You are on page 1of 11

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK KEPERAWATAN

DENGAN BANTUAN KOMPUTER


Oleh:
Faisal Sangadji
NPM. 0906594330
Abstrak
Untuk menghasilkan perawatan kesehatan berkualitas tinggi perlu juga adanya
tenaga kerja keperawatan dengan keterampilan klinis yang berkualitas.
Ketrampilan klinis merupakan aspek penting dari praktek keperawatan dan telah
dilakukan diskusi secara internasional tentang cara yang paling efektif untuk
mengajarkannya. Pembelajaran dengan bantuan komputer telah digunakan sebagai
alternatif metode pembelajaran konvensional dan perlu dilakukannya penelitian
secara terus menerus untuk mengevaluasi efektivitasnya. Selama beberapa tahun
terakhir, metode baru pengajaran dan pembelajaran telah diperkenalkan bagi
mahasiswa keperawatan di samping teknik pengajaran tradisional. Pembelajaran
dengan bantuan komputer adalah salah satu metode yang memiliki hasil yang
menjanjikan. Artikel ini merupakan telaah jurnal tentang pembelajaran
ketrampilan klinis keperawatan dengan bantuan komputer.
Keyword: Pembelajaran, Keterampilan klinik, Keperawatan, Komputer

A. Latar Belakang
Secara internasional, ada kekhawatiran bahwa perawat baru tidak
kompeten dan tidak percaya diri serta menyatakan keprihatinan terhadap
kemampuan dalam ketrampilan klinis terhadap kurikulum yang ada

(Bloomfield, While, Roberts, 2008 dalam Hilton & Pollard 2005, Farrand et al
2006.)
Walaupun metode konvensional berupa ceramah dan demonstrasi
telah digunakan untuk mengajarkan keterampilan perawatan klinis, sepertinya
metode ini tidak selalu memenuhi kebutuhan belajar (Bloomfield, While,
Roberts, 2008 dalam Jeffries 2001). Selain itu, perubahan di lingkungan
kesehatan, termasuk peningkatan keparahan penyakit pasien yang dirawat di
rumah sakit, kekurangan staf dan sumber daya, berkurangnya ketersediaan
mentor latihan dapat mengurangi pendidikan praktek keterampilan klinis.
(Bloomfield, While, Roberts, 2008 dalam Oermann & Gaberson 2006).
Metode terbaik untuk mengajarkan keterampilan perawatan klinis
belum diketahui, namun laporan dalam literatur mendukung kebutuhan untuk
strategi inovatif (Bloomfield, While, Roberts, 2008 dalam Jeffries 2001,
Salyers 2007). Dengan pengembangan interaktif, teknologi multimedia, dan
pembelajaran dengan bantuan komputer dapat memberikan alternatif cara
pembelajaran keterampilan klinis (Bloomfield, While, Roberts, 2008).
Dunia kesehatan memerlukan inovasi program pembelajaran yang
dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek serta mampu
membantu perawat mencapai tingkatan yang kompeten. Pembelajaran tutorial
interaktif dengan program komputer dapat digunakan sebagai alternatif metode
pembelajaran bagi para mahasiswa perawat (Suroso, 2010).
Mahasiswa keperawatan pada saat sekarang membutuhkan metode
pembelajaran yang berbeda, yaitu dengan metode pembelajaran yang mudah
diakses dan bersifat aplikatif sehingga dapat meningkatkan kemampuan
praktek keperawatan. Pada masa lalu, program pendidikan perawat dilakukan
dengan

metode tradisional untuk membekali perawat tentang pengalaman

medis dasar untuk memenuhi kebutuhan RNS (Suroso, 2010).


Pembelajaran dengan memanfatkan teknologi informasi menjadi alat
yang penting dalam pelayanan keperawatan, yang mengintegrasikan praktek
keperawatan ke dalam dunia komputer. Penelitian tentang penggunaan
komputer untuk proses pembelajaran bagi perawat diperoleh hasil bahwa
kepuasan diperoleh pada mahasiswa yang menggunakan berbagai bentuk
teknologi komputer, baik yang dilakukan sendiri atau bersama dibandingkan

