Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan tambang batubara dengan wilayah konsesi pertambangan
mencakup sekitar 118.400 ha. di tiga lokasi penambangan: Lati, Binungan, dan
Sambarata. Wilayah operasi yang luas tentu kegiatan eksplorasi dan
operasional perusahaan tidak bisa dilakukan oleh PT Berau Coal sendiri,
sehingga membutuhkan tenaga dari luar (outsourcing). Pada saat ini ada 189
mitra kerja yang sedang bekerja sama dengan PT Berau Coal, untuk itu
diperlukan kerjasama dan perjanjian kontrak demi terwujudnya keselamatan,
kesehatan kerja dan kelestarian lingkungan sesuai dengan janji BeGeMS.
Sehingga, perlu adanya pengendalian kontraktor khususnya yang terkait K3,
tentunya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Peraturan perundangan yang menjadi pedoman dalam keselamatan
kontraktor ada dua sisi, yaitu perlindungan keselamatan kerja dan hubungan
perburuhan atau ketenagakerjaan. Perlindungan keselamatan kerja mengacu
pada undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dalam
undang-undang ini ditetapkan mengenai kewajiban pengusaha, kewajiban dan
hak tenaga kerja serta syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh
organisasi. Pada Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja lampiran 1 Bab kedua
pasal 11 ayat 2 (a) Tindakan pengendalian meliputi pengendalian terhadap
kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan
dan penyakit akibat kerja sekurang-kurangnya mencakup pengendalian
terhadap bahan, peralatan, lingkungan kerja, cara kerja, sifat pekerjaan, dan
proses kerja.
Perlindungan terhadap hubungan perburuhan atau ketenagakerjaan
diatur dalam undang undang No. 13 Tahun 2003, pasal 86 menyebutkan
bahwa setiap organisasi wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan
kerja untuk melindungi keselamatan tenaga kerja. Pada pasal 87 mewajibkan
setiap organisasi melaksanakan sistem manajemen K3 yang terintegrasi
dengan manajemen organisasi lainnya.
Pada perundangan keselamatan kerja, setiap pengusaha bertanggung
jawab menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerjanya,
tanpa memandang yang bersangkutan pekerja perusahaan, kontraktor, tamu
atau pihak lainnya. Asas ini melihat bahwa tanggung jawab keselamatan
disuatu tempat kerja berada di tangan pengelola. Oleh karena itu, pengelola
juga bertanggung jawab menjamin keselamatan tenaga termasuk jaminan
kecelakaan kerja. Jika tenaga kerja mengalami kecelakaan, tanggung jawab
dari segi ketenagakerjaan berada di tangan perusahaannya.
Kontraktor sebagai mitra kerja yang akan bekerja di lingkungan
perusahaan, dalam bekerjasama harus dinilai kesiapannya untuk melaksanakan
pekerjaan secara menyeluruh terutama masalah K3, karena kelalaian
kontraktor bisa menjadikan kecelakaan kerja yang akan menimbulkan
kerugian dan merusak kinerja K3 perusahaan. Tenaga kerja kontraktor sangat
rawan mengalami kecelakaan kerja karena beberapa faktor sebagai berikut:
Tenaga kerja kontraktor khususnya untuk pekerjaan kasar merupakan
tenaga
kerja
berpendidikan
rendah.
Faktor
tersebut
mempengaruhi
pengetahuan dan kebutuhan akan K3 yang relatif kurang. Tenaga kerja dengan
pengetahuan K3 relatif kurang akan melakukan tindakan tidak aman dan
menciptakan kondisi tidak aman dalam bekerja.
Pada umumnya tenaga kontraktor berada atau bersinggungan langsung
dengan pekerjaan. Tenaga kontraktor yang paling sering terkena pajanan
bahaya di tempat kerja. Tenaga kerja perusahaan kebanyakan hanya bersifat
memantau dan mengawasi tenaga kerja kontraktor. Oleh karena itu, tenaga
kerja kontraktor lebih rentan terhadap bahaya dan terjadinya kecelakaan.
Kepedulian kontraktor khususnya kontraktor kecil akan keselamatan
pekerjaannya masih relatif kurang. Kontraktor kecil dengan kemampuan
terbatas belum mampu memenuhi kebutuhan keselamatan. Untuk itu
perusahaan harus membuat kesepakatan supaya kontraktor kecil menjamin
keselamatan operasinya.
Kontraktor selalu berupaya menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat
karena dikejar jadwal atau target penyelesaian pekerjaan. Penyelesaian
pekerjaan
dengan
cepat
terkadang
mengabaikan
keselamatan.
