8 inci). Kemudian dari dalam sumur bor
tersebut air tanah dipompa keluar.
Sebagai dampaknya muka air tanah disekitar galian akan mengalir masuk
kedalam lubang pompa secara gravitasi karena adanya beda head,
sehingga menyebabkan penurunan muka air tanah disekitar areal pompa
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
11
Jika tujuan pemompaan hanya terbatas pada penurunan muka air tanah
dan untuk menjaga bagian dasar penggalian tetap kering, kedalaman
pompa/sumur dapat diatur sekitar 2 5 m di bawah permukaan
penggalian dan tidak lebih rendah dari kaki struktur penahan galian.
Sesuai dengan jenis dan susunan pompa yang digunakan, kedalaman
memompa bisa mencapai lebih dari 30 m.
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
12
Diagram konstruksi Deep Well dijelaskan pada gambar 9
Langkah pertama adalah konstruksi sumuran sesuai kedalaman yang telah
didesain
Selanjutnya kedalam sumuran tersebut dipasan suatu selubung untuk
mengurangi resiko keruntuhan dinding sumuran. Selubung ini dapat
menggunakan material seperti PVC. Diameter selubung harus lebih kecil
dibandingkan dengan sumuran. Antara selubung dan dinding sumuran
kemudian diisi dengan material granular (pasir).
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
13
Pelindung/selubung mengijinkan air tanah untuk masuk kedalam sumuran
dari aquifer dan menghalau sedimen yang masuk kedalam sumuran.
Setelah penyaring ditempatkan, sumuran terlebih dahulu harus disiram
untuk membersihkan lumpur tanah yang terjadi selama proses pemboran,
dan juga untuk menghindari pengerasan lumpur di saringan yang dapat
mengurangi efisiensi dari sumuran
Saringan harus terbuat dari material yang cukup baik untuk mencegah
partikel tanah dari aliran menuju saringan. Dilain pihak, saringan harus
mempunyai lubang yang cukup besar untuk menjaga nilai permeabilitas
dan mencegah aliran menuju pelindung sumuran.
5.3 Cut Off
Prinsip metode cut off adalah memotong aliran bidang air tanah melalui
cara mengurung daerah galian dengan dinding. Metode ini perlu
memperhitungkan dalamnya D tertentu agar tidak terjadi rembesan air
masuk ke dalam daerah galian.
Dinding cut off dapat menggunakan :
Stell sheet pile (tidak dipakai sebagai struktur dinding permanen)
Concrete diaphragma wall (sebagai struktur dinding permanen)
Concrete secant pile (dapat dipakai sebagai dinding permanen)
Metode cut off dipilih, bila :
Kondisi sama dengan pemilihan predrainage
Dinding cut off difungsikan juga sebagai penahan tanah atau sebagai dinding
basement
Penurunan MAT akan mengganggu / merugikan lingkungan sekitarnya

PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
14
5.3.1 Dinding Cut Off dengan Metode Secant Pile
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
15
Tahap 2 :
Bor dan cor tiang beton bertulang, sedalam tiang semen bentonite, diantara
dua tiang semen bentonite sehingga menggerus dua tiang semen
bentonite yang bersebelahan, membentuk dinding rapat
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
16
5.3.2 Dinding Cut Off dengan Metode Diaphragm Wall (Cast Inplace)
Tahap 1 :
Galian tiap panel secara selang-seling (panel female), dipandu dengan guide
wall
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
17
Tahap 2 :
Cor panel No. 1 dan 2, dengan diberi pipa, untuk sambungan dengan panel
disebelahnya
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
18
Tahap 3 :
Galian panel 3 (panel male), diantara panel female, setelah beton cukup
umur dan pipanya diambil
Tahap 4 :
Cor panel 3 (panel male), dan begitu seterusnya
Pada metode cut off tidak ada pembuangan air tanah sama sekali sehingga
tidak diperlukan saluran drainage. Oleh karena itu muka air tanah di luar
bangunan (di luar daerah galian) sama sekali tidak mengalamai
perubahan.
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
19
5.3.3 Dinding Cut Off dengan Metode Diaphragm Wall (Precast
Concrete)

Tahap 1 :
Di cor precast concrete wall, selebar kurang lebih satu meter, dengan
dilengkapi kait di bagiah bawah untuk menjamin hubungan antara precast
satu dengan yang lain
Tahap 2 :
Dilakukan penggalian selebar tebal panel precast, kemudian diisi dg bentonite
Tahap 3 :
Dipasang precast concrete wall, dengan cara diturunkan menggunakan crane,
sampai dipastikan bahwa kait di bagian bawah telah tersambung dengan baik.
Sisa bentonite yang ada akan mengeras dan akan berfunsi sebagai grouting /
water stop.
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
20




PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
21

You might also like