dengan metode ceramah / gaya mengajar tradisional, bahkan lebih unggul


dibanding model intruksional (Suroso dalam Ayoub et al, 1998;. DeAmicis,
1997; Jeffries, Rew, & Cramer, 2002; Maag, 2004).
Dengan demikian, penggunaan teknologi komputer untuk memandu
mahasiswa perawat dalam pelaksanaan ketrampilan klinis merupakan suatu
inovasi metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menjawab
kebutuhan peserta didik. Peserta didik akan mendapat pengalaman belajar
baru, yang memungkinkan dirinya berinteraksi dengan sumber pengetahuan
tanpa harus terikat waktu dan tempat (Suroso, 2010).
B. Kajian literatur dan Pembahasan
1. Keperawatan
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memegang
peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan, dimana
pelayanan keperawatan menurut Suroso, (2010 dalam Gillies (1996),
sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit secara
keseluruhan, hal ini terkait erat dengan tugas perawat yang selama 24 jam
melayani pasien dan jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan
di rumah sakit yaitu sekitar 40 60 % Suroso (2010 dalam Swanburg,
2000).
Perawat, menurut Suroso (2010 dalam Bener, 1984), dibagi dalam
5 tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi meliputi: (1)
Novice, (2) Advance Beginner, (3) competent, (4) proficient, dan (5)
expert. Perawat pada tahap novice merupakan perawat pemula yang belum
memiliki pengalaman cukup pada area dan situasi klinis yang
ditempatinya. Perawat pada tahap ini memerlukan perintah yang jelas dan
atribut yang nyata untuk memandu penampilannya dalam pemberian
pelayanan keperawatan. Perawat novice masih sulit untuk menganalisis
situasi yang relevan dan irrelevan. Secara umum level ini diaplikasikan
untuk mahasiswa keperawatan dan lulusan baru pendidikan keperawatan.
Tenaga keperawatan pada tahap / level apapun tetap bertanggung
jawab untuk memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap pasien.

Pelayanan kesehatan yang berkualitas antara lain tercermin dari keamanan


pasien selaku penerima pelayanan. Terkait dengan keamanan pasien
selama di rawat di rumah sakit, The National Academy of Sciences USA
melaporkan bahwa di Amerika Serikat kesalahan medis terjadi pada
44,000 sampai 98,000 orang pertahun, dan lebih dari 7,000 orang
meninggal akibat kesalahan medis tersebut (Surosos 2010 dalam
Fruedenheim, 2000). Pada kondisi ini, kesalahan berhubungan dengan
pemberian pelayanan menimbulkan kerugian sekitar 17 milyar US dolar
per tahun di Amerika. (Suroso, 2010 dalam Kohn, Corrigan, Donaldson,
1999 as cited by Jacobs, Apatou, & Glei, 2007).
Perawat memiliki kewajiban meningkatkan kompetensi dirinya
terkait dengan tiap tahapan / kualifikasi perawat, menurut Marquis
(2000) perawat mempunyai tanggung jawab utama terhadap karirnya
sendiri dengan cara; mengenali kekuatan, kelemahan, dan bakatnya,
merencanakan karir pribadi; mengelola reputasi diri sendiri dan
melakukan pekerjaan dan berprestasi; mengembangkan network dan
kerja tim agar dapat mengakses perkembangan IPTEK yang mutakhir;
mengikuti perkembangan terbaru tentang pengetahuan dan ketrampilan;
menjaga keseimbangan antara kompetensi spesialis dan generalis agar
mampu beradaptasi terhadap lingkungan kerja yang terus berubah;
mendokumentasikan prestasi diri, mencari pekerjaan dan penugasan
yang akan memberi tantangan yang semakin meningkat (Suroso, 2010).
Pimpinan sarana kesehatan juga harus mempunyai komitmen
yang tinggi terhadap pengembangan kompetensi perawat, sehingga dapat
dijamin kepuasan pasien serta kepuasan perawat dalam pelayanan
keperawatan. Peningkatan kompetensi perawat dapat dilakukan melalui
pengembangan karir perawat, yang merupakan bagian dari manajemen
personal, dan menjadi hal utama untuk setiap organisasi keperawatan
( Suroso, 2010 dalam Gillies, 2000).
2. Program pembelajaran ketrampilan klinis keperawatan dengan bantuan
komputer

