Professional Documents
Culture Documents
P2708085
------------------------------
KATEGORI PESERTA
PERORANGAN
------------------------
TANGGAL PENGIRIMAN
31 AGUSTUS 2010
---------------------------
Anggota :
Nama
Organisasi
Pekerjaan
Alamat
Telepon
Email
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Arif Rahman
2345678
622
212
100
144
166
RSA-SHA
iQEcBAABAgAGBQJMdx7uAAoJEGXE2+j8YxCmntMH/ivX7lmlY2tb3WZQ5C2LGKmJ
/7yHe8sYdbxvAxzYMwDZvAD2Bjb7b1JfF/te/sJe0L76zs1tQ+ytNnddZB/uqz2U
tDgf8T2TAls07DVsvAoq0Txzo4xXm7/d1k55Jfx4Grsh1bP396ILJFB47sQE7pFU
hGZQRkrwUCiKVD2qALwDV4ZXa9KnAfhha+dOTf96Axlp7i9GQ2lnfS/4mv14GMID
OdmesDyzEKPtVHzjf05i1YPhLMpYgxfc7XLZTseovaH3gD7UgdZn2lI5obkNF0PU
8qQg/DZ+S5ZYkBqOWqgdAnXeb4IcvnnuMPhx3rVIqP7akZ8WoPSIzmF1GIEB2V0=
=hIMp
5. KEUNGGULAN SISTEM
Keunggulan dari sistem e-Voting yang dibuat adalah sebagai berikut :
1. Sistem yang dibuat sinkron dengan program e-KTP nasional. Hal ini akan
meniadakan biaya penerbitan kartu pemilih dan meniadakan proses pembuatan Daftar
Pemilih Tetap (DPT) sehingga selain menghemat biaya pencetakan kartu pemilih juga
akan mengurangi/mempersulit praktik politik uang yang sempat mewarnai proses
pembuatan DPT pada pemilu 2009 lalu. Dengan memprogram aplikasi sistem e-Voting
untuk melakukan proses seleksi berdasarkan field Warga Negara Indonesia dan field
tanggal penerbitan e-KTP maka amanat Pasal 27 ayat 1 dari UU 42 Tahun 2008
mengenai syarat sudah 17 tahun atau pernah menikah pada hari pemungutan suara
terpenuhi dengan keakuratan yang tinggi (seorang penduduk yang menerima e-KTP
pada H-1 atau pada hari H [jika tidak libur nasional] langsung dapat menunaikan hak
pilihnya). Hal ini jauh lebih baik daripada pemilu 2009 yang lalu dimana banyak pemilih
yang kecewa karena tidak bisa menunaikan hak pilihnya. Selain itu chip e-KTP minimal
menggunakan jenis chip Security Memory sehingga data-data yang disimpan dalam
chip memiliki proteksi keamanan yang tidak mudah di-hack.
2. Proses Verifikasi identitas pemilih saat Registrasi sangat akurat karena
menggunakan sidik jari. Untuk pemilih yang memiliki kekurangan (cacat) pada jari
tangannya maka proses verifikasi dapat menggunakan fitur biometrik lainnya seperti
pengenalan wajah (face recognition). Pengenalan wajah dapat menggunakan aplikasi
(software) khusus atau jika tidak memungkinkan dapat dilakukan secara manual oleh
petugas. (catatan : e-KTP penduduk yang memiliki kekurangan pada jarinya memiliki
tanda khusus sehingga dapat dibedakan dari penduduk yang tidak cacat jarinya).
3. Proses verifikasi identitas pemilih dan hak memilih saat Registrasi dapat dilakukan
dengan cepat karena diimplementasikan secara offline (tidak membutuhkan
pengecekan secara online yakni cukup menggunakan kombinasi field data berhak
memilih dan field data telah memilih). Cara ini akan menghemat kebutuhan
bandwidth dengan tetap menjamin terpenuhinya syarat pemilih tidak bisa memilih
lebih dari satu kali. Cara ini juga sangat sesuai dengan kondisi penetrasi teknologi
internet di Indonesia yang belum merata (koneksi internet hanya dibutuhkan pada saat
pengiriman hasil suara di TPS ke Pusat Tabulasi).
