Professional Documents
Culture Documents
pemasangan lampu lalu lintas. Keuntungan secara optimal hanya dapat dihasilkan, jika lampu lalu lintas
dipasang pada lokasi yang tepat, terdapat peraturan yang mendukung operasi, dan dioperasikan mengikuti
kaidah efisiensi ( Farida Juwita, ST, MT, 2011). Pengaturan lampu lalu lintas yang kurang tepat dapat
mengganggu kelancaran sistem lalu lintas secara keseluruhan seperti bertumpuknya kendaraan pada satu atau
beberapa ruas jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja simpang pada persimpangan tersebut.
Dasar Teori
Menurut PP No. 43 Tahun 1993, persimpangan adalah pertemuan atau percabangan jalan, baik sebidang
maupun tidak sebidang. Dengan kata lain persimpangan dapat diartikan sebagai dua jalur atau lebih ruas jalan
yang berpotongan, dan termasuk didalamnya fasilitas jalur jalan dan tepi jalan. Sedangkan setiap jalan yang
memencar dan merupakan bagian dari persimpangan tersebut dikatakan dengan lengan persimpangan. Evaluasi
kinerja simpang bersinyal dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya dengan MKJI 1997 dan HCM
2000.
Metode MKJI 1997
Arus Jenuh Nyata (S), yang dimaksud dengan arus jenuh nyata adalah hasil perkalian dari arus jenuh dasar
(So) untuk keadaan ideal dengan faktor penyesuaian (F) untuk penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dalam
satuan smp/jam hijau .
S = So . FCS . FSF . FP . FG.FRT . FLT
(1)
Dimana:
S = Arus jenuh nyata (smp/jam hijau);
So = Arus jenuh dasar (smp/jam hijau);
FCS = Faktor koreksi ukuran kota;
FSF = Faktor penyesuaian hambatan samping;
FP = Faktor penyesuaian parkir tepi jalan;
FG = Faktor penyesuaian akibat gradien jalan;
FRT = Faktor koreksi belok kanan;
FLT = Faktor penyesuaian belok kiri.
Kapasitas Simpang (C), adalah kemampuan simpang untuk menampung arus lalu lintas maksimum persatuan
waktu dinyatakan dalam smp/jam.
C = S x g/c
(2)
Panjang Antrian
Panjang antrian adalah banyaknya kendaraan yang berada pada simpang tiap jalur saat nyala lampu merah
Panjang antrian, dihitung dengan:
(3)
Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) didefenisikan sebagai rasio volume (Q) terhadap kapasitas (C).
DS =Q/C
(4)
(6)
(7)
Tundaan (delay)
Tundaan merupakan waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melewati suatu simpang dibandingkan
pada situasi tanpa simpang. Tundaan pada simpang terdiri dari 2 komponen yaitu tundaan lalu lintas (DT) dan
tundaan geometrik (DG).
Dj = DTj + DGj
(8)
Menghitung tundaan rata-rata untuk seluruh simpang (D1). Tundaan rata-rata untuk seluruh simpang (D1)
dihitung dengan membagi jumlah nilai tundaan dengan nilai arus total (Qtot) dalam smp/jam.
`
(9)
(
*
)
) +
(13)
Suatu estimasi keterlambatan inkremental yang diakibatkan kedatangan tak seragam, kegagalan siklus
sementara (keterlambatan acak), dan keterlambatan yang disebabkan oleh priode terlalu jenuh yang
dipertahankan dapat dihasilkan dengan persamaan berikut:
d2 = 900T [(X-1) = (
(14)
Pendekat
Lingkungan
Jalan
samping
kiri
langsung
kend.
