You are on page 1of 4

NAMA

: NATAADRIYA HASANUDIN SIDIK

NIM

: 10211060

TUGAS KE 3 FISIKA MODERN (FI-2204)


RINGKASAN DUALISME GELOMBANG PARTIKEL

Sifat Partikel dari Gelombang


Cahaya dianggap sebagai gelombang , hal tersebut diperkuat dengan adanya difraksi , interferensi
, polarisasi , refraksi , refleksi yang secara umum sesuai dengan sifat gelombang . Namun ketika
ditemukannya fenomena radiasi benda hitam , efek fotolistrik , efek Compton gelombang sebagai
cahaya tidak dapat dijelaskan oleh fenomena tersebut , kemudian muncul pandangan bahwa
cahaya sebagai partikel .
Cahaya sebagai gelombang , cahaya dipancarkan sebagai gelombang kontinu , sedangkan
cahaya sebagai partikel , cahaya dipancarkan dalam bentuk paket paket energi yang disebut
foton. Oleh karena itu , untuk lebih jelas mengenai fenomena sifat partikel dari gelombang
dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 1. (a) cahaya
sebagai gelombang (b)
cahaya sebagai paket
energi

- Efek Fotolistrik
Gejala terlepasnya elektron-elektron dari permukaaan plat logam yang disinari dengan
frekuensi tertentu . Banyaknya electron yang terlepas dapat dilihat dari indicator kuat arus
yang ditunjukkan oleh ampermeter. Energi kinetic yang dimiliki elektron dapat ditentukan
dengan cara memperbesar beda potensial antara katoda dan anoda sehingga beda potensial
bersifat menahan laju electron. Bersamaan dengan kenaikan beda potensial , penunjukan
jarum ampermeter akan mengecil, . Jika pada suatu ketika jarum ampermeter menunjuk
angka nol, besarnya energy potensial sama dengan besar energy kinetic yang dimiliki electron.
Nilai beda potensial saat itu disebut potensial henti.

Energi potensial yang diberikan dapat diprediksikan sebagai sebuah bukit yang harus dilewati
electron seperti gambar :
Apabila bukit potensial dipertinggi , suatu saat ampermeter yang dipasang dibalik bukit
menunjukkan angka nol. Ini berarti energy electron tidak cukup lagi untuk melewati bukit
potensial sehingga besarnya potensial henti V0 bersesuaian dengan energy kinetiknya
electron :
Ek = e. V0
(1)
Gambar 2. Energi
2

m
v
=
e.
V
0
(2)
Potensial efek fotolistrik

Hasil-hasil percobaan yang seksama menunjukkan bahwa :


1. Makin besar intensitas cahaya, semakin banyak elektron-elektron yang diemisikan.

2. Kecepatan elektron-elektron yang diemisikan hanya bergantung kepada frekwensi


cahaya, makin besar frekwensi cahaya makin besar pula kecepatan elektron yang
diemisikan.
3. Pada frekwensi cahaya yang tertentu (frekwensi batas) emisi elektron dari logam tertentu
sama.
Sehingga Pada tahun 1901, Planck mengetengahkan hipotesa bahwa cahaya (gelombang
elektromagnetik) harus dianggap sebagai paket-paket energi yang disebut foton. Besar paket
energi tiap foton dirumuskan sebagai :
E=h.f

(3)

Keterangan :
E
= Energi tiap foton dalam Joule
f
= Frekwensi cahaya
h
= Tetapan Planck yang besarnya h= 6,625.10-34 J.det
Cahaya yang intensitasnya besar memiliki foton dalam jumlah yang sangat banyak. Tiap-tiap foton
hanya melepaskan satu elektron. Kiranya mudah dipahami bahwa semakin besar intensitas
cahaya semakin banyak pula elektron-elektron yang diemisikan. Tiap foton yang datang pada
logam, sebagian energinya digunakan untuk melepaskan elektron dan sebagian menjadi energi
kinetik elektron. Jika energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron sebesar W0 dan energi
yang menjadi energi kinetik sebesar Ek maka dapat ditulis persamaan:
E = W o + EK
1
h.f = W0 + 2 2

(4)
(5)

Dari persamaan nampak jelas, makin besar frekwensi cahaya, makin besar kecepatan yang
diperoleh elektron. Bila frekuensi cahaya sedemikian sehingga h.f = W0, maka foton itu hanya
mampu melepaskan elektron tanpa memberi energi kinetik pada elektron. Penyinaran dengan
cahaya yang frekwensi lebih kecil tidak akan menunjukkan gejala foto listrik.

