You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Judul Percobaan : Pembuatan Asam Sulfonil dari Anilin
1.2 Prinsip Percobaan : Sulfonasi
1.3 Teori :
Reaksi substitusi ialah reaksi pertukaran atau pergantian gugus atom atau suatu atom
yang terdapat dapat senyawa karbon yang diganti atau ditukar dengan gugus atom lain, atau atom
yang lain. Sulfonasi sendiri merupakan bagian dari reaksi substitusi. Sulfonasi adalah reaksi
kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -SO3H, ke dalam suatu molekul
ataupun ion.
Istilah sulfonasi terutama digunakan untuk menyatakan reaksi-reaksi yang
menggunakan pereaksi sulfonasi yang umum seperti asam sulfat pekat, oleum, dan pereaksi
lainnya yang mengandung sulfur trioksida.
Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat,
-SO3H, ke dalam suatu molekul ataupun ion. Pada saat penambahan anilin ke dalam asam sulfat
terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu reaksi substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen
dengan gugus asam sulfonat (SO3H) pada molekul organik melalui ikatan kimia pada atom
karbonnya.
Sulfonasi adalah salah satu jenis reaksi substitusi elektrofil aromatik.
Sulfonasi terhadap benzen kurang reaktif dibandingkan benzen tersubstitusi (bromobenzen,dsb),
sehingga diperlukan asam sulfat berasap, H2SO4 + SO3, atau lazim dikenal dengan oleum.
Sedangkan untuk misalnya toluen cukup digunakan asam sulfat pekat. Pereaksi yang lebih
reaktif lagi adalah asam klorosulfonat, ClSO3H
Mekanisme reaksi sulfonasi belum ditemukan secara detil seperti halnya substitusi
elektrofil lainnya. Penyerangan elektrofil dilakukan oleh SO3 yang secara listrik boleh dikatakan
netral. Belerang trioksida ini terdapat dalam asam sulfat berasap (H2SO4 + gas SO3), sedangkan
dalam H2SO4 pekat terjadi karena pergeseran kesetimbangan tekanan.
2H2SO4 SO3 + [H3O+] + [HSO4-]
Penyerangan SO3 terhadap sistem aromatik melalui serial reaksi kesetimbangan yang akhirnya
terbentuk asam aril sulfonat.

Tahap penentu kecepatan reaksinya ditentukan oleh tahap pemutusan ikatan C-H dan cincin
aromatik.
Pada saat penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu
reaksi substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen dengan gugus asam sulfonat (SO3H) pada
molekul organik melalui ikatan kimia pada atom karbonnya. Reaksi :
C6H5(NH2) + H2SO4 C6H4(NH2) SO3H
Sulfonasi senyawa aromatik adalah salah satu tipe yang paling penting dari sulfonasi.
Pada saat penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu reaksi
substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen dengan gugus asam sulfonat (SO3H) pada
molekul organik melalui ikatan kimia pada atom karbonnya. Pada reaksi sulfonasi, bahan utama
yang digunakan yaitu anilin dan asam sulfat yang menghasilkan asam sulfanilat dan air. Di mana
penjelasan asam sulfanilat akan dijelaskan berikutnya. Mula-mula pada saat penambahan anilin
dan asam sulfat terbentuk asap putih yang disebut asap monosulfat. Selanjutnya akan terjadi
tahap mekanisme sulfonasi. Mekanisme sulfonasi dibagi menjadi 2 tahap, dimana tahap pertama,
anilin pertama direaksikan dengan asam sulfat pekat di mana elektrofil atau gugus asam sulfonat
(SO3H) dalam asam sulfat pekat menyerang cincin aromatik sehingga satu sisi anilin dari
mengikat H dan SO3H kekuatan kelompok. Pada tahap kedua, senyawa anilin yang mengikat H
kelompok dan kelompok SO3H dan kemudian hidroksida sehingga ion hidroksida akan mengikat
H dan H kelompok kelompok akan meninggalkan anilin senyawa yang salah satu sisi belakang
dari senyawa anilin mengikat kelompok SO3H hanya membentuk sulfanilat asam dan air.
Sulfonasi dapat dilakukan dengan mereaksikan anilin (C6H5NH2) dengan asam sulfat pekat
(H2SO4) pada suhu 180-195oC. Hasil yang diperoleh asam sulfanilat (C6H7NO3S) dan
air(H2O).
Jenis-jenis zat pensulfonasi antara lain :
1. Persenyawaan SO3, termasuk didalamnya :
( SO3), ( H2SO4), ( oleum)
2. Persenyawaan SO2.
3. Senyawa sulfoalkilasi.