Walaupun bersifat offline, proses registrasi tidak menghambat pemilih yang
menunaikan hak pilihnya di tempat lain karena suatu halangan tertentu (pemilih yang
sedang tidak berada di daerah asalnya). Pemilih dapat menunaikan hak pilih di TPS
mana saja tanpa mengurangi kemampuan system mendeteksi adanya usaha duplikasi
suara atau pemalsuan identitas. Cara ini diharapkan akan mengurangi persentase
pemilih yang tidak menunaikan hak pilihnya (Golput).
4. Proses Pemberian Suara tidak berubah secara drastis dibandingkan cara pemilihan
konvensional yang diterapkan pada Pemilu 2009 lalu yakni dalam hal penggunaan
konsep TPS (pemilih tetap harus datang ke TPS, bukan model pemilihan via internet
atau handphone). Penggunaan model TPS juga dapat membantu pemilih yang
memiliki kekurangan fisik (cacat atau tua) karena proses pemberian suara dapat
dibantu oleh kerabatnya (orang yang dipercaya) seperti halnya pada pemilu
konvensional sambil tetap menjaga sistem dari usaha pemalsuan identitas atau
duplikasi hak memilih.
8
Selain itu, belajar dari pengalaman tahun 2009 lalu, perubahan sesederhana coblos
menjadi contreng ternyata cukup menghambat bagi sebagian pemilih. Oleh karena itu
karena pertimbangan budaya tersebut, penulis tetap mengedepankan konsep TPS.
Walaupun begitu tetap perlu dilakukan perubahan cara pemberian suara yakni dari
contreng menjadi tekan. Perubahan ini perlu agar bangsa Indonesia tidak ketinggalan
jaman.
5. Pada proses Pemberian Suara di mesin e-Voting, verifikasi hak memilih tidak
menggunakan sidik jari. Hal ini karena proses verifikasi identitas menggunakan sidik
jari sudah dilakukan saat proses Registrasi. Pada saat registrasi petugas juga dapat
lebih fleksibel untuk membantu pemilih seandainya kesulitan meletakkan posisi jari
pada alat pembaca sidik jari (fingerprint reader). Sistem memberikan jaminan
keabsahan identitas dan hasil suara sambil tetap mengedepankan kemudahan
bagi pemilih.
6. Hasil penghitungan pemilu dapat diketahui dengan cepat dan akurat karena
dilakukan secara elektronik. Setelah dihitung secara lokal di TPS data elektronik hasil
suara tersebut dikirimkan via jalur internet. Internet adalah jalur komunikasi yang cukup
reliable (sifatnya paket data sehingga lebih tahan gangguan dibanding sistem
sirkuit) dan fleksibel (bisa menggunakan leased-line, satelit, telepon bahkan radio)
dibandingkan jalur komunikasi lainnya. Data yang dikirimkan via internet dilindungi
dengan teknik VPN sehingga terhindar dari ancaman penyadapan, pemalsuan, dan
pengubahan oleh pihak yang berniat jahat di tengah proses komunikasi.
7. Hasil penghitungan pemilu terjamin validitasnya dari ancaman pemalsuan,
pengubahan dan duplikasi baik dari sisi internal (ancaman dari petugas yang memiliki
niat jahat) maupun eksternal, karena dilindungi dengan teknik kriptografi Tandatangan
Digital. Tandatangan digital tersebutlah yang menjamin terpenuhinya asas Jujur.
8. Mesin e-Voting yang dirancang mensyaratkan fitur anti-tampering sehingga mesin
e-Voting terhindar dari usaha pengerusakan/penerobosan fisik secara paksa.