parkir
Wa
We
Wltor
Wex
Com
10
Com
10
Com
12,2
5,5
5,5
12,2
5,5
5,5
B
Com
R
Sumber: Hasil Pengamatan dilapangan 2013
Utara
RT
(smp/jam)
1,0
0,93
1,0
1,0
1,07
0.95
2985,3
1,0
0,93
1,0
1,0
1,03
0.96
2873,7
3300
1,0
0,93
1,0
1,0
1,02
0.99
3130,38
3300
1,0
0,93
1,0
1,0
1,03
0.98
3161,07
3000
3000
Timur
5,5
Barat
5,5
Selatan
SF
S
FLT
Q (smp/jam)
FR (Q/S)
Utara
612,4
2985,3
0,205
Selatan
441
2873,7
0,153
Timur
1211,9
3161,07
0,383
Barat
1072,2
3130,38
0,343
g (detik)
c (detik)
Q
(smp/jam)
C
(smp/jam)
DS
Utara
27
73
612,4
1104,152
0,555
Selatan
27
73
441
1062,875
0,415
Barat
36
73
1072,2
1543,749
0,695
Timur
36
73
1211,9
1558,884
0,777
Pendekat
NQ1
(smp)
NQ2
(smp)
Panjang
antrian
NQ1+NQ2
(smp)
Nqmax
Panjang
antrian QL
(meter)
Utara
0,124
9,845
9,969
16
64
Selatan
-0,145
6,657
6,512
12
48
Barat
0,638
16,761
17,399
26
94,545
Timur
1,233
20,200
21,433
32
116,364
NQ
NS
Nsv = Q*NS
9,969
6,512
17,399
21,433
612,4
441
1072,2
1211,9
73
73
73
73
Total
3337,5
0,722
0,655
0,720
0,785
Nsvtot
442,443
289,004
772,210
951,271
2454,928
Nilai angka henti total simpang seluruh lengan dihitung dengan rumus:
Nstot =
= 0,736 stop/smp
Tundaan Rata - rata (D)
Tabel. 9 Perhitungan Tundaan untuk seluruh pendekat:
Pendekat
NQ
DT
DG
D=
DT+DG
Utara
9,969
48,554
3,81587
52,370
DxQ
(det/smp)
32071,307
Dsimp.
(det/smp)
61,174
Selatan
Barat
Timur
6,512
17,399
21,433
46,735
60,179
64,345
3,42786
3,09908
3,42364
50,163
63,278
67,769
SD
22121,822
67846,757
82128,819
204168,706
Tingkat Pelayanan
Berdasarkan perhitungan nilai tundaan rata rata tiap pendekat maka didapat nilai tingkat pelayanan untuk
setiap pendekat yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel. 10 Nilai tingkat Pelayanan untuk setiap pendekat
Tundaan
Tingkat
Tundaan
Simpang
Pelayanan
Tingkat Pelayanan
Pendekat
(detik/smp)
(det/smp)
Simpang
Utara
52,370
Selatan
50,163
Barat
63,278
Timur
67,769
61,174
(16)
= laju arus jenuh dasar per lajur, biasanya 1900 ( mobil/jam hijau/lajur)
= Banyaknya lajur dalam kelompok lajur tersebut.
= faktor penyesuaian untuk lebar lajur
= faktor penyesuaian kendaraan berat dalam aliran lalu lintas
= faktor penyesuaian untuk jelang masing masing
= faktor penyesuaian untuk keberadaan lajur parkir yang berdampingan dengan kelompok lajur tersebut
dan kegiatan parkir pada lajur itu.
= faktor penyesuaian untuk efek rintangan bus lokal yang berhenti didalam daerah persimpangan
tersebut.
= faktor penyesuaian untuk penggunaan lajur.
= faktor penyesuaian untuk jenis kawasan
= faktor penyesuaian untuk belok kiri dalam kelompok lajur tersebut
= faktor penyesuaian untuk belok kanan dalam kelompok lajur tersebut.
= faktor penyesuaian pejalan kaki sepeda untuk pergerakan belok kiri
= faktor penyesuaian pejalan kaki sepeda untuk pergerakan belok kanan
Fp
Fbb
fa
fLu
fLT
fRT
fLpb
fRpb
Utara
9,144
0,767
0,9
0,986
0,964
Selatan
9,144
0,767
0,9
0,987
0,982
Barat
10,058
0,783
0,9
0,996
0,982
Timur
10,058
0,783
0,9
0,997
0,992
Utara
1900
1468,726
Selatan
1900
1505,018
Barat
1900
1579,02
Timur
1900
1565,327
Parameter kapasitas akhir yang diperhatikan merupakan rasio v/c kritis, X, untuk persimpangan tersebut.
Parameter ini dihitung dengan persamaan:
( )
(19)
Contoh perhitungan kapasitas untuk kelompok lajur pada pendekat Timur adalah:
c
= s (g/C)
= 1565,327 (36/73)
= 771,942
Rasio v/c untuk pendekat Timur adalah:
v/c
= 1211,9/771,942
= 1,570
Rasio arus kelompok lajur kritis:
v/s (AT) = 1072,2/1565,327
= 0,774
v/s (AS) = 441/1505,018
= 0,293
Penjumlahan rasio arus kritis:
(v/s)ci = 0,774+ 0,293
=1,067
Rasio laju arus kritis terhadap kapasitas.