a. Pembelajaran dengan Bantuan Komputer


Teknologi

komputer

telah

digunakan

untuk

berbagai

tujuan

pendidikan dalam keperawatan, baik untuk melengkapi atau


mengganti metode pengajaran konvensional. Bloomfield, While,
Roberts, (2008 dalam Adam, 2004 dan Glen, 2005) telah mencatat
berbaga istilah yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan
komputer dalam pendidikan keperawatan, termasuk computer assisted
instruction, computer based learning, programmed instruction,
computer-mediated education,computer facilitated teaching, webbased learning, Internet learning, e-learning, interactive multimedia
learning and online learnin.
Pembelajaran dengan bantuan komputer (computer-assisted learning
[CAL]) merupakan salah satu penggunaan teknologi komputer untuk
menfasilitasi proses pendidikan. Istilah pembelajaran dengan bantuan
komputer (CAL) mencakup berbagai pembelajaran yang berbasis
komputer, yang

bertujuan untuk memberikan instruksi secara

interaktif terhadap topik-topik tertentu dan biasanya melalui internet.


Pembelajaran dengan bantuan komputer bukan merupakan hal yang
baru dalam pendidikan keperawatan (Christian, 2003 dalam Bitzer,
1966), namun dalam sepuluh tahun terakhir terjadi perkembangan
secara cepat dan teknologi komputer telah memperluas kesempatan
untuk penggunaannya. Keterbatasan sumber daya, meningkatnya
heterogenitas

mahasiswa

telah

meningkatkan

tekanan

untuk

mengitegrasikan CAL ke dalam proses belajar mengajar. Kebijakan,


seperti di Inggris (National Committee of Inquiry into
Higher

Education,

1997;

National

Health

Service;

Department of Health, 1997, 1998, 2004) dan Amerika


Serikat (American Association of Colleges of Nursing,
1999), dan pengakuan terhadap manfaat teknologi informasi dalam
pendidikan kesehatan, mendorong penggunaan CAL lebih luas dalam
pendidikan perawat.

Banyak manfaat yang dihubungkan dengan CAL dalam konteks


pendidikan keperawatan. CAL sesuai dengan dengan prinsip-prinsip
pendidikan orang dewasa. CAL dikenal karena kemampuannya dalam
proses pengajaran dan menfasilitasi kemandirian dalam proses
pembelajaran (Hartley, 2010 dalam Napholz & McCanse, 1994;
Conrick, 1998). CAL dapat mengakomodasi gaya belajar yang
berbeda (Bloomfield, While, Roberts, 2008 dalam Jeffries, 2001),
dapat meningkatkan pengembangan belajar dengan menfasilitasi
keterlibatan aktif dan memiliki lingkungan belajar yang interaktif.
(Bloomfield, Tofts, 2006 dalam Adams, 2004). Selain itu, hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa CAL konsisten dalam proses
pendidikan (Bloomfield, While, Roberts, 2008 dalam Jeffries, 2001),
mengurangi penggunaan waktu (Jahanbani, Mirlashari, Fahimi, 2010
dalam Napholz & McCanse, 1994, Jeffries, 2001), dan meningkatkan
motivasi, kepuasan dan kenyamanan mahasiswa dalam pembelajaran
(Arsham, 2009 dalam Gleydura el al, 1995). CAL memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan
komputer sebagai persiapan di masa yang akan datang dalam tatanan
praktik (Arsham, 2009 dalam Gleydura et al, 1995)
b. Desain Pembelajaran dengan sistem komputer
Sebuah tinjauan literatur yang berisi simulasi berbasis komputer
menunjukkan bahwa 75% dari studi menunjukkan efek positif pada
ketrampilan atau akuisisi pengetahuan (Ravert, 2002). Kilmon (1996)
menyatakan bahwa penggabungan teknologi ke dalam pendidikan
keterampilan keperawatan dapat meningkatkan tingkat pemahaman
dan kemampuan pengambilan keputusan klinis.
c. Teknik operasional sistem pembelajaran
Pendidikan dengan menggunakan teknologi informasi, seperti program
komputer interaktif, memungkinkan mahasiswa untuk mengakses
informasi sesuai dengan kesempatan yang ada tanpa harus terikat oleh
waktu dan tempat. Program komputer dapat dimasukan kedalam

jaringan sistem informasi. Prosesnya diawali dengan penyusunan


materi tutorial kemudian dimasukan kedalam jaringan sitem informasi
untuk selanjutnya dapat diakses oleh komunitas keperawatan atau
bidang lain yang memerlukan informasi tersebut.
Dampak pembelajaran tutorial dengan menggunakan sistem komputer
dapat terlihat dalam pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
perawat terhadap pasien. Teknologi komputer kemungkinan akan
efektif

digunakan pada pelayanan

keperawatan

dalam

upaya

meningkatkan proses, standar dan prosedur pelayanan hingga


diperoleh hasil perawatan pasien yang berkualitas dan memperhatikan
keselamatan pasien / patient safety (Mason, Leavitt, & Chaffee, 2007)
Terkait dengan hal tersebut, para pengajar dapat mengevaluasi program
pembelajaran

serta

melakukan

upaya

perbaikan

data/

materi

pembelajaran jika diperlukan. Materi pembelajaran interaktif juga


dapat disimpan ke dalam CD-ROM portable, sehingga bisa dipinjam
oleh mahasiswa untuk dibawa dan dipelajari di rumah atau dimuat ke
komputer pribadi untuk digunakan dalam praktek klinis. Selain itu,
program komputer dengan strategi mengajar menggunakan skenario
kasus interaktif dapat membawa mahasiswa seolah olah pada
pengalaman

nyata.

Bagi

pembelajaran ini dapat

mahasiswa

keperawatan,

metode

membantu penerapan pengetahuan dalam

pelayanan keperawatan.
Berdasarkan hal tersebut maka materi pembelajaran yang diberikan
dalam tutorial interaktif dengan bantuan komputer menggunakan
bentuk

skenario

kasus

dalam

praktek

keperawatan

yang

memungkinkan mahasiswa aktif dan tertarik untuk mempelajarinya,


seperti kasus skenario perdarahan pascaoperasi, penggantian volume,
dan terbuka dada resusitasi; perioperatif infark miokard yang
membutuhkan dukungan inotropi.
d. Kelebihan

dan

pembelajaran.

kekurangan

sistem

komputer

dalam

proses

Pembelajaran menggunakan sistem komputer memiliki banyak


kelebihan dan manfaat yang bisa diambil oleh perawat secara pribadi
maupun oleh rumah sakit.
1) Sehubungan dengan perannya sebagai alat instruksional untuk
keterampilan klinis, CAL memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk berlatih di tempat yang nyaman dan dapat melihat
ulang demonstrasi sesering mungkin sesuai dengan yang
diinginkan (Bauer & Huynh, 2001).
2) Multimedia teknologi dalam bentuk video klip, foto dan grafik
interaktif dapat membantu dalam menyampaikan langkah-langkah
prosedur dengan cara yang konsisten dan mudah terlihat dan fitur
ini membuat CAL cocok untuk berbagai prosedur keterampilan
keperawatan.
3) Program interaktif dengan sistem komputer dapat lebih dinikmati
dan menimbulkan kepuasan belajar bagi peserta didik, hal ini
dikarenakan peserta didik bebas memilih waktu, tempat dan
pengetahuan yang diperlukan yang semuanya ada di materi
pembelajaran. Sesuai dengan yang dikemukakan Suroso ( dalam
DeAmicis, 1997; Harrington & Walker, 2003; Rouse, 1999), bahwa
orang dewasa menyukai pembelajaran yang fleksibel.
4)

CAL dapat menghemat waktu, karena dengan metode ini peserta


didik cukup masuk dalam aplikasi sistem, selanjutnya dapat
langsung memilih materi yang diperlukan.

5) Sumber CAL dapat dengan mudah diperbaharui sehingga selalu


bersifat up to date
6) CAL sangat efisien dan dapat digunakan secara mandiri tidak
tergantung pada sumber daya manusia untuk memberikan
pendidikan.
Beberapa kekurangan atau hambatan dalam penggunaan CAL antara
lain adalah;

1) Teknologi sendiri bisa menjadi penghalang untuk belajar (Kenny,


2002).
2) Biaya dan sarana awal yang dibutuhkan untuk membangun sistem
yang terkadang dirasa berat oleh managemen pendidikan.
C. Penutup
Kesimpulan
Dengan kemajuan teknologi saat ini memungkinkan bagi mahasiswa untuk
berperan aktif dalam pembelajaran. Peluang untuk menggunakan komputer
dan pengetahuan yang dimiliki dapat memperkuat keterampilan mahasiswa.
Sumber pembelajaran yang sesuai bagi mahasiswa keperawatan diperlukan
agar dapat tercapai tujuan pembelajaran.
Penggunaan metode pembelajaran interaktif dengan bantuan komputer atau
computer assist learning ( CAL ) dapat dipergunakan untuk membantu
mahasiswa keperawatan dalam mencapai kompetensi klinik dengan cara yang
progresif sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa.
Pembelajaran dengan bantuan komputer telah digunakan dalam pendidikan
keperawatan sejak awal 1960-an, namun hanya ada sedikit bukti yang
menunjukkan

manfaatnya

dalam

pembelajaran

keterampilan

klinis.