6. METODELOGI
D1 Database Registrasi Peserta
Daftar
NIK Peserta
NIK Peserta
Pemilih
(e-KTP)
Pe
Da
rt a ta
Pe
m il
Ha Da
u
k M ta
em
ilih
Su
a
D
ra at a
(P
ilih
a
H a D at
kM a
em
ili h
Te D a
la h t a
Me
mil
ih
se
Pe
n)
ta
m
Da g P e
n
na
me
ilu
Masyarakat
ta a
D a ua r
S
a
t al n ta r
o
T me
Se
Data
Suara TPS
Sistem
e-Voting
Data
Total Suara Akhir
Ta
Data
Rekap Suara
(Pilihan)
h g
fo la n
In Te it u
a ih
ar i D
S u sa
e
el
S
Data
Suara (Pilihan)
a
as
fo M n
In an g a
n
p
tu itu
n u ng h
P e Pe
Pe D
tu a
ga t a
s
nd
TP
a
S
D T
ig i a n
ta g a
l
n
Pusat Tabulasi
Nasional
(KPU Pusat)
Petugas TPS
(e-KTP)
D2 Database Suara Lokal (TPS)
NIK Peserta
Petugas TPS
(e-KTP)
Data
Petugas TPS
1
Melakukan
Identifikasi/
Registrasi
Data
Peserta Pemilu
Tanda Tangan
Digital
3
Melakukan
Penghitungan
Suara Lokal
(TPS)
Data
Pemenang Pemilu
Data
Hak Memilih
Pemilih
(e-KTP)
Data
Suara (Pilihan)
Data
Hak Memilih
Data
Total Suara
Sementara
Data
Suara TPS
Data
Telah Memilih
Data
Suara (Pilihan)
Memberikan
Suara/Pilihan
Info
Suara Telah
Selesai Dihitung
Pusat Tabulasi
Nasional
(KPU Pusat)
Melakukan
Penghitungan
Suara Nasional
(Pus. Tab. Nasional)
Data
Suara (Pilihan)
Masyarakat
Data
Suara TPS
Data
Total Suara
Akhir
Info
Penutupan Masa
Penghitungan
Pemilih diverifikasi dengan cara mencocokkan (matching) sidik jari pada e-KTP pemilih
dan sidik jari hasil live-capture sidik jari pemilih menggunakan alat pembaca sidik jari.
Untuk meningkatkan keamanan, sebaiknya matching dilakukan secara On-Card Matching.
Pemilih yang berusaha berbuat curang dengan cara menggunakan e-KTP milik orang lain
otomatis akan teridentifikasi sehingga registrasinya ditolak. Selanjutnya setelah diketahui
bahwa identitas pemilih adalah benar maka dilakukan pengecekan apakah pemilih yang
bersangkutan memiliki hak memilih atau tidak yakni dengan cara mengecek data
kewarganegaraan dan waktu penerbitan e-KTP pada chip e-KTP. Pemilih yang bukan WNI
atau tanggal penerbitan e-KTP-nya tidak sesuai, otomatis ditolak. Selain itu terkait adanya
larangan memilih bagi anggota TNI dan Polri maka sistem juga dapat mengecek field
pekerjaan yang ada pada chip e-KTP. Jika isi field pekerjaan pada e-KTP pemilih
tersebut tercantum TNI atau POLRI maka otomatis ditolak.
Kemudian masih dalam satu proses yang sama, untuk yang data kewarganegaraan dan
waktu penerbitan e-KTP-nya benar, dilakukan pengecekan apakah pemilih tersebut telah
menggunakan hak pilihnya atau belum dengan cara mengecek data field berhak dan
telah memilih pada chip e-KTP yang bersangkutan. Pemilih yang dalam proses
pengecekan tersebut terverifikasi belum menggunakan hak pilihnya kemudian diberi tanda
berhak memilih dengan men-set aktif field berhak memilih di chip e-KTP. Data pemilih
yang proses registrasinya sukses, kemudian NIK-nya (hanya NIK) dicatat dalam
database registrasi peserta.
Database registrasi peserta sebenarnya merupakan komponen tambahan. Setelah masa
registrasi di TPS selesai, data daftar NIK dan jumlah pemilih yang teregistrasi dikirimkan
ke KPU Pusat melalui internet untuk pencatatan kualitas pemilu. Data tersebut dapat
digunakan oleh instansi lain, seperti Dirjen Administrasi Kependudukan dan Pencatatan
Sipil dalam hal memonitor mobilitas penduduk pada saat pemilu.