( )
(20)
]
Rasio
g/c
c
(kend/jam)
Rasio
v/c
arus
kritis
(v/s)
Utara
1292
612,4
27
73
1468,726
0,370
543,227
1,127
0,417
Selatan
941
441
27
73
1505,018
0,370
556,651
0,792
0,293
Barat
1833
1072,2
36
73
1579,020
0,493
778,695
1,377
0,679
Timur
3055
1211,9
36
73
1565,327
0,493
771,942
1,570
0,774
lajur
kritis
Xc
1,096
1,231
1,067
1,199
d2 = tundaan inkremental untuk memperhitungkan kedatangan acak dan antrian terlalu jenuh (det/kend) dengan
mengandaikan tidak ada antrian awal.
d3 = tundaan antrian awal (det/kend); d3 sama dengan nol apabila tidak tedapat antrian diawal.
Untuk menghitung besarnya tundaan seragam, digunakan persamaan berikut:
d1 =
) +
dengan:
d1 = tundaan kendali seragam (det/kend)
C = panjang siklus (det)
Suatu estimasi keterlambatan inkremental yang diakibatkan kedatangan tak seragam, kegagalan siklus
sementara (keterlambatan acak), dan keterlambatan yang disebabkan oleh priode terlalu jenuh yang
dipertahankan dapat dihasilkan dengan persamaan berikut:
d2 = 900T [(X-1) = (
dengan:
d2
= tundaan inkremental yang ditentukan untuk durasi pada periode analisis dan jenis kendali sinyal
(s/kend)
T
= durasi periode analisis (jam)
k
= faktor tundaan inkremental yang bergantung pada setelan pengatur
l
= faktor pengatur filter/pengukuran kehulu
c
= kapasitas kelopok lajur
X
= rasio v/c kelompok lajur
Tundaan cabang ini kemudian dirata ratakan untuk menghasilkan tundaan kendali pada persimpangan.
Tundaan persimpangan dapat dihasilkan dengan persamaan:
Dengan:
d1 = tundaan per kendaraan untuk persimpangan (det/kend)
dA = tundaan untuk cabang A (det/kend)
vA = arus yang disesuaikan untuk cabang A (kend/jam)
Contoh perhitungan untuk tundaan seragam pada pendekat Timur adalah:
d1 =
d1 =
(
*
) +
)
+
d1 = 30,016 det/kend
Contoh perhitungan untuk tundaan inkremental pada pendekat Timur adalah:
d2 = 900T [(X-1) = (
d2 = 900*0,25 [(1,570-1) = (
d2 = 89,897 det/kend
Faktor penyesuaiankemajuan untuk nilai 1,000 untuk jenis kedatangan 3.
Tundaan untuk kelompk lajur adalah:
d = d1 (PF) + d2 + d3
d = 30,016*0,422 + 89,897 + 0
d = 119,913 det/kend
Tundaan persimpangan:
Dari data tingkat pelayanan persimpangan dengan keterlambatan kendali rata-rata dengan menggunakan bantuan
program Microsoft Excel 2010 didapat d1 = 108,93 det/kend.
Tingkat pelayanan persimpangan langsung berkaitan dengan keterlambatan kendali rata rata perkendaraan.
Tingkat pelayanan yang sesuai dapat ditentukan melalui tabel LOS diatas.
Tabel. 14 Tingkat pelayanan persimpangan untuk semua pendekat
Tundaan
Rasio Tundaan
Faktor
Kalibrasi
Tundaan
Pendekat
v/c
C
Inkremental
LOS
g/c
Seragam Kemajuan
k
Cabang
d2
Utara
1,127
0,370
14,880
1,000
543,227
0,500
78,545
93,425
F
Selatan
0,792
0,370
42,504
1,000
556,651
0,500
22,016
64,520
Barat
1,377
0,493
30,016
1,000
778,695
0,500
94,335
124,351
Timur
1,570
0,493
30,016
1,000
771,942
0,500
89,897
119,913
Tundaan Persimpangan
108,93
LOS Persimpangan = F
Batanghari, - Jalan Tukad Barito). Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 1,
Pebruari 2013.