Jika
1.3.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 CSMS (Contractor Safety Management Systems)
Contractor Safety Management System (CSMS) merupakan serangkaian
kegiatan atau program kerja yang menjadi bagian dalam sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja. Seluruh kegiatan mengenai kesehatan,
keselamatan bagi industri, pekerja dan lingkungan kerja diatur dalam suatu
rantaian yang saling terikat.
CSMS sedikit berbeda dengan SMK3 pada umumnya, karena pada
pekerjaan kontrak ada batasan waktu, sehingga perlu ada proses ataupun
tahapan mulai dari pemilihan kontraktor sampai penutupan kontrak. CSMS
memiliki pengertian yaitu sistem manajemen untuk mengelola kontraktor dan
sub kontraktor yang bekerja dilingkungan perusahaan agar memperhatikan
aspek K3L dan menjaga pelaksanaan K3L tersebut didalam proses kerja agar
terhindar dari potensi kecelakaan dan risiko yang dapat merugikan perusahaan.
Tujuan adanya CSMS di PT Berau Coal ini sebagai berikut.
1. Untuk
memastikan
Kontraktor/Subkontraktor
mengikuti
Sistem
2.2.1 Planning
Pada tahap perencanaan kegiatan yang akan dilakukan adalah penilaian
risiko, lingkup pekerjaan kontrak dan memastikan hal tersebut ada dalam
rencana kontrak dan penentuan kontraktor. Model kontrak akan ditentukan
oleh sifat dan ukuran dari pekerjaan, tingkat risiko dan kinerja K3L
kontraktor.
a. Ruang lingkup pekerjaan
Deskripsi ruang lingkup pekerjaan yang akan dilelangkan dengan
didukung oleh dokumentasi dalam bentuk spesifikasi desain, standar,
gambar, dll. Dokumentasi dapat dijadikan alat untuk kontraktor
mengetahui kebutuhan dari ruang lingkup kerja yang dilelangkan. Klien
dapat menentukan beberapa aspek K3L yang harus ditangani seperti:
1) Konteks pekerjaan
2) Waktu dan durasi kegiatan
3) Peraturan dan perundangan K3L yang berlaku
4) Bahan dan peralatan
5) Kegiatan logistik, dll
b. Risk assessment
Identifikasi bahaya dan penilaian risiko K3L berguna bagi kontraktor dan
klien dalam melindungi personil, aset, reputasi dan lingkungan. Kontraktor
sebagai pihak eksekutor di lapangan perlu mengetahui bahaya dan risiko
dari pekerjaan, kemudian dapat mengevaluasi kemungkinan dan
konsekuensi negatif dari insiden sebelum mengajukan penawaran.
10
11
12
13
14
15
2.2.7 Demobilisation
Demobilisasi merupakan proses pemulihan dari aktivitas pekerjaan yang ada
sebelumnya. Kondisi berbahaya karena tenaga kerja meninggalkan tempat
kerja dan seluruh fasilitas dinonaktifkan, sehingga harus dilakukan penilaian
ulang bahaya dan risiko baru untuk dikendalikan. Memastikan tanggung
jawab demobilisasi seperti Tanggap darurat, Restorasi Site dan reinstatement, Pengelolaan dan pembuangan limbah tetap dilakukan kontraktor
sampai akhir kontrak.
2.2.8 Final evaluation and close-out
Tahap evaluasi bersama antara kontraktor dan klien untuk memberikan
feedback yang akan dijadikan acuan untuk pekerjaan yang akan datang.
Evaluasi berdasarkan kinerja K3L yang diverifikasi secara berkala sepanjang
kontrak dengan laporan akhir sebagai hasil evaluasi. Untuk perbaikan kedua
belah pihak antara klien dan kontraktor, perlu adanya evaluasi sesuai peran
dan tanggung jawab masing-masing dari tahap planning sampai final
evalution dan close-out.
16
BAB III
METODE KEGIATAN MAGANG
3.1 Lokasi dan Waktu Magang
3.1.1 Lokasi Magang
Kegiatan Magang dilakukan di Lati Mine Operation dan Head
Office PT Berau Coal, Jalan Pemuda Tanjung Redeb, Berau.
3.1.2 Waktu Magang
Kegiatan berada dalam bimbingan Departmen Internal Compliance
yang dilaksanakan kurang lebih selama delapan minggu dimulai pada
tanggal 10 Februari 10 April 2014. Jam kerja selama kegiatan Magang
adalah dimulai pukul 07.30 WITA 17.00 WITA. Waktu kerja yang
berlaku selama menjadi peserta Magang Department Internal Compliance
PT Berau Coal adalah hari Senin sampai hari Jumat.