Hal yang perlu diperhatikan adalah data field berhak dan telah memilih belum ada pada
spesifikasi jenis data pada chip e-KTP yang ada sekarang. Perubahan spesifikasi jenis
data pada chip e-KTP untuk dapat mengakomodasi data field berhak dan telah memilih
adalah perubahan yang tidak terlalu mengubah spesifikasi jenis dan kebutuhan data pada
chip e-KTP (minor change).
Field Berhak dan Telah Memilih yang dimaksud adalah sebagai berikut :
- Field Berhak Memilih : 1 bit (boolean enable-disable atau 1 byte (inactive, set)
- Field Telah Memilih
: 20 byte
Diisi dengan string jenis pemilu beserta tahun, contoh : PILPRES2014,
PILWALIDEPOK2010
Sebagai gambaran, jika seseorang semasa memegang e-KTP ikut serta dalam 10 kali
pemilihan (Pemilihan yang ada : PILPRES,PILLEG,PILGUB,PILLEGPROVINSI,
PILWALI / PILBUPATI,PILLEGKOTA / PILLEGKAB) maka hanya dibutuhkan ruang
sebanyak 201 byte dalam chip e-KTP yang diperuntukkan untuk sistem e-Voting.
11
Pemilih
(e-KTP)
Petugas
TPS
Data
Berhak Memilih
Info
Penutupan Masa
Registrasi
Data
Peserta Pemilu
1.1
1.2
Verifikasi
Identitas Peserta
Verifikasi
Hak Memilih
Info Peserta
Berhak Memilih
Data Jumlah
Peserta
1.3
1.4
Verifikasi
Hak Memilih
Daftar
NIK Peserta
NIK Peserta
Pemilih
(e-KTP)
Mengaktifkan Field
Telah Memilih pada
e-KTP
Data
Field Telah Memilih
Data
Berhak Memilih
2.2
2.3
Memilih
Kandidat
Mencetak
Paper Trail
Suara Peserta
2.1
Verifikasi
Hak Memilih
Info
Hasil Verifikasi
Hak Memilih
Data
Suara (Pilihan)
Info
Telah Melakukan
Pemilihan
Data
Suara (Pilihan)
12
Pemilih
(e-KTP)
Data
Total Suara TPS,
Tanda Tangan Digital
Data
Petugas
3.1
Verifikasi
Identitas Petugas
3.3
3.2
Info
Hasil Verifikasi
Identitas
Menutup Masa
e-Voting
Info
Penutupan Masa
E-Voting
Menghitung
Total Suara TPS
Data
Rekap Suara
(Pilihan)
3.5
Mengirim
Total Suara ke
Pusat Tabulasi
Data
Total Suara TPS
yang Ditandatangani
Secara Digital
Ke
Proses 4.1
3.4
Data
Total Suara TPS,
Tanda Tangan Digital
Mencetak
Paper Trail
Total Suara TPS
Arsip
13
Nilai tandatangan digital dalam format data pengiriman hasil suara diatas dihitung
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Hash seluruh rangkaian data identitas petugas, nomor mesin e-voting, jumlah
suara, data suara untuk masing-masing kontestan menggunakan algoritma SHA
256 bit.
2. Lakukan operasi tandatangan menggunakan algoritma ECDSA 256 bit atau RSA
2048 bit. Kunci yang digunakan untuk melakukan operasi tandatangan di hardcoded ke dalam mesin. Kunci tersebut ditandatangani/disahkan oleh Root CA EVoting Nasional menggunakan skema hirarkis sertifikat digital X.509.
Tandatangan digital merupakan hal yang sangat penting karena fitur inilah yang dapat
digunakan untuk mencegah pengubahan atau pemalsuan data hasil suara oleh pihak
yang tidak bertanggungjawab baik dari internal maupun eksternal sistem. Secara
kriptografis, perubahan satu angka atau satu karakter saja pada data yang dikirim akan
membuat perubahan signifikan pada tandatangan digitalnya.
