Professional Documents
Culture Documents
BASIC LEVEL
Pre-Requisites
Duration
Description
Technology
:
:
:
:
Target Audience
Contents
None
2 days 5 hour per day
Basic of PLC Operation and Programming
- S7300
- PC
- Step 7 Simatic Manager Software
All person that are required to deal with PLC circuits and
PLC programming
Lesson 1 :
Digital Signal
Digital Input Device
Digital Output Device
PLC Components
PLC Wiring
Lesson 2 :
Simatic Manager Step 7 Software
Hardware Configuration
Tipe Memory
Ladder Logic
Download Program dan Monitor
Latihan
Lesson 3 :
Timers
1. On Delay
2. Off Delay
Latihan
Lesson 4 :
Counters
Latihan
Lesson 5 :
Upload Existing PLC
Diagnostic
Digital Signal
Digital Input Devices
Digital Output Devices
PLC Components
PLC Wiring
Digital Signal
I.1
Sinyal elektrik yang terdiri dari diskrit ON (24 VDC) dan OFF (0 VDC)
Digital signal hanya dikirim dari pulsa elektrik yang menunjukkan status 1/true/on dan
0/false/off
Nilai digital ditulis dengan format 0 atau 1, bukan dengan angka seperti 0,1,2,3.
I.2
Inputs datang dari sensor yang mengubah dari besaran fisis menjadi sinyal elektrik.
Tipe sensor dibawah ini yang sering digunakan di industry :
Inductive Proximity
Menggunakan induksi arus oleh medan magnet untuk mendeteksi obyek logam. Inductive
sensor menggunakan coil atau kumparan untuk menghasilkan medan magnet seperti
gampar dibawah.
Cara Kerja :
jika ada obyek logam/metal mendekat kumparan, maka medan magnet di kumparan
tersebut akan berubah yang akan menyebabkan pula perubahan arus listrik, perubahan
arus listrik tersebut yang dideteksi menunjukkan ada benda logam yg mendekat
Capacitive Proximity
Capacitive sensor bisa digunakan untuk mendeteksi kebanyakan material dengan jarak
beberapa cm. Sensor tersebut menggunakan dua plat yang dihubungkan ke sumber
tegangan. Dielektrik konstanta disekitar plat tersebut akan mempengaruhi kapasitansi dari
plat, hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi adanya material yang mendekati sensor.
Sensor tersebut akan bekerja dengan baik pada bahan insulator (seperti plastik) yang
memiliki nilai dielektrik yang besar.
Penjelasan gambar diatas, cahaya akan dihasilkan oleh sisi sebelah kiri, dan diterima oleh
sisi detector (sebelah kanan). Jika ada obyek yang menghalang maka sinyal cahayanya
putus dan dideteksi sebagai indicator adanya obyek yang dekat.
I.3
Valves
Aliran air dan udara dapat dikendalikan dengan solenoid valve. Sebuah contoh dari valve
solenoid dikendalikan ditunjukkan pada gambar dibawah. Solenoid dipasang di samping, ketika
ditekan itu akan mendorong piston ke kiri. Bagian atas valve memiliki dua port yang akan
dihubungkan ke perangkat seperti contohnya silinder hidrolik, bagian bawah dari badan katup
memiliki garis tekanan tunggal di tengah dengan dua pembuangan angin ke samping.
PLC Components
I.4
Program PLC
Berdasarkan standart IEC 1131-3, terdapat 5 bahasa pemrogrman yang digunakan pada PLC.
Bahasa tersebut adalah Ladder Diagram, Function Block Diagram, Statement List, Structured
Text, dan Sequential Function Chart.
Ladder Diagram
Coil
I0.0
I0.2
I0.1
Power rail
F0.0
Power rail
Switching
element
Ladder Diagram mempunyai bentuk seperti rangkaian listrik. Sebuah Ladder diagram terdiri dari
power rail pada sisi kanan dan kiri diagram, dihubungkan dengan rung oleh switching element
dan coil element tertentu.
Function Block Diagram (FBD)
Part_TypeA
OR
Part_TypeB
AND
Part_present
Pada FBD, fungsi dan blok fungsi digambarkan dengan grafik dan dihubingkan melalui jaringan.
FBD berasal daro logic diagram pada sirkit elektronik.
Statement List (STL)
Statement List merupakan bahasa assembler yang disusun dari instruksi kontrol yang terdiri dari
operator dan operand.
Contoh Statement List:
LD
OR
AND
AND
ST
Part_typeA
Part_typeB
Part_presentD
Drill_OK
Sleeve_on
1
2
transisi
Status
Initial Position
silinder maju
Memory pada PLC CPU dibagi dalam dua jenis, yaitu fixed memory dan alterable memory.
Fixed memory mengandung program yang dibuat oleh manufacturer. Operating system program
ini disimapan di dalam ROM (read only memory) dan tidak dapat dihapus selama CPU dalam
kondisi operasi maupun pada saat tidak ada power. Alterable memory disimpan di random access
memory (RAM) chip. Informasi ynag tersimpan di RAM dapat dimodifikasi oleh user.
Berdasarkan bagaimana CCU dihubungkan dengan input/ output, maka PLC dapat dibagi dalam
2 (dua) tipe yaitu:
1. Compact PLC
Pada compact PLC, modul input , output, dan CCU berada dalam satu housing.
Contoh :
S7-200
S7-1200
Omron CQM1H
MicroLogix 1200
Panasonic FPSigma
2. Modular PLC
Pada modular PLC, modul input, output dan CCU tidak tergabung dalam satu housing,
tapi diletakkan pada rak dengan masing masing dihubungkan melalui bus system.
Contoh :
S7-300
S7-400
Beckhoff
B&R
Relay Logic
Connection Diagram
Ladder Diagram
Operational Cycle
PLC Scanning
Pada ladder diagram, scanning dilakukan dari kiri ke kanan untuk tiap rung dan dari atas
kebawah untuk antar rung.
I.5
PLC Wiring
Berikut contoh wiring digital module PLC S7-300 :
SM 321 ; DI 16 x DC 24 V
SM 322 ; DO 16 x DC 24 V / 0.5 A
II
II.1
Software programming untuk Siemens S7-300 adalah Simatic Manager Step7. Step7 sudah under
windows yang bisa digunakan untuk menulis program dan download ke PLC atau
mensimulasikannya.
Creating Project
Kita udah berhasil membuat project baru untuk S7-300 dengan nama Test
Hardware Configuration
II.2
Setelah membuat project baru di Step7, langkah selanjutnya adalah konfigurasi hardware.
Karena S7-300 adalah PLC modular, diperlukan untuk merangkai semua komponen dari PLC,
seperti CPU, rack/rail, modul input , dan modul output.
Klik Simatic 300 di layout sebelah kiri, maka akan muncul icon Hardware
Lihat layout catalog overview di sebelah kanan, kemudian pilih Simatic 300 > Rack300
> Rail
Pilih CPU PLC, Simatic 300 > CPU300 > CPU 313C > 6ES7313-5BE01-0AB0
Double klik di CPU tersebut , maka akan muncul di layout sebelah kiri di slot 2 (default
CPU S7300)
Untuk part number sesuaikan dengan yang terpasang, dalam kasus ini part numbernya
adalah 6ES7 321-1BH02-0AA0
Dengan langkah yang sama, ulangi untuk module DO, sebelumnya klik slot 5 di layout
rail/rack , kemudian pilih SM-300 DO-300 SM 322 DO16xDC24V/0.5A
Untuk part number sesuaikan dengan yang terpasang, dalam kasus ini part numbernya
adalah 6ES7 322-1BH01-0AA0
Langkah terakhir untuk hardware config adalah save and compile , setelah itu close
window HW Config
Tipe Memory
II.3
Dalam belajar PLC, kita harus mengetahui tipe memory S7-300, memory dari S7-300 terbagi
menjadi beberapa bagian, dengan ciri dan fungsi tersendiri.
I Q Input dan Output Image
Memory ini hanya untuk input dan output fisik, untuk input image hanya bisa diubah melewati
hardware, jika kita inject 24 VDC di address I0.0 , maka bit I0.0 akan ON.
Contoh :
I0.0 Input dengan point 0.0 di PLC
Q4.0 Output dengan point 4.0 di PLC
M Auxiliary Relay
Memory ini hanya untuk input dan output yang tidak nyata, bisa diubah dari programming atau
software instruksi.
Contoh :
M0.0 Internal imagine input atau output di PLC
M10.7 Internal imagine input atau output di PLC
DB Data Block
Memory yang ini sama dengan M, tapi untuk DB nilainya akan disimpan meski PLC OFF dan
ON lagi.
Contoh :
DB1.DBX0.0 Internal imagine input atau output di PLC
DB2.DBX1.7
Internal imagine input atau output di PLC
Ladder Logic
II.4
Ladder logic adalah bahasa pemrograman utama yang paling sering digunakan di PLC, dasarnya
adalah prinsip kerja relay.
Relay adalah device sederhana yang menggunakan medan magnet untuk mengendalikan suatu
switch/kontak, prinsip kerjanya adalah ketika voltage diaplikasikan ke input coil, arus yang
keluar menghasilkan medan magnet yang akan menarik kontak .
Contoh :
Dari sirkuit diatas, coil akan di energized ketika menjadi rangkaian tertutup. Kita bisa
mensimulasikan rangkaian tersebut menjadi ladder diagram software. Ladder diagram terdiri dari
individual rung, setiap rung terdiri dari satu atau lebih input dan satu atau lebih output. Berikut
ladder diagram untuk rangkaian relay diatas :
Untuk selanjutnya, kita akan mencoba membuat ladder diagram langsung di Step7.
Studi kasus yang digunakan adalah rangkaian starter motor diatas , yaitu membuat program
kendali motor dengan tombol start, dan bisa distop dengan menekan tombol stop atau jika
overload.
Input dan Output listnya :
Tombol Start
Tombol Stop
Thermal Overload
Kontaktor
:
:
:
:
I 0.0
I 0.1
I 0.2
Q 4.0
Untuk memudahkan mengingat address dengan fisik device, absolute address bisa diganti
dengan symbol, untuk I0.0 adalah tombol start. Cara mengganti simbolnya yaitu dengan
klik kanan di address yang dimaksud edit symbols
Hal yang sama dilakukan untuk Tombol Stop dan Thermal Overload
Kemudian yang terakhir yaitu membuat cabang NO kontak untuk latch output kontaktor
II.5
Setelah membuat program, langkah selanjutnya adalah download program tersebut ke PLC.
Istilah download adalah mentransfer program dari PC/Laptop ke PLC, sedangkan upload adalah
mengambil program dari PLC ke PC/Laptop. Bisa dilihat dari ilustrasi dibawah :
Set PG/PC Interface artinya kita menentukan protocol apa yang akan kita gunakan untuk
berkomunikasi dengan PLC, protocol tersebut bisa via MPI , Profibus DP, atau Ethernet.
Klik Option Set PG/PC Interface
Kemudian selanjutnya download program dari PC ke PLC, klik symbol download yang
dikotak merah
PLC akan restart karena yang kita download adalah semua program termasuk hardware
configuration
Setelah download, step berikutnya adalah monitor ladder program yang telah kita buat,
hal ini biasa dilakukan untuk troubleshooting dari suatu mesin atau process
Meskipun Tombol Start dilepas, kontaktor tetap ON, karena di kunci / latch oleh
kontaknya sendiri
II.6
Latihan
1. Motor Direct OnLine (DOL)
Latihan membuat starter motor DOL dengan dua mode , manual dan auto. Cara kerjanya
yaitu : switch mode (ON untuk Auto dan OFF jika manual), serta dua tombol untuk
manual start dan manual stop.
I 0.0
Manual Start
I 0.1
Manual Stop
I 0.2
Auto Run
I 0.3
Q 4.0 :
Kontaktor
2. Annunciator
Simulasi ini memperlihatkan testing berfungsinya suatu sistem (normal tidaknya), kondisi
normal diperlihatkan indikasi lampu hijau, dan jika sistem bermasalah maka lampu
kuning akan menyala dan alarm akan berbunyi. Jika sistem masih bermasalah tetapi
operator telah menekan tombol accept maka alarm akan berhenti tapi lampu kuning tetap
menyala .
IP0 : I 0.0
IP1 : I 0.1
IP2 : I 0.2
OP0 : Q 4.0
Lampu kuning
OP1 : Q 4.1
Lampu hijau
OP2 : Q 4.2
Audible alarm
Lesson 3 Timers
Timer On Delay
Timer Off Delay
Latihan
III
Timer On Delay
III.1
Timer On Delay
Timer Off Delay
Timer On Delay
Tipe dari timer ini adalah mendelay keluaran yang bernilai ON. Dengan kata lain, setelah input
ON, ada delay tunggu waktu x detik sebelum mengaktifkan output.
Langkah-langkah untuk memprogram Timer On Delay di Step7 programming :
Kemudian ketik untuk setpoint timernya dengan format S5T#_s ,untuk contoh
menggunakan 1 second
Aktifkan I 0.0
Saat I 0.0 aktif, maka Q 4.0 tidak langsung aktif, tapi menunggu Timer T0
Setelah 1 detik
Kesimpulan dari function Timer On Delay diatas, yang perlu diisi yaitu :
S
Q
TV
:
:
:
III.2
Kita simulasikan dengan mengaktifkan Input I 0.0, maka Q 4.0 langsung aktif
Saat I 0.0 berubah menjadi OFF lagi, maka Q 4.0 tidak langsung OFF
Kesimpulan dari function Timer Off Delay diatas, yang perlu diisi yaitu :
S
Q
TV
:
:
:
III.3
Latihan
Buatlah program untuk menghidupkan dan mematikan system conveyor sebanyak 3 buah. Jika
push button start ditekan urutan hidup conveyor mulai dari conveyor C , setelah conveyor C
running 10 detik kemudian conveyor B running, setelah conveyor B running 20 detik kemudian
conveyor A running.
Jika push button stop ditekan, urutan mati conveyor dibalik, mulai dari conveyor A, setelah
conveyor A mati, 5 detik kemudian conveyor B off, setelah conveyor B off 10 detik kemudian
conveyor C yang off.
I 0.0
I 0.1
Q 4.0
Q 4.1
Q 4.2
:
:
:
:
:
Tombol Start
Tombol Stop
Conveyor A
Conveyor B
Conveyor C
Lesson 4 Counters
Counter
Latihan
IV
Counter
IV.1
Up Counter
Down Counter
Up Down Counter
Counter adalah fungsi sederhana untuk menghitung, untuk Up Counter menghitung maju
1,2,3. Untuk Down Counter menghitung mundur 9,8,7, dan juga ada yang dinamakan Up
Down Counter yang fungsinya menghitung maju dan mundur, misalnya 1,2,3,4,5,4,3,2,
Yang akan kita contohkan di Step7 hanyalah untuk Up Counter, dengan langkah langkah
sebagai berikut :
Sama seperti timer, untuk function counter bisa diambil dari layout sebelah kiri
Isi dengan C0
Terlihat CV_BCD nya bernilai 1, dan Q4.0 akan aktif jika jumlah hitungannya > 0
I0.0 di off kemudian di on lagi, maka counter akan bernilai 2
Nilai hitungan di MW10 tersebut bisa dimanfaatkan untuk proses yang lain, misalnya
sebagai hitungan jumlah produk yang lewat, interlocking, dsb
Untuk contoh kasus penggunaan counter, yang akan dicontohkan adalah : jika setelah 5
hitungan maka output Q4.1 akan aktif
Pilih fungsi untuk compare , dalam hal ini menggunakan GE_I (Greater Equal Integer)
atau dalam arti yang lain adalah >= untuk nilai bertipe integer
Output Q4.1 akan on jika jumlah perhitungan (MW10) sudah lebih dari atau sama dengan
setpointnya yaitu 5
Saat counter di reset, MW10 balik menjadi 0 dan output Q4.1 off
IV.2
Latihan
Sistem parkir kendaraan secara otomatis.
Apabila mobil mendekati pintu masuk maka sensor IP0 akan ON dan pintu masuk (OP3)
akan terbuka/ON selama 3 detik dan akan menutup kembali.
Kemudian setiap mobil yang masuk akan dihitung pada Count. Apabila mobil mendekati
pintu keluar sensor IP1 akan ON dan pintu keluar parkir (OP4) akan terbuka/ON selama
3 detik kemudian menutup kembali serta jumlah mobil yang parkir akan berkurang.
Lampu Full (OP0) akan menyala apabila jumlah mobil yang parkir sebanyak 6 mobil atau
memenuhi seluruh tempat parkir. Lampu Spaces (OP1) akan menyala apabila masih ada
ruang/tempat untuk memarkir mobil. Lampu Empty (OP2) akan menyala apabila
ruang/tempat parkir masih kosong.
IP0
IP1
OP0
OP1
OP2
OP3
OP3
IV
V.1
Hal penting selanjutnya yang harus diketahui oleh teknisi PLC untuk troubleshooting adalah
bagaimana cara backup/upload program PLC yang udah terinstall untuk disave ke laptop/PC.
Hal tersebut sangat penting jika nantinya PLC rusak, teknisi punya backup programnya sehingga
tidak perlu lagi membuat program dari awal.
Berikut langkah-langkah untuk backup/upload program dari PLC :
Buat new project , untuk contoh ini saya beri nama upload
Diagnostic
Diagnostic sangat penting untuk teknisi elektrik dalam melakukan troubleshooting PLC.
Berikut langkah-langkah sederhana untuk diagnostic PLC :
Tampilan dari diagnostic online PLC, terlihat status PLC yang stop
V.2