You are on page 1of 62

BUDAYA

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Definisi Budaya[sunting | sunting sumber]
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana
juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya
dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.[1]
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsurunsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah
suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa"
itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam"
di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya
dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggotaanggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.
Pengertian kebudayaan[sunting | sunting sumber]
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari


satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur[sunting | sunting sumber]
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau
unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
alat-alat teknologi
sistem ekonomi
keluarga
kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
organisasi ekonomi
alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
organisasi kekuatan (politik)
C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal
(universal categories of culture) yaitu:

bahasa
sistem pengetahuan
sistem tekhnologi dan peralatan
sistem kesenian
sistem mata pencarian hidup
sistem religi
sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan
Wujud dan komponen[sunting | sunting sumber]
Wujud[sunting | sunting sumber]
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan,
maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku
hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari
wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur
dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Komponen[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau
komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang
dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan,

senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang,


seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar
langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau
tarian tradisional.
Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek
berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang
terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku
pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa
dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada
satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota kota besar hal tersebut terbalik,
wajar seorang wanita memilik karier
Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan
atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian
yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam
kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka
berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama
dan tari tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di
Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini
perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat
mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat
kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur
kuning dan buah buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda.
Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya
menggunakan cara tersebut.
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap
walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam
ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami.
Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh
pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus
dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan
memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Hubungan Antara Unsur-Unsur Kebudayaan[sunting | sunting sumber]
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)[sunting | sunting sumber]

Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.


Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta
memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam caracara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan
rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup
dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional
(disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
alat-alat produktif
senjata
wadah
alat-alat menyalakan api
makanan
pakaian
tempat berlindung dan perumahan
alat-alat transportasi
Sistem mata pencaharian[sunting | sunting sumber]
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada
masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
Berburu dan meramu
Beternak
Bercocok tanam di ladang
Menangkap ikan
Sistem kekerabatan dan organisasi sosial[sunting | sunting sumber]
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan
suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial
dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang
memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan

terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek,
nenek dan seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan
dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga
ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga
mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga
luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh
masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum,
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan
bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
Bahasa[sunting | sunting sumber]
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun
gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau
kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia
dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama
masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk
masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan
fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk
berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk
mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara
khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari,
mewujudkanseni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk
mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kesenian[sunting | sunting sumber]

Karya seni dari peradabanMesir kuno.


Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi
hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mataataupun telinga.
Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian
yang kompleks.

Sistem Kepercayaan[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam
menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara
bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad
raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad
raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup
bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem
kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan
kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar daribahasa
Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan
yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and
Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul
bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang
menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu
untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.[3]
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama
Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama
dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi.
Agama juga memengaruhi kesenian.
Agama Samawi[sunting | sunting sumber]
Tiga agama besar, Yahudi, Kristen dan Islam, sering dikelompokkan
sebagai agama Samawi[4] atau agama Abrahamik.[5] Ketiga agama tersebut
memiliki sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang
mendasar dalam inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang
besar dalam kebudayaan manusia di berbagai belahan dunia.
Yahudi adalah salah satu agama, yang jika tidak disebut sebagai yang pertama,
adalah agama monotheistik dan salah satu agama tertua yang masih ada
sampai sekarang. Terdapat nilai-nilai dan sejarah umat Yahudi yang juga
direferensikan dalam agama Abrahamik lainnya, seperti Kristen dan Islam. Saat
ini umat Yahudi berjumlah lebih dari 13 juta jiwa.[6]
Kristen (Protestan dan Katolik) adalah agama yang banyak mengubah wajah
kebudayaan Eropa dalam 1.700 tahun terakhir. Pemikiran para filsuf modern pun
banyak terpengaruh oleh para filsuf Kristen semacam St. Thomas
Aquinas dan Erasmus. Saat ini diperkirakan terdapat antara 1,5 s.d. 2,1 miliar
pemeluk agama Kristen di seluruh dunia.[7]
Islam memiliki nilai-nilai dan norma agama yang banyak mempengaruhi
kebudayaan Timur Tengah, Afrika Utara dan sebagian wilayah Asia Tenggara.
Saat ini terdapat lebih dari 1,6 miliar pemeluk agama Islam di dunia.[8]
Agama dan filsafat dari Timur[sunting | sunting sumber]

Agni, dewa api agama Hindu


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama dari timur dan Filosofi Timur
Agama dan filosofi seringkali saling terkait satu sama lain pada kebudayaan Asia.
Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal dari India dan China, dan
menyebar di sepanjang benua Asia melalui difusi kebudayaan dan migrasi.
Hinduisme adalah sumber dari Buddhisme, cabang Mahyna yang menyebar di
sepanjang utara dan timur India sampai Tibet, China, Mongolia, Jepang dan Korea
dan China selatan sampai Vietnam. Theravda Buddhisme menyebar di
sekitar Asia Tenggara, termasuk Sri Lanka, bagian barat laut China, Kamboja,
Laos, Myanmar, dan Thailand.
Agama Hindu dari India, mengajarkan pentingnya elemen nonmateri sementara
sebuah pemikiran India lainnya, Carvaka, menekankan untuk mencari
kenikmatan di dunia.
Konghucu dan Taoisme, dua filosofi yang berasal dari Cina, memengaruhi baik
religi, seni, politik, maupun tradisi filosofi di seluruh Asia.
Pada abad ke-20, di kedua negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua aliran
filosofi politik tercipta. Mahatma Gandhi memberikan pengertian baru
tentangAhimsa, inti dari kepercayaan Hindu maupun Jaina, dan memberikan
definisi baru tentang konsep antikekerasan dan antiperang. Pada periode yang
sama, filosofi komunisme Mao Zedong menjadi sistem kepercayaan sekuler yang
sangat kuat di China.
Agama tradisional[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama tradisional
Agama tradisional, atau kadang-kadang disebut sebagai "agama nenek
moyang", dianut oleh sebagian suku pedalaman di Asia, Afrika, dan Amerika.
Pengaruh bereka cukup besar; mungkin bisa dianggap telah menyerap kedalam
kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya
agama Shinto.
Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional menjawab kebutuhan
rohani manusia akan ketentraman hati di saat bermasalah, tertimpa musibah,
tertimpa musibah dan menyediakan ritual yang ditujukan untuk kebahagiaan
manusia itu sendiri.
"American Dream"[sunting | sunting sumber]

American Dream, atau "mimpi orang Amerika" dalam bahasa Indonesia, adalah
sebuah kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang di Amerika Serikat.
Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa
memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan yang lebih
baik. [9]
Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika Serikat adalah
sebuah "kota di atas bukit" (atau city upon a hill"), "cahaya untuk negaranegara" ("a light unto the nations"),[10] yang memiliki nilai dan kekayaan yang
telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi berikutnya.
Pernikahan[sunting | sunting sumber]
Agama sering kali mempengaruhi pernikahan dan perilaku seksual. Kebanyakan
gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja
biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu,
sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan mereka. Umat
Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan gerejanya.
Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah salah, dan
orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja. Sementara Agama
Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam menganjurkan
untuk tidak melakukan perceraian, namun memperbolehkannya.
Sistem ilmu dan pengetahuan[sunting | sunting sumber]
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh
semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaanpercobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
pengetahuan tentang alam
pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah
laku sesama manusia
pengetahuan tentang ruang dan waktu
Perubahan sosial budaya[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perubahan sosial budaya

Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan


kontak dengan kebudayaan asing.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa
dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya
merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:
tekanan kerja dalam masyarakat
keefektifan komunikasi
perubahan lingkungan alam.[11]
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan
masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai
contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian,
dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
Penetrasi kebudayaan[sunting | sunting sumber]
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu
kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan
dua cara:
Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya
pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia[butuh rujukan]. Penerimaan
kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi
memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua
kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya
masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi,
atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan
baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan

Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia


dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga
membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua
kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang
sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,
masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai
dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak
keseimbangan dalam masyarakat[butuh rujukan].
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang
menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di
Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.
Cara pandang terhadap kebudayaan[sunting | sunting sumber]
Kebudayaan sebagai peradaban[sunting | sunting sumber]
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan
di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini
merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan
daerah-daerah yang dijajahnya.
Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari
"alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat
diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan
lainnya.

Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) olehEdgar Degas.


Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda
dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art,
atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan
untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari
aktivitas-aktivitas di atas.
Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah
musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional
dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul
anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".

Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada
kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu
dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang
ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang
"berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan
sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan"
dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen
dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia
alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan
antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu
-berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi
perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak
dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia.
Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja)
dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan
musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara
kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka
menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan
"kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki
kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan.
Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur
populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas
yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.
Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"[sunting | sunting sumber]
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang
peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis
untuk menyatukanJerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas
melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan
kebudayaan dalam "sudut pandang umum".
Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki
perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat
diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya
pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau
kebudayaan "primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai
kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi,
mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama,
dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit
berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para
ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan
perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau
tempat bekerja.

Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi[sunting | sunting sumber]


Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah
sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju
kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa
disebut dengan tribalisme.
Kebudayaan di antara masyarakat[sunting | sunting sumber]
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa
disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan
dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya subkultur disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena
perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama,pekerjaan,
pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan
imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang
dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan
induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang,
watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya,
dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan
sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja
sama.
Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam
Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan
mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan
kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan
kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok
minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi
secara damai dengan kebudayaan induk.
Kebudayaan menurut wilayah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kebudayaan menurut wilayah
Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, hubungan dan saling
keterkaitan kebudayaan-kebudayaan di dunia saat ini sangat tinggi. Selain
kemajuan teknologi dan informasi, hal tersebut juga dipengaruhi oleh
faktor ekonomi, migrasi, dan agama.
Afrika
Beberapa kebudayaan di benua Afrika terbentuk melalui penjajahan Eropa,
seperti kebudayaan Sub-Sahara. Sementara itu, wilayah Afrika Utara lebih
banyak terpengaruh oleh kebudayaan Arab dan Islam.