Sedangkan, zat-zat yang disulfonasi antara lain: zat alifatik misalnya hidrokarbon jenuh,
oleofin, alkohol, selulosa, senyawa aromatis, naphtalena, antraquinone dan lain sebagainya.
Zat pensulfonasi yang paling efisien adalah SO3 karena hanya melibatkan satu reaksi adisi
secara langsung, contohnya:
RH + SO3 RSO3H

ROH + SO3 ROSO3H

SO3 yang banyak digunakan adalah SO3 dalam bentuk hidrat (oleum atau asam sulfat pekat)
karena dengan SO3 hidrat, air akan bertindak murni sebagai pelarut.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu jenis sulfonasi yang paling penting.
Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa aromatik dengan asam sulfat.
Asam sulfat yang digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida (oleum). Sama halnya
dengan nitrasi dan halogenasi, sulfonasi senyawa aromatik adalah reaksi substitusi elektrofilik,
tetapi merupakan reaksi yang dapat balik (reversibel).
Untuk proses sulfonasi senyawa aromatik yang lebih kompleks, temperatur dapat
memberikan pengaruh, bukan hanya terhadap laju reaksi, tetapi juga terhadap sifat dari produk
yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan temperatur dalam sulfonasi naftalena menyebabkan
perubahan komposisi produk asam monosulfonat dari sekitar 95% alpha isomer pada temperatur
kamar menjadi 100% beta isomer pada 2000C.
Salah satu proses yang melibatkan reaksi sulfonasi yaitu pembuatan Asam Sulfanilat.
Adapun proses pembuatannya yaitu,
A. Skala Laboratorium
Asam sulfanilat dapat dibuat dari reaksi antara anilin dengan oleum (asam sulfat pekat) pada
suhu reaksi antara 180C dan 195C dengan produk utamanya yaitu asam sulfanilat, sedangkan

produk sampingnya yaitu air. Pada mulanya produk yang dihasilkan larutan karena asam
sulfanilat bersifat mudah larut maka untuk mendapatkan kristalnya didinginkan.
NH2 + H2SO4 NHHSO4 NH2 SO3H +H2O

Anilin as. Sulfat as. Alanilat as. Sulfanilat air


Produk alanilat ini merupakan produk yang tidak tentu, di mana lewat pemanasan berlanjut akan
menghasilkan asam sulfanilat dan air.
B. Skala Industri
Secara komersial, asam sulfanilat dibuat dengan proses Baking. Dalam proses ini, anilin dan
asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam ke dalam suatu ketel besi tuang yang dilengkapi dengan
kondensor refluks. Lalu dimasukkan benzena sulfonat, dicampurkan dalam ketel besi.
Pengadukan dilakukan dalam suhu operasi 1500C, anilin dan air yang keluar dalam ketel besi
akan direflux oleh kondensor. Dua jam setelah penambahan anilin (dari kondensor reflux), maka
reaksi akan sempurna, dengan hasil yaitu asam sulfanilat dengan konsentrasi 97%. Dengan kata
lain Proses Baking ini sangat cocok karena asam sulfanilat yang diperoleh cukup pekat dan
konversinya besar.
Kebaikan menggunakan proses baking adalah:
Kondensor reflux digunakan untuk memanfaatkan kembali sisa anilin dan sulfat agar tidak
terbuang begitu saja.
Dilengkapi dengan propeller untuk kesempurnaan campuran.
Sirkulasi udara dapat diatur dengan cirkulating fan.
Dilengkapi dengan coil pemanas karena suhu diatur 100 150C.
Keburukan menggunakan proses baking adalah :
Temperatur harus tetap dijaga 150C karena itu diperlukan pengawas.
Larutan asam sulfat bersifat korosif dapat merusak ketel.
Ketel harus dilengkapi pompa vakum untuk memisahkan air yang ikut terbentuk selama reaksi.

