You are on page 1of 7

DAMPAK KEBERADAAN PASAR MODERN TERHADAP

USAHA RITEL KOPERASI/WASERDA DAN PASAR


TRADISIONAL DI KABUPATEN
TULUNGAGUNG

Ardhi Zakaria 1307100045
Yeffy Nomeng Ray M 1308100086

Tujuan dari studi ini untuk mengidentifikasi posisi dari pasar tradisional dan pasar
modern mengidentifikasi posisi pasar tradisional dan pasar modern (supermarket dan
hypermarket) dari aspek kelembagaan dan peraturan perundangundangan yang
berlaku, untuk mengetahui dampak kehadiran pasar modern (supermarket dan
hypermarket) terhadap usaha ritel yang dikelola oleh koperasi/waserda, pasar
tradisional, dan PKM dan untuk menyusun suatu konsep pemberdayaan usaha
perdagangan ritel yang dapat diterapkan koperasi/waserda, pasar tradisional, dan
PKM.
Masalah utama dari studi ini adalah posisi pasar tradisional dan pasar modern dilihat
dari aspek kelembagaan dan peraturan perundangundangan yang berlaku, dampak
dari keberadaan pasar modern terhadap usaha ritel yang dikelola oleh
koperasi/waserda, pasar tradisional, dan PKM dilihat dari aspek volume bisnis,
harga penjualan, jumlah pekerja dan faktor prilaku konsumen dalam menentukan
pembelian dan konsep pemberdayaan usaha perdagangan ritel yang dapat diterapkan
koperasi/waserda, pasar tradisional, dan PKM.