Gambar 3. Efek
compton

- Efek Compton
Pada efek fotolistrik, cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi dengan energi yang diskrit.
Kuantum energi tidak dapat digambarkan sebagai gelombang tetapi lebih mendekati bentuk
partikel. Partikel cahaya dalam bentuk kuantum dikenal dengan sebutan foton. Pandangan
cahaya sebagai foton diperkuat lagi melalui gejala yang dikenal sebagai efek Compton.Jika
seberkas sinar-X ditembakkan ke sebuah elektron bebas yang diam, sinar-X akan mengalami
perubahan panjang gelombang dimana panjang gelombang sinar-X menjadi lebih besar. Gejala ini
dikenal sebagai efek Compton.
Ketika foton menumbuk electron , sebagian energy foton akan diberikan kepada electron
sehingga electron memiliki energy kinetic
Adapun energi foton setelah tumbukan akan berkurang. Menurut teori klasik , pengurangan
energy tidak akan diikuti oleh perubahan frekuensi dan panjang gelombang. Namun menurut

teori kuantum, perubahan energy berarti akan terjadi perubahan frekuensi dan perubahan
panjang gelombang. Ini dibuktikan dengan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa setelah
tumbukan , panjang gelombang foton bertambah besar ( lamda > lamda ) . Oleh karena energo
foton dirumuskan sebagai h c/ lamda , jelaslah bahwa energy foton setelah tumbukan akan
berkurang. Didapat dengan hasil perhitungan persamaan hamburan foton :

(6)

Keterangan :
' = Panjang gelombang setelah foton tumbukan (m)
= Panjang gelombang foton sebelum tumbukan (m)
h = Tetapan Planck (6,625.10-34 J.det)
c = Cepat rambat cahaya ( 3 X 108 m/s)
m = massa elektron (kg)
= sudut simpangan foton
Sifat Gelombang dari Partikel
Pada efek fotolistrik dan efek Compton lebih menonjol bahwa cahaya cenderung bersifat partikel
dibandingkan gelombang , kemudian muncul hipotesa oleh Louis de Broglie yang menyatakan
bahwa partikel seperti elektron memiliki sifat gelombang . Fenomena yang dapat
menggambarkan partikel memiliki sifat gelombang dijelaskan sebagai berikut :
- Panjang Gelombang de Broglie
Elektron yang bergerak ada kemungkinan memiliki sifat gelombang dengan panjang
gelombang yang sesuai , partikel yang bergerak dengan kecepatan v memiliki momentum
p=mv secara relativistic dituliskan :

karena c = f maka berlaku


dapat dituliskan

sehingga panjang gelombang de Broglie

(7)

- Eksperimen Davison Germer


Pada eksperimennya , menjelaskan bahwa elektron yang jatuh pada bidang pemantulan
Kristal , sehingga diperoleh rumusan sebagai berikut :

Gambar 4.
Percobaan davison Germer

Sehingga pada dasarnya sama menjelaskan elektron memiliki sifat gelombang berdasarkan
panjang gelombangnya seperti yang dijelaskan oleh de Broglie
-

Prinsip Ketidakpastian Heisenberg


Prinsip ini dikemukakan oleh Heisenberg, karena adanya sifat dualisme cahaya. "Pengukuran
posisi dan momentum partikel secara serentak, selalu menghasilkan ketidakpastian yang
lebih besar dari konstanta Planck".
x . p = h
x = ketidakpastian posisi partikel
p = ketidakpastian momentum partikel

Contoh:
Tentukan panjang gelombang sinar elektron pada mikroskop elektron !
Jawab:
Elektron bergerak di dalam beda potensial mikroskop elektron, sehingga:
Ek = Elistrik
m v = e Vo v = (2 e Vo / m)

Panjang gelombang elektron (partikel) yang bergerak mengikuti rumusan de Broglie, yaitu:
= h/mv = h/(2 e m Vo)

Jadi panjang gelombang elektron di dalam mikroskop elektron berbanding terbalik dengan
akar tegangan ((Vo) yang dipakai..

You might also like