3.2 Metode Pelaksanaan Magang
3.2.1 Rincian Kegiatan Magang
Jadwal dan kegiatan Magang adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Magang
Kegiatan
Pengenalan PT. Berau Coal
Mempelajari SMK3L PT. Berau Coal
Mempelajari teori dan literature
CSMS
Mempelajari prosedur pengendalian
kontraktor
Mempelajari Jenis Pekerjaan yang
wajib seleksi K3L
Ikut serta melakukan penilaian
dokumen seleksi K3L secara langsung
Ikut serta melakukan verifikasi
lapangan seleksi K3L secara langsung
Minggu ke3 4 5 6
17
3.2.2
3.3
3.3.1
3.3.2
Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan dalam kegiatan ini berupa data
mengenai profil perusahaan, pedoman SMK3L, prosedur pengendalian
kontraktor beserta dokumen yang menyertainya, kebijakan pengadaan
18
barang dan jasa, serta dokumen yang menjadi acuan dalam penilaian kinerja
K3L kontraktor.
3.4
Penyajian Data
Data yang didapatkan akan disajikan dalam bentuk yang sistematis
yang diuraikan secara deskriptif melalui penulisan laporan magang serta
penjelasan secara lisan dalam bentuk seminar magang yang diikuti oleh
beberapa pihak terkait.
19
BAB IV
HASIL
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Lokasi PT. Berau Coal
Secara geografis, wilayah kontrak kerja PT. Berau Coal berada pada
posisi 11700744,52 BT - 11703826,46 BT dan 0105226,74 LU
0202509,78 LU. PT. Daerah konsesi PT. Berau Coal seluas 118.400 Ha,
meliputi hampir seluruh wilayah Kabupaten Berau di Kalimantan Timur PT.
Berau Coal, untuk saat ini memiliki tiga lokasi. Adapun tiga lokasi
penambangan dan produksi, sebagai berikut :
1.
2.
20
3.
peraturan/perundang-undangan
dan
persyaratan/ketentuan
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup lain yang terkait dengan
perusahaan.
d. Konsisten dalam menjalankan siklus Plan-Do Check-Action (PDCA) dari
BeGeMS sebagai perbaikan yang berkelanjutan (Continous Improvement)
di setiap area kerja.
Untuk mewujudkan tekad diatas, maka manajemen menetapkan sasaran
spesifik sebagai berikut.
a. Melakukan pengendalian terhadap dampak dan risiko keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan hidup, sesuai waktu dan target yang telah
diprioritaskan.
21
22
23
e. Audit Internal.
4. Tinjauan Manajemen
Elemen ini digunakan untuk melakukan tinjauan secara berkala terhadap
implementasi BeGeMS dan memastikan kecukupan, kecocokan dan
keefektifan BeGeMS terhadap kegiatan operasi perusahaan.
4.4 Hasil Kegiatan Magang
Contractor safety management systems (CSMS) PT. Berau Coal telah
diatur dalam prosedur pengendalian kontraktor. Pengendalian kontraktor yang
dilakukan PT. Berau Coal, untuk memastikan kontraktor/subkontraktor
mengikuti Sistem Manajemen K3L PT Berau Coal (BeGeMS), memonitor dan
melakukan evaluasi terhadap kinerja K3L kontraktor.
4.4.1 Perencanaan
1. Ruang lingkup pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan jasa konstruksi dan non-konstruksi dengan
kegiatan utama Perusahaan, perencanaan teknis dan spesifikasinya
ditetapkan perusahaan serta proses pelaksanaannya diawasi oleh
Perusahaan. Deskripsi ruang lingkup pekerjaan, seperti spesifikasi desain,
standar, dan gambar ada pada dokumen gambar teknis dan Bill of quantity.
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan
spesifikasi ini meliputi inspeksi, pengiriman material ke lokasi proyek,
semua peralatan pendukung untuk pekerjaan tersebut, konstruksi dan serah
terima pekerjaan. Pekerjaan tersebut harus dikerjakan sesuai dengan:
a. Kondisi eksisting, jadwal operasional PT Berau Coal, persyaratan,
jadwal dan gambar yang terdapat didalam spesifikasi.
