You are on page 1of 15

TUGAS MAKALAH

TEORI ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN DESAIN ARSITEKTUR GAYA ATAU ALIRAN
DEKONSTRUKSI SERTA TOKOH DAN CONTOHNYA

DISUSUN OLEH
NAMA

NRP :

SONNY PEBRIANTO

21 2013 - 094

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
BANDUNG
SEMESTER 4
2015

ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI
Deconstructivism, atau deconstructivist architecture atau yang lazim disebut
dekonstruksi hadir pada tahun 1970an melengkapi berbagai langgam
arsitektur yang masuk dalam postmodernism atau langgam post-modern.
Arsitektur dekonstruksi merupakan suatu pendekatan desain bangunan
yang merupakan usaha-usaha percobaan untuk melihat arsitektur dari sisi
yang lain
Arsitektur dekonstruksi juga telah menggariskan beberapa prinsip penting
mengenai arsitektur:
1. Tidak ada yang absolut dalam arsitektur, sehingga tidak ada satu
langgam yang dianggap terbaik sehingga semuanya memiliki
kesempatan yang sama untuk berkembang.
2. Tidak ada pendewaan tokoh dalam arsitektur sehingga tidak timbul
kecenderungan pengulangan ciri antara arsitek satu dan yang lain
hanya karena arsitek yang satu dianggap dewa yang segala macam
karyanya harus ditiru.
3. Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur harus
diakhiri, sehingga perkembangan arsitektur selanjutnya harus
mengarah kepada keragaman pandangan dan tata nilai.
4. Pengutamaan indera pengelihatan sebagai tolok ukur keberhasilan
suatu karya dalam arsitektur harus diakhiri. Potensi indera lain
harus dapat dimanfaatkan pula secara seimbang.

Dekonstruksi dalam desain


Arsitektur modern seringkali menyebut dirinya sebagai arsitektur yang
paling rasional, arsitektur yang paling memiliki teknologi tinggi, dan
arsitektur yang memiliki sistem fungional yang sempurna sehingga pada
waktu itu tidak ada alternatif pemikiran lain di dalam arsitektur selain
berpikir monoton seperti halnya paham fungsional yang dimiliki oleh
arsitektur modern.
Pengaruh dari suatu fenomena dari fungsi-fungsi yang dijanjikan dapat
dirasakan pada bentukan yang terjadi, sehingga menghasilkan bentukanbentukan yang tidak berkembang, seperti desain yang penuh dengan kotakkotak sederhana.
Makin lama keadaan ini menimbulkan kejenuhan, sehingga mulai timbul
konflik penyangkalan dan usaha-usaha untuk keluar dari jalur yang ada.
Dekonstruksi merupakan salah satu jalan keluar yang patut
dipertimbangkan dari permasalahan-permasalahan yang timbul dari
kejenuhan akan arsitektur modern.
Sehingga dapat dihasilkan pemahaman dan perspektif baru tentang
arsitektur.
Pada arsitektur dekonstruksi yang ditonjolkan adalah geometri 3-D bukan
dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut yang
menunjuk kepada kejujuran yang sejujur-jujurnya.
Penggunakan warna sebagai aksen juga ditonjolkan dalam komposisi
arsitektur dekonstruksi sedangkan penggunaan tekstur kurang berperan.
Bangunan yang menggunakan langgam arsitektur dekonstruksi memiliki
tampilan yang terkesan tidak masuk akal, dan memiliki bentukan abstrak
yang kontras melalui permainan bidang dan garis yang simpang siur.
Pada arsitektur dekonstruksi yang dikomunikasikan adalah:
a. unsur-unsur yang paling mendasar, essensial, substansial yang dimiliki
oleh arsitektur.
b. Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-elemen yang
essensial maupun substansial.

Arsitektur dekonstruksi tidak mengikatkan diri kedalam salah satu dimensi


Waktu (Timelessness). Pandangan seperti ini mengakibatkan timbulnya
pandangan terhadap Dekonstruksi yang berbunyi "Ini merupakan
kesombongan dekonstruksi."