Orang Hopi yang sedang menenun dengan alat tradisional di Amerika Serikat.
Amerika
Kebudayaan di benua Amerika dipengaruhi oleh suku-suku Asli benua Amerika;
orang-orang dari Afrika (terutama di Amerika Serikat), dan para
imigranEropa terutama Spanyol, Inggris, Perancis, Portugis, Jerman, dan Belanda.
Asia
Asia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun
begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol
terhadap kebudayaan lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tiongkok
kepada kebudayaan Jepang, Korea, dan Vietnam.
Dalam bidang agama, agama Budha dan Taoisme banyak memengaruhi
kebudayaan di Asia Timur. Selain kedua Agama
tersebut, norma dan nilaiAgama Islam juga turut memengaruhi kebudayaan
terutama di wilayah Asia Selatan dan tenggara.
Australia
Kebanyakan budaya di Australia masa kini berakar dari
kebudayaan Eropa dan Amerika. Kebudayaan Eropa dan Amerika tersebut
kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan benua Australia,
serta diintegrasikan dengan kebudayaan penduduk asli benua
Australia, Aborigin.
Eropa
Kebudayaan Eropa banyak terpengaruh oleh kebudayaan negara-negara yang
pernah dijajahnya. Kebudayaan ini dikenal juga dengan sebutan "kebudayaan
barat". Kebudayaan ini telah diserap oleh banyak kebudayaan, hal ini terbukti
dengan banyaknya pengguna bahasa Inggris dan bahasa Eropa lainnya di
seluruh dunia. Selain dipengaruhi oleh kebudayaan negara yang pernah dijajah,
kebudayaan ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani kuno, Romawi kuno,
dan agama Kristen, meskipun kepercayaan akan agama banyak mengalami
kemunduran beberapa tahun ini.
Timur Tengah dan Afrika Utara
Kebudayaan didaerah Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini kebanyakan sang
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

PELAJAR
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan
formal maupunpendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis
pendidikan tertentu.
iswa/Siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang
selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang
berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen
pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain:
pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
Mahasiswa[sunting | sunting sumber]
Mahasiswa/Mahasiswi istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan
tinggi yaitu perguruan tinggi ataupun sekolah tinggi.
Taruna
Banyak digunakan Sekolah Militer atau yang menganut sistem Militer, menurut
KBBI berarti pelajar (siswa) sekolah calon perwira, beberapa Perguruan Tinggi
Kedinasan juga menggunakan kata Taruna untuk menyebut Peserta Didik,
diantaranya STPN Yogyakarta, STIP Jakarta, dan STP
Warga belajar[sunting | sunting sumber]
Warga belajar istilah bagi peserta didik yang mengikuti jalur pendidikan
nonformal. Misalnya seperti warga belajar pendidikan keaksaraan fungsional
Pelajar[sunting | sunting sumber]
Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti
pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah.
Murid[sunting | sunting sumber]
Murid istilah lain peserta didik.
Santri[sunting | sunting sumber]
Santri adalah istilah bagi peserta didik suatu pesantren atau sekolah-sekolah
salafiyah yang sangat mempunyai potensi.

Pengertian Belajar "Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus


dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang
penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon."
Definisi lain tentang Pengertian Belajar adalah perubahan yang relatif permanen
dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan
yang diperkuat.
Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari
tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi
bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon
berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting
untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang
dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan
oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat
diamati dan diukur. Untuk Mengetahui Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Maka
Kalian bisa melihatnya dibawah ini
Pengertian Belajar Menurut Para Ahli
Hamalik (1993: 27) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku berkat pelatihan dan pengalaman. Belajar merupakan
suatu proses dan bukan semata-mata hasil yang hendak dicapai. Proses itu
sendiri berlangsung melalui serangkaian pengalaman sehingga terjadi modifikasi
tingkah laku seseorang atau terjadi penguatan pada tingkah laku yang dimiliki
sebelumnya. Sedangkan menurut Winkel (2005: 59), belajar merupakan suatu
aktivitas mental / psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuanpemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu meliputi hal-hal yang
bersifat internal seperti pemahaman dan sikap, serta mencakup hal-hal yang
bersifat eksternal seperti keterampilan motorik dan berbicara dalam bahasa
asing. Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Inilah Pengertian Belajar Terbaru. Oh ya, Pengertian Belajar Kakak publikasikan
dengan harapan bisa membantu anda dalam emngumpulkan materi materi yang
anda butuhkan. Semoga Pengertian Belajar bisa melengkapi bahan bahan materi
makalah, tugas akhir, tugas sekolah, ataupun karya ilmiah yang sedang anda
susun. Akhir kata kakak ucapkan Terimakasih karena telah mengunjungi
blog Pengertian Bahasa. Jika Pengertian Belajar bermanfaat.. Silahkan berbagi
dengan sahabat kalian di Facebook , Twitter maupun Google Plus.

http://shawilanolandadlxrpl2.blogspot.com/2013/06/pengertian-pelajar-shawilanolanda.html

Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsurunsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah
suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.Citra yang memaksa
itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
individualisme kasar di Amerika, keselarasan individu dengan alam d Jepang
dan kepatuhan kolektif di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut
membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak
dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggotaanggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.
2. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan

pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan


struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
3. Cara pandang terhadap kebudayaan
3.1 Kebudayaan Sebagai Peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan budaya yang dikembangkan
di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang budaya ini
merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan
daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap kebudayaan sebagai
peradaban sebagai lawan kata dari alam. Menurut cara pikir ini, kebudayaan
satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan
pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas
yang elit seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau
mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk
menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitasaktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik
klasik adalah musik yang berkelas, elit, dan bercita rasa seni, sementara musik
tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman,
maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah berkebudayaan.
Orang yang menggunakan kata kebudayaan dengan cara ini tidak percaya ada
kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu
dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang
ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang
berkebudayaan disebut sebagai orang yang tidak berkebudayaan; bukan
sebagai orang dari kebudayaan yang lain. Orang yang tidak berkebudayaan
dikatakan lebih alam, dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen
dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran
manusia alami (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan
antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu

-berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi


perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak
dan tidak alami yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia.
Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja)
dianggap mengekspresikan jalan hidup yang alami (natural way of life), dan
musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara
kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka
menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap tidak elit dan
kebudayaan elit adalah sama masing-masing masyarakat memiliki
kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan
beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur,
yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak
orang.
3.2 Kebudayaan sebagai sudut pandang umum
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang
peduli terhadap gerakan nasionalisme seperti misalnya perjuangan nasionalis
untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas
melawan Kekaisaran Austria-Hongaria mengembangkan sebuah gagasan
kebudayaan dalam sudut pandang umum. Pemikiran ini menganggap suatu
budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masingmasing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu,
gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara berkebudayaan dengan
tidak berkebudayaan atau kebudayaan primitif.
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan
dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka
mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan
dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan kelompok dengan perilaku yang sedikit
berbeda dari kebudayaan induknya mulai dijadikan subyek penelitian oleh para
ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan
perusahaan perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau
tempat bekerja.
3.3 Kebudayaan sebagai Mekanisme Stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah
sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju
kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa
disebut dengan tribalisme.
4. Penetrasi kebudayaan
Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
4.1 Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya
pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam
kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah
budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak
mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.

Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi,


atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga
membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan
antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah
bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.
Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada
terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan
kebudayaan asli.
4.2 Penetrasi Kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,
masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai
dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak
keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah
budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan
Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan
Indonesia.
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html

Pengertian Budaya Menurut Para Ahli Disini Lintas Berita akan mengumpulkan
pengertian atau definisi dari budaya dari berbagai sumber. Pengertian dan

definisi budaya tersebut tentu akan berbeda-beda jadi anda harus bisa
menyimpulkan sendiri tentang pengertian budaya tersebut.
Pengertian atau Definisi Budaya :
Menurut Wikipedia
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata
bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung
menunjuk pada pola pikir manusia.
Pengertian Budaya Menurut Koentjaraningrat
Budaya adalah suatu sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang
dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya
dengan belajar.

Budaya Menurut E.B. Taylor


Budaya adalah : Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan
kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Budaya Menurut Linton
Budaya adalah : Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang
merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu
masyarakat tertentu.
Budaya Menurut Kluckhohn dan Kelly
Budaya adalah Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang
eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu,
sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.
Itulah beberapa Pengertian Budaya Menurut Para Ahli yang mungkin bisa
menjadi referensi bagi anda semua. Semoga dengan beberapa pengertian serta
definisi budaya diatas dapat menambah wawasan anda.
http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/

Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik ,

adat istiadat, bahasa , perkakas, pakaian , bangunan , dan karya seni . Bahasa ,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsurunsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah
suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.Citra yang memaksa
itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
individualisme kasar di Amerika , keselarasan individu dengan alam
di Jepang dan kepatuhan kolektif di Cina .
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya
dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggotaanggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.

Pengertian kebudayaan menurut Para Ahli


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalahCultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana


hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Wujud dan komponen


Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai , norma-norma , peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak ; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat . Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan,
maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku
hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi ,
mengadakan kontak, serta bergaul denganmanusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnyakonkret , terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari
wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur
dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau
komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :

Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang
dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan,
senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang,
seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar
langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau
tarian tradisional.
Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek
berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang
terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku
pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa
dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada
satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota kota besar hal tersebut terbalik,
wajar seorang wanita memilik karier
Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan
atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian
yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam
kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka
berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama
dan tari tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di
Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini
perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat
mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat
kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur
kuning dan buah buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda.
Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya
menggunakan cara tersebut.
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap
walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam
ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami.
Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh
pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus
dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan
memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan
kontak dengan kebudayaan asing.