24
25
sendiri untuk menjamin bahwa tenaga kerja telah memenuhi peraturan dan
standar yang berlaku. Proses, alat, bahan dan peralatan yang digunakan
harus sesuai yang telah ditentukan oleh PT Berau Coal.
4. Jadwal kontrak
Jadwal kontrak sebagai penentuan waktu dalam pengadaan barang dan jasa
diatur oleh project department. Penentuan waktu untuk proses pekerjaan
akan disepakati bersama dengan kontraktor sebagai penyelenggara
pekerjaan yang mungkin ada fase tertentu yang memerlukan waktu lebih.
Jadwal kontrak meliputi nama pekerjaan, durasi waktu, waktu start/finish
pekerjaan, dan persentase pemenuhan pekerjaan.
4.4.2 HSE Capability Assessment
1. Capability Assessment Protocol
Pelaksanaan penilaian kemampuan K3L kontraktor pada PT Berau Coal,
masuk dalam tahap seleksi K3L. Calon kontraktor dengan pekerjaan risiko
sedang dan tinggi, wajib ikut seleksi K3L. Proses seleksi K3L dengan cara
penilaian kemampuan dan kinerja K3L berdasarkan dokumen seleksi K3L
yang diajukan oleh calon kontraktor. Dokumen seleksi K3L akan dinilai
sesuai kelengkapan dan validitas data yang diberikan. Pertanyaan yang
tidak relevan dengan jenis pekerjaan termasuk Not Applicable (N/A).
2. From Capability Assessment to Tender List
Calon kontraktor yang dapat mencukupi nilai minimum yang
dipersyaratkan pada penilaian dokumen seleksi K3L dapat memasuki
tahap pemilihan dan kontrak secara langsung. Apabila ditemukan
ketidaksesuaian antara dokumen seleksi K3L dengan keadaan sebenarnya,
26
Department
dan
Department
In
Charge,
dengan
27
Perjanjian kontrak sesuai dengan formulir rencana K3L kontraktor yang telah
diisi dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. PT Berau Coal sebagai
pengguna barang/jasa mempunyai tanggung jawab mengawasi dan
memastikan kontraktor bekerja sesuai sistem manajemen K3L yang
ditetapkan. Kontraktor sebagai penyedia barang/jasa bertanggung jawab atas
proses, alat, bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai yang telah
ditentukan oleh PT Berau Coal.
4.4.4 Pre-Mobilisation
Pada tahap pra mobilisasi kegiatannya meliputi pembahasan program
mobilisasi dan persyaratan surat ijin operasi yang harus dipenuhi oleh
kontraktor sebelum masuk daerah operasi PT. Berau Coal. Program
mobilisasi kontraktor harus diserahkan dalam waktu 15 hari setelah rapat pra
pelaksanaan beserta jadwal kemajuan pelaksanaan kepada PT Berau Coal
untuk dimintakan. Surat ijin operasi harus didapatkan sebelum kegiatan
operasi dilaksanakan, untuk subkontraktor yang bekerja lebih dari satu
perusahaan dapat mengajukan ijin operasional secara mandiri dan memiliki
satu ijin operasional. Serta, semua peralatan kontraktor harus memiliki surat
kelayakan operasi dengan melakukan commissioning sebelum pekerjaan
dimulai.
4.4.5 Mobilisation
Pemantauan pelaksanaan pra pekerjaan menjadi tanggung jawab Department
In Charge bersama OHS department dan Environment department Kegiatan
mobilisasi harus menjadi tanggung jawab dan dikomunikasikan oleh Project
leader kepada PT Berau Coal. Tenaga kerja kontraktor yang baru akan
28
29
secara berkala, untuk memastikan itu semua selalu berada dalam kondisi
aman dan tidak merusak lingkungan. Kontraktor harus membersihkan semua
peralatan, material, bangunan dan fasilitas lainnya yang tidak diperlukan oleh
PT Berau Coal dan meninggalkan lokasi kerja dalam keadaan bersih.
4.4.8 Final Evaluation and Close-out
Pekerjaan yang sudah selesai harus dilakukan commissioning dari hasil
pekerjaan tersebut. Laporan evaluasi untuk mengukur kinerja kontraktor
dilakukan sebelum masa kerja kontraktor berakhir menggunakan form
evaluasi kinerja K3L kontraktor. Proses evaluasi kinerja K3L kontraktor
harus dilakukan maksimal satu bulan sebelum masa pekerjaan selesai.