Pada implementasinya jika Undang-Undang memandatkan pengiriman suara secara
bertahap yakni Kecamatan->Kabupaten->Provinsi-> maka perlu dilakukan sedikit
perubahan pada format data pengiriman hasil suara diatas yakni penambahan identitas
petugas dan tandatangan digital yang bersesuaian di tiap level.
Selain dikirim secara digital via internet, mesin e-Voting secara otomatis mencetak paper
trail total suara. Kurang-lebih isi data pada paper trail (lihat bagian Contoh Paper Trail
Total Suara pada poin 4-Sistem Verifikasi) tersebut sama dengan yang ada pada format
data pengiriman hasil suara, dengan sedikit perbedaan untuk kebutuhan administratif
seperti tandatangan manual petugas dan saksi (data tandatangan digital dari total suara
juga dicetak dalam lembar paper trail). Paper trail total suara kemudian di arsip untuk
kemudian dikirimkan secara manual dan bertahap sampai ke KPU Pusat.
Dari
Proses 3.5
Info
Seluruh Suara
Telah Dihitung
Data
Total Suara TPS
yang Ditandatangani
Secara Digital
Pusat Tabulasi
Nasional
(KPU Pusat)
Data
Total Suara Akhir
Info
Penutupan
Penghitungan Suara
4.1
4.2
4.3
Verifikasi
Tanda Tangan
Digital
Menghitung
Total Suara
Nasional
Info
Hasil Verifikasi
Tanda Tangan
Digital
Data
Suara
Sementara
D3
Data Update
Suara Sementara
Data
Pemenang Pemilu
Data
Total Suara Akhir
Masyarakat
Data
Total Suara
Sementara
14
Pada proses Perhitungan Suara Nasional, suara yang masuk dari TPS (atau dalam hal ini
lebih tepatnya adalah dari mesin e-Voting) dicek dulu ke-valid-an tandatangan digitalnya.
Jika tandatangan digital tersebut sesuai dengan data yang dikirimkan maka mesin eVoting Pusat menjumlahkan data tersebut dan menyimpan hasil update-nya pada
database suara nasional. Hasil update penghitungan suara tersebut juga diberitahukan
kepada masyarakat melalui alat display khusus di Pusat Tabulasi Nasional.
Pada saat seluruh data telah dihitung (sistem dapat memberikan tanda bahwa seluruh
data dari TPS/mesin e-Voting telah diterima) maka mesin e-Voting Pusat memberikan
notifkasi kepada entitas KPU Pusat. Kemudian KPU Pusat memberikan perintah
penutupan penghitungan suara. Data Pemenang Pemilu kemudian disahkan oleh KPU
dan diumumkan kepada masyarakat luas.
15
7. IMPLEMENTASI
Dokumen teknis yang diajukan penulis ini lebih bersifat rancangan. Oleh karena itu penulis
tidak menampilkan foto dari peralatan yang ada dalam sistem e-Voting namun lebih
kepada kebutuhan spesifikasi (hardware dan software) sistem e-Voting.
TPS
TPS
100
1
TPS
50
0
100
2
TPS
50
0
INTERNET
(VPN)
PENGUMUMAN
HASIL PEMILU
Fingerprint Reader
Touchscreen Display
Smart Card Reader
berwenang. Pembukaan oleh pihak yang tidak berwenang harus dapat terdeteksi. Proteksi
ini dapat berupa perkuatan dengan kunci gembok dan tanda segel. Casing pelindung
mesin e-Voting dibuat dari bahan yang kokoh.
Secara umum mesin e-Voting adalah sebuah komputer dengan layar sentuh yang
dilengkapi dengan alat pembaca chip e-KTP serta printer dan kertas untuk pencetakan
paper trail. Antarmuka input-output (I/O) bagi pemilih dan petugas disederhanakan melalui
tombol-tombol yang didedikasikan untuk perintah-perintah yang spesifik. Antarmuka
koneksi ke internet disesuaikan dengan peruntukkan dimana mesin e-Voting tersebut akan
digunakan.
