Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Tawas atau alum adalah suatu senyawa
aluminium sulfat dengan rumus kimia Al2(SO4).18
H2O. pembuatan tawas dapat dilaksanakan dengan
melarutkan material yang mengandung Al2O3 dalam
larutan asam sulfat. Salah satu sumber Al2O3 di alam
terdapat dalam tanah kaolin. Reaksi antara kaolin
dengan larutan asam sulfat akan menghasilkan
larutan aluminium sulfat. Tawas padat diperoleh dari
proses kristalisasi larutan jenuh aluminium sulfat.
Kaolinit adalah salah satu jenis tanah liat /
lempung dimana komponen dominannya adalah
kaolin. Sudah sejak lama tanah kaolin digunakan
pada industri seperti industri kertas, keramik cat
karet, tinta , kulit dan minyak kelapa sawit. Bahkan
beeberapa tahun teakhr ini kaolin telah banyak
digunakan pada insektisida, pupuk, dan plastic.
Tawas atau alum adalah suatu senyawa
aluminium sulfat dengan rumus kimia Al2(SO4).18
H2O. Pembuatan tawas dapat dilaksanakan dengan
melarutkan meterial yang mengandung Al2O3 di alam
terdapat dalam tanah kaolin. Reaksi antara kaolin
dengan larutan asam sulfat akan menghasilkan
larutan aluminium sulfat. Tawas padat diperoleh dari
proses kristalisasi larutan jenuh aluminium sulfat.
Proses pembuatan tawas dari kaolin akan
menghasilkan produk samping yang berupa padatan
(residu) dalam jumlah yang cukup besar, yaitu 60 %
lebih dari jumlah kaolin yang dilarutkan dalam asam
sulfat. Hal ini terjadi karena kadar alumina dalam
kaolin relative rendah, kurang dari 40 %.Oleh karena
itu perlu diupayakan pemanfaatan produk samping
(residu) tersebut, diantaranya sebagai bahan penyerap
warna minyak sawit mentah.
II. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai adalah :
1.
untuk melihat pengaruh daya aktivasi tanah
koalonit.
2.
71
80-100
Waktu Kontak
(jam)
4,0
4,5
5,0
5,5
700 0C
50,25
69,75
86,19
65,51
VI. KESIMPULAN
1. Untuk mendapatkan kaolinit yang baik sebagai
bahan baku pembuatan Alum Sulfat,terlebih
dahulu diaktifasi.
2. Dari penelitain ini aktifasi fisis dengan
pemanasan 500 0C menunjukkan daya
penyerapan yang paling besar dibandingkan
dengan pemanasan pada 300 0C maupun 700 0C.
3. Daya adsorbsi terbesar terjadi pada temperature
aktifasi 500 0C, ukuran partikal 80-100 mesh dan
waktu kontak 5 jam yaitu sebesar 89,01 %.
4. Waktu kontak sangat mempengaruhi daya
penyerapannaya. Hal tersebut terjadi karena
semakin lama waktu kontak semakin besar
kemungkinan terjadi proses adsorbsi. Namun
waktu kontak melebihi 5 jam daya
penyerapannya akan berkurang. Ini disebabkan,
akan terbentuknya jelli jika pemanasan atau
waktu kontak melebihi 5 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Sabariman, ITB,1976 Kemunngkinan Pembuatan
Twas dari Kaolinkadar Rendah dengan
Menggunakan Pelarut Asam Sulfat, Tugas
Sarjana Jurusan Pertambangan.
Kirk Orthemer; (1983); Encyclopedia of Chemical
Tehcnology; Edisi III, McGraw Hill
International Book Company; Singapore.
Retno Wijayanti, 1991, Percobaan Pemanfaatan
Residu Hasil Pembuatan Tawas Dari Kaolin
Sebagai Penyerap Warna Minyak Sawit.
Lawrence H.Van Vlack, Sriati Djapirie; (1992);Ilmu
dan Teknologi Bahan; University of Michigan;
USA.