30
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Perencanaan
5.1.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
Deskripsi ruang lingkup telah dibuat oleh User department sebagai
pendukung untuk kontraktor mengerjakan pekerjaan sesuai yang
diharapkan. Spesifikasi desain dan gambar ditawarkan ke kontraktor
didukung dengan ukuran, bentuk, volume dll. Standar pekerjaan mengacu
kepada kode, standar, dan spesifikasi seperti Standar Indonesia (SNI),
Standar Australia (AS), British Standard (BS), Standar Amerika (ACI,
ASTM, AASHTO, AWS, dsb.), Standar Jepang (JIS). PT Berau Coal
menentukan beberapa aspek K3L yang harus dipenuhi seperti:
1) Waktu dan durasi kegiatan
Durasi kegiatan ada pada dokumen Term of Reference, yang berisi nama
kegiatan, durasi waktu, tanggal start & finish dan persentase penyelesain
kegiatan tersebut.
2) Peraturan dan perundangan K3L yang berlaku
Peraturan mengenai K3L PT Berau Coal mengacu pada Kep Men
Pertambangan & Energi No.555.K/26/M.PE/1995 dan peraturan lain
yang mengatur kegiatan operasional terkait.
3) Bahan dan peralatan
Semua material dan/atau peralatan yang diadakan atau digunakan untuk
proyek ini kecuali untuk alat atau material bantu konstruksi:
a. Harus dalam keadaan baru, dalam keadaan baik.
31
32
Gambar 5.1 Form Verifikasi Jenis Pekerjaan yang Wajib Seleksi K3L
Verifikasi jenis pekerjaan yang wajib seleksi K3L sebagai berikut :
1.
Lokasi Kerja
Lokasi kerja mempengaruhi risiko atau potensi dampak negatif
K3L(Laut/perairan, ruangan tertutup, sekitar bahan/peralatan mudah
berbahaya, ketinggian, bawah air)
2.
Material/peralatan
Risiko dan bahaya dari material/peralatan terhadap penggunanya yang
bisa menyebabkan insiden.
3.
Kegiatan/proses
Setiap kegiatan/proses pekerjaan berpotensi menimbulkan dampak
negatif pada aspek K3L dalam skala yang berbeda.
33
berikut:
Tabel 5.1 Jadwal kontrak
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Task Name
Planning
Desain perencanaan
Verifikasi desain
Proposal
Pembuatan proposal
Persetujuan proposal
Proses WO dan Tender
Pembuatan WO dan Tender
Draf kontrak dan approval
Duration
Start
Finish
34
35
Procurement
department
Internal
compliance
department
36
37
5.4 Pre-mobilisation
Tahapan pra pelaksanaan pekerjaan mencakup pembahasan program
mobilisasi yang akan dilakukan antara pihak PT Berau Coal dan kontraktor
pemenang tender. Beberapa kegiatan pra pelaksanaan seperti, pengajuan surat
ijin operasi, surat kelayakan operasi, rapat pra pelaksanaan beserta jadwal
kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Pengajuan surat ijin operasi harus
melengkapi dokumen serta beberapa bukti bahwa kontraktor telah layak untuk
bekerja di wilayah operasi PT Berau Coal tentunya dengan bertanggung jawab
atas K3L. Pimpinan kontraktor atau department In Charge PT berau Coal
mengajukan ijin operasi kontraktor/Subkontraktor/Labour supply kepada KTT
dengan melengkapi persyaratan berikut:
a. Formulir Permohonan Ijin Operasi
b. Company Profile Perusahaan;
c. IUJP/SKT
d. Hasil penilaian K3L dalam sertifikat prakualifikasi SMK3L;
e. Penilaian risiko pekerjaan
f. Struktur organisasi (SO) kontraktor/sub kontraktor/LS dalam SO
kontraktor/DIC PT. Berau Coal;
g. Struktur organisasi kontraktor/sub kontraktor/LS untuk jobsite PT. Berau
Coal;
h. Daftar alat yang digunakan di jobsite PT Berau Coal;
i. Kesiapan sarana perawatan/perbaikan (workshop);
j. Sarana/program pencegahan pencemaran lingkungan.