Menu aplikasi Pemberian Suara terbagi 2, yakni untuk Pemilih dan untuk Petugas.
Pemilihan menu dilakukan via tombol khusus. Isi dari masing-masing menu dapat
mengacu pada penjelasan tentang DFD sebelumnya.
Untuk sisi pengamanan informasi (data hasil suara), yang pertama, pada aplikasi mesin eVoting tersebut dipasang sertifikat digital yang unik untuk tiap mesin e-Voting. Sertifikat
digital dapat disimpan di hardisk lokal mesin e-Voting atau menggunakan chip terlindung
berbasis Trusted Platform Module. Sertifikat digital diterbitkan oleh Root CA e-Voting. KPU
Pusat dapat bertindak selaku penyelenggara Root CA e-Voting tersebut. Sertifikat digital
tersebut (seperti pada penjelasan sebelumnya) digunakan untuk proses tandatangan
digital terhadap Total Suara masing-masing mesin e-Voting. Aplikasi kedua yang perlu
dipasang (dintegrasikan dengan menu aplikasi pemberian suara) adalah aplikasi Client
VPN yang digunakan untuk membuat kanal aman bagi proses pengiriman total suara ke
pusat tabulasi.
Cara Pemilih Memberikan Suara pada Mesin e-Voting :
1. Pemilih meletakkan e-KTP miliknya pada bagian alat pembaca chip
(aplikasi pada mesin akan melakukan proses verifikasi secara otomatis, jika pemilih
memiliki hak memilih maka akan tampil menu pilihan kontestan)
2. Pemilih menekan layar pada bagian kontestan yang dikehendaki
(Aplikasi kemudian akan memberikan jendela konfirmasi untuk memastikan pilihan
pemilih. Setelah itu secara otomatis dilakukan pencetakan paper trail, penyimpanan
suara pemilih ke hardisk lokal dan pengesetan field telah memilih )
3. Pemilih mengambil kembali e-KTP miliknya dan meninggalkan mesin e-Voting
Catatan : Menu default yang ditampilkan adalah menu untuk pemilih. Petugas masuk ke
menu khusus petugas dengan cara menekan tombol khusus.
Cara Petugas Memberikan Perintah Penghitungan Suara pada Mesin e-Voting :
1. Petugas meletakkan e-KTP miliknya pada bagian alat pembaca chip, kemudian
memasukkan password
(aplikasi pada mesin akan melakukan proses verifikasi secara otomatis, kemudian
menampilkan menu selanjutnya)
2. Petugas memilih menu penutupan masa pemilihan
(aplikasi secara otomatis tidak akan menerima pemberian suara lagi)
3. Petugas memilih menu hitung total suara
(aplikasi secara otomatis menjumlahkan suara masing-masing kontestan,
menghitung nilai tandatangan digitalnya, menyiapkan dalam bentuk format data
siap kirim, dan mencetak paper trail total suara pada mesin tersebut).
4. Petugas memilih menu kirim total suara
17
18
8. LAMPIRAN
(a). Penjelasan tentang Kualitas terhadap karya sistem e-Voting
Tulisan yang diajukan adalah dalam bentuk rancangan dan baru pertama kali diajukan
dalam sebuah lomba. Rancangan yang diajukan menitikberatkan pada optimalisasi
pemanfaatan chip e-KTP dengan sedikit kebutuhan akan perubahan data pada chip eKTP tersebut. Sistem juga dirancang untuk menerapkan fitur-fitur keamanan terkait
yang dibutuhkan dalam mewujudkan Sistem e-Voting yang LUBER dan JURDIL.
(b). Penjelasan Latar Belakang anggota tim yang mendukung karya sistem e-Voting
Kedua penulis memiliki latar belakang keilmuan di bidang kriptografi dan merupakan
staf di Lembaga Sandi Negara. Penulis memiliki perhatian khusus pada bidang
Keamanan Informasi. Tulisan ini dibuat sebagai saran bagi Sistem e-Voting yang
handal baik dari sisi keamanan maupun kemudahan bagi user (Pemilih dan Petugas).
19
20