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa
dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya
merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:
tekanan kerja dalam masyarakat
keefektifan komunikasi
perubahan lingkungan alam.
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan
masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai
contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian ,
dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasaSansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi, diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian, nilai, norma, ilmupengetahuan,keseluruhan struktur sosial, religius,
serta segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi , Kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh kesimpulan :


Kebudayaan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.3

Orientasi Nilai Budaya

Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya


merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam alam
fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling
berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan
merupakan sebuah sistem nilai nilai budaya.
Secara fungsional sistem nilai ini mendorong individu untuk berperilaku
seperti apa yang ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya dengan
berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem
nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri
seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang
diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah,
dibutuhkan waktu. Sebab, nilai nilai tersebut merupakan wujud ideal dari
lingkungan sosialnya. Dapat pula dikatakan bahwa sistem nilai budaya
suatu masyarakat merupakan wujud konsepsional dari kebudayaan
mereka, yang seolah olah berada diluar dan di atas para individu warga
masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang
dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima
masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja
atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4)
hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan
manusia dengan manusia sesamanya.
Berbagai kebudayaan mengkonsepsikan masalah universal ini dengan
berbagai variasi yang berbeda beda. Seperti masalah pertama, yaitu
mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi
oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan.
Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan
hidup itu guna mendapatkan nirwana, dan mengenyampingkan segala
tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara)
(Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti ini sangat mempengaruhi
wawasan dan makna kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak
kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep konsep
kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan
mereka.
Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada
kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk
kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja
keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status,
jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk
mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada
status.
Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang
memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai
focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan.

Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi


perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap
alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan
manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin
mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan
berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak
kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara
bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang
menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk
mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam
masyarakat masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan
hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada
senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam
masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat
mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly
(1994) adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system
hubungan vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang.
Tetapi dalam masyarakat yang mementingkan kemandirian individual, maka
keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing masing individu.
Pola orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola
yang ideal untuk masing masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa
atau variasi antara kedua pola yang ekstrim itu yang dapat disebut
sebagai pola transisional. Kerangka Kluckhohn mengenai lima masalah dasar
dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia dapat dilihat
Tabel 1. Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi
Nilai Budaya Manusia

Dimodifikasi dari Pelly (1994:104)


Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia
yang universal itu sebagaimana yang tersebut diatas berbeda beda untuk tiap
masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan masyarakat dan
kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu ada.
Sementara itu Koentjaraningrat telah menerapkan kerangka Kluckhohn di atas
untuk menganalisis masalah nilai budaya bangsa Indonesia, dan menunjukkan
titik titik kelemahan dari kebudayaan Indonesia yang menghambat
pembangunan nasional. Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan
mutu, mentalitas suka menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat
tidak berdisiplin murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.
Kerangka Kluckhohn itu juga telah dipergunakan dalam penelitian dengan
kuesioner untuk mengetahui secara objektif cara berfikir dan bertindak suku
suku di Indonesia umumnya yang menguntungkan dan merugikan
pembangunan.
Selain itu juga, penelitian variasi orientasi nilai budaya tersebut dimaksudkan
disamping untuk mendapatkan gambaran sistem nilai budaya kelompok
kelompok etnik di Indonesia, tetapi juga untuk menelusuri sejauhmana kelompok
masyarakat itu memiliki system orientasi nilai budaya yang sesuai dan
menopang pelaksanaan pembangunan nasional.
HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
22 Okt

Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme


hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari
satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal
(geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia
merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia
menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu
tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi
kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan
untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi
kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan
dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun
menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian
kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu
yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita
nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu
bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat,
dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan
kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu
sebagai
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa
disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan
dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya subkultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras,
etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan
imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang
dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan
induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang,
watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya,
dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilaSi kebudayaan
sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja
sama.
Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam
Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan
mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan
kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan

kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.


Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan
kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan
berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.

REFERENSI:
http://ridwan202.wordpress.com/
http://arikaka.com/manusia-dan-kebudayaan/
http://fourthrottle16.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran,
akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan
diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia.
Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal
atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta
karya fisik sekelompok manusia.
Sedangkan definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip
Budiono K, menegaskan bahwa, menurut antropologi, kebudayaan adalah
seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar.
Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses
pendidikan.
Beberapa pengertian kebudayaan berbeda dengan pengertian di atas, yaitu:
Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam
seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial
(masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu.
Kebudayaan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan
seni, moral, hukum, adat serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu
masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang

terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu
kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh
kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti
tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.
Pengertian kebudayaan tersebut mengispirasi penulis untuk menyimpulkan
bahwa; akal adalah sumber budaya, apapun yang menjadi sumber pikiran,
masuk dalam lingkup kebudayaan. Karena setiap manusia berakal, maka budaya
identik dengan manusia dan sekaligus membedakannya dengan makhluk hidup
lain. Dengan akal manusia mampu berfikir, yaitu kerja organ sistem syaraf
manusia yang berpusat di otak, guna memperoleh ide atau gagasan tentang
sesuatu. Dari akal itulah muncul nilai-nilai budaya yang membawa manusia
kepada ketinggian peradaban.
Dengan demikian, budaya dan kebudayaan telah ada sejak manusia berpikir,
berkreasi dan berkarya sekaligus menunjukkan bagaimana pola berpikir dan
interpretasi manusia terhadap lingkungannya. Dalam kebudayaaan terdapat
nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia
berperilaku sesuai budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang lain
terdapat perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat
istiadat yang dihormati. Adat istiadat yang berbeda tersebut, antara satu dengan
lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya selalu terikat
pada kebudayaan tertentu.
Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, begitu pula
sebaliknya. Di dalam pengembangan kepribadian diperlukan kebudayaan, dan
kebudayaan akan terus berkembang melalui kepribadian tersebut. Sebuah
masyarakat yang maju, kekuatan penggeraknya adalah individu-individu yang
ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat dari
kualitas, karakter dan kemampuan individunya.
Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan
kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya
menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku
sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai
manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak
dapat lepas dari nilainilai budaya yang berlaku.
Kebudayaan dan masyarakatnya memiliki kekuatan yang mampu mengontrol,
membentuk dan mencetak individu. Apagi manusia di samping makhluk individu
juga sekaligus makhluk sosial, maka perkembangan dan perilaku individu sangat
mungkin dipengaruhi oleh kebudayaan. Atau boleh dikatakan, untuk membentuk
karakter manusia paling tepat menggunakan pendekatan budaya.
Referensi makalah
Kepustakaan:
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang:
Widya Karya, 2005). Kusumohamidjojo, Filsafat Kebudayaan; Proses Realisasi
Manusia, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010). Islam dan Budaya Lokal, (Yogyakarta:
Teras, 2009). Rachels, Filsafat Moral,judul asli The Elements of Moral
Philosophy, A. Sudiarja (terj), (Yogyakarta: Kanisius, 2004). A.R Tilaar, Pendidikan,

Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya,


2002).

engertian Kebudayaan, Unsur-unsur Kebudayaan, dan wujud kebudayaan


20NOV
1.1 Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh> budhi> budhaya dalam bahasa
sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil
pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang
merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan
atau ikhtiar sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai
hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).
Dari definisi-definisi kebudayaan dapat dinyatakan bahwa inti pengertian
kebudayaan mengandung beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut :
a. Kebudayaan itu beraneka ragam.
b. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
c. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan
eksistensi manusia.
d. Kebudayaan itu berstruktur.
e. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek.
f. Kebudayaan itu dinamis.
g. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif

1.2 Unsur-unsur Kebudayaan


suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang
mendukung terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut
sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa,
pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. semua itu adalah faktor penting yang
harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
1.bahasa
yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur
unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi
2. sistem pengetahuan

yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai
lingkungan alam maupun sosialnya menurut azas azas susunan tertentu
3. organisasi sosial
yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat
dan merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal
4. sistem peralatan hidup dan tekhnologi
yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan
penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya
5. sistem mata pencarian hidup
yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan
6. kesenian
yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta
memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut
7. sistem religi
yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta
sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan
alam gaib

1.3 wujud kebudayaan


Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: Gagasan,
Aktivitas, dan Artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat
tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda

atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

KESEHATAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial danekonomis.
[1] Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.[2] Pendidikan kesehatan adalah
proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun
secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai
hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.[3] Definisi yang
bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang
menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar
yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku
yang kondusif bagi kesehatan.[3] Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini
lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan
dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses,
Taspen, dan Jamsostek.[4] Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan'
dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil
dan pedagang.[4] Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebihpelik,
berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa
kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu
sendiri
Dalam Undang-Undang yang dimaksud dengan:[6]
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan
atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna
Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek[sunting | sunting sumber]
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu
pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan
ketenteraman hidup.[7] Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk
terwujudnya derajat kesehatan yangoptimal berada di tangan seluruh
masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.[7]

Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan[sunting | sunting sumber]


Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua,
secara umum dan secara khusus.[8] Tujuan dan ruang lingkup secara umum,
antara lain:[8]
Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan
hidup manusia.
Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat
dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi
bencana alam atau wabah penyakit menular.
Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan
atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya
berupa:.[8]
Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi
secara luas oleh masyarakat.
Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan,
dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan
menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah
tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain.
Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara
memutuskan rantai penularan penyakitnya.
Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan,
dan evaluasi program kesehatan lingkungan
Tujuan Pembangunan Kesehatan[sunting | sunting sumber]
Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk
tercapainya tujuan utama sebagai berikut:[9]
Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan.
Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
Peningkatan status gizi masyarakat.
Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin
diterimanya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan[sunting | sunting sumber]


Dasar-dasar pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah sebagai berikut:
[9]
Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal agar
dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan
mempertinggi derajat kesehatan rakyat.
Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan
secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan masyarakat.

Pengertian Kesehatan Menurut WHO

Pengertian Kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan,


jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Sedangkan Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah
sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya
ketiadaan penyakit atau kelemahan

Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan,
mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah sumber daya bagi kehidupan
sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan
sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.

Pengertian Kesehatan Secara Umum

Pengertian Kesehatan Menurut Undang-Undang

Dalam Undang-Undang ini yang pengertian kesehatan adalah:

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan


gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak


secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan
pribadinya dan orang lain.

Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para
koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi
pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudahadaptasi sukarela
terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.

Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia
tidak mampu mendapatjaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di
bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek.