Pembelajaran dengan bantuan komputer sifatnya fleksibel serta efisien dalam


hal waktu dan biaya.
Materi

pembelajaran

disajikan

dalam

bentuk

pasien

simulasi

atau

pembelajaran berbasis skenario yang didukung oleh teknologi komputer.


Meskipun ada hambatan dalam penggunaan teknologi komputer bagi
mahasiswa keperawatan, namun teknologi ini kemungkinan besar akan
membuat perubahan yang cepat sehingga membuat mahasiswa keperawatan
siap bekerja di sarana pelayanan kesehatan.
.
Rekomendasi
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk dapat terbangun sistem
pembelajaran interaktif dengan teknologi komputer adalah

1) Institusi pendidikan menyediakan jaringan sistem informasi online yang


nantinya akan menjadi sarana informasi pembelajaran
2) Perlu dilaksanakan program pelatihan penggunaan komputer dan
pemanfaatan sistem pembelajaran interaktif dengan teknologi komputer
bagi mahasiswa keperawatan
3) Institusi pendidikan dituntut untuk membuat aplikasi CAL yang dapat
mengundang perhatian mahasiswa
4) Pengelolaan Institusi Pendidikan menyusun dan mengeluarkan kebijakan
tentang prosedur pemanfaatan sistem informasi dan menjadikan kebijakan
peningkatan kompetensi mahasiswa keperawatan menjadi bagian yang
integral dengan sistem lain.
5) Mahasiswa keperawatan meningkatkan kemampuan teknologi informasi
dan memilik sarana komunikasi yang di perlukan, misalnya komputer atau
laptop yang compatable dengan sistem pembelajaran berbasis komputer.

DAFTAR PUSTAKA
Bloomfield, J., Tofts, D. J. (2006). Assisting pre-registration students in the
acquisition of clinical skills utilising computer assisted learning. A Journal
for the Australian Nursing Profession (CONTEMP NURSE), 26-35.
Bloomfield, J., Roberts, J., While, A. (2010). The effect of computer-assisted
learning versus conventional teaching methods on the acquisition and
retention of handwashing theory and skills in pre-qualification nursing
students: a randomised controlled trial. International Journal of Nursing
Studies, 287-94 .

Bloomfield, J. G., While, A. E. & Roberts, J. D. (2008). Using computer assisted


learning for clinical skills education in nursing: integrative review. Journal
of Advanced Nursing 63(3), 222235.
Christian, E. R. (2003). Nursing students' and educators' perceptions of their
knowledge and use of computer-assisted instruction. The University of
Memphis, 65 pages; AAT 3095650.
Hartley, R. (2010).The evolution and redefining of 'CAL': a reflection on the
interplay of theory and practice. Journal of Computer Assisted Learning;
26(1): 4-17.
Hill, K. S. (1994). Commentary on Use of the nursing simulation laboratory in
reentry programs: an innovative setting for updating clinical skills . J
CONTIN EDUC NURS 1994;25(1):28-31].
Jahanbani, J., Mirlashari, J., Fahimi, O. (2010). The effectiveness of an oral
pathology computer-assisted learning program for dental students. Journal
of Dentistry (57-60)
Suroso, J. (2010). Pembelajaran Interaktif dengan sistem komputer untuk
memandu perawat novice di rumah sakit. Program Pascasarjana Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Jakarta.
Arsham, H. (2009). Computer-assisted Learning Concepts & Techniques. Melalui
http://home.ubalt.edu/ntsbarsh/opre640c/partX.htm. didownload pada
tanggal 29 Oktober 2010, Pukul 10.00 WIB.
_______.Computer Assisted Learning (CAL). Departements & Services Centre
For
Academic
Practice
Educational
Technology.
Melalui
http://www.warwick.ac.uk/ETS/Publications/Guides/cal.htm. didowload
pada tanggal @9 Oktober 2010, Pukul 10.05 WIB.

You might also like