You are on page 1of 22

BAB 5.

PENERAPAN TURUNAN
Pada bab ini akan dibahas beberapa penerapan turunan.
A. Persamaan Garis Singgung
Bentuk umum persamaan garis adalah y = mx + n, dimana
m adalah koeffisien arah (kemiringan) atau gradien garis dan n
adalah penggal garis.
Sekarang perhatikan Gambar 1. Gradien garis l1 adalah
Jika x 0, maka :

m1 m lim

m1

y
x .

y dy

x 0 x dx .

dy
f(x + x)

f(x)

l1

x = dx

f(x)

x+x

Gambar 1

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemiringan garis yang

menyinggung titik (x,y) pada f(x) adalah :

dy
f' (x)
dx
.

Jika garis tersebut menyinggung kurva y = f(x) titik P(x 1,y1)


maka gradiennya adalah :

Bab 5. Penerapan Turunan

dy
dx

x x1

f ' ( x1 )

CACATAN
1. Persamaan garis melewati titik ( x1 , y1 ) dengan gradien m
adalah
y y1 m( x x1 )

2. Persamaan garis melewati titik

( x1 , y1 ) dan( x2 , y2 )

adalah

y y1
x x1

y2 y1 x2 x1

Contoh 1:
Tentukan persamaan garis yang menyinggung kurva y = x 2 + x
-3 di titik P(2,3)
Penyelesaian :

dy
2x 1
y = x + x -3 dx
2

Gradien garis singgung yang menyinggung titik P(2,3) adalah :


m

dy
dx

2( 2) 1 5
x 2

Persamaan garis : y = mx + c. Karena menyinggung titik P(2,3)


maka :
3 = 5(2) + c c = -7.
Jadi garis singgung yang menyinggung titik P(2,3) adalah: y

5x 7
Atau Persamaan garis melewati titik ( 2,3) dengan gradien m =
5 adalah
y y1 m( x x1 ) mk y 3 5( x 2) atau y = 5x -7

B. Persamaan garis normal


Garis normal adalah garis yang tegak lurus terhadap garis
singgung. Dari pembahasan terdahulu kita telah mengetahui
bahwa dua garis dikatakan saling tegak lurus jika perkalian
kemiringan garisnya sama dengan -1; atau dalam bentuk rumus

Bab 5. Penerapan Turunan

dapat ditulis menjadi: m1.m2 = -1 atau

m2

1
m1

dimana

m1

adalah kemiringan garis singgung dan m2 adalah kemiringan


garis normalnya.
Contoh 2 :
Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal di titik
(1,6)
pada kurva : y = 3x2 2x + 5
Penyelesaian:

dy
dy
6x 2
dx
; m1 = dx

6(1) 2 4
x 1

m2 =

1
1

m1
4

Jadi : - Persamaan garis singgung :y 1 = m1x1 + n1 y1 =


4x1 + 2
- Persamaan garis singgung :y 2 = m2x2 + n2 y2 =

1
25
4 x1 + 4

Contoh 3 :
Jika diketahui persamaan parameter

t
1 t

dan y = 3t2,

tentukan persamaan garis singgung, garis normal dan titik


singgung pada t = 2.
Penyelesaian: Titik singgung untuk t = 2 adalah (-2,12)
dx
1

dt
(1 t)2
m1

dy
6t
dt

dy
6(2)(1 2)2 12
dx t 2

;
;

dy
6t(1 t)2
dx

m2

1
1

m1
12

Jadi persamaan : garis singgung : y = 12x + 36


garis normal :
Contoh Soal:

y=

1
71
x
12
6

Bab 5. Penerapan Turunan

1.Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal dari


kurva :
a)

1 2
1
x 1
(1, )
2
2
di titik

b) x2 xy2 + 3y2 = 13 di titik P(2,3)


2.Tentukan persamaan garis singgung, garis normal dan titik
singgung dari fungsi parameter :

t2
x
t 1
di titik t 1

y t 1
t 1
SOAL LATIHAN
1. Tentukan Persamaan garis singgung pada kurva
y = 2x2 + 3 yang sejajar garis 8x y +3 = 0
2. Tentukan Persamaan garis normal pada kurva
y = 4 - x2 yang tegak lurus dengan garis 2x 4y = 0
3. Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal dari
kurva:
xy2 - yx3 = 9 di titik P(1,4)
C NILAI EKSTREM
Misal terdapat suatu hasil pengukuran seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2. Pengukuran tersebut dapat berupa
pengukuran temperatur, tekanan atau pertumbuhan suatu jenis
bakteri terhadap waktu atau pengukuran lainnya. Jika