Golongan masyarakat yang dianggap teranaktirikan dalam hal jaminan


kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam
pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam
manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia,
tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri

Aspek-Aspek Kesehatan

Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :


Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau
tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua
organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

Pengertian Kesehatan Secara Umum


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak
secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan
pribadinya dan orang lain.
Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para
koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi
pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela
terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia
tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di
bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek.
Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan
kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang.
Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam
manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia,
tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
Kesehatan menurut Larry Green dan para kolega
Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para
koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi
pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela
terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.
Sehat menurut Pepkins

Pepkins mendefinisikan sehat sebagai keadaan keseimbangan yang dinamis dari


badan dan fungsi-fungsinya sebagai hasil penyesuaian yang dinamis terhadap
kekuatan-kekuatan yang cenderung menggangunya. Badan seseorang bekerja
secara aktif untuk mempertahankan diri agar tetap sehat sehingga kesehatan
selalu harus dipertahankan.
Sehat menurut Paune
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care
Resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions)
secara adekuat. Self care Resouces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Self care Actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan
diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
psikososial dan spiritual. (Paune, 1983)
Sehat menurut Pender
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan
tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. ( Pender, 1982 )
Konsep sehat, yang dikemukakan oleh Linda Ewles & Ina Simmet (1992), yang
dikutip oleh A.E. Dumatubun dalam Jurnal Antropologi Papua 2002, seperti
berikut :
Konsep sehat dilihat dari segi jasmani yaitu dimensi sehat yang paling nyata
karena perhatiannya pada fungsi mekanisme tubuh.
Konsep sehat dilihat dari segi mental, yaitu kemampuan berpikir dengan jernih
dan koheren. Istilah mental dibedakan dengan emosional dan sosial walaupun
ada hubungan yang dekat diantara ketiganya.
Konsep sehat dilihat dari segi emosional yaitu kemampuan untuk mengenal
emosi seperti takut, kenikmatan, kedukaan, dan kemarahan, dan untuk
mengekspresikan emosi-emosi secara cepat.
Konsep sehat dilihat dari segi sosial berarti kemampuan untuk membuat dan
mempertahankan hubungan dengan orang lain.
Konsep sehat dilihat dari aspek spiritual yang berkaitan dengan kepercayaan dan
praktek keagamaa, berkaitan dengan perbuatan baik, secara pribadi, prinsipprinsip tingkah laku, dan cara mencapai kedamaian dan merasa damai dalam
kesendirian.
Konsep sehat dilihat dari segi societal yaitu berkaitan dengan kesehatan pada
tingkat individual ang terjadi karena kondisi-kondisi sosial, politik, ekonomi dan
budaya yang melingkupi individu tersebut. Adalah tidak mungkin menjadi sehat
dalam masyarakat yang sakit yang tidak dapat menyediakan sumber-sumber
untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan emosional.
http://stikeskusatu.blogspot.com/2014/02/pengertian-kesehatan-secaraumum.html

Bahaya Merokok Bagi Remaja

Oleh Dewi Wulansari


Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
dewiwulansari044@gmail.com

Abstrak
Karya ilmiah ini berisi tentang bagaimana cara mengatasi seseorang
yang mengkonsumsi rokok. Pengertian rokok adalah silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung Negara)
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membakar agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Masyarakat Indonesia
saat ini masih banyak yang mengkonsumsi rokok, Dan tak terhitung jumlahnya.
Mulai dari anak kecil, remaja, sampai orang tua. Kebiasaan merokok bagi
masyarakat Indonesia sudah menjadi tradisi yang susah untuk dihilangkan.
Karena banyak orang tua yang merokok disembarang tempat, mengakibatkan
seorang remaja yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi dan ingin mencobanya.

Remaja tersebut tidak mengetahui dampak negatif mengkonsumsi rokok, setelah


mereka mencobanya, mereka merasa kecanduan dan susah untuk tidak
mengkonsumsi rokok. Ini disebabkan oleh orang tua yang tidak memberikan
nasihat kepada anaknya tentang bahaya dari mengkonsumsi rokok. 1 dari 10
kematian pada orang dewasa disebabkan karena merokok. Kebiasaan merokok
pada remaja disebabkan kesalahpahaman pengaruh iklan, informasi dan
pengaruh teman. Perilaku merokok berkaitan dengan pengetahuan, sikap
seseorang terhadap rokok dan pendidikan.
Keywords : Pengetahuan, Pendidikan kesehatan, Rokok

Pendahuluan
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa,
sering terjadi perubahan fisik yang cepat menyamai dengan orang dewasa,
tetapi emosinya belum bisa mengikuti perkembangan jasmaninya.
Di Indonesia, jumlah kematian akibat penyakit dari kebiasaan merokok mencapai
300 ribu pertahun. Hampir 60 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh
penyakit tidak menular yang disebabkan oleh rokok seperti hipertensi, stroke,
dan penyakit jantung. Perokok di Indonesia, usia di atas 15 tahun pun terus
meningkat.
Manusia saat ini kesehatannya sangat memprihatinkan sebab banyak orang
yang mengkonsumsi rokok. Mereka tidak memikirkan resiko bahaya
mengkonsumsi rokok. Tetapi di lain pihak masih banyak orang dengan sengaja
mengkonsumsi rokok dan mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paruparu mereka.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya, tidak hanya di Idonesia saja.
Mayoritas orang yang mengkonsumsi rokok 47 persen dari pria dan 12 persen
dari wanita dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok bermacammacam, di kalangan remaja faktor untuk merokok adalah untuk mencoba-coba
karena pada saat menginjak dewasa rasa ingin tahu dan mencoba sangat tinggi,
sedangkan di kalangan orang tua faktor untuk merokok adalah untuk
menghilangkan stres ketika mendapat masalah atau rasa ketagihan yang tidak
bisa di hilangkan.
Berbagai alasan untuk mencegah mengkonsumsi rokok sangat susah untuk
dijalankan, sebab dari berbagai iklan, pamflet, demo anti rokok, dokter penyakit
dalam, sampai bungkus rokok terdapat sebuah tulisan atau pesan yang
disampaikan bahwa merokok dapat menyebabkan penyakit kanker, serangan
jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.

Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung Negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membakar agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lainnya.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan krtas
yang dapat dimasukan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun
terakhir, bungkusan-bungkusan terseut juga umumnya disertai pesan kesehatan
yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (waulaupun
pada kenyatannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi atau
dilaksanakan).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa
Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa roh. Pada abad
16, ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagai dari pada
penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian
membawa tembakau ke Eropa.
Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi
berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa
orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang
Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk Negaranegara Islam.
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan
ketergantungan, di samping memyebabkan banyak tipe kanker, penyakit
jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencemaran, efek buruk bagi kelahiran,
dan emfisema.

banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan


ketergantungan, di samping memyebabkan banyak tipe kanker, penyakit
jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencemaran, efek buruk bagi kelahiran,
dan emfisema.

Dampak Dari Merokok


Dampak bahaya merokok bagi tubuh manusia: a. Reproduksi dan
Fertilisasi adalah pengaruh dari merokok terhadap reproduksi dan kesuburan
cukup fatal. Akibat merokok dapat meningkatkan risiko kerusakan sperma,
impotensi, mengurangi jumlah sperma, dan menyababkan kanker testis. b. Mulut
dan Gigi dapat menyebabkanbau mulut dan gigi bernoda akibat merokok. Hal ini
dapat menyebabkan penyakit gigi dan indera perasa. Penyebab paling serius
dari merokok adalah mengembangkan kanker pada lidah, bibir, dan tenggorokan.
c. Kulit merokok dapat mengurangi jumlah oksigen ke kulit sehingga dapat
mempercepat penuaan dan kulit tampak abu-abu. d. Tulang menyebabkan tulang
cepat rapuh. Terutama untuk wanita sekitar 5-10% menderita osteoporosis
dibandinhgkan dengan orang yang tidak merokok. e. Perut meningkatkan
penyakit kanker perut dan risiko kanker ginjal, pancreas, dan kandung kemih. f.
Jantung Karbon monoksida dari rokok mencuri Oksigen darah dan mengarah
pada pengembangan kolestrol mengendap di dinding arteri. g. Paru-paru
meneybabkan penyakit apru obstruktif kronik (PPOK). PPOK adalah penyakit
progresif yang membuat seseorang sulit untuk bernafas. Walaupun PPOK belum
terkenal di Indonesia PPOK telahmenjadi ancaman bagi perokok yang ada di
dunia. Resiko PPOK terhadap merokok terletak pada banyaknya rokok yang

dihisap, usia mulai merokok dan lamanya waktu merokok. Walaupun tidak semua
perokok berkembang kea rah PPOK, karena dipengaryhi oleh factor genetic
setiap individu.
Akibat negatife dari rokok adalah sudah mulai terasa pada waktu orang baru
mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok sesungguhnya sudah dimulai. Dalam
asap rokok yang membawa karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna
sehingga menghasilkan CO (karbon monoksida), yang disamping asapnya, tar
dan nikotin (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau) dihirup masuk ke
jalan pernapasan.
CO, tar, dan nikotin berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan:
Gelisah, tangan gemetar, cita rasa atau selera makan berkurang, ibu-ibu hamil
yang suka merokok dapat memungkinkan keguguran kandungannya.
Efek Racun perokok lebih risiko disbanding yang tidak menghisap asap rokok:
Berisiko 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan, berisiko 4x
menderita kanker esophagus, berisiko 2x kanker kandung kemih, berisiko 2x
serangan jantung.
Rokok dapat meningkatkan risiko kefatalan bagi penderit pneumonia, gagal
jantung, serta tekanan darah tinggi.
Atherosclerosis yaitu, akumulasi dalam arteri, oleh zat lemak, otot halus
abnormal, dan tumpukan kolestrol. Akibatnya akan terjadi penyempitan
pembuluh darah, dan akan terjadi penyumbatan.
Pencegahan Atherosclerosis :
Berhenti mengkonsumsi rokok, menjauh dari perokok, mengurangi
mengkonsumsi kolestrol, melakukan terapi hipertensi.

