You are on page 1of 1

Layakkah Mereka Mendapat Akses ?

Dalam pembuatan film ini, ditujukkan untuk mempropagandakan isu atau sebagai advokasi atas
kasus HAM dan Kewarganegaraan yang terjadi disekitar kampus UGM yang melibatkan difabel.
Diharapkan dalam video ini untuk menumbuhkan rasa kepekaan civitas akademika kampus maupun
jamaah masjid UGM bahwa ada diantara mereka semua yang memerlukan akses lain. Dimana mereka
sendiri sulit untuk mentoleransi kekurangan itu dalam menunjang kegiatan peribadahan. Film ini
menunjukkan sisi dari masjid UGM dimana sarana yang ada masih minim untuk memberi kemudahan
terhadap difabel, sepeti tempat wudhu, kamar mandi, dan tangga.
Masjid Kampus UGM juga sudah menjadi salah satu masjid besar di Yogyakarta, dimana
jamahnya tidak selalu warga UGM saja tetapi juga masyarakat umum. Sudah seharusnya sarana dan
prasaran untuk menunjang peribadahan jamaah dapat lebih diperhatikan. Terlebih mereka yang
mempunyai keterbatasan, akan lebih baik jika mereka diberi kemudahan. Meskipun jumlah mereka tak
banyak, tapi setidaknya itu menunjukkan perhatian masjid kampus terhadap jamaah. Tidak seharusnya
jumlah jamaah menjadi patokkan untuk meberi fasilitas jika itu diperlukan, seperti jalan belakang yang
menyebabkan difabel harus berjalan memutar melewati pintu depan kampus. Jalan penuntun yang
kurang untuk membantu tunanetra serta tangga untuk mereka yang memiliki kesulitan dalam berjalan.
Kamar mandi yang tidak sesuai dan sangat minim dalam mensupport mereka serta tempat wudhu. Ini
semua berkaitan untuk menunjang peribadahan yang seharusnya sejak 1998 didirikan sudah mampu
memberikan akses tersebut.
Bukankah shalat berjamaan menjadi keutamaan mereka yang muslim terlebih seorang laki laki,
tetapi bagaimana dengan mereka yang difabel ? Mereka juga sebagian dari jamaah yang mempunyai
keutamaan seghingga akses terhadap mereka juga harus diperhatikan tak peduli berapa jumlahnya.
Disisi lain kini masjid kampus ugm juga sedang membangun menara yang sebenarnya perlu kita kaji
sejauh mana memberikan dampak terhadap pelaksaan ibadah. Padahal kita tau bahwa ada hal lain yang
sebenarnya dapat dibangun dan mendapat esensi lebih atas pembangunanya, yaitu pemberian akses
berupa sarana ibadah terhadap difabel. Setidaknya dimulai dnegan beberapa hal kecil yang nantinya
mampu meberi dampak meluas.
Disusun sebagai tugas akhir ham dan kewarganegaraan oleh
MOHAMAD HIKARI ERSADA
TRI PRASETYO
SRI BINTANG PAMUNGKAS
Vinisa Ashila Danastri

FABIAN PRATAMA
Mas kalo ada tambahan kalimat untuk ini mungkin bisa ditambahin aja, nanti kalo udh sblm di filmkan
aku boleh liat .

You might also like