BAHAN BAKU & PRODUK


Anilin
Anilin merupakan senyawa turunan benzena yang dihasilkan dari pengurangan
nitrobenzena. Anilin dapat dibuat dengan mengurangi nitrobenzena dengan campuran Fe dan
HCl. Anilin, fenilamin atau aminobenzene adalah senyawa organik dengan rumus C6H5NH2.
Terdiri dari kelompok fenil melekat ke gugus amino, anilin adalah amina aromatik prototipikal.
Menjadi prekursor bahan kimia industri, penggunaan utama adalah dalam pembuatan prekursor
untuk polyurethane. Seperti amina mudah menguap yang paling, ia memiliki bau yang agak tidak
menyenangkan dari ikan busuk. Ia terbakar mudah, membakar dengan api berasap karakteristik
senyawa aromatik. Anilin tidak berwarna, tetapi perlahan-lahan mengoksidasi dan resinifies di
udara, memberi warna merah-coklat dengan sampel usia.
Sifat Fisika Anilin :
o

Berupa zat cair seperti minyak

Sukar larut dalam air

Beracun

Titik didih 184

Titik leleh -6

Berat molekul 93

Berat jenis 1.02 gr/ml

Indeks bias 1.58

Sifat Kimia Anilin :

Bersifat basa sangat lemah

Anilin dapat bereaksi dengan asam membentuk garam garamnya .

Anilin dapat bereaksi dengan H2SO4 membentuk anilin monosulfat dan anilin
monosulfat jika dipanaskan berubah menjadi asam sulfonat .

Anilin dapat bereaksi dengan HCL

Anilin bereaksi dengan HNO3 (Asam Nitrat) dan HCL pada suhu dbawah 5oC
membentuk garam Diazonium.

Anilin bereaksi dengan Alkil Halogenida

Kegunaan Anilin:
o
o
o
o
o

Bahan bakar roket.


Pembuatan zat warna diazo.
Obat-obatan
Bahan peledak.
Pembuatan plastic

Asam Sulfat (H2SO4)


Asam Sulfat adalah asam sulfat yang komponenya utama adalah Belerang. Belerang
adalah zat padat yang pada temperature kamar melebur pada 119

, berwarna kuning rapuh.

Kristal belerang berbentuk rombik dengan rumus S. Asam sulfat banyak diperlukan dalam
berbagai industry penting.
Sifat Fisis :
o Cairan kental, bening kekuningan
o Memiliki aroma yang khas seperti belerang
o Bersifat korosif

o Bersifat hygroskopis
o Berat jenis : 1,84 gr/mol
o Titik didih : 240
o Titik leleh : 10
o Kandungan air kecil
o Tahan pengoksidasi dan pendehidrasi
o Berat jenis uap : 3.4

Sifat kimia :
o Merupakan asam kuat
o Jika dicampur dengan air akan menimbulkan reaksi eksoterm (panas ) sampai 120oC dan
kontraksi, sehingga jumlah isi campuran berkurang
o bersifat encer, tidak bisa bereaksi dengan Bi, Hg, Cu, dan logam mulia.
o bersifat pekat. Bila keadaaan panas akan mengoksidasi logam- logam sedang asam sulfat
direduksi menjadi

o Merupakan oksidator dan zat pendehidrasi.


Kegunaan :
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Bahan pemuatan pupuk Amonium Sulfat dan Asam Sulfat


Kilang minyak
Serabut buatan
Bahan kimia industry
Plastik
Pharmasi
Baterai
Bahan ledak
Air aki/accu
Industry organic : insektisida, selofan, zat warna
Memurnikan minyak tanah

Asam Sulfanilat
Asam sulfanilat adalah senyawa golongan asam kuat yang sering digunakan untuk bahan
baku pembuatan obat-obatan. Asam Sulfanilat adalah bubuk abu-abu terang atau kristal; sedikit
larut dalam air, alkohol, dan eter, dan larut dalam air panas. Asam Sulfaniat adalah produk anilin
tersulfonasi. Anilin adalah bahan awal dalam industri manufaktur pewarna. Asam sulfonat dan
garamnya hadir dalam pewarna organik menyediakan fungsi yang berguna kelarutan air
mengikat lebih erat ke kain. Asam Sulfanilat digunakan sebagai perantara untuk pewarna (warna
makanan, bahan pencemerlang optik), obat-obatan dan sintesis organik lainnya. Ini adalah
komponen dari reagen untuk menentukan asam nitrit. Asam Sulfanilat dikonversi ke
sulfanilamida yang merupakan salah satu bahan dasar untuk memproduksi obat sulfat antibakteri.
Ada sebuah isomer disebut asam metanilat, sulfonat kelompok di posisi 2. Hal ini digunakan
dalam pembuatan bahan celup azo dan obat sintesis sulfat.
Sifat fisika :
o Pada suhu kamar berbentuk kristal padat yang berwarna putih.
o Merupakan golongan asam yang sangat kuat.
o Memiliki sifat higroskopis yaitu mudah menyerap air untuk masuk ke dalam molekul
o
o
o
o
o
o
o
o