Kandungan Dalam Rokok


rokok mengandung zat yaitu 50 persen diantaranya telah diklasifikasikan
sebagai zat yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia. Bahan yang
terkandung didalamnya adalah radioaktif Polonium-201, Acetone (bahan dalam
cat), Amonia (pembersih toilet), Naphthalence, DDT (pestisida), dan racun
arsenic lainnya. Ketika rokok dibakar, rokok mengeluarkan gas hydrogen sianida.
Jika pembakaran rokok tidak sempurna dapat menghasilkan gas karbon
monoksida (CO) yang membuat darah sulit untuk mengambil oksigen dari paruparu. Zat lain yang berbahaya adalah Tar dan Nikotin. Tar adalah satu kesatuan
dari empat puluh tiga bahan yang menyebabkan kanker. Sedangkan Nikotin
adalah zat yang dapat merangsang saraf dan otak sehingga dapat menimbulkan
efek kecanduan. Hal ini dapat membuat seorang perokok sering sulit melepaskan
diri dari jeratan rokok. Dari kasus penyakit jantung yang terjadi pada manusia,
25 persen akibat dari merokok.

Bahaya Merokok

Bahaya merokok untuk pelajar


Para pelajar adalah orang-orang yang masih tergantung secara
ekonominya kepada orang tua. Factor utama pelajar merokok adalah lingkungan.
Masa remaja yang penuh dengan rasa ingin tahu membuat mereka ingin
mencoba banyak hal. Seperti yang sudah dijelaskan diatas,rokok mengandung
nikotin yang mengakibatkan kecanduan. Oleh karena itu seklai merokok, akan
sulit untuk berhenti, kecuali kemauan dari diri sendiri dan lingkungan.
Para pelajar yang menganggap bahwa pria yang tidak merokok itu tidak
jantan. Hal ini yang membuat para pelajar banyak yang merokok, dikarenakan
rokok merupakan symbol bahwa mereka adalah orang eksis.
Kurangnya informasi mengenai bahaya rokok sejak dini menyebabkan
banyaknya pelajar yang merokok. Padahal setiap mereka menghisap rokok sama
saja mereka menghisap ribuan bahan kimia berbahaya yang akan merugikan
kesehatan tubuh mereka.
Bahaya merokok bagi perokok pasif
perokok aktif adalah seseorang secara langsung menghisap rokok atas
kehendak dirinya sendiri. Sedangkan perokok pasif adalah seseorang yang
menghisap rokok yang dikeluarkan dari mulut perokok. Tidak hanya perokok
pasif yang memiliki risiko terkena penyakit, perokok pasif pun dapat terkena
penyakit.
Penyakit yang menyerang perokok pasif adalah: - meningkatkan risiko
kanker paru-paru dan serangan jantung, - meningkatkan risiko penyakit saluran
pernafasan seperti radang paru-paru dan bronkhitis, - iritasi pada mata dapat
menyebabkan rasa perih dan pedih, - bersin dan batuk karena alergi, - sakit pada
tekak, esophagus, kerongkongan dan tenggorokan, - sakit kepala sebagai
penolakan nikotin.
Perokok yang merokok di tempat umum atau tidak memperdulikan
kesehatan orang lain adalah orang egois. Hal ini disebabkan asap rokok
mengandung zat berbahaya seperti: a. mengandung nikotin dua kali lebih
banyak, b. mengandung karbon monoksida lima kali lebih banyak. c.
mengandung tar lima kali lebih banyak. d. meningkatnya zat kimia berbahaya
bagi kesehatan.

Faktor Penyebab Merokok Pada Remaja


Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok yaitu:
Faktor keluarga dan orang tua: faktor remaja merokok adalah anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak
begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras
lebih mudah untuk menjadi perokok disbanding anak-anak muda yang berasal
dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Bear & Corado dalam Atkinson,
pengantar Psikologi,1999:294), teman yang merokok: remaja merokok,
kemungkinan besar teman-temannya juga merokok, dan sebaliknya. Diantara
remaja yang merokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau
lebih teman yang merokok (Al Bachri,1991), pribadiku: rasa ingin tahu dan

mencoba untuk mengkonsumsi rokok. Hal ini termasuk dalam konformitas sosial,
tetapi sifat kepribadian masih bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan
(termasuk rokok), pengaruh iklan: iklan baik di media massa dan elektronik
mempunyai andil besar seorang remaja untuk mengikuti figure yang mereka
lihat dalam iklan, maka akan membuat remaja seringkali mengikuti perilaku
tersebut.

Upaya Mengatasi Rokok


Jika Karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan oleh pecandu adalah:
Memikirkan hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika
masa krisis karena berhenti merokok (biasanya 1,5 samapai 2 minggu), minum
banyak air putih, makan sayur dan buah-buahan setiap kali timbul keinginan
untuk merokok, berbicara dengan orang lain dan tetap menyibukan diri,
Berolahraga yang menyengangkan dan sukai secara teratur dan terukur, pijat
daerah punggung atau leher, lalu tarik napas dalam-dalam, jika merokok
menenangkan diri, maka ingat bahaya merokok yang mengakibatkan penyakit
jantung, paru-paru, kanker, stroke, kehuhuran, dll, jika ingin berhenti merokok
harus menetapkan tindakan yang akan dipilih apa yang paling mudah diubah
berkaitan dengan situasi merokok.
Beberapa pelatihan agar pesan dapat dipahami oleh para remaja menurut
Richard Evans: Keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk membuat
keputusan sendiri, kemampuan untuk menyesuaikan diri, pelatihan untuk
berperilaku assertive, kemampuan untuk menghadapi tekanan dari kelompok
sebaya.

Penyakit akibat rokok


Penyakit yang disebabkan oleh rokok, diantaranya adalah:
Kanker kandung kemih, kanker lambung usus dan colon, kanker mulut tekak dan
esophagus, kanker hati dan pankreas, kanker payudara, kanker mulut rahim,
kanker apru-paru. Kanker bronkhitis dan infeksi saluran pernafasan kronis,
penyakit jantung dan stroke hemoragik, pengeroposan tulang, penurunan
kesuburan bahkan kemandulan, keguguran bahkan melahirkan bayi yang cacat,
lemah otot, penyakit gusi, dan kerusakan pada mata.

Kesimpulan
Berdasarkan beberapa hal yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan
bahwa, mengkonsumsi rokok dapat meneybabkan kecanduan. Perokok aktif
adalah seseorang secara langsung menghisap rokok atas kehendak dirinya
sendiri. Sedangkan perokok pasif adalah seseorang yang menghisap rokok yang
dikeluarkan dari mulut perokok. Dampak yang ditimbulkan oleh perokok pasif
karena menghisap asap rokok tiga kali lebih besar dari perokok aktif.
Bahaya yang terjadi akibat dari merokok penyakit radang paru-paru, jantung,
gangguan kehamilan dan janin, impotensi, infeksi gusi dan gigi, kanker mulut

atau lidah, kerusakan pada otak dan pembuluh darah, stroke, PPOK, dan lain
sebagainya. Jadi, rokok dapat membahayakan bagi kesehatan tubuh manusia.
Efek yang ditimbulkan dari merokok dapat merugikan bagi diri sendiri dan orang
lain. Selain itu perokok pasif hampir sama yaitu semakin banyak asap rokok yang
dihirup maka semakin besar risikonya.
Tanamkan kesadaran pada diri sendiri untuk berhenti merokok, sadarkan bahwa
rokok itu racun yang kerjanya sanagt lambat tetapi dapat mematikan. Lihat
dengan jelas bahaya yang di akibatkan oleh asap rokok sangat berbahaya bagi
kesehatan tubuh manusia.
Kebiasan merokok di kalangan remaja sangat membahayakan baik di lihat dari
segi pendididkan ataupun sosial ekonomi. Dilihat dari segi pendidikan hal ini
akan mengganggu belajarnya, sedangkan dari segi sosial ekonomi akan
mengeluarkan anggaran yang cukup banyak.

Referensi Media Massa


Anonim. 2009. efek Bahya Asap Rokok. http://organisasi.org Mon, 07/05/2007 .
Diakses tanggal 27 Mei 2009.
Anonim. 2009. Kandungan Rokok. Nusaindah.tripod.com. Diakses tanggal 27 Mei
2009 3. Anonim. 2009.
http://permathic.blogspot.com/2012/06/bahaya-rokok-bagi-kesehatan-dancara.html
http://ghearofifah.wordpress.com/power-point-tentang-rokokhttp://irwantav.wordpress.com/2012/02/06/artikel-bahaya-merokok-bagikesehatan-kita
http://sensor-journalism.com/utama/hari-tanpa-tembakau-sedunia
http://corellweb.blogspot.com/2012/02/langkah-langkah-untuk-berhenti-merokok
.
htmlhttp://penyakit.infogue.com/kandungan_kimia_rokok_dan_bahayanya
http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok

Budaya merokok di kalangan remaja


merokok di kalangan remaja

1.1 Sebab-sebab Perilaku Merokok

1. Pengertian Perilaku Merokok


Rokok dibuat dari bahan dasar tembakau. Daun tembakau (nicotiana
tabacum) mengandung nikotin dan berbagai senyawa kimia lainnya yang
berefek racun. Nikotin yang terdapat pada daun tembakau merupakan zat
beracun yang dalam dosis 60 mg saja dapat berakibat fatal.
Menurut kamus Bahasa Indonesia (2008), merokok didefinisikan sebagai
menghisap rokok, sedangkan rokok itu sendiri diartikan gulungan tembakau
(kira-kira sebesar kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas, dsb). Armstrong
berpendapat bahwa merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke
dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Pendapat lain dari Levy
menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang
berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang
dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku


merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian
menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan asap
yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.
2. Faktor Penyebab Perilaku Merokok
Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan,
tetapi masih banyak orang yang melakukannya. Bahkan orang mulai merokok
ketika mereka masih remaja. Asal mulanya, orang yang mengisap rokok merasa
tidak nyaman, misalnya kepala pening, mulut kering dan bau. Akan tetapi lama
kelamaan jika diteruskan berkali-kali dan dibiasakan maka perokok akan merasa
nikmat dan enak. Setelah itu menjadi ketagihan, kecanduan, dan tergantung,
baik secara fisik maupun psikis. Hal seperti inilah yang penulis temukan dari
wawancara terhadap seorang siswa SMP yang bernama Dani , ia mengatakan
rasa ingin tau akan segala hal-hal yang dianggpnya baru yang membuat ia
mencoba menghisap rokok sehingga perlahan ia ketagihan dan sulit untuk
berhenti merokok, juga karena terbujuk rayuan teman sebayanya yang
mengatakan bahwa tidak merokok maka bukanlah seorang sifat laki-lakiyang
jantan sehungga timbul gengsi jika tidak merokok.
Ada berbagai alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab
mengapa seseorang merokok. Menurut Levy setiap individu mempunyai
kebiasaan merokok yang berbeda dan biasanya disesuaikan dengan tujuan
mereka merokok. Pendapat tersebut didukung oleh Smet yang menyatakan
bahwa seseorang merokok karena faktor-faktor sosio cultural seperti kebiasaan
budaya, kelas sosial, gengsi, dan tingkat pendidikan. Secara umum menurut Kurt
Lewin, bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu,
artinya perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor dalam diri, juga
disebabkan olah faktor lingkungan.Adapun faktor dari individu yaitu :
1. Faktor Biologis
Banyak Penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok merupakan
salah satu bahan kimia yang berperan penting pada ketergantungan merokok.
2. Faktor Psikologis
Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi, menghalau rasa
kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan,juga dapat
memberikan kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi individu yang sering
bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit untuk dihindari.
3. Faktor Demografis
Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok pada usia
dewasa semakin banyak akan tetapi pengaruh jenis kelamin zaman sekarang
sudah tidak terlalu berperan karena baik pria maupun wanita sekarang sudah
merokok.
Faktor lingkungan yaitu :

1. Faktor Lingkungan Sosial


Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian
individu pada perokok.
2. Faktor Sosial-Kultural
Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan dan gengsi
pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu.
3. Faktor Sosial Politik
Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah politik yang
bersifat melindungi bagi orang-orang yang tidak merokok dan usaha
melancarkan kampanye-kampanye promosi kesehatan untuk mengurangi
perilaku merokok. Merokok menjadi masalah yang bertambah besar di negaranegara berkembang seperti Indonesia.

1.2 Remaja Rentan Terhadap Perilaku Merokok

Pada umumnya remaja memiiki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity).
Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi remaja cenderung ingin
berpetualang menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang
belum pernah dialaminya. Selain itu didorong juga oleh keinginan seperti orang
dewasa, menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering
dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya tidak jarang secara sembunyi-sembunyi
remaja pria mencoba merokok karena sering meihat orang dewasa
melakukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnya berkata bahwa remaja ingin
membuktikan bahwa seebenarnya dirinya mampu berbuat seperti yang
dilakukan orang dewasa. Seringkali remaja melakukan perbuatan-perbuatan
menurut normanya sendiri karena terlalu banyak menyaksikan
ketidakkonsistenan di masyarakat yang dilakukan oleh orang dewasa atau orang
tua antara apa-apa yang sering dikataan dalam berbagai forum dengan
kenyataan nyata dilapangan. Kata-kata moral didengungkan dimana-mana tetapi
kemaksiatan juga disaksikan dimana-mana oleh remaja.

1.3 Dampak Perilaku Merokok

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO Pada 1998) melakukan penelitian tentang


tembakau dan rokok melontarkan 6 hal:
1. Rokok adalah pintu pertama kematian
2. Rokok merupakan pembunuh nomor 3 setelah jantung dan kanker

3. 1 batang rokok menyebabkan umur seseorang memendek 12 menit


4. Didunia 10 orang perhari mati karena rokok
5. Di Indonesia 57.000 orang mati karena merokok
6. Menurut para ahli seorang perokok atau yang menghisap asap rokok secara
sengaja atau tidak sengaja akan mudah terserang penyakit, terutama
pernafasan, jantung, paru-paru, kanker, pembuluh darah, impotensi, gangguan
kehamilan, dan janin.
Seorang yang kecanduan rokok jika dihentikan akan mengalami gejala ketagihan
rokok antara lain:
1. Perasaan tidak pada mulut (kecuten)
2. Emosional
3. Cemas dan gelisah
4. Konsentrasi terganggu
5. Kepala nyeri
6. Mengantuk
7. Pening
8. Gangguan pencernaan

1.4 Perilaku Merokok di Kalangan Remaja Saat Ini

Berdasarkan penelitian melalui observasi, wawancara, dan pengolahan data


Peneliti mendapati dua alasan pertama kali mereka merokok, yaitu sebagian
besar alasan mereka karena penasaran atau sekedar ingin coba-coba dan satu
orang karena depresi. Seperti pengakuan dari Fauzul, siswa yang diwawancarai,
mengaku merokok pertama kali karena coba-coba. saya merokok karena ingin
coba-coba saja, lagian juga kata temen ga ngrokok ga gaul. Dia merokok hanya
satu tahun karena memiliki motivasi untuk berhenti merokok. Setelah peneliti
tanya apa motivasinya, dia menjawab dengan senyum ringan ya, motivasinya
karena cewek. Akhirnya sampai sekarang dia tidak merokok lagi.
Peneliti mengkategorikan siswa menjadi 3 yaitu: Perokok pasif, perokok aktif,
perokok pecandu. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tapi terpaksa
ikut menghirup asap rokok karena tidak bisa menghindar lagi.
Adapun indikator dari perokok pasif:
1. Belum pernah merokok.
2. Merasa terganggu dengan lingkungan perokok.
3. Mengetahui bahaya merokok.

Perokok aktif adalah orang yang merokok tetapi tidak merasa rokok menjadi
kebutuhan. Adapun indikator dari perokok aktif:
1. Merokok tidak menjadi kebutuhan.
2. Tahan jika tidak merokok dalam sehari.
3. Dapat menahan diri jika tidak mempunyai rokok.
Perokok pecandu adalah orang yang merokok karena kecanduan dan sudah
menjadi kebutuhan. Adapun indikator dari perokok pecandu:
1. Merokok merupakan kebutuhan.
2. Setiap hari pasti merokok.
3. Jika kehabisan rokok, maka tidak tahan sampai memperolehnya.

Salah satu perokok pasif adalah Winda. Dia mengaku tidak pernah merokok
karena merokok dapat merusak kesehatan. Dia mengatakan Merokok kan
merusak kesehatan, seperti merusak paru-paru, dan banyak sih, merugikan
orang lain juga. Dia merasa terganggu apabila disekitarnya ada yang merokok.
Sama halnya dengan Winda, yaitu Elisa yaitu siwa SMAN 1Tembilahan Kota juga
tidak merokok karena mengetahui sebab-akibat merokok. Meskipun dia sering
diejek temannya karena tidak merokok, dia tetap bisa mengontrol diri untuk
tidak merokok.
Sedangkan siswa yang dikategorikan dalam perokok aktif adalah Roby dan
Ade yaitu siswa SMA Muhammadiah. Roby pertama kali merokok saat SMP kelas
1 karena coba-coba. Dia hanya merokok jika ditawari temannya sebagai rasa
menghargai. Pernyataan dia Awalnya dulu nggak ngrokok,karena dilarang sama
orangtua tapi lihat temen-temen pada ngrokok ya jadi ikut-ikutan gimana
rasanya ngrokok sampai sekarang udah dibolehkan orangtua. Ade
tanjung sama dengan Roby, yaitu merokok karena mencoba-coba. Dia sempat
mengatakan nggak ngrokok nggak gaul, meskipun saat ini dia masih merokok.
Salah satu perokok pecandu adalah ade junanda. Dia setiap hari merokok.
Bahkan dalam satu hari minimal menghabiskan 6 batang rokok. Dia merasa
lemas badannya dan sulit berkonsentrasi jika menahan diri untuk tidak merokok.
Kalau nggak ngrokok rasanya lemes, nggak kuat ngapa-ngapain ujar dia. Dia
menambahkan Kalau di pelajaran ya menjadi kurang konsen. Merokok sudah
menjadi kebiasaan rutinnya. Kalau ngrokok sih udah biasa kataAnto.

1. Menikmati Merokok
Ada sebagian siswa yang menikmati rokok, tetapi ada sebagian pula yang
tidak menikmati rokok. Dari 52,5% siswa yang merokok, hanya sedikit yang
mengaku merokok itu menyenangkan dan menyegarkan, yaitu hanya sekitar
24%, selebihnya tidak merasa merokok itu menyenangkan dan menyegarkan.
Berdasarkan wawancara dengan siswa , didapati satu siswa yang merasa

merokok itu menyenangkan dan menyegarkan, yaitu Ade junanda. Dia


mengatakan bahwa dengan merokok dia bisa lebih fresh dan bisa
berkonsentrasi.
2. Mengetahui Bahaya Rokok
Elisa , siswa dari SMAN 1 Tembilahan mengatakan bahwa dirinya tidak
merokok karena mengetahui bahaya dari merokok. Saya nggak ngorok karena
tahu sebab-akibatnya. Menurut pengalaman teman-teman saya, merokok bikin
nafasnya sesak, dan juga akibatnya sudah tertulis dibungkusnya itu , ujarnya.
Selain itu dia menambahkan bahwa merokok itu tidak hanya merugikan diri
sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang disekitarnya.
Semua siswa mengetahui bahaya merokok tetapi masih saja ada yang merokok.
Hal ini membuktikan bahwa perilaku merokok dipengaruhi oleh individu dan
lingkungan. Secara individu, mereka tahu merokok itu berbahaya. Namun karena
remaja merupakan masa yang labil, mudah terpengaruh, dan masa pencarian
identitas maka tetap saja perilaku merokok dilakukan. Besarnya rasa ingin
penasaran dan ingin mencoba-coba sering mendorong remaja untuk melakukan
hal yang baru, termasuk yang belum pernah merokok ingin merasakan
bagaimana merokok itu. Lingkungan teman yang merokok kadang juga
memancing diri mereka untuk merokok juga. Selain itu, nikotin dalam rokok juga
menyebabkan kecanduan sehingga sulit untuk berhenti merokok meskipun ada
keinginan untuk berhenti. Mengetahui bahaya merokok saja tidak cukup untuk
menghindarkan diri dari merokok.

