You are on page 1of 4

TERAPI KELOMPOK

Terapi Kelompok
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu
fokus terapi adalah membuat sadar diri (self-awareness). Peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
Jenis terapi kelomok
a. Kelompok terapeutik
Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik krisis,
tumbuh kembang, atau penyesuaian social.

Tujuan Kelompok terapeutik:


1. Mencegah masalah kesehatan
2. Mendidik dan mengembangkan potensi anggota kelompok
3. Meningkatkan kualitas kelompok, antara anggota kelompok saling membantu
dalam menyelesaikan masalah.
b. Terapi aktipitas kelompok
Kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu, stimulasi presepsi, stimulasi
sensoris, orientasi realita, dan sosialisasi (keliat, 2005).
Pada terapi ini, seorang perawat spesialis yang menjadi tropis dan enam sampai
delapan orang bertemu secara teratur dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran diri, meningkatkan hubungan interpersonal dan mengubah pola
perilaku yang mal adaptif. Kemudian klien mempelajari bagaimana membuat
ekspresi perasaan yang sesuai dan menggali cara-cara untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perubahan pribadi (copel, 2007).
Proses kelompok adalah makna interaksi perval dan non verbal di dalam
kelompok yang meliputi:
1. isi komunikasi
2. Hubungan antara anggota
3. Pengaturan tempat duduk
4. Pola atau nada bicara
5. bahasa dan sikap tubuh
6. Tema kelompok yang dapat diekspresikan baik secara terbuka atau tertutup.
Kelompok terapi berfokus pada hubungan kelompok, interaksi antar anggota,

dan masalah dalam hidup dan perilaku yang terjadi disana dan saat ini (Ann,
2005).
Terpi kelompok terdiri atas beberapa bentuk, sebagian besar berasal dari jenisjenis terapi individual.
a. Kelompok eksplorasi interpersonal
Tujuannya adalah mengembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan
interpersonal melalui umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain.
Pasien diterima dan didukung oleh kerena itu, utuk meningkatkan harga diri, tipe
ini yang paling umum dilakukan.
b. Kelompok Bimbingan-Inspirasi
Kelompok yang sangat terstruktur, kosesif, mendukung, yang meminimalkan
pentingnya tilikan, dan memaksimalkan nilai diskusi didalam kelompok dan
persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar, anggota kelompok dipilih
sering kali kerena merekamempunyai problem yang sama
c. Terapi Berorientasi Psikoanalitik
Suatu tehnik kelompok dengan struktur yang longgar, terapis melakukan
interprestasi tentang konflik nirsadar pasien dan memprosesnya dari obserpasi
interaksi antar anggota kelompok.
Sebagian besar terapi kelompok yang sukses tampaknya bergantung lebih pada
pengalaman, sensitivitas, kehangatan, dan kharisma pemimpin kelompok dari
pada orientasi teori yang dianut (tomg, 2004)
Berbagai masalah dalam kelompok untuk mengembangkan insinght,
kepercayaan diri, sensitifitas, dan keterampilan sosial. Terdapat penekanan pada
hubungan timbal balik antar anggota kelompok yang dipasilitasi oleh ahli terapi.
Terapi kelompok dapat berlangsung terus menerus atau terbatas waktu (Hibbert,
2009:157).

2.3. Terapi Aktivitas Kelompok


Terpi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama (keliat, 2005).
Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi
kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktipitas
kelompok stimulasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

2.3.1. Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Kognitif / Persepsi

Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang


pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap
sesi.
Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif.
Stimulus yang disediakan baca artikel / majalah / buku / puisi, menonton acara
TV, stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi
klien yang mel adaptif atau distruktif, mis: kemarahan, kebencian, putus
hubungan, pandangan negatif pada orang lain, dan halusinasi.

2.3.2. Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Sensoris


Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensori klien. Kemudian diobservasi
reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi
perasaan secara non Verbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh).
Biasanya klien tidak mau menggungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi
omosi dan perasaannya, serta menampilkan respon. Aktifitas yang digunakan
sebagai stimulus adalah : musik, seni, menyanyi, menari, jika hobi klien diketahui
sebelumnya, dapat dipakai sebagai stimulus, misalnya lagi kesukaan klien, dapat
digunakan sebagai stimulus

2.3.3. Terapi Aktifitas Kelompok orientasi Realitas


Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar, yaitu diri sendiri, orang
lain yang di sekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien dan lingkungan
yang mempunyai hubungan dengan klien.
Aktifitas berupa: orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar, dan
semua kondisi nyata.

2.3.4. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi


Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari inter personal (satu
dan satu), kelompok, dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam
kelompok.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi pernahditeliti dan memberi dampak pada
kemampuan klien dalam bersosialisasi. Terapi aktivitas yang lain telah digunakan
dibeberapa Rumah Sakit Jiwa. Dengan evaluasi dan penelitian tentang manfaat
terapi aktivitas kelompok yang akan memberi kontribusi peningkatan
kemampuan perawat dalam melaksanakan terapi aktivitas kelompok dapat
diperoleh melalui pendidikan keperawatan berkelanjutan diharapkan perawat

yang melaksanakan terapi aktivitas kelompok telah mengikuti pendidikan


khusus.
Rawlins, willians, dan beck mengidentifikasi tiga area yang perlu dipersiapkan
untuk memjadi terpai atau pemimpin terapi kelompok, yaitu persiapan teoritis
melalui pendidikan formal, literatur, bacaan, dan lokakarya. Pengalaman
mengikuti terapi kelompok.

2.4. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi.


Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan / atau kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah

You might also like