You are on page 1of 3

PEMBAHASAN UMUM

1. Dalam suatu operasi pemboran penyemenan merupakan salah satu unsur yang
sangat diperhatikan karena baik buruknya suatu penyemenan akan berdampak
pula pada keadaan formasi dan casing sebagai pelindung lubang bor.
2. Suspensi semen memiliki sifat-sifat tertentu dimana sifat dari suspensi semen
akan mempengaruhi proses penyemenan maupun hasil dari penyemenan yang
kita lakukan.
3. Sifat-sifat dari suspensi semen diantaranya adalah densitas, viskositas, yield
point, thickening time, filtration loss, free water, compressive strength, shear
bond strength dan luas permukaan.
4. Pembuatan cetakan semen dimaksudkan agar dapat mengetahui bagaimana
pembuatan suspensi semen, dimana hasil dari cetakan tersebut digunakan
untuk percobaan compressive strength dan shear bond strength pada pengujian
selanjutnya.
5. Cetakan pertama merupakan cetakan sampel semen dengan bentuk tabung
dimana seluruhnya merupakan suspense semen yang telah kering. Cetakan
sampel pertama digunakan untuk mengukur Compressive Strength.
6. Cetakan kedua merupakan cetakan sampel dengan bentuk tabung dimana
bagian luar dilapisi dengan pipa yang diumpamakan sebagai casing dan bagian
dalamnya adalah semen. Cetakan sampel ini digunakan untuk mengukur
Shear Bond Strength.
7. Dalam pengujian densitas digunakan additive bentonite dan barite. Dan dari
hasil percobaan penambahan barite dan bentonite akan menaikkan densitas.
Sedangkan menurut teori penambahan bentonite akan menurunkan harga
densitas semen.
8. Pengujian Rheologi suspensi semen bertujuan untuk menghitung hidrolika
operasi penyemenan yang mana rheologi semen ini berhubungan dengan
perkiraan kehilangan tekanan akibat friksi dan sifat-sifat aliran bisa
menentukan keberhasilan dalam penyemenan.

9. Pengujian Rheologi suspense semen dilakukan pengukuran yield point dan


plastic viscosity, pengujian dilakukan dengan panambahan additive dan yang
kita gunakan adalah Bentonite dan barite.
10. Dengan penambahan bearite akan menyebabkan yield point dan plastic
viscosity turun, sedangkan dengan penambahan bentonite akan menyebabkan
yield point dan plastic viscosity naik.
11. Pada pengujian thickening time dilakukan pengukuran seberapa besar
consistensi dari suspensi semen yang kita buat dengan melakukan
penambahan additive NaCl dan CMC pada suspensi semen.
12. Pengukuran Thickening Time dilakukan selama 50 menit untuk mendapat
gambaran konsistensi suspensi semen. Jika diketahui besarnya consistensi
semen kita dapat merancang pemompaan dan waktu kerja sesuai dengan
kebutuhan operasional dimana waktu pemompaan harus lebih kecil dari
thickening timenya agar semen tidak mengeras sebelum mencapai target.
13. Pengujian free water dilakukan untuk mengetahui batas harga WCR yang
tidak boleh melebihi kadar air maksimum yaitu 3,5 ml jika lebih dari kadar air
maksimum akan menyebabkan terjadinya ruang pori pada suspensi semen
yang menyebabkan permeabilitas besar.
14. Jika permeabilitas semen besar maka akan terjadi kontak fluida antar formasi
dengan annulus juga strength semen berkurang. Dalam pengujian ini
digunakan additive bentonite dan barite.
15. Filtration Loss adalah peristiwa hilangnya cairan suspensi semen kedalam
formasi permeable yang dilaluinya. Maka dalam pengujian filtration loss
dihitung besarnya filtrat yang keluar dari filter press, filtrat merupakan fluida
dari suspensi semen yang masuk kedalam formasi.
16. Jika terlalu banyak filtrat keluar maka suspensi semen kekurangan cairan
sehingga menyebabkan friksi di annulus dan berakibat pecahnya formasi.
17. Penggunaan additive mempengaruhi banyak sedikitnya filtrat, dalam
percobaan digunakan Bentonite dan kerosin. Bentonite dan kerosin memiliki
sifat mengikat air sehingga semakin banyak digunakan semakin sedikit filtrat
yang keluar dari filterpress.

18. Pengujian Compressive strength dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari


semen padat untuk menahan tekanan horizontal yang berasal dari formasi
ataupun casing, dalam pembuatan sample semen bubur semen ditambah
dengan

additive

bentonite

dan

NaCl.

Penambahan

bentonite

akan

menyebabkan penurunan strength semen. Sedangkan penambahan NaCl dapat


menaikkan strength semen.
19. Shear Bond strength merupakan kemampuan semen menahan tekanan secara
vertical yang digunakan untuk menahan tekanan karena berat casing dalam
pengujiannya semen bubur semen yang digunakan ditambah dengan additive
bentonite dan NaCl. Penambahan bentonite dan NaCl akan menurunkan shear
bond strength.
20. Luas permukaan bubuk semen dapat dihitung dan dijadikan sebagai acuan
dalam pemilihan semen yang baik. Karena semakin besar luas permukaan
bubuk semen berarti butiran semen semekin kecil dan ikatan antar ionnya pun
semakin erat dengan demikian padatan semen yang akan dihasilkan akan
memiliki permeabilitas yang kecil, jika semen berpermeabilitas kecil akan
mencegah adanya fluida formasi yang mungkin bisa masuk melewati pori
semen yang terbentuk dan dapat menyebabkan terjadinya korosi pada casing.

You might also like