molekulnya.
Berat molekul : 173,19
Titik cair : 288C
Titik didih : 172-187C
Mudah larut dalam air panas dan pelarut polar lainnya
Berbentuk Kristal berwarna putih (dalam keadaan murni)
Tidak dapat larut dalam pelarut organic, larut dalam pelarut anorganik
Larut dalam air dingin pada suhu -5
Terurai dalam (sebelum mencair pada suhu 300 , terbentuk pada 180-190 .

Sifat Kimia :
o Merupakan turunan benzene
o Bersifat Amfoter
o Cenderung merupakan Asam Sulfat

o Dihasilkan dari Anilin dengan


o Asam kuat berbasa I dapat mementuk garam.

Kegunaan :
o
o
o
o
o
o
o

Digunakan sebagai katalis dalam industry.


Dapat digunakan sebagai detergent atau sebagai zat pengemulsi.
Sebagai zat pendamar ion.
Sebagai zat perantara untuk dyes (bahan celup),pestisida ( untuk membunuh kuman).
Sebagai bahan dasar dalam industri farmasi
Bidang industry batik sebagai zat warna
Digunakan dalam Industry Farmasi :Obat Kloromin, Tiokol, Sakarin.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1Metode
1. Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt
(campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan
teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass
transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
Mekanisme Pembentukkan Kristal
Pembentukan Inti
Inti kristal adalah partikel-partikel kecil bahkan sangat kecil yang dapat terbentuk secara cara
memperkecil kristal-kristal yang ada dalam alat kristalisasi atau dengan menambahkan benih
kristal ke dalam larutan lewat jenuh.
Pertumbuhan Kristal
Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari dua proses yaitu :
Transportasi molekul-molekul atau (ion-ion dari bahan yang akan di kristalisasikan) dalam
larutan kepermukaan kristal dengan cara difusi. Proses ini berlangsung semakin cepat jika derajat
lewat jenuh dalam larutan semakin besar.
Penempatan molekul-molekul atau ion-ion pada kisi kristal. Semakin luas total permukaan
kristal, semakin banyak bahan yang di tempatkan pada kisi kristal persatuan waktu.

Syarat-syarat Kristalisasi
Larutan harus jenuh
Larutan yang mengandung jumlah zat berlarut berlebihan pada suhu tertentu, sehingga kelebihan
itu tidak melarut lagi. Jenuh berarti pelarut telah seimbang zat terlarut atau jika larutan tidak
dapat lagi melarutkan zat terlarut, artinya konsentrasinya telah maksimal kalau larutan jenuh
suatu zat padat didinginkan perlahan-lahan, sebagian zat terlarut akan mengkristal, dalam arti
diperoleh larutan super jenuh atau lewat jenuh

Larutan harus homogeny


Partikel-partikel yang sangat kecil tetap tersebar merata biarpun didiamkan dalam waktu lama.
Adanya perubahan suhu
Penurunan suhu secara dratis atau kenaikan suhu secara dratis tergantung dari bentuk kristal yang
didinginkan.
Metode-metode Kristalisasi
Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang dratis dengan menurunnya temperatur, kondisi
lewat jenuh dapat dicapai dengan pendinginan larutan panas yang jenuh.
Pemanasan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit dengan menurunnya suhu. Kondisi
lewat jenuh dapat dicapai dengan penguapan sebagian pelarut.
Pemanasan dan Pendinginan
Metode ini merupakan gabunga dari dua metode diatas. Larutan panas yang Jenuh dialirkan
kedalam sebuah ruangan yang divakumkan. Sebagian pelarut menguap, panas penguapan
diambil dari larutan itu sendiri, sehingga larutan menjadi dingin
dan lewat jenuh. Metode ini disebut kristalisasi vakum.
Penambahan bahan (zat) lain.
Untuk pemisahan bahan organic dari larutan seringkali ditambahkan suatu garam. Garam ini
larut lebih baik daripada bahan padat yang dinginkan sehinga terjadi desakan dan membuat baha
padat menjadi terkristalisasi.
Proses Kristalisasi Pada Pembekuan (Fase Cair-Padat)
Dalam keadaan cair atom-atom tidak memiliki susunan teratur dