You are on page 1of 76

S7-300 PLC TRAINING

BASIC LEVEL

Pre-Requisites
Duration
Description
Technology

:
:
:
:

Target Audience

Contents

None
2 days 5 hour per day
Basic of PLC Operation and Programming
- S7300
- PC
- Step 7 Simatic Manager Software
All person that are required to deal with PLC circuits and
PLC programming
Lesson 1 :
Digital Signal
Digital Input Device
Digital Output Device
PLC Components
PLC Wiring
Lesson 2 :
Simatic Manager Step 7 Software
Hardware Configuration
Tipe Memory
Ladder Logic
Download Program dan Monitor
Latihan
Lesson 3 :
Timers
1. On Delay
2. Off Delay
Latihan
Lesson 4 :
Counters
Latihan
Lesson 5 :
Upload Existing PLC
Diagnostic

Lesson 1 Introduction PLC

Digital Signal
Digital Input Devices
Digital Output Devices
PLC Components
PLC Wiring

Digital Signal

I.1

Definisi dari digital signal adalah :

Sinyal elektrik yang terdiri dari diskrit ON (24 VDC) dan OFF (0 VDC)
Digital signal hanya dikirim dari pulsa elektrik yang menunjukkan status 1/true/on dan
0/false/off
Nilai digital ditulis dengan format 0 atau 1, bukan dengan angka seperti 0,1,2,3.

Digital Input Devices

I.2

Inputs datang dari sensor yang mengubah dari besaran fisis menjadi sinyal elektrik.
Tipe sensor dibawah ini yang sering digunakan di industry :

Inductive Proximity
Menggunakan induksi arus oleh medan magnet untuk mendeteksi obyek logam. Inductive
sensor menggunakan coil atau kumparan untuk menghasilkan medan magnet seperti
gampar dibawah.

Cara Kerja :
jika ada obyek logam/metal mendekat kumparan, maka medan magnet di kumparan
tersebut akan berubah yang akan menyebabkan pula perubahan arus listrik, perubahan
arus listrik tersebut yang dideteksi menunjukkan ada benda logam yg mendekat

Capacitive Proximity
Capacitive sensor bisa digunakan untuk mendeteksi kebanyakan material dengan jarak
beberapa cm. Sensor tersebut menggunakan dua plat yang dihubungkan ke sumber
tegangan. Dielektrik konstanta disekitar plat tersebut akan mempengaruhi kapasitansi dari
plat, hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi adanya material yang mendekati sensor.

Sensor tersebut akan bekerja dengan baik pada bahan insulator (seperti plastik) yang
memiliki nilai dielektrik yang besar.

Optical (Photoelectric) Sensor


Optical sensor terdiri dari sumber cahaya (emitter) dan detector. Emitter akan
memproduksi cahaya secara terlihat dan tidak terlihat menggunakan LED atau laser
diode. Detector biasanya dibuat dari photodiode atau phototransistor. Emitter dan
Detector diposisikan sedemikian rupa, sehingga obyek akan memantulkan atau menahan
cahaya.

Penjelasan gambar diatas, cahaya akan dihasilkan oleh sisi sebelah kiri, dan diterima oleh
sisi detector (sebelah kanan). Jika ada obyek yang menghalang maka sinyal cahayanya
putus dan dideteksi sebagai indicator adanya obyek yang dekat.

Digital Output Devices

I.3

Digital Output devices contohnya : solenoid, valve, relay, contactor


Solenoid
Solenoid adalah aktuator yang paling banyak digunakan. Prinsip kerjanya adalah menggerakkan
piston yang bergerak masuk kedalam kumparan/coil. Ketika tegangan sumber aktif, kumparan
akan berubah menjadi medan magnet yang akan menarik piston, dan ketika tegangan tidak aktif,
maka piston akan ditarik kembali oleh pegas/spring.

Valves
Aliran air dan udara dapat dikendalikan dengan solenoid valve. Sebuah contoh dari valve
solenoid dikendalikan ditunjukkan pada gambar dibawah. Solenoid dipasang di samping, ketika
ditekan itu akan mendorong piston ke kiri. Bagian atas valve memiliki dua port yang akan
dihubungkan ke perangkat seperti contohnya silinder hidrolik, bagian bawah dari badan katup
memiliki garis tekanan tunggal di tengah dengan dua pembuangan angin ke samping.

PLC Components

I.4

Umumnya komponen PLC terdiri dari :

Input/ Output Modul


Input modul berfungsi untuk merubah sinyal yang datang dari sensor/ transducer menjadi sinyal
yang dapat diproses oleh PLC melalui CCU. Sinyal yang datang merupakan informasi hasil
deteksi oleh sensor. Sedangkan output modul berfungsi mengubah sinyal keluaran PLC menjadi
sinyal yang dapat dimengerti oleh actuator.
Input Modul memiliki fungsi:
Mendeteksi sinyal dari luar system
Melakukan pengubahan dari control voltage ke logic voltage
Melindungi komponen elektronik yang sensitive dari external voltage
Sceening sinyal akibat adanya interferensi
Output Modul memiliki fungsi:
Melakukan pengubahan dari logic voltage ke control voltage
Melindungi komponen elektronik yang sensitive dari voltage controller
Memberikan power yang cukup untuk menggerakkan actuator.
Perlindungan terhadap hubungan pendek dan overload

Program PLC
Berdasarkan standart IEC 1131-3, terdapat 5 bahasa pemrogrman yang digunakan pada PLC.
Bahasa tersebut adalah Ladder Diagram, Function Block Diagram, Statement List, Structured
Text, dan Sequential Function Chart.

Ladder Diagram
Coil
I0.0

I0.2

I0.1

Power rail

F0.0

Power rail
Switching
element

Ladder Diagram mempunyai bentuk seperti rangkaian listrik. Sebuah Ladder diagram terdiri dari
power rail pada sisi kanan dan kiri diagram, dihubungkan dengan rung oleh switching element
dan coil element tertentu.
Function Block Diagram (FBD)

Part_TypeA

OR
Part_TypeB

AND

Part_present

Pada FBD, fungsi dan blok fungsi digambarkan dengan grafik dan dihubingkan melalui jaringan.
FBD berasal daro logic diagram pada sirkit elektronik.
Statement List (STL)
Statement List merupakan bahasa assembler yang disusun dari instruksi kontrol yang terdiri dari
operator dan operand.
Contoh Statement List:
LD
OR
AND
AND
ST

Part_typeA
Part_typeB
Part_presentD
Drill_OK
Sleeve_on

Structured Text (ST)


Structured Text merupakan bahasa tingkat tinggi berbasis Pascal, yang terdiri dari ekspresi dan
instruksi.
Contoh Structured Text:
Sleeve_on:=(Part_TypeA OR Part_TypeB) AND Part_present AND Drill_OK
Sequential Function Chart
SFC merupakan language resource untuk membentuk sequence oriented control program.
Elemen dari SFC meliputi step, transition, alternative dan parallel branching. Tiap step
menunjukkan status yang diproses pada control program, baik dalam keadaan aktif atau tidak.
Step

1
2
transisi

Status

Initial Position

Cylinder 1.0 to advance

silinder maju

Cylinder 1.0 to retract

Central Control Unit (CCU)


Central Control Unit terdiri dari mikroprosesor sebagai puat operasi matematik dan operasi
logika, memory sebagai penyimpan data, dan power supply. Dalam pengoperasiannya CCU
melibatkan aplikasi counter dan timer.
Counter dan timer pada PLC juga tidak memiliki bentuk fisik, jadi hanya berupa program yang
berfungsi sebagai counter. Meskipun hanya berupa program, counter pada PLC juga dapat
digunakan untuk perhitungan maju (1,2,3, ) dan atau perhitungan mundur( 3, 2, 1).
Output relay menhubungkan PLC dengan dunia luar dan berfungsi mengirim sinyal on/ off.
Output relay mempunyai bentuk fisik, biasanya berupa transistor, relay, atau triac.
Data storage digunakan untuk penyimpanan tetap yang digunakan untuk keperluan matematika
dan manipulasi data. Selain itu juga digunakan untuk menyimpan data pada saat tidak ada power
pada PLC.

Memory pada PLC CPU dibagi dalam dua jenis, yaitu fixed memory dan alterable memory.
Fixed memory mengandung program yang dibuat oleh manufacturer. Operating system program
ini disimapan di dalam ROM (read only memory) dan tidak dapat dihapus selama CPU dalam
kondisi operasi maupun pada saat tidak ada power. Alterable memory disimpan di random access
memory (RAM) chip. Informasi ynag tersimpan di RAM dapat dimodifikasi oleh user.
Berdasarkan bagaimana CCU dihubungkan dengan input/ output, maka PLC dapat dibagi dalam
2 (dua) tipe yaitu:
1. Compact PLC
Pada compact PLC, modul input , output, dan CCU berada dalam satu housing.
Contoh :
S7-200
S7-1200
Omron CQM1H
MicroLogix 1200
Panasonic FPSigma
2. Modular PLC
Pada modular PLC, modul input, output dan CCU tidak tergabung dalam satu housing,
tapi diletakkan pada rak dengan masing masing dihubungkan melalui bus system.
Contoh :
S7-300
S7-400
Beckhoff
B&R

Pengenalan Pemrograman On-Off


Input merupakan salah satu komponen dari PLC. Salah satunya adalah sensor. Output pada PLC
biasanya berupa coil , indicator, motor, dan lain sebagainya. Coil pada PLC program
berhubungan dengan sinyal output yang dikirim ke eksternal device. Tidak semua coil yang
digunakan pada PLC program berhubungan dengan output fisik, beberapa adalah internal logic.

Relay Logic

Connection Diagram

Ladder Diagram

PLC Connection Pemrograman On Off

Proses Scanning pada PLC


Proses scanning terdiri dari tiga bagian, input scan, program scan, dan output scan. Total waktu
yang dibutuhkan tergantung pada kecepatan processor dan panjang program.
Selama input scan, dilakukan pembacaan pada input terminal dan peng-update-an status input.
Setelah input scan, dilakukan program scan. Selama program scan, data pada input status table
diaplikasikan ke program, eksekusi program dan update output status table. Pada output scan,
data diasosiasikan dengan output status table dan ditransfer ke output terminal.

Operational Cycle

PLC Scanning
Pada ladder diagram, scanning dilakukan dari kiri ke kanan untuk tiap rung dan dari atas
kebawah untuk antar rung.

PLC Scanning Sequence

I.5

PLC Wiring
Berikut contoh wiring digital module PLC S7-300 :

SM 321 ; DI 16 x DC 24 V






16 channel digital input


Bekerja pada tegangan 24 VDC
Module input tidak membutuhkan supply 24 VDC
Bisa untuk sensor 2,3,4 wires

SM 322 ; DO 16 x DC 24 V / 0.5 A







16 channel digital output


Bekerja pada tegangan 24 VDC
Output arus 0.5 A
Module input membutuhkan supply 24 VDC
Bisa untuk solenoid valves, relay, DC kontaktor, signal lamp

Lesson 2 Step7 Software & ON OFF Programming

Simatic Manager Step7 Software


Hardware Configuration
Memory Map
Ladder Logic
Download Program dan Monitor
Latihan

II

Simatic Manager Step7 Software

II.1

Software programming untuk Siemens S7-300 adalah Simatic Manager Step7. Step7 sudah under
windows yang bisa digunakan untuk menulis program dan download ke PLC atau
mensimulasikannya.
Creating Project

Double klik di icon Simatic Manager untuk menjalankan Step7 software


Startup screen akan tampil seperti dibawah ini

Untuk membuat project baru, pilih File - New


Kemudian tulis nama projectnya, contoh : Test

Karena kita menggunakan S7-300 ;


klik kanan > Insert New Object > Simatic 300 station

Kita udah berhasil membuat project baru untuk S7-300 dengan nama Test

Hardware Configuration

II.2

Setelah membuat project baru di Step7, langkah selanjutnya adalah konfigurasi hardware.
Karena S7-300 adalah PLC modular, diperlukan untuk merangkai semua komponen dari PLC,
seperti CPU, rack/rail, modul input , dan modul output.

Klik Simatic 300 di layout sebelah kiri, maka akan muncul icon Hardware

Double klik di icon Hardware , maka akan muncul window baru

Lihat layout catalog overview di sebelah kanan, kemudian pilih Simatic 300 > Rack300
> Rail

Double klik di Rail , maka akan muncul di layout sebelah kiri

Pilih CPU PLC, Simatic 300 > CPU300 > CPU 313C > 6ES7313-5BE01-0AB0

Double klik di CPU tersebut , maka akan muncul di layout sebelah kiri di slot 2 (default
CPU S7300)

Setting MPI Address di CPU tersebut, defaultnya 2


Double klik di CPU313C, kemudian pilih Properties di Interface

Pilih MPI di Subnet dengan address 2, kemudian klik OK

Setelah Rail dan CPU, selanjutnya adalah module DI dan DO


Untuk module DI, sebelumnya klik slot 4 di layout rail/rack , kemudian pilih SM-300 
DI-300  SM 321 DI16xDC24V

Untuk part number sesuaikan dengan yang terpasang, dalam kasus ini part numbernya
adalah 6ES7 321-1BH02-0AA0

Double klik di module DI tersebut, maka akan bertambah di rack

Slot default dari S7-300 adalah :


 Slot 1 : untuk Power Supply 24 VDC
 Slot 2 dan Slot 3 : untuk CPU PLC
 Slot 4 sampai Slot 11 : untuk module DI dan DO

Dengan langkah yang sama, ulangi untuk module DO, sebelumnya klik slot 5 di layout
rail/rack , kemudian pilih SM-300  DO-300  SM 322 DO16xDC24V/0.5A

Untuk part number sesuaikan dengan yang terpasang, dalam kasus ini part numbernya
adalah 6ES7 322-1BH01-0AA0

Double klik di module DO tersebut, maka akan bertambah di rack slot 5

Langkah terakhir untuk hardware config adalah save and compile , setelah itu close
window HW Config

Tipe Memory

II.3

Dalam belajar PLC, kita harus mengetahui tipe memory S7-300, memory dari S7-300 terbagi
menjadi beberapa bagian, dengan ciri dan fungsi tersendiri.
I Q  Input dan Output Image
Memory ini hanya untuk input dan output fisik, untuk input image hanya bisa diubah melewati
hardware, jika kita inject 24 VDC di address I0.0 , maka bit I0.0 akan ON.
Contoh :
I0.0  Input dengan point 0.0 di PLC
Q4.0  Output dengan point 4.0 di PLC

M  Auxiliary Relay
Memory ini hanya untuk input dan output yang tidak nyata, bisa diubah dari programming atau
software instruksi.
Contoh :
M0.0  Internal imagine input atau output di PLC
M10.7  Internal imagine input atau output di PLC

DB  Data Block
Memory yang ini sama dengan M, tapi untuk DB nilainya akan disimpan meski PLC OFF dan
ON lagi.
Contoh :
DB1.DBX0.0  Internal imagine input atau output di PLC
DB2.DBX1.7
 Internal imagine input atau output di PLC

Ladder Logic

II.4

Ladder logic adalah bahasa pemrograman utama yang paling sering digunakan di PLC, dasarnya
adalah prinsip kerja relay.
Relay adalah device sederhana yang menggunakan medan magnet untuk mengendalikan suatu
switch/kontak, prinsip kerjanya adalah ketika voltage diaplikasikan ke input coil, arus yang
keluar menghasilkan medan magnet yang akan menarik kontak .
Contoh :

Dari sirkuit diatas, coil akan di energized ketika menjadi rangkaian tertutup. Kita bisa
mensimulasikan rangkaian tersebut menjadi ladder diagram software. Ladder diagram terdiri dari
individual rung, setiap rung terdiri dari satu atau lebih input dan satu atau lebih output. Berikut
ladder diagram untuk rangkaian relay diatas :

Untuk selanjutnya, kita akan mencoba membuat ladder diagram langsung di Step7.

Studi kasus yang digunakan adalah rangkaian starter motor diatas , yaitu membuat program
kendali motor dengan tombol start, dan bisa distop dengan menekan tombol stop atau jika
overload.
Input dan Output listnya :

Tombol Start
Tombol Stop
Thermal Overload
Kontaktor

:
:
:
:

I 0.0
I 0.1
I 0.2
Q 4.0

Langkah langkah untuk membuat program di Step7 :

Pilih Blocks  OB1

Double klik OB1 kemudian isi nama OB1 dengan Program

Setelah di OK, akan muncul tampilan kosong OB1 untuk programming

Pilih normally open (NO) contact

Isi dengan address tombol start yaitu I 0.0

Untuk memudahkan mengingat address dengan fisik device, absolute address bisa diganti
dengan symbol, untuk I0.0 adalah tombol start. Cara mengganti simbolnya yaitu dengan
klik kanan di address yang dimaksud  edit symbols

Ketik Tombol Start di symbol dan klik OK

Hal yang sama dilakukan untuk Tombol Stop dan Thermal Overload

Untuk output kontaktor, dengan menambah coil

Sesuaikan dengan address di IO list untuk kontaktor yaitu Q4.0

Kemudian yang terakhir yaitu membuat cabang NO kontak untuk latch output kontaktor

Yang terakhir jangan lupa di save

Download Program dan Monitor

II.5

Setelah membuat program, langkah selanjutnya adalah download program tersebut ke PLC.
Istilah download adalah mentransfer program dari PC/Laptop ke PLC, sedangkan upload adalah
mengambil program dari PLC ke PC/Laptop. Bisa dilihat dari ilustrasi dibawah :

Langkah langkahnya yaitu :

Set PG/PC Interface artinya kita menentukan protocol apa yang akan kita gunakan untuk
berkomunikasi dengan PLC, protocol tersebut bisa via MPI , Profibus DP, atau Ethernet.
Klik Option  Set PG/PC Interface

Pilih PC Adapter (MPI) dan klik OK

Kemudian selanjutnya download program dari PC ke PLC, klik symbol download yang
dikotak merah

Klik YES  OK  YES

PLC akan restart karena yang kita download adalah semua program termasuk hardware
configuration
Setelah download, step berikutnya adalah monitor ladder program yang telah kita buat,
hal ini biasa dilakukan untuk troubleshooting dari suatu mesin atau process

Klik symbol kacamata untuk monitor status dari program

Kondisi untuk monitoring online (garis hijau menandakan tegangan aktif/ON)

Kita coba simulasikan menekan tombol start, apa yang terjadi :

Kontaktor akan aktif / ON ditandai dengan warna coil berwarna hijau

Meskipun Tombol Start dilepas, kontaktor tetap ON, karena di kunci / latch oleh
kontaknya sendiri

Kontaktor akan OFF jika kita tekan tombol stop

II.6

Latihan
1. Motor Direct OnLine (DOL)

Latihan membuat starter motor DOL dengan dua mode , manual dan auto. Cara kerjanya
yaitu : switch mode (ON untuk Auto dan OFF jika manual), serta dua tombol untuk
manual start dan manual stop.

Motor akan running jika :


o Mode Manual dan tombol manual start ditekan, bisa distop setelah ditekan
tombol stop.
o Mode Auto jika ada inputan Auto Run

I 0.0

Manual Start

I 0.1

Manual Stop

I 0.2

Auto Run

I 0.3

Switch Mode (ON = Auto OFF = Manual)

Q 4.0 :

Kontaktor

2. Annunciator
Simulasi ini memperlihatkan testing berfungsinya suatu sistem (normal tidaknya), kondisi
normal diperlihatkan indikasi lampu hijau, dan jika sistem bermasalah maka lampu
kuning akan menyala dan alarm akan berbunyi. Jika sistem masih bermasalah tetapi
operator telah menekan tombol accept maka alarm akan berhenti tapi lampu kuning tetap
menyala .

IP0 : I 0.0

Kondisi plant alarm

IP1 : I 0.1

Operator menekan tombol accept

IP2 : I 0.2

Tombol lampu test

OP0 : Q 4.0

Lampu kuning

OP1 : Q 4.1

Lampu hijau

OP2 : Q 4.2

Audible alarm

Lesson 3 Timers

Timer On Delay
Timer Off Delay
Latihan

III

Timer On Delay

III.1

Tipe dari timers yang sering digunakan adalah

Timer On Delay
Timer Off Delay

Timer On Delay
Tipe dari timer ini adalah mendelay keluaran yang bernilai ON. Dengan kata lain, setelah input
ON, ada delay tunggu waktu x detik sebelum mengaktifkan output.
Langkah-langkah untuk memprogram Timer On Delay di Step7 programming :

Yang pertama yaitu menampilkan semua function bawaannya S7 PLC


Pilih View  Overview

Semua function akan tampil dilayout sebelah kiri

Kemudian pilih folder Timers  S_ODT

Dan klik dua kali sehingga akan muncul di rung

Ketik nama timernya , kita mulai dari angka 0  T0

Kemudian ketik untuk setpoint timernya dengan format S5T#_s ,untuk contoh
menggunakan 1 second

Kemudian tambahkan Input disisi S dan Output disisi Q

Download dan Monitor

Aktifkan I 0.0

Saat I 0.0 aktif, maka Q 4.0 tidak langsung aktif, tapi menunggu Timer T0

Setelah 1 detik

Jika I 0.0 OFF maka Q 4.0 langsung OFF

Kesimpulan dari function Timer On Delay diatas, yang perlu diisi yaitu :
 S
 Q
 TV

:
:
:

Input mengaktifkan Timer


Keluaran dari Timer setelah x second
Setpoint Timer dengan format  S5T#_S

Timer Off Delay

III.2

Timer Off Delay


Tipe Timer Off Delay berkebalikan dengan Timer On Delay, untuk Timer Off Delay adalah
menunda waktu off. Jika input terdeteksi maka output langsung aktif, setelah input berubah dari
on ke off, maka output tidak langsung off, tapi masi ditahan di posisi on selama x second.
Langkah langkah untuk memprogramming di Step7 Programming :

Seperti S_ODT untuk S_OFFDT dipilih dari folder Timers

Kemudian tambahkan Input disisi S dan Output disisi Q

Kita simulasikan dengan mengaktifkan Input I 0.0, maka Q 4.0 langsung aktif

Saat I 0.0 berubah menjadi OFF lagi, maka Q 4.0 tidak langsung OFF

Setelah 1 second, barulah Q 4.0 berubah menjadi OFF

Kesimpulan dari function Timer Off Delay diatas, yang perlu diisi yaitu :
 S
 Q
 TV

:
:
:

Input mengaktifkan Timer


Keluaran dari Timer
Setpoint Timer dengan format  S5T#_S

III.3

Latihan

Buatlah program untuk menghidupkan dan mematikan system conveyor sebanyak 3 buah. Jika
push button start ditekan urutan hidup conveyor mulai dari conveyor C , setelah conveyor C
running 10 detik kemudian conveyor B running, setelah conveyor B running 20 detik kemudian
conveyor A running.
Jika push button stop ditekan, urutan mati conveyor dibalik, mulai dari conveyor A, setelah
conveyor A mati, 5 detik kemudian conveyor B off, setelah conveyor B off 10 detik kemudian
conveyor C yang off.
I 0.0
I 0.1
Q 4.0
Q 4.1
Q 4.2

:
:
:
:
:

Tombol Start
Tombol Stop
Conveyor A
Conveyor B
Conveyor C

Lesson 4 Counters

Counter
Latihan

IV

Counter

IV.1

Tiga tipe counter yang umum digunakan :

Up Counter
Down Counter
Up Down Counter

Counter adalah fungsi sederhana untuk menghitung, untuk Up Counter menghitung maju
1,2,3. Untuk Down Counter menghitung mundur 9,8,7, dan juga ada yang dinamakan Up
Down Counter yang fungsinya menghitung maju dan mundur, misalnya 1,2,3,4,5,4,3,2,
Yang akan kita contohkan di Step7 hanyalah untuk Up Counter, dengan langkah langkah
sebagai berikut :

Sama seperti timer, untuk function counter bisa diambil dari layout sebelah kiri

Untuk contoh kita menggunakan Up Counter  S_CU


Double klik maka akan muncul di rung ladder

Isi dengan C0

Tambahkan Input dan Output

Disimulasikan I0.0 nya ON

Terlihat CV_BCD nya bernilai 1, dan Q4.0 akan aktif jika jumlah hitungannya > 0
I0.0 di off kemudian di on lagi, maka counter akan bernilai 2

Untuk memindahkan hitungan ke variable PLC, gunakan MW (memory word)


Untuk contoh kali ini menggunakan MW10

Nilai hitungan di MW10 tersebut bisa dimanfaatkan untuk proses yang lain, misalnya
sebagai hitungan jumlah produk yang lewat, interlocking, dsb
Untuk contoh kasus penggunaan counter, yang akan dicontohkan adalah : jika setelah 5
hitungan maka output Q4.1 akan aktif

Pilih fungsi untuk compare , dalam hal ini menggunakan GE_I (Greater Equal Integer)
atau dalam arti yang lain adalah >= untuk nilai bertipe integer

Output Q4.1 akan on jika jumlah perhitungan (MW10) sudah lebih dari atau sama dengan
setpointnya yaitu 5

Untuk mereset counter, tambahkan inputan di fungsi counternya

Saat counter di reset, MW10 balik menjadi 0 dan output Q4.1 off

IV.2

Latihan
Sistem parkir kendaraan secara otomatis.









Apabila mobil mendekati pintu masuk maka sensor IP0 akan ON dan pintu masuk (OP3)
akan terbuka/ON selama 3 detik dan akan menutup kembali.
Kemudian setiap mobil yang masuk akan dihitung pada Count. Apabila mobil mendekati
pintu keluar sensor IP1 akan ON dan pintu keluar parkir (OP4) akan terbuka/ON selama
3 detik kemudian menutup kembali serta jumlah mobil yang parkir akan berkurang.
Lampu Full (OP0) akan menyala apabila jumlah mobil yang parkir sebanyak 6 mobil atau
memenuhi seluruh tempat parkir. Lampu Spaces (OP1) akan menyala apabila masih ada
ruang/tempat untuk memarkir mobil. Lampu Empty (OP2) akan menyala apabila
ruang/tempat parkir masih kosong.
IP0
IP1
OP0
OP1
OP2
OP3
OP3

: I 0.0 : Sensor Masuk


: I 0.1 : Sensor Keluar
: Q 4.0 : Lampu Full
: Q 4.1 : Lampu Spaces
: Q 4.2 : Lampu Kosong
: Q 4.3 : Pintu Masuk
: Q 4.4 : Pintu Keluar

Lesson 5 Upload Existing PLC dan Diagnostic

Upload Existing PLC


Diagnostic

IV

Upload Existing PLC

V.1

Hal penting selanjutnya yang harus diketahui oleh teknisi PLC untuk troubleshooting adalah
bagaimana cara backup/upload program PLC yang udah terinstall untuk disave ke laptop/PC.
Hal tersebut sangat penting jika nantinya PLC rusak, teknisi punya backup programnya sehingga
tidak perlu lagi membuat program dari awal.
Berikut langkah-langkah untuk backup/upload program dari PLC :

Buat new project , untuk contoh ini saya beri nama upload

Pilih menu PLC  Upload Station to PG

Setingan rack dan slot untuk S7-300 adalah rack 0 slot 2

Klik Update, akan muncul PLC yang online

Hasil setelah di upload

Pilih menu Archive untuk menyimpan dalam bentuk zip file

Pilih projectnya dan klik OK

Diagnostic
Diagnostic sangat penting untuk teknisi elektrik dalam melakukan troubleshooting PLC.
Berikut langkah-langkah sederhana untuk diagnostic PLC :

Klik kanan di object PLC  pilih PLC  Module Information

Tampilan dari diagnostic online PLC, terlihat status PLC yang stop

V.2

Pilih Diagnostic Buffer


Terlihat problemnya berasal dari module digital input di subrack 0 dan input address 0

You might also like