Bab 5. Penerapan Turunan

0
x6

x0 = a

x1

x7

x2

x3

x4

x5

Gambar 2

kita perhatikan Gambar 2, harga pengukuran meningkat pada


[x0,x1], menurun pada [x1,x2] dan seterusnya hingga konstan
pada selang [x6,x7].
Definisi :
Misal suatu fungsi terdefinsi pada selang I. Jika x1 dan x2 adalah
dua buah bilangan yang terletak pada selang I, maka :
i) fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan f(x1)
< f(x2)
ii) fungsi f naik pada selang I, jika x 1 < x2 menghasilkan
f(x1) > f(x2)
iii) fungsi f konstan selang I jika f(x 1) = f(x2) untuk setiap
harga x1 dan x2
Sifat :
Jika suatu f kontinu pada selang tertutup [a,b] maka f
setidak-tidaknya
minimum [a,b].

mempunyai

satu

nilai

maksimum

dan

Bab 5. Penerapan Turunan

Contoh 4
Jika diketahui f(x) = x2 + 5x + 6, tentukan nilai ekstrim f untuk
selang-selang berikut: a) [-2,0]

b) (-3, 1)

c) [-3,-2)

d)

1,1]
Penyelesaian :

-2 0
(a
)

-3

(
b
)

y
y

-3
(c
)

Pada selang [-2,0]

-2 0
-1 1

Gambar
3

(
d
)

(-

Bab 5. Penerapan Turunan

Maksimum =f(0)=6
Minimum = f(-2) = 0
a) Pada selang (-3,1)
Maksimum tidak ada (f tak kontinu pada x=-3)
Minimum tidak ada (f tak kontinu pada x = 1)
c) Pada selang [-3,-2)
Maksimum =f(-3)=0
Minimum tidak ada (f tak kontinu pada x = -2)
d) Pada selang (-1,1]
Maksimum tidak ada (f tak kontinu pada x = -1
Minimum = f(1) = 12

Nilai Ekstrim Lokal


Istilah

nilai

ekstrim

lokal

sering

digunakan

apabila

terdapat suatu selang terbuka yang mengandung bilangan c


sedemikian

rupa

sehingga

mempunyai

nilai

terbesar

(maksimum) atau terkecil (minimum). Setiap harga f yang


mempunyai harga maksimum atau minimum disebut ekstrim
lokal.
Definisi :
Jika c adalah bilangan yang terletak dalam daerah definisi
(domain) fungsi, maka :
i) f(c) adalah maksimum lokal f jika terdapat suatu
selang terbuka (a,b) yang mengandung c sedemikian
rupa sehingga f(x) f(c) untuk setiap x pada (a,b).

Bab 5. Penerapan Turunan

ii) f(c) adalah minimum lokal f jika terdapat suatu


selang terbuka (a,b) yang mengandung c sedemikian
rupa sehingga f(x) f(c) untuk setiap x pada (a,b).

Maksimum
lokal

Minimum
lokal

x1

Gambar 4

Beberapa Sifat :

Misal c adalah bilangan yang terletak pada selang terbuka


(a,b). Suatu fungsi f dikatakan mempunyai ekstrim lokal
pada titik c jika f 1(c) = 0.

Misal c adalah bilangan yang terletak pada selang terbuka


(a,b). Suatu fungsi f dikatakan tidak mempunyai ekstrim
lokal pada titik c jika f 1(c) ada dan tidak sama dengan 0.

Misal c adalah bilangan yang terletak pada selang


tertutup [a,b]. Suatu fungsi f dikatakan mempunyai
ekstrim lokal pada titik c jika f 1(c) = 0.

Jika c merupakan daerah definisi dan merupakan bilangan


kritis f, maka

f(c) = 0.

