Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Rinaldi Indra Santoso
(12317144005)
Kurnia Imalasari
(12317144014)
(12317144017)
(12317144021)
Lambung
Usus halus
Oksidasi Fe2+
Fe3+
Plasma darah
Vit
CC
Kekuranga
n
Sumsum tulang
Ke
le
bi
ha
n
Sumsum tulang,Hati,
Limpa
Fe2+
Fe3+
Fe3+
Apotranferin=Ferritin
hemosiderin
Eritrosit
Digunaka
n
Disimpan
Hemoglobin
Mati/hancur (Makrofag
hemoglobin dan myoglobin yang berfungsi mengikat oksigen dan membawanya menuju parumonosit
molekul hemoglobin dan myoglobin dan bersifat reverse (simpanan) yang berhubungan dengan
kulit, saluran
pencernaan
pembentukkan
seldan
darah merah dalam sumsum tulang. Selain itu tersimpan di hati dan limfa.
air
kencing
Sumber zat besi diantaranya berasal dari sumber makanan hewani (daging, hati, kuning telur,
dll) yang disebut Fe-heme dan juga berasal dari sumber nabati (sayuran, kacang-kacangan,
perlu ditambah konsumsi protein dan vitamin C untuk melarutkan Fe sehingga lebih mudah
diserap.
Absorbsi besi diatur melalui besarnya cadangan besi dalam tubuh. Absorbsi besi rendah jika
cadangan besi tinggi, sebaliknya jika cadangan besi rendah absorbsi besi ditingkatkan.
Adanya kelebihan ion besi (ion ferri) disimpan dahulu di dalam hati, limpa dan sumsum tulang.
Kemudian dibawa oleh plasma darah ke seluruh jaringan tubuh dalam bentuk kompleks besi-
protein.
Kebutuhan tubuh terhadap unsur besi rata-rata 12-18 mg per hari. Namun, banyak penduduk
dunia yang mengalami kekurangan zat besi. Hal ini karena asupan zat besi yang kurang dan
rendahnya absorbsi (penyerapan) zat besi oleh tubuh.
Manfaat zat besi bagi tubuh : pembuatan hemoglobin dan mioglobin,dapat mencegah
anemia,menormalkan imuniti,meningkatkan kekebalan tubuh,dapat menyembuhkan kerontokan
Akibat kekurangan/defisiensi dari zat besi ini sangat berbahaya bagi tubuh yang menyebabkan
terjadi anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi ini akan menyebabkan gejala
sebagaimana gejala dini di atas yaitu wajah pucat, cepat letih, kurang nafsu makan, terjadinya
komplikasi khas seperti kelainan kuku (koilorikia), atrofi papila lidah, disfagia, dan stomatitis
angularis sampai dengan komplikasi berat seperti ganguan pertumbuhan sel tubuh dan sel otak,
produktivitas, daya tahan tubuh, dan kemampuan belajar yang menurun.