You are on page 1of 2

Notulensi

18 Juli 2014
A
Y
R
G
D
I
RA
C

(Alifian)
(Yurista)
(Robbani)
(Giring)
(Dino)
(Irin)
(Rahma)
(Chara)

5. Global Trumps (Mengalahkan) Lokal


R
: Sejak Alberti dan Palladio bermain dalam internasional audiens (skala)
. Alberti dan Palladio, Arsitek Itali pasca Rennaisance. Pada saat itu arsitek2
masuk internasional. Arsitek mendapatkan pekerjaan telah melampaui komunitas lok
alnya telah skala internasionalnya.
: Dalam peristiwa Rennaisance, arsitek telah naik dalam stratanya pada p
atron aristrokratik (Bangsawan). Dia mulai memperluas jaringan antar benua (sema
kin mengglobal) dan mulai ada buku, jurnal dan kritik arsitektur
: Fotografi mempengaruhi publikasi arsitektur, sampai2 gambar2 digital i
ni melebihi benda aslinya. Arsitektur terkonsumsi ke digital image.
: Hari ini, jaringan global adalah elektronik, intinya disini arsitek me
mbutuhkan ciri khas, karena jaringan lokal membutuhkan perbedaan perlakuan, arsi
tek diharuskan untuk berhadapan pada khalayak umum. Karya akan dengan cepat mene
rima tanggapan dan publikasi.
: Komunitas2 ini telah terpolarisasi, membutuhkan jaringan elektronik u/
memperlebar jaringannya.
A
R

: Artinya apakah lokal harus memperluas ke global juga?


: Ada persinggungan budaya, pertukaran informasi

R
: Bangunan penanda oleh bintang internasional akan selalu menjadi permin
taan, karena kemampuan mereka yang diatas rata2 (akademisi selalu lupa bagaimana
susahnya mendesain/membangun sebuah bangunan)
: Jadi, tradisinya bangunan penanda (keren) harus mampu mengkaitkan perc
akapan 2 arah tentang nilai-nilai lokal. Contohnya Renzo Piano Tjibao CUltural C
enter di New Caledonia
: Desain sudah sangat spesifik terhadap site, iklim, sejarahm material b
angunan, dan praktek lokal, kita harus mengkaitkan kritik regionalisme dengan ha
l2 ini untuk menahan kekuatan komodifikasi global dan pasar.
: Mahasiswa kita harus sadar bahwa pertarungan antara global dan lokal.
Kita cenderung anti lokal karena lulusan dilatih untuk kosmopolitan dan bagian d
ari elit network internasional
: Mahasiswa memahami konstelasi pasar global
22 Juli 2014
A

: Mahasiswa yang berpandangan setempat cenderung digolongkan sempit

: Definisi "place" apa ya? Kelokalan bukan?

RA
: Universitas menganggap departemen yg berkecimpung pembelajaran "place"
dalam arsitektur, sosiologi dan filsafat cenderung dicurigai apa yg dipelajari
dan masih dibawah levelnya dalam agenda riset dan radar intelektual universitas

A
ga

: Fokusnya nusantara tapi kalo di UB kayaknya nggak terlalu nusantara ju

RA

: Standar GBCI bukannya bisa merusak lokalitas?

A
uar

: Fokus penghematan energi, kalo gak sesuai standar GBCI IMB-nya gak kel

RA

: Standarnya beda2 dan gakbisa disamakan

C
: Yang satu kolot (moralis) cenderung lambat dan percaya yg dahulu dan s
angat melokal. Yang satunya (korporasi) bersifat sangat cepat untuk mendapatkan,
diam2 tidak bermoral. Meskipun berbeda karakter, tapi sama2 pengen lebih me-uni
versalkan supaya sama seperti dia. Mungkin dengan lebih universal dapat dengan m
udah meraup keuntungan bagi keberuntungan mereka.
R
: Kolot dalam artian tidak hanya agama, dalam hal kesukuan juga bisa, pe
rilaku, dll

You might also like