Nilai Ekstrim Mutlak

Bab 5. Penerapan Turunan

Jika f(c) adalah nilai maksimum mutlak dari fungsi f, maka


kita dapat menyimpulkan bahwa titik (c, f(c)) merupakan titik
tertinggi pada garafik f. Sebaliknya f(c) adalah minimum mutlak
dari fungsi f, maka titik (c,f(c)) merupakan titik terendah pada
grafik f. Nilai maksimum dan/atau minimum sering disebut juga
dengan nilai ekstrim fungsi f.
Sifat: Misal fungsi f terdefinisi pada suatu himpunan bilangan
ril S. Jika c terletak pada S, maka :
i) f(c) adalah nilai maksimum mutlak f jika f(x) f(c)
untuk setiap nilai x yang terletak dalam S.
ii) f(c) adalah nilai minimum mutlak f jika f(x) f(c)
untuk setiap nilai x yang terletak dalam S.
Langkah menentukan nilai-nilai ekstrim fungsi f yang
kontinu pada selang tertutup [a,b] :
1. Tentukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka
(a,b)
2. Tentukan titik ujung
a) Jika fungsi f terletak pada selang tertutup [a,b]
maka titik ujungnya adalah a dan b.
b) Jika fungsi f terletak pada selang terbuka (a,b)
maka f tidak mempunyai titik ujung.
c) Jika fungsi f terletak pada selang setengah
terbuka (a,b] maka titik ujungnya adalah b.
d) Jika fungsi f terletak pada selang setengah
terbuka [a,b) maka titik ujungnya adalah a.
3. Hitung nilai f(c) untuk setiap bilangan kritis c yang
didapat dari nomor 1 diatas.
4. Hitung harga f pada setiap titik ujung.

Bab 5. Penerapan Turunan

5. Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah


nilai terbesar dan terkecil yang dihitung pada nomor
3 dan 4 diatas.
Langkah menentukan nilai-nilai ekstrim fungsi f yang
kontinu pada selang terbuka (a,b) :
1. Tentukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka
(a,b).
2. Hitung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.
3. Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah
nilai terbesar dan terkecil yang dihitung pada nomor
2 diatas.
Langkah menentukan nilai-nilai ekstrim fungsi f yang
kontinu pada selang setengah terbuka [a,b) :
1. Tentukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka
(a,b).
2. Hitung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.
3. Hitung nilai f(a)
4. Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah
nilai terbesar dan terkecil yang dihitung pada nomor
2 dan 3 diatas.
Langkah menentukan nilai-nilai ekstrim fungsi f yang
kontinu pada selang setengah terbuka (a,b] :
1. Tentukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka
(a,b).
2. Hitung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.
3. Hitung nilai f(b)
4. Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah
nilai terbesar dan terkecil yang dihitung pada nomor
2 dan 3 diatas.
Contoh 6 :

Bab 5. Penerapan Turunan

Jika diketahui f(x) = 2x3 - 3x2 12x + 10, tentukan nilai


maksimum dan minimum f pada selang tertutup [-4,3]
Penyelesaian:Menentukan bilangan kritis (lihat teorema 5.4.7)
f(x) = 2x3 - 3x2 12x + 10
f (x) = 6x2 6x 12 = 0
6x2 6x 12 = 0 6(x2 x 2) = 0 6(x-2)(x+1) =
0
x1 = 2 ; x2 = -1
f(x1) = f(2) = 16 12 24 + 10 = -10
f(x2) = f(-1) = -2 3 + 12 + 10 = 17
Titik ujung : -4 dan 3
f(-4) = -64 48 + 48 + 10 = -54
f(3) = 54 27 -36 + 10 = 1
Jadi : f(2) adalah minimum lokal
f(-1) adalah maksimum lokal dan maksimum
mutlak
f(-4) adalah minimum mutlak

Bab 5. Penerapan Turunan

-4

-3 -2

171

-1

2 3

Gambar 5

Soal-soal
1. Tentukan nilai-nilai ekstrim dari fungsi berikut ini
serta gambarkan grafiknya !
1 2
x 2x
a) f(x) = 2
; [2,5]
3x 2 10x 7

b) f(x) =

c)

f(x)

; [-1,3)

5 6x2 2x3

; (-3,1]

d) f(x) =

x 4 5x 2 4

; (-

2,2)
2. Tentukan nilai-nilai kritis dari fungsi-fungsi

berikut

ini !
a) f(x) =

4x 2 3x 2

b) f(x) = 2x + 5
4x3 5x2 42x 7

D. Kecekungan dan kecembungan


Definisi :

c) f(x) =
d)

2x 3 x 2 20x 4

f(x)

Bab 5. Penerapan Turunan

Kurva f dikatakan cembung ke bawah (cekung keatas)


pada selang (a,b) jika garis singgung yang menyinggung kurva
pada sembarang titik pada selang (a,b) selalu terletak pada
bagian bawah kurva f. Sebaliknya kurva f dikatakan cembung
keatas (cekung kebawah) jika garis singgung yang menyinggung
kurva pada sembarang titik pada selang (a,b) selalu terletak
pada bagian atas kurva f.
Kurva f pada Gambar 6 cembung keatas pada selang (a,b)
dan cembung kebawah pada selang (b,c).