I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat mendorong laju pertumbuhan
ekonomi yang begitu pesat pula. Kebtuhan akan ekonomi dari masyarakat
seiring sejalan dengan perkembangan masyarakat itu sendiri, Kebutuhan
akan pasar yang merupakan akses untuk memenuhi kebutuhan hidup
dimana traksaksi kebutuhan antar pedagang dan konsumen berkembang
dengan pesatnya, hal ini jika kita tinjau di berbagai daerah mu ncullah
bentuk bentuk pasar kecil mini market (Ritail).
Semakin maju perkembangan zaman dari bentuk pasar trasdisional
meningkat pasar yang lebih modern dan sekarang banyak kita temukan
pasar pasar kecil lebih proposional seperti Toserba, Mini Markit , alfamart
bahkan sekarang bermunculan swalayan swalayan yang semakin modern
dengan pengembangan menejemen yang lebih mapan. Dengan munculnya
pasar modern ini pasar tradisional akan mengalami penyusutan pelanggan
dan pendapatannya. Jika tidak diimbangani dengan pelayanan dan
menejemen yang lebih baik boleh jadi pasar tradisional akan lama lama
bisa mengalami kematian.
Dengan kesibukan masyarakat dalam berbagai kegiatannya maka akan
memenuhi kebutuhan diluar jam kerja untuk belanja dan kebanyakan ia
meluangkan waktunya pada malam hari , sedangkan pasar tradisional tidak
akan mampu melayani karena mereka memanfaatkan waktunya hanya
siang hari.
1.2.Rumusan Masalah
Permasalahan yang timbul jika di kabupaten Tulungagung dibangun pasar
modern adalah sebagai berikut:
1. Apakah posisi pasar tradisional akan tergeser oleh pasar modern
(supermarket dan hypermarket)?
2. Apakah dampak yang diakibatkan dari kehadiran pasar modern
(supermarket dan hypermarket) terhadap usaha ritel yang dikelola
oleh koperasi/waserda, pasar tradisional, dan PKM?
a. Dampak dalam hal penurunan omset penjualan, jumlah
tenaga kerja dan harga jual barang.
b. Dampak dalam hal perubahan perilaku konsumen (memilih
berbelanja di pasar tradidsional atau pasar modern).
3. Bagaimana menyusun suatu konsep pemberdayaan usaha
perdagangan ritel yang dapat diterapkan koperasi/waserda, pasar
tradisional, dan PKM?
1.3.Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :
1. Mengidentifikasi posisi pasar tradisional dan pasar modern
(supermarket dan hypermarket) di masyarakat.
2. Mengetahui dampak yang diakibatkan dari kehadiran pasar modern
(supermarket dan hypermarket) terhadap usaha ritel yang dikelola
oleh koperasi/waserda, pasar tradisional, dan PKM.
3. Menyusun suatu konsep pemberdayaan usaha perdagangan ritel
yang dapat diterapkan koperasi/waserda, pasar tradisional, dan
PKM.
b. Manfaat
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Mengetahui kondisi atau potret pasar modern, waserda koperasi
dan pasar tradisonal.
2. Mengevaluasi dan mendistribusikan dampak keberadaan pasar
modern.
3. Menyusun konsep pengembangan waserda koperasi dalam
mengelola usaha ritel, dikaitkan dengan keberadaan pasar modern
dan pasar tradisional.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori
1. Pengertian Pasar Tradisional dan Pasar Modern
Secara umum pasar mempunyai pengertian sebagai tempat pertemuan
antara penjual dan pembeli. Bagi produsen, posisi pasar mempunyai
arti besar, sebagai sumber memperoleh uang dari hasil transaksi di
pasar-pasar. Sementara bagi konsumen, pasa dianggap sebagai sumber
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dewasa ini dikenal istilah pasar tradisional dan pasar modern. Pasar
tradisional adalah pasar yang dikelola secara sederhana dengan bentuk
fisiknya tradisional yang menerapkan sistem transaksi tawar menawar
secara langsung diman fungsi utamanya adalah untuk melayani
kebutuhan masyarakat baik di desa, kota dan lainnya. Yang berjualan
dipasar ini terdiri dari UKM dan pedagang kaki lima. Harga di pasar
tradisional ini mempunyai sifat tidak pasti, oleh karena itu dilakukan
tawar menawar. Bila dilihat dari tingkat kenyamanan, pasar tradisional
selama ini umumnya kumuh dengan lokasi yang tidak tertata rapi.
Pembeli di pasar tradisional (umumnya kaum ibu) mempunyai
perilaku yang senang bertransaksi dengan berkomunikasi/berdialog
dalam hal penetapan harga, mencari kualitas baarang, memesan
barang yang diinginkan, dan perkembangan harga barang-barang
lainnya. Kendala yang dihadapi pasar tradisional antara lain sistem
pembayaranke distributor dilakukan dengan tunai, penjual tidak dapat
melakukan promosi atau memberikan diskon komoditas.
Adapun pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen
modern, umumnya terdapat di perkotaan, sebagai penyedia barang dan
jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen
(umumnya masyarakat kelas menengah keatas). Barang yang dijual
memiliki variasi jenis beragam. Selain menyediakan barang lokal,
juga menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai
kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui seleksi yang ketat.
Pasar modern juga memberikan pelayanan yang baik dengan adanya
pendingin udara, suasana yang nyaman dan bersih, display barang per
kategori mudah dicapai dan relatif lengkap.
2. Metode Kerja
Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
dan pendekatan pengamatan lapangan di pasar pasar tradisinanol
dengan pengamatan minimarket , alfa mart dan suwalayan suwalayan
yang ada di daerah Tulungagung.
3. Wilayah Penelitian
Pelaksanaan kegiatan penelitian ini mengambil sampel di Kabupaten
Tulungagung. Subjek kajian terdiri dari : (1) Pasar tradisional, (2)
Koperasi/waserda, (3) UKM sektor ritel, (4) Pasar modern dan (5)
Instansi terkait (sumber data pelengkap).
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam studi ini adalah:
Analisis data sekunder/desk study
Wawancara mendalam (indepth interview dengan pelaku
bisnis)
Wawancara terstruktur dengan pengecer kecil dan konsumen
No. Data dan Informasi yang dibutuhkan Sumber Data
1
Konsep, program, dan praktek
Informasi usaha ritel baik pada
koperasi/waserda, UKM, maupun
pasar tradisional dan pasar modern
Literatur
Expert survey
2 Kinerja dan perkembangan pasar
modern, koperasi, UKM ritel dan
pasar tradisional
Koperasi
UKM
Pelaku pasar tradisional
Pelaku pasar modern
3
Data dan informasi lain yang relevan Literatur yang relevan



5. Metode Analisis
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekaligus untuk
menjawab beberapa pertanyaan sebagaimana dirumuskan dalam
identifikasi masalah, ditempuh dengan menggunakan beberapa
metode analisis. Metode dan teknik analisis data dalah sebagai
berikut :
1. Identifikasi masalah I dan identifikasi masalah III dianalisis
dengan menggunakan metode analisis deskriptif, ialah analisis
yang dilakukan dengan mengeksplorasi data secara deskriptif.
Dalam metode ini, eksplorasi data lebih banyak menggunakan
pendekatan kualitatif.
UJI MANN-WHITNEY
data merupakan sampel acak masing-masing dari dua populasi
populasi 1 dengan pengamatan x
1
, x
2
,.........., x
n2

populasi 2 dengan pengamatan y
1
, y
2
,.........., y
n2

kedua sampel independen
variabel pengamatan adalah variabel acak kontinyu
fungsi distribusi kedua populasi hanya berbeda dalam hal
lokasi
1. Cara menentukan peringkat
Gabungkan data kedua sampel, diurutkan dan tentukan peringkat.
Kemudian peringkat tersebut disesuaikan lagi ke masing-masing
sampel. Hanya peringkat pada sampel 1 saja yang dijumlahkan.
2. Perumusan Hipotesis
A. Uji Dua Sisi
Ho : Kedua populasi yang diamati memiliki distribusi yang
identik
H
1
: Kedua populasi yang diamati berbeda dalam hal lokasi