Pelaksana arsitektur dekonstruksi


Kejenuhan terhadap kemonotonan mampu mengusik beberapa arsitek .
Sehingga beberapa arsitek mulai membuat karya mutakhir yang desebut
arsitektur dekonstruksi. Seperti yang dilakukan Peter Eisenman dengan
koleganya Richard Meier pada thun 1970an. Beberapa bangunanpun sudah
dianggap menjadi icon dari arsitektur dekonstruksi.
Seiring perkembangan arsitektur dekonstruksi, makin berkembang pula
arsitek-arsitek yang menghasilkan karya karya yang luar biasa.
Diantara dari mereka adalah Frank O. Gehry, Zaha Hadid, Morphosis,
Bernard Tschumi, Daniel Libeskind, Michael Soekin, Coop Himmelbau, Gunter
Behnisch, Lebbeus Woods, Kazuo Shinohara.

Beberapa karya besar dari arsitek-arsitek yang menjunjung langgam


dekonstruksi dapat dilihat pada uraian berikut.

VILA OLIMPICA HOTEL ARTS


Arsitek : Frank O. Gehry
Lokasi : Barcelona, Spanyol

The Vila Olimpica Hotel Arts berlokasi di Olympic Village yang memiliki luas
150.000 square feet. Dengan waktu pelaksanaan yang cukup lama (19891992), bangunan ini menjadi sebuah karya yang unik.
Dengan menampilkan bentukan bentukan trimatra , bangunan yang
merupakan transformasi dari bentuk ikan yang direalisasikan dalam
sebuah konstruksi sepanjang 54 meter dengan ketinggian 35 meter. Dengan
bentukan dan dimensi seperti ini, bangunan ini menjadi landmark bagi
daerah sekitar.
Bangunan ini memamerkan penonjolan konstruksi yang mutakhir sebagai
daya tarik yang menjadikan bangunan ini lebih hidup dan berirama.
Pengkomunikasian antara hasil teknologi dan pemilihan bahan mampu
berperan dalam meningkatkan elemen elemen artistic dan estetik yang
dominan pada bangunan ini.

Selain unsur unsur yang lepas dari keteraturan, masih dapat kita amati
bagian bagian yang tak lepas dari peninggalan pendahulunya, yaitu
arsitektur modern. Hal ini nampak pada hadirnya unsur unsur geometris
yang terdapat pada sisi podium.
Sehingga dapat kita amati bagaimana arsitek melakukan perjalanan untuk
menghasilkan karya, langkah langkah apa yang menjadi pemikiran arsitek
sebelum masuk kedalam dekonstruksi.

DENVER ART MUSEUM


Arsitek : Daniel Libeskind
Lokasi : Denver, Colorado USA

Bangunan ini didirikan diatas lahan seluas 146.000 square feet dan
menjadi bangunan yang memiliki konstruksi paling unik bagi lingkungan
sekitarnya.
Hal yang pertama kali nampak pada bangunan ini adalah proyeksi trimatra
yang nampak kontras namun menjadikan bangunan ini lebih berirama.

Bentukan yang penuh dengan bidang mencuat yang dikantilever menjadi


daya tarik utama dari bangunan ini. Penggunaan metal, kaca, titanium dan
batu-batu alam dianggap menambah sifat artistic dari bangunan ini.

Untuk dapat menghasilkan bentukan seperti ini tentunya juga


mengandalkan kemampuan teknologi dan pemilihan bahan yang tepat dan
memiliki spesifikasi yang tepat dan tentunya berkualitas tinggi.

Bangunan ini lebih cenderung mencerminkan massa daripada ruang yang


ada didalamnya.
Sehingga eksprisi sang arsitek dapat dituangkan secara lugas tanpa ada
batasan apapun.

VITRA INTERNATIONAL HEADQUARTERS


Arsitek : Frank O. Gehry
Lokasi : Basel, Switzerland

Bangunan ini berlokasi didaerah sub-urban di luar kota Basel yang


dipenuhi oleh bangunan industri seperti pabrik serta apartment yang
diperuntukkan sebagai pelengkap daerah baru yang sedang berkembang.
Sebagai bangunan yang berlokasi di daerah yang sedang berkembang, maka
diperlukan hal hal yang mampu menjadi daya tarik bagi keperluan
komersial bangunan itu sendiri, terlebih bangunan ini juga diperuntukkan
sebagai bangunan industri.

Karenanya pada bangunan ini, unsur ruang masih diperhatikan dalam


penggarapan desainnya, sehingga muncul bentukan yang lebih sederhana
jika dibandingkan dengan contoh kasus pada Denver Art Museum pada
pembahasan sebelumnya. Bangunan ini nampak memperatahankan
bentukan geometrisnya .
Meskipun bentukan yang terjadi lebih sederhana, namun tidak mengurangi
eksistensi bangunan sebagai bagian dari arsitektur dekonstruksi.
Permainan bidang masih menjadi unsur penangkap bagi eksistensi tersebut
.
Unsur penangkap lain dapat dihadirkan dari permainan penggunaan bahan
pada fasade eksterior bangunan. Nampak penggunaan metal dan
permainan warna menjadi daya tarik dari bangunan ini.