1.5. Pencegahan Perilaku Merokok di Kalangan Remaja


Diperlukan tindakan dan pengarahan untuk mengatasi perilaku merokok
pada remaja Siswa siswi Disinilah peran guru dibutuhkan, terlebih bagi guru BK
dan guru agama agar ada pencegahan terhadap perilaku merokok sehingga
dapat meminimalisir jumlah pelaku merokok.
siswa yang merokok dapat diketahui melalui ciri-cirinya. Jika bertemu secara face
to face tercium dari aromanya, bibirnya terlihat hitam, dan dari giginya ada zat
yang menempel di giginya.
Perilaku merokok perlu penanganan khusus. Dari pihak sekolah, setiap
awal tahun pasti menekankan aturan sekolah khususnya pelarangan tentang
merokok. Pihak sekolah juga mendatangkan narasumber dari dinas kesehatan
untuk memberikan penyuluhan atau sosialisasi tentang kesehatan, khususnya
bahaya merokok. Selain itu, sekolah bekerja sama dengan puskesmas setempat
untuk mengadakan pemeriksaan fisik secara menyeluruh sehingga mengetahui
siswa yang merokok. Namun, beliau menambahkan kalau cara ini belum efektif
karena siswa hanya sadar beberapa saat setelah penyuluhan. Terlebih sekolah
hanya bisa mengontrol pada saat jam belajar di sekolah saja, setelah jam itu
sekolah tidak dapat mengontrol. Sekolah juga menerapkan reward and
punishment, bagi siswa yang didapati merokok dilingkungan sekolah akan
mendapatkan hukuman yang berupa poin kesalahan., siswa yang merokok dapat
diketaui ciri-cirinya, yaitu: biasanya tubuhnya kekuru-kuruan, sering sakit, cepat
emosi, mudah tersinggung, dan biasanya malas-malasan.
Tindakan dari guru agama mengatasi perilaku merokok remaja, dilakukan

dengan memberikan peringatan-peringatan agar siswa benar-benar tau bahaya


dari merokok sehingga dapat meninggalkan rokok. Peneliti menambahkan
tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah perilaku merokok di kalangan
remaja yaitu perlunya kerjasama antara pihak sekolah dan orangtua untuk
mengawasi dan mengarahkan tingkahlaku remaja. Salahsatu kebutuhan khas
remaja adalah kebutuhan akan kasih sayang. Perhatian orangtua terhadap anak
merupakan salahsatu bentuk kasih sayangnya terhadap anak. Sebaiknya
orangtua mengetahui keadaan emosi anak, terutama ketika anak mengalami
depresi sehingga tidak sampai melampiaskannya pada perilaku merokok.
Pengawasan terhadap pergaulan remaja oleh orang tua dan sekolah akan
memberikan hasil yang maksimal dalam mengatasi perilaku merokok pada
remaja. Orang tua seharusnya mengawasi lingkungan bermain anak dan
bagaimana teman-teman sebayanya. Karena, saat remaja bergantung pada
kelompok teman sebayanya, remaja butuh untuk diterima dan diakui oleh
kelompoknya. Apabila berteman dengan kelompok orang yang merokok, maka
dengan mudah anak akan merokok juga.

Ditambah perlu adanya keteladanan terutama dari para orangtua dan guru.
Karena remaja mempunyai karakteristik ingin mencoba apa yang dilakukan oleh
orang dewasa, seolah-olah ingin membuktikan apa yang dilakukan orang dewasa
dapat puladilakukan oleh remaja.Selain itu penyuluhan tentang bahaya merokok
sebaiknya tidak hanya fokus ke jangka panjang saja seperti dapat menyebabkan
penyakit serius, tetapi juga harus fokus ke jangka pendek seperti merokok sama
dengan membakar uang, calon pacar tidak suka bau dan mengapa mau dibodohi
iklan. Ditambah lagi, siswa harus selalu mengingat slogan matikan rokokmu
sebelum rokok mematikanmu.
http://www.pelajarinhil.com/2013/11/budaya-merokok-di-kalangan-remaja.html

budaya merokok di kalangan remaja

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, setiap hari yang kita lewati dipenuhi dengan asap. Entah itu asap
pembakaran, asap knalpot kendaraan bermotor, asap rokok, dan lain-lain. Selain
itu, berbagai bahan kimia berbahaya juga seringkali masuk ke dalam tubuh kita,
baik kita sadari maupun tidak. Tidak terkecuali dengan rokok. Pada zaman
sekarang, lintingan tembakau ini sudah sangat akrab dengan masyarakat di
berbagai belahan dunia. Di Indonesia, iklan rokok kerap kali menghiasi layar
kaca.
Sebagian besar orang Indonesia tentu sudah sering mendengar atau membaca
peringatan dari pemerintah yang berbunyi: Merokok dapat mengakibatkan
serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Namun, tetap
saja banyak orang yang seakan-akan tidak mempedulikan peringatan tersebut.
Tak dapat dipungkiri bahwa industri rokok memang memberikan devisa yang
cukup besar bagi negara kita. Cukup sulit untuk menghentikan kebiasaan
merokok seseorang. Padahal, berbagai penyakit berbahaya dan pencemaran
yang senantiasa menyertai para perokok aktif maupun pasif juga patut
diperhitungkan dewasa ini, yang masih ditambah dengan berbagai pencemaran
yang tentunya sudah cukup membuat kita merasa tidak nyaman dan tidak baik
bagi kesehatan kita masing-masing.
Rokok, yang mana salah satu pintu gerbang ke dunia narkoba, tidak hanya
beresiko pada penyakit dan pencemaran lingkungan. Bebasnya penjualan rokok
di Indonesia memberikan kesempatan setiap orang untuk mencoba dan akhirnya
terjerumus ke dalam pengaruh rokok. Namun, sulit sekali bagi perokok untuk
menghentikan kebiasaan buruknya tersebut. Dibutuhkan kesadaran dan
kemauan yang kuat dari perokok itu sendiri di samping dukungan moral dari
keluarga, lingkungan sekitar dan pemerintah untuk mengendalikan masalah
rokok. Dengan peringkat kelima dunia sebagai negara dengan konsumsi rokok
terbesar, yang perlu kita garis bawahi adalah: Bagaimanakah kelanjutan hidup
bangsa Indonesia apabila generasi penerusnya hancur hanya karena sebungkus
rokok?
1.2 Rumusan Masalah
Salah satu tujuan kami menyusun karya tulis ini adalah untuk memberi informasi
tentang kebiasaan merokok pada wanita dan apa akibatnya. Beberapa masalah
yang akan kami bahas dalam karya tulis ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. faktor yang mendukung wanita untuk merokok
2. penyakit apa saja yang diderita bagi orang yang sering merokok

3. bagaimana cara mengatasinya


1.3 Tujuan Penelitian
Disusunnya karya tulis ini tentunya mempunyai beberapa tujuan dan manfaat
tertentu, diantaranya yaitu:
a. memperluas wawasan dan pengetahuan para pembaca mengenai akibat
merokok bagi yang mempergunakannya.
b. agar pembaca dapat berhenti untuk melakukan kebiasaan merokok
1.4 Metode dan Teknik Penelitian
Dalam menyusun karya tulis ini, kami menggunakan metode penelitian tentang
akibat merokok, yaitu dengan mengumpulkan data-data dari beberapa
narasumber yang pernah mengalaminya dan mengetahui beberapa hal akibat
merokok. Selain dari narasumber, kami juga mencarinya di internet.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarak Rokok
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa
Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti pemujaan dewa atau roh. Pada
abad 16, ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika (Christopher
Colombus), sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba
menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian
kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda
dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang
merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Pada abad ke-17 para
pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk
ke negara-negara Islam.
2.2 Kandungan Racun dalam Rokok

Faktanya, rokok mengandung sekurang-kurangnya 4.000 macam zat kimia yang


berbahaya bagi tubuh. Di antara zat kimia tersebut, ada beberapa jenis zat yang
bersifat karsinogenik, contohnya tar. Rokok-rokok produksi Indonesia pada
umumnya memiliki kandungan tar yang lebih tinggi dibandingkan rokok sejenis
dari negara lain, sehingga rokok Indonesia lebih memungkinkan terjadinya
penyakit kanker pada perokok. Karena jumlah racun pada rokok yang begitu
banyak, racun yang berada dalam sebatang rokok saja baru dapat hilang secara
total dari tubuh manusia setelah 6 bulan berikutnya. Hal itu tentu saja sangat
mengganggu kesehatan kita.
Secara umum ada tiga macam zat kimia yang sangat membahayakan dan
berkonsentrasi tinggi, yaitu:
1.NIKOTIN
Nikotinn adalah jenis zat yang menimbulkan ketergantungan atau ketagihan. Zat
ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui asap rokok yang dihisap ketika
seseorang sedang merokok. Sifat nikotin terdiri dari sifat kimiawi dan sifat
farmakologis. Sifat kimiawi nikotin adalah tidak berwarna, bersifat basa yang
mudah menguap sehingga berubah warna menjadi warna coklat dan
memberikan bau tembakau bila terkena udara. Sifat farmakologis nikotin ialah
merangsang dan meredam terhadap beberapa sistem dalam tubuh. Nikotin
dapat menimbulkan depresi, gangguan daya tangkap, alam pikiran, tingkah laku,
dan mempengaruhi kecerdasan, serta menyebabkan peningkatan kebutuhan
tubuh akan oksigen.
2. TAR
Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah
dihilangkan nikotin dan tetesan-tetesan cairan di mana dalam racun ini terdapat
bahan-bahan yang bersifat karsinogenik.Hal inilah yang menyebabkan mengapa
tar sangat cepat menyebabkan penyakit kanker.
3. KARBON MONOKSIDA (CO)
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang mempunyai daya ikat yang
kuat terhadap butir darah merah, padahal seharusnya butir-butir darah merah ini
membawa oksigen. Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi yang
diakibatkan oleh nikotin. Jika nikotin menyebabkan peningkatan kebutuhan tubuh
akan oksigen, karbon monoksida justru mengurangi pemasukan oksigen dalam
darah.
Selain ketiga zat kimia di atas, masih banyak lagi zat kimia lainnya yang
terkandung pada rokok, antara lain: Acetone (penghapus cat kuku),
Naphtylamnine (karsinogenik), Methanol (bahan bakar roket), Pyrene
(karsinogenik), Naphtalene (kapur barus), Cadmium (karsinogenik, aki mobil dan
batu baterai), Carbon Monoxide (gas dari knalpot kendaraan bermotor),
Benzopyrene (karsinogenik),Vinyl Chloride (karsinogenik, bahan plastik PVC),
Hydrogen Cyanide (racun untuk hukuman mati), Toluidine, Ammonia (pembersih
lantai), Urethane (karsinogenik), Toluene (pelarut industri), Arsenic (racun semut
putih), Dibenzacridine (karsinogenik), Phenol, Butane (korek api), Polonium-210
(karsinogenik).
2.3 Kebiasaan Merokok bagi Wanita