B. Uji Sisi Kiri
Ho : Kedua populasi yang diamati memiliki distribusi yang
identik
H
1
: Nilai-nilai X cenderung lebih kecil daripada nilai Y

C. Uji Sisi Kanan
H
0
: Kedua populasi yang diamati memiliki ditribusi yang identik
H
1
: Nilai-nilai X cenderung lebih besar daripada nilai Y

3. STATISTIK UJI :


Dengan S = jumlah peringkat dari sampel populasi 1

2
) 1 (
1 1


n n
S T

A. Uji Dua Sisi B. Uji Sisi Kiri C. Uji Sisi Kanan
T < W /2 atau T > W 1-
/2
T < W T > W 1-

W
1- /2
= n
1
n
2
- W
/2
, W
/2
dari tabel Mann-Whitney
Aproksimasi Sampel Besar :
Bila n
1
atau n
2
> 20 maka diterapkan :


Bila ada angka-angka sama dalam kelompok yang berbeda cukup
banyak, dilakukan koreksi dengan :


sehingga bentuk aproksimasi menjadi :

) 1 )( ( 12
12 / ) (
2 /
2 1 2 1
3
2 1
2 1 2 1
2 1



n n n n
t t n n
n n n n
n n T
Z
4. Daerah Penolakan : tolak H
0
jika
A. Uji Dua Sisi B. Uji Sisi Kiri C. Uji Sisi Kanan
Z < Z
/2
atau Z > Z
1-/2
Z < Z

Z > Z
1-


2. Identifikasi masalah II dianalisis dengan menggunakan metode
statistika dengan bantuan software SPSS versi 11.5:
a. Untuk menjawab sub masalah ke-1, teknik statistika yang
digunakan adalah univariate analysis, yaitu Mann Whitney U
dan t-test. Untuk menggunakan teknik ini terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan metode
one-sample Kolmogorov-Smirnov.
12 / ) (
2 /
2 1 2 1
2 1
n n n n
n n T
Z


) 1 )( ( 12
2 1 2 1
3
2 1



n n n n
t t n n
b. Untuk menjawab sub identifikasi masalah ke-2 dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi logistik (logit
regression). Alasan pemilihan metode ini mengingat variabel
independent (Y) memiliki karakteristik biner, yaitu keputusan
untuk memilih berbelanja di pasar tradisional (YA) atau di
pasar modern (YB).
Persamaan umum model Regresi Logistik adalah :


dimana
Probabilitas keputusan konsumen untuk
membeli/berbelanja dipasar modern atau pasar
tradisional
logaritma natural

konstanta

koefisien regresi logistik

variabel-variabel penelitian

III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.Kesimpulan
Dari analisi yang dilakukan dari penelitian sebelumnya, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Beberapa kebijakan Pemerintah telah dikeluarkan untuk
menata pengelolaan perpasaran, baik pasar modern maupun
pasar tradisional. Implementasi kebijakan ini menuntut
komitmen lebih besar agar dapat dilaksanakan secara
konsisten.
2. Secara makro, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
kehadiran pasar modern telah mengancam eksistensi pasar
tradisional. Fakta ini antara lain diungkap dalam penelitian AC
Nielson yang menyatakan bahwa pasar modern telah tumbuh
sebesar 31,4%. Bersamaan dengan itu, pasar tradisional telah
tumbuh secara negatif sebesar 8%. Berdasarkan kenyataan ini
maka pasar tradisional akan habis dalam kurun waktu sekitar
12 tahun yang akan datang, sehingga perlu adanya langkah
preventif untuk menjaga kelangsungan pasar tradisional
termasuk kelangsungan usaha perdagangan (ritel) yang
dikelola oleh koperasi dan UKM.
3. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa dampak
keberadaan pasar modern terhadap pasar tradisional adalah
dalam hal penurunan omzet penjualan, jumlah tenaga kerja dan
harga jual barang. Dari ketiga variabel tersebut hanya variabel
penurunan omset penjualan yang signifikan.
3.2.Saran
Adapun saran agar penelitian ini lebih baik yaitu menggunakan
analisa deret waktu (time series) agar dapat memprediksi dampak
negatif apa yang akan terjadi di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA
Nielson, C. 2003. Modern Supermarket (Terjemahan AW Mulyana). Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Sinaga, Pariaman. 2004. Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional.
Kementerian Koperasi dan UKM. Jakarta : Tidak Diterbitkan.

You might also like