THE TOWER OF BIEL AND OPEN ARCHITECTURE:


The Power and The Freedom
Arsitek : Coop Himmelbau

Lokasi : Forum Arteplage Biel, Switzerland

Menara-menara ini merupakan simbolisasi dari kekuatan dan kebebasan,


disusun perbagian hanya dalam jangka waktu sebulan.
Desain konsep berorientasi pada konstruksi urban yang memberi kesan
ringan namun kokoh.

Buah karya Wolf D. Prix, Helmut Swiczinsky and partner ini dibuat untuk
keperluan The 6th Swiss National Exhibition tanggal 15 May 2002 hingga 20
October 2002. Dengan bentukan seperti ini nampak jelas bahwa bangunan
ini mampu menjadi landmark yang memancarkan power dan kebebasan
penuh.

Dapat dilihat bahwa bangunan ini sangat berani dalam permainan olahan
bentuk, baik permainan bidang, garis dan massa. Permainan sense indera
yang tidak hanya terpaku pada segi visual juga berperan dalam peletakan
massa dan penggabungan massa menjadi nilai tambah yang pantas
diperhitungkan.
Merupakan proyeksi karya 3 dimensi yang murni, tidak tampak seperti
hanya sebuah kotak persegi namun lebih terlihat hidup dan berirama.

Bangunan ini sepenuhnya merupakan penuangan dari kreativitas tim


arsitek sehingga nampak lepas tanpa adanya batasan.

Estetika arsitekturalnya nampak pada pemanfaatan kecanggihan teknologi


dan pemilihan bahan yang memiliki spesifikasi yang tepat sehingga dapat
mendukung tampilan fisik bangunan.

Ketepatan menggunakan baja sebagai rangka yang di tutup oleh kaca dan
terekspos pada malam hari akibat dari pendaran lampu makin menambah
eksistensi bangunan ini.

(tampak bangunan)

(site plan)

(Potongan)

DER NEUE ZOLLHOF

Arsitek : Frank O. Gehry


Lokasi : Dusseldorf, Germany

Bangunan ini berlokasi di tepi sungai Rheine di daerah publik yang


berskala urban. Menempati lahan seluas 28.000 meter persegi menjadikan
kompleks bangunan ini mampu menghadirkan sesuatu tanpa memikirkan
keterbatasan ruang.
Letaknya yang berada di tepi dermaga sungai menjadi nilai tambah karena
memungkinkan terbentuknya open space di bagian muka kompleks
bangunan yang membuat perpaduan visualisasi bentuk bangunan terekam
dengan komposisi yang baik.
Desain ketiga bangunan ini nampak berorientasi kepada ruang didalamnya
mengingat fungsi bangunan.
Namun batasan tersebut tidak lantas membatasi bentukan yang terjadi.
Unsur simpang siur yang menjadi salah satu ciri dari arsitektur
dekonstruksi masih nampak jelas .

Ketiga bangunan ini memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lainnya,
namun tetap memberikan kesan dinamis pada kesatuannya.
Penampilan bentukan 3 dimensi membuat eksistensi bangunan ini sebagai
bangunan yang berlanggam dekonstruksi tampak nyata. Permainan bidangbidang menjadi salah satu pemicunya.

Selain permainan bidang bidang geometris , permainan kecangihan


teknologi konstruksi juga ditonjolkan dalam desain pada bangunan ini. Hal

ini ditunjang dengan pemanfaatan material yang tepat sehingga menunjang


kesan yang hadir .

PENUTUP
Setelah melihat pembahasan dari contoh diatas, jelas bahwa arsitektur
dekonstruksi menghembuskan kesegaran dengan menunjukkan
eksistensinya sebagai alternatif pemikiran lain .
Namun hal ini tidak berhenti sampai disini dan menganggap dekonstruksi
sebagai puncak dari kesempurnaan dalam desain arsitektur sehingga tidak
menutup untuk munculnya langgam langgam baru yang merupakan
sanggahan , pembetulan , perkembangan , bahkan penolakan dari
arsitektur dekonstruksi.
SUMBER

http://arsitekturdekonstruksi.blogspot.com/

You might also like