Warren L. McCabe, Julian C. Smith, Peter Harriot, E.
Jasjfi (1999); Operasi Teknik Kimia Jilid 2;
Edisi Keempat ; Penerbit Erlangga Jakarta.
Sifat-Sifat Kaolinit
Sifat kaolinit yang membedakannya dengan jenis
lempung lain adalah warna yang putih keabu-abuan
atau putih susu, plastisitasnya tinggi bila basah,
mengeras bila kering dan membantu bila dipanaskan,
kapasitas pertukaran ion 5 15 meq/100 gram dan
mempunyai daya hantar panas yang rendah. Sifatsifat fisik dari kaolin diantaranya berwarna putih
hingga abu-abu dan kekuning-kuningan, kekerasan 22,5 skala Mohs, berat jenis 2,6-2,63 gram/cc. industri
pemakai kaolin terbesar adalah industri kertas, yaitu
sebagai bahan pengisi (Filler), dan bahan pelapis
(Coating) dengan jumlah sektar 5 sampai 35 % dari
bahan baku kertas.
Salah satu bahan kimia yang dibuat dari kaolin
dan sudah cukup lama dikenal,adalah aluminium
sulfat atau tawas. Pembuatan tawas dari kaolin
dilakukan dengan cara mereaksikan kaolin dengan
asam sulfat, kemudian disaring dan dipisahkan
filtratnya sebagai aluminium sulfat cair. Tawas padat
diperoleh dengan cara mengupaskan tawas cair
sampai pada kekentalan tertentu dan kemudian
didinginkan pada suhu kamar, sehingga membentuk
kristal. Selain kaolin, tawas dapat dibuat dari bauksit
yang
mengadung
aluminium
lebih
tinggi
dibandingkan dengan kaolin.
Struktur Kaolinit
Struktur unsur dasar kaolinit adalah gabungan
dari bentuk tetrahedral dan oktahedral. Pada masingmasing sudut dari tetrahedron terdapat 4 atom
oksigen yang mempunyai 2 kutub negatif dan
dibagian tengah terdapat atom silikon yang
mempuyai 4 kutup positif, sedangkan pada bentuk
oktahedron, dimasing-masing sudutnya terdapat 6
gugus hidroksil yang mempunyai 1 kutub negative
dan di tengahnya terdapat kation bervalensi 3 atau
kadang-kadang bervalensi 2. (Ralph W.G. Wyckoff,
1968)
Pada bentuk tetrahedron mempunyai 4 kutub
negatif tak jenuh sedangkan pada bentuk oktahedron
mempunyai 3 kutup negative tak jenuh (bila kation
bervarensi 3) atau 4 kutup negative tak jenuh (bila
kation bervalensi 2). Kedua bentuk tersebut berikatan
membentuk suatu lapisan dimana atom oksigen
yang berada pada bentuk tetrahedron mensubsitusi
gugus hidroskil pada oktahedron. Karena ikatanikatan tersebut maka kaolinit bersifat netral. Ikatan
pada jaringan struktur kaolinit adalah ikatan yang
lemah yang terdiri atas ikatana hydrogen dan ikatan
van der waals. (Ralph W.G. Wyckoff, 1986)
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan
terhadap tanah kaolinit sehingga dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan
Al2(SO4)3.
Pengolahan tanah kaolinit ini adalah sebagai berikut :
1.
Tanah kaolinit dikeringkan dengan sinar
matahari untuk menghilangkan kelembaban dan
72
2.
3.
4.
5.
6.
Satuan
% berat
% berat
% berat
% berat
% berat
% berat
Hasil
57,81
33,75
1,38
0,17
0,33
5,79
Gambar 5.1 Kurva % pembentukan Alum Sulfat dari partikel kaolinit berukuran
Gambar 5.2 Kurva % kelarutan Alumina dari partikel kaolinit berukuran 80 100 mesh
73