y
cembung ke bawah

cembung keatas

Gambar 6

Definisi :
Jika pada selang (a,b) terdapat sembarang bilangan ril x o dan
harga turunan kedua f pada x = xo atau f ||(xo) < 0 maka kurva f
pada selang tersebut cekung kebawah atau cembung keatas.
Jika pada selang (a,b) harga f || (xo) > 0, maka kurva f pada
selang tersebut cekung keatas atau cembung kebawah.
Definisi :
Misal kurva f mempunyai persamaan y = f(x) dan kontinu di titik
x = xo. Jika f|| (xo) = 0 dan disekitar x = x o berlaku f|| (x)>0 untuk

Bab 5. Penerapan Turunan

x<xo dan f|| (x) < 0 untuk x>xo atau berlaku f||(x)<0 untuk x<xo
dan f||(x) > 0 untuk x>xo, maka titik (xo,f(xo)) merupakan titik
belok dari kurva tersebut.
Contoh 7: Tentukan daerah cembung keatas dan cembung
kebawah jika diketahui :
f(x) = 6 5x + x2.
Penyelesaian :
f(x) = 6 5x + x2 ; f(x) = -5 + 2x ; f(x) = 2
Karena f(x) > 0 untuk sembarang bilangan ril xo, maka
kurva f cembung kebawah.
Contoh 8:
Jika diketahui persamaan f(x) = 2+x+3x 2-x3, tentukan daerah
pada kurva f yang merupakan daerah cembung kebawah,
daerah cembung keatas dan titik belok dari kurva yang
dimaksud !
Penyelesaian :
f(x) = 2+x+3x2-x3
f(x) = 1 + 6x 3x2
f(x) = 6 6x
Daerah cembung keatas : f(x) = 6 6x < 0 x>1
Daerah cembung kebawah : f(x) = 6 6x > 0 x<1
Titik belok : f(x) = 6 6x = 0 x=1
Soal-soal
Tentukan daerah cembung kebawah, cembung keatas dan
titik belok kurva dari fungsi berikut jika ada !
1. f(x) = x3 x + 2

6. f(x) = 2x +(3x+1)3/5

2. g(x) = x3 5x2 + 7
3. h(x) = (x-a)3 , a = bilangan konstan
(x2+1)

7. g(x) = x(6-x)2
8. h(x) = 1/

Bab 5. Penerapan Turunan

4. f(x) = x2e-x 5
5. g(x) =

9. f(x) = 5x -

x2ex
x 1

10. g(x) =

x 1

x2 6x 8
x

E. Menggambar Grafik Fungsi


Langkah mengambar grafik fungsi:
1. Tentukan titik-titik potong terhadap sumbu-sumbu koordinat
(x dan y)
2. Tentukan titik Stasioner dan jenisnya, dengan syarat y1 = 0
3. Tentukan titik belok dan daerah cekung/cembung, dengan
syarat y11 = 0
4. Teliti daerah asalnya
5. Gambar grafiknya
Contoh: Gambarlah grafik fungsi berikut:
1). y x 2 x 2
2). y x 3
3). y x 3 x 2 2 x
4). y x 3 2 x 2 x 2
5). y x 3 x 2 x 1

F. Kecepatan dan Percepatan Sesaat


Sebelum

kita

membahas

kecepatan

dan

percepatan

sesaat, kiranya kita perlu mengetahui apa yang dimaksud


dengan kecepatan dan percepatan rata-rata. Kecepatan ratas s
s
v 2 1
t2 t1 t
rata ( v ) pada bidang datar didefinisikan sebagai

dimana s2 dan s1 adalah masing-masing posisi akhir dan awal


terhadap titik acuan. Sedangkan t2 dan

t1 adalah waktu yang

dibutuhkan untuk mencapai posisi akhir dan posisi awal. Untuk


selisih waktu (t) yang cukup besar, maka persamaan di atas

Bab 5. Penerapan Turunan

hanya dapat digunakan untuk menentukan kecepatan rata-rata


saja; tidak dapat digunakan untuk menghitung kecepatan untuk
suatu saat tertentu. Sebetulnya persamaan tersebut dapat
digunakan untuk menentukan kecepatan untuk suatu saat
tertentu, dengan catatan t sangat kecil atau dalam bentuk
rumus :
s
ds
lim v lim
v

t
dt
t 0 t 0

dimana v adalah kecepatan sesaat dan ds/dt adalah turunan


pertama dari lintasan. Lintasan (s) adalah fungsi waktu atau
dapat ditulis dalam bentuk s = s(t).
Percepatan

rata-rata

( a ) pada

bidang

datar

didefinisikan

sebagai
v v
v
a 2 1
t2 t1
t

dimana v2 dan v1 adalah masing-masing posisi akhir dan awal


terhadap titik acuan. Sedangkan t2 dan

t1 adalah waktu yang

dibutuhkan untuk mencapai posisi akhir dan posisi awal. Untuk


selisih waktu (t) yang cukup besar, maka
v
lim a lim
t 0 t 0 t

dv d2s

dt dt2

dimana a adalah kecepatan sesaat dan dv/dt adalah turunan


pertama dari kecepatan.
Contoh 9 :
Lintasan sebuah partikel ditunjukkan oleh persamaan s = 3t 2
5t + 2, dimana t dalam detik dan s dalam satuan meter.
Tentukan panjang lintasan, kecepatan dan percepatan pada saat
t = 15 detik.
Penyelesaian:

Bab 5. Penerapan Turunan

ds
v 6t 5
s = 3t2 5t + 2 dt
dan

d2s
dv

a6
2
dt
dt

Untuk t = 15 detik : Didapat : s = 3(15) 2 5(15) + 2 = 600


meter
v = 90 5 = 85 m/detik
a = 6 m/detik2
Soal
1. Berikut adalah lintasan partikel yang bergerak dengan
percepatan

konstan.

Tentukan

panjang

lintasan

dan

kecepatan partikel pada waktu t = 50 detik !

s
(met
er)

2
4
0

1
1
0
0
10

G. Terapan Masalah Ekstrem

15

t
(de
tik)

Bab 5. Penerapan Turunan

1). Toko komputer mempunyai data penjualan mengikuti fungsi


y = -x2 +8 x + 20
Tentukan:
a). Kapan jumlah komputer terbanyak yang terjual dan berapa
jumlahnya
b). Kapan tidak laku lagi komputernya (tidak ada yang beli)
c). Berapa kecepatan dan percepatan penjualan komputer saat
waktu 5
d). Gambar grafiknya
2). Seorang peternak mempunyai kawat berduri panjangnya 20
meter, dia akan memagari kandang dengan kawat berduri
tersebut. Berapa ukuran kandang sehingga luas kandang
yang dipagari maksimum, jika:
a. Kandangnya berbentuk persegi panjang
b. Kandagnya berbentuk persegi panjang dengan salah satu
sisinya tembok
c. Kandangnya berbentuk 2 persegi panjang yang berhimpit
dengan luas sama

H. Bentuk-bentuk Tidak Tertentu


Yang

dinamakan

bentuk-bentuk

tak

tertentu

adalah

bentuk-bentuk berikut:
0

;
; 0. ; ; 1 ; 0 0 ; 0
0

Aturan dari de l Hospital :


1.

Diketahui f(x) dan g(x) kontinu dan dapat dideferensialkan


sebanyak n kali disekitar x = a.

( n1)

f (a ) f ' (a) f " (a) f (a) 0

Bab 5. Penerapan Turunan

( n1)

g (a) g ' (a) g" (a) g (a) 0


Sedang f (n) (a) dan g (n) (a) salah satu atau keduanya tidak
nol, maka :
f ( x)
f ( n ) (a)

g ( x)
g ( n) (a)

lim
x a

2.

Kecuali untuk bentuk


dipakai untuk bentuk

0
0 , aturan dari de l hospital bisa juga

n 1

f (a ) f ' (a ) f " (a ) f (a)


n 1

g (a ) g ' (a ) g " (a ) g (a)


Sedang f (n) (a) dan g (n) (a) salah satu atau keduanya tidak
tak berhingga, maka :
f ( x)
f ( n ) (a)
lim

x a
g ( x)
g ( n) (a)
Contoh:
1.

lim
x 2

x2 x 2 0

2 x
0

sin x 2 0
lim 2
2. x0 sin x 0

2 x cos x 2
0

lim
0
x 0 2 sin x cos x

lim
x 2

2x 1
3
1

Bab 5. Penerapan Turunan

lim

x0

2 x cos x 2
0

sin 2 x
0

2 cos x 2 (2 x) (2 x) sin x 2
lim
2 cos 2 x
= x 0

2.1
1
= 2

x2 x
lim 2
3. x 3x 1
2x 1

21

lim 6x lim 6 3
x

2x 1

x x 21
lim
6x
6 3
x
x
=

Contoh:
lim

1.

lim
x

ln( x )
2
tan x

1 / 2(cos 2 x 1)
x /2

= lim
x

= lim
x

lim

3.

lim

x2

x e x
=

2x
x e x

lim

2
0
x e x

lim

lim
x

1 / 2( 2 sin 2 x )
1

e x 1 = ex ex
lim lim 1 / 2
x 0 2 x x 0 2
x 0 x 2

2.

1
x / 2
sec 2 x

cos 2 x =
x / 2
=0

Bab 5. Penerapan Turunan

You might also like