You are on page 1of 2

Pembahasan

Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat sediaan dekok dari kulit buah

delima (Punicae granati Pericarpium). Tujuan dari praktikum ini mahasiswa dapat membuat
sediaan dekok yang terstandar. Sediaan dekok adalah sediaan yang sediaan cair yang dibuat
dengan mengekstraksi sediaan herbal dengan air pada suhu 90C selama 30 menit. Bahan
yang dapat digunakan sebagai sediaan dekok adalah bagian tumbuhan dengan tekstur yang
keras, misalnya akar, kayu, dan kulit batang, dengan ukuran partikel yang dikehendaki
2800 m.
Metode infusa dan dekokta keduanya sama-sama menggunakan pelarut air (pelarut
polar). Cara kerjanya persis sama dengan metode infusa, bedanya infusa butuh waktu 15
menit pemanasan sementara dekokta 30 menit. Dekokta membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk pemanasannya karena berkaitan dengan bahan-bahan simplisia yamh umumnya
berupa bahan keras, seprti misalnya kulit kayu (korteks), kayu (lignum), akar (radiks),
batang, kulit buah (perikarpium), biji(semen).
Untuk melakukan proses dekokta, maka kita harus mempersiapkan 1 unit panci yang
terdiri dari 2 buah panic yang bias saling ditumpuk. Panci yang di atas digunakan untuk
menaruh bahan yang akan di ekstraksi, sementara panic sebelah bawah diidi air, maksudnya
digunakan sebagai pemanas panci atas, sehingga panas yang diterima panci atas tidak
langsung berhubungan dengan api. Teorinya, ketika panci bawah mendidih (100 oC) maka
panas yang diterima oleh panci atas suhunya hanya mencapai sekitar 90 oC. kondisi demikian
perlu dilakukan agar zat aktif dalam simplisisa tidak rusak oleh pemanasan berlebihan.
Dekok kulit buah delima dibuat dengan kadar 10%. Kulit buah delima dalam kondisi
kering dihaluskan dengan menggunakan blender hingga diperoleh bentuk serbuk halus.
Kemudian sebanyak 10 gram dimasukkan dalam panci infus dan ditambah dengan 100 ml air.
Digunakan pelarut air karena air merupakan pelarut yang tidak toksik, ramah lingkungan,
mudah untuk dihilangkan dari ekstrak, tidak bereaksi dengan senyawa-senyawa dalam
simplisia yang diekstrak dan ekonomis.
Larutan serbuk kemudian dipanaskan pada suhu 90C selama 30 menit sambil
sekali-kali diaduk. Hal ini sesuai dengan ketentuan pembuatan dekok yang dipanaskan mulai
dari 90C dalam FI IV. Karena pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah air dengan titik
didih 100C, sedangkan penyarian kandungan asam galat bisa dilakukan dengan suhu yang

tinggi, sehingga jika penyarian dilakukan dengan suhu dibawah 90C, dikhawatirkan asam
galat yang terkandung dalam kulit buah delima tidak tersari dengan sempurna. Sedangkan
jika menggunakan suhu di atas titik didih air maka ditakutkan air yang digunakan akan
mendidih dan volume air yang digunakan untuk penyarian berkurang sehingga penyarian
tidak optimum.
Setelah cukup 30 menit, maka panci atas diturunkan dan disaring selagi masih panas
melalui kain flannel ke dalam botol yang sudah ditara sebelumnya. Apabila volume akhir
yang diperoleh kurang dari 100 mL maka perlu ditambahkan air panas secukupnya melalui
ampas sehinnga diperoleh volume dekokta yang dikehendaki yaitu 100 mL.

Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi 4, diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Jakarta: UI Press
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: DepKes RI
Djamal, R.,1990,

Prinsip-Prinsip Bekerja dalam Bidang Kimia Bahan Alam, Padang:

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

You might also like