Hasil wawancara singkat dengan beberapa perokok wanita (mahasiswi LSPRJakarta) menunjukkan bahwa 80% pada umumnya mulai dari rasa penasaran
atau ingin coba-coba sehingga menjadi ketagihan merokok, 10% karena bujukan
teman dekatnya, 10% faktor lingkungan dan keluarga. Hal ini patut diwaspadai,
karena sebagian perokok yang saat ini sudah tua memulai aktivitas merokok
pada usia muda. Padahal, semakin muda usia seseorang mulai merokok,
semakin tinggi resikonya untuk menjalani berbagai penyakit sebagai akibat dari
aktivitas merokoknya tersebut.
Berikut adalah hasil dari metode wawancara pada mahasiswi LSPR untuk
penelitain ini.
1). Rike, 19 tahun pertama kali mencoba merokok kelas 3 SMP. Saat itu Rike
hanya sekedar ingin coba-coba dan ingin tahu rasanya, akan tetapi setelah
sudah merasakan Rike menjadi Addicted/ketagihan. Rike mempunyai niat untuk
berhenti, dengan cara mengurangi dari 1 bungkus/-harinya menjadi bungkus/harinya dan sering makan permen. Menurutnya wanita muda zaman sekarang
merokok karena pergaulan dan untuk menyelesaikan masalah .
2). Asha, 19tahun mulai aktif merokok kelas 2 SMP karena coba-coba dan
menurutnya menjadi eksis. Ia sudah merasakan efek dari merokok yaitu
ketagihan dan batuk-batuk. Ia ungin berhenti tapi susah, maka sekarang ia
mengurangi rokokny daru sehari 1 bungkus menjadi maksimal 7 batang sehari.
Wanita zaman sekarang menurutnya merokok karena ikut-ikutan teman dan
karena ingin gaul .
3). Dita, 19 tahun mulai aktif merokok pada 1 SMA karena iseng dan yang ia
rasakan menjadi ketagihan dan selebihnya enak. Belum ada panggilan untuk
berhenti.
4). Loly, 22 tahun mulai mencoba merokok kelas 3 SMP karena coba-coba.
5). Ridha, 20 tahun daru umur 12 tahun sudah mulai mencoba merokok karena
factor lingkungan yang banyak teman cowok perokok dan ia melihat wanita yang
merokok itu berartu cewek rusak walaupun ia sendiripun perokok.
6). Sabilsa, 19 tahun mulai kelas 2 SMP sudah mulai mencoba merokok karena
coba-coba. Menurutnya, merokok itu awal dari semua kenakalan.
7). Monica, 19 tahun mulai mencoba merokok semester II di LSPR karena factor
lingkungan yang teman-temannya banyak merokok maka ia ikut-ikutan dan
terlihat eksis.
8). Desti, 20 tahun mulai mencoba merokok kelas 3 SMP karena coba-coba dan ia
sedang mencoba untuk berhenti tetapi masih sebatas di pikiran.
9). Fitri, 20 tahun mulai merokok kelas 1 SMA dan ua merasa enjoy merokok dan
belum ada niat untuk berhenti.
10). Rifka, 19 tahun mulai mencoba merokok pada saat duduk di bangku SMA
karena coba-coba dan belum ada niat untuk berhenti.

2.4 Bahaya Merokok bagi Wanita

1.Merokok Tingkatkan Resiko Stroke pada Wanita Muda


Penelitian menilai resiko stroke pada wanita berusia 15-49 tahun yang merokok.
Dewasa ini para perokok memiliki kemungkinan terkena stroke 2,6 kali dibanding
wanita yang tidak pernah merokok, kata para peneliti yang dipimpin oleh Dr. John
Cole dari University of Maryland School of Medicine di Baltimore. Sebagai contoh,
wanita yang merokok 21-39 batang rokok per hari mempunyai resiko stroke 4,3
kali lebih tinggi dibanding mereka yang bukan perokok, sementara mereka yang
menghabiskan paling tidak 2 bungkus rokok sehari (40 batang) mempu-nyai
resiko stroke 9,1 kali dibanding mereka yang bukan perokok.
2.Merokok Naikkan Risiko Kanker Paru pada Wanita
Merokok secara dramatis meningkatkan risiko kepada wanita menderita kanker
payudara dan ketika mencapai tingkat tertentu berkembang menjadi kanker
paru. Radiasi setelah mastectomydapat berpeluang berkembang menjadi kanker
paru pada pasien kanker payudara, Dr Elizabeth L Kaufman beserta rekanrekannya dari Columbia University di New York .
3.Menopause Dini
Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa
menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi
resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti
Norwegia. "Di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60
tahun, mereka yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami
menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok," kata Dr.
Thea F. Mikkelsen dari University of Oslo. Ada bukti bahwa merokok belakangan
dalam kehidupan membuat seorang perempuan lebih mungkin untuk mengalami
menopause dini, sedangkan perokok yang berhenti sebelum berusia setengah
baya mungkin tak terpengaruh, kata Mikkelsen dan timnya di dalam jurnal
Online, BMC Public Health.
4.Membahayakan Janin

KARBONMONOKSIDA yang terdapat dalam aliran darah wanita perokok dapat


membuat pembuluh darah di Plasenta ( ari - ari ) mengecil, sehingga Oksigen &
Zat2 makanan yang mencapai janin akan berkurang, yang mana akhirnya dapat
mengganggu pertumbuhan janin itu sendiri & mengakibatkan bayi dilahirkan
dengan berat badan kurang, sehingga harus di rawat dulu di unit perawatan
khusus untuk bayi yang baru lahir.

2.5 Kiat untuk Berhenti Merokok


Keputusan untuk stop merokok merupakan pilihan yang tepat. Mungkin Anda
telah mencoba untuk berhenti sebelumnya dan belum berhasil. Banyak alasan
bagi para perokok untuk berhenti merokok. Ada beberapa cara untuk berhenti
merokok, antara lain:
1. Harus ada kemauan yang kuat untuk berhenti merokok.
2. Pilih satu hari untuk mulai berhenti merokok, dan pilih lagi keesokan harinya,
dan seterusnya sampai bisa berhenti merokok.
3. Sadarilah bahwa saat mulai berhenti merokok si perokok akan merasa marah,
terganggu, dan ingin sekali merokok. Itu adalah efek dari nikotin, rasa ketagihan.
Bersikaplah cuek terhadap godaan tersebut, dan ingatlah terus motivasi untuk
berhenti merokok.
4. Sibukkan diri dengan berbagai aktivitas positif sehingga tidak ada lagi waktu
untuk memikirkan rokok.
5. Mengunyah permen karet atau mengemut permen supaya mulut sibuk dengan
mengunyah dan mengemut sehingga tidak bisa merokok pada saat yang
bersamaan.
6. Menghindarihal-hal yang mengingatkan kepada rokok seperti pergaulan
dengan sesame perokok, dan dekatilah orang-orang seperjuangan dalam
menghentikan aktivitas merokoknya
7.VARENICLINE adalah juga sebuah solusi bagi Anda yang ingin stop merokok
dan hanya bisa didapatkan dengan resep dari dokter. Produk ini ditujukan bagi
orang dewasa. VARENICLINE tidak dianjurkan untuk usia dibawah 18 tahun,
wanita hamil dan menyusui serta digunakan bersamaan dengan produk stop
merokok lainnya karena belum ada penelitian lebih lanjut. VARENICLINE harus
dikonsumsi selama 12 minggu. Konsultasilah dengan dokter untuk mengetahui
apakah VARENICLINE tepat dan aman bagi Anda.
------------------------------------------------------------------------------------------BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bedasarkan kesimpulan kami ada berbagai faktor yang mendorong wanita untuk
melakukan kebiasaan merokok, sebagai berikut:

1. Pengaruh orangtua.
Salah satu temuan tentang teman-teman kita yang sudah menjadi perokok,
mereka berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia.Orangtuanya tidak begitu
memerhatikan dan sering memberikan hukuman fisik yang keras. Yang paling
kuat pengaruhnya adalah, bila orangtua sendiri perokok berat, anak-anaknya
mungkin sekali untuk mencontohnya.
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan, makin banyak teman-teman kita yang sudah
pada merokok, makin besar kemungkinan kita jadi perokok juga.
3. Faktor kepribadian.
Anak muda zaman sekarang umumnya mencoba untuk merokok karena alasan
ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa,
membebaskan diri dari kebosanan, gaya agar terlihat lebih keren dan gaul.
Namun, satu sifat kepribadian yang bersifat hanya mencoba-coba pada
pengguna obat-obatan (termasuk rokok) seperti ini justru mengarahkan kepada
hal-hal yang negatif.
4. Pengaruh iklan.
Melihat iklan di media cetak dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau sering kali membuat seseorang terpicu
untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
3.2 Saran
Kelompok kami menyarankan agar bagi wanita yang merokok pada saat ini
dapat berkemauan untuk berhenti merokok, karena sangat tidak baik bagi
kesehatan tubuh kita sendiri. Dalam hal ini, Pemerintah juga harus tegas dalam
memberikan perundangan maupun peraturan dalam masalah rokok, dan
menyelenggarakan penyuluhan tentang bahaya merokok di kalangan remaja
dan masyarakat luas khusus nya bagi kaum wanita.

You might also like