38
transportasi
commissioning
air,
sebelum
dan
infrastruktur,
pekerjaan
dimulai.
akan
Setiap
dilakukan
pengujian
proses
dan
39
sesuai perjanjian kontrak dan semua komunikasi antara PT Berau Coal dengan
kontraktor disampaikan melalui Project Leader. Tanggung jawab secara umum
kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dan memenuhi kewajiban
sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian, dengan sebagai berikut:
a. Memiliki kompetensi, kelayakan dan standar kerja yang baik serta itikad
baik;
b. Menggunakan standar keterampilan, kesungguhan dan kehati-hatian yang
wajar;
c. Berdasarkan prinsip Good Industry Practice;
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja ke wilayah operasi PT Berau Coal harus
mempunyai izin dari KTT. Tenaga kerja yang akan bekerja di PT Berau Coal
harus mendapatkan induksi K3L untuk memperoleh ID Card sebagai tanda
sudah mendapatkan izin masuk/mobilisasi. Untuk mendukung berjalannya
K3L PT Berau Coal membekali tenaga kerja kontraktor dengan memberikan
pelatihan, untuk mendapatkan paspor simak K3L.
Rencana K3L sebelum pekerjaan dimulai seharusnya dilakukan audit
untuk melihat pemenuhannya. Hasil audit akan menjadi acuan kesiapan
kontraktor dalam menjalankan kegiatan operasinya. Apabila kontraktor belum
siap menjalankan kegiatan operasinya, maka izin untuk kegiatan operasinya
bisa dipending terlebih dahulu sampai kontraktor siap.
5.5 Execution
Tahapan ini merupakan kegiatan untuk melakukan pemantauan dan
pemeriksaan kegiatan operasional kontraktor. Sesuai ketentuan pada prosedur
pengendalian kontraktor, dan untuk memastikan bahwa tanggung jawab
40
41
5.6 Demobilisation
Tanggung jawab demobilisasi kontraktor untuk menjamin kebersihan
lokasi pekerjaan dengan mengatur penempatan lokasi bahan bangunan dan
alat-alat kerja serta daerah kerja, sehingga kelancaran pekerjaan tidak
terlambat. Kontraktor wajib untuk melaksanakan pembersihan dari puingpuing ataupun sisa pekerjaan yang tidak terpakai dengan mengangkut dan
mengeluarkan dari lokasi luar proyek. Setelah proyek selesai dan sebelum
dilakukan serah terima, kontraktor wajib membersihkan seluruh daerah kerja
dari segala macam sisa bangunan, bekas bongkaran, bangunan-bangunan
sementara dan ganti semua bagian sistem permanen yang aus atau rusak,
tinggalkan pekerjaan dalam kondisi terbaik.
Kegiatan demobilisasi yang bisa menghadirkan bahaya dan risiko baru di
area kerja. Perlu dilakukan Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk
Control sebagai bentuk tanggung jawab kontraktor atas aktivitas pekerjaan
yang dilakukan sebelumnya. Selain itu, kegiatan tersebut untuk memastikan
area kerja dalam kondisi aman dan menghindari kejadian yang tidak diinginkan
terjadi.
5.7 Final evaluation and close-out
Pada saat pekerjaan telah mencapai tingkat penyelesaian 100% (seratus
persen), maka wajib dilakukan uji commissioning dengan mempertimbangkan
aspek kesesuaian spesifikasi pekerjaan dan K3L. Jika hasil uji commissioning
tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan dan K3L yang telah ditentukan di
dalam Perjanjian/Kontrak, maka Penyedia Barang/Jasa wajib melakukan
perbaikan pekerjaan.
42
43
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Persentase pemenuhan CSMS Menurut OGP (Oil and Gas Procedures)
yang sudah terpenuhi sebesar 75 % dan yang belum terpenuhi sebesar 25 %,
berikut penjelasan secara rincinya:
1. Kriteria CSMS Menurut OGP (Oil and Gas Procedures) yang sudah
terpenuhi, sebagai berikut:
a. Deskripsi ruang lingkup pekerjaan
b. Informasi mengenai konteks pekerjaan
c. Opsi kontrak dalam menentukan pemegang tanggung jawab K3L.
d. Persyaratan K3L berdasarkan penilaian risiko
e. Jadwal kontrak sudah mencakup mengenai due date dan durasi waktu
kontrak
f. Penilaian kemampuan K3L kontraktor sudah berdasarkan pengelolaan
risiko dan kinerja K3L.
g. Calon kontraktor yang masuk tender list berdasarkan hasil penilaian
kemampuan K3L kontraktor
h. Calon kontraktor yang tidak masuk tender list telah diberikan feedback.
i. Penentuan pemenang tender berdasarkan persyaratan dan rencana K3L,
serta aspek lain yang menyertai.
j. Meeting membahas kesepakatan dan implementasi aspek K3L telah
dilakukan dalam kick of meeting.
44
k. Perjanjian
kontrak
dan
rencana
K3L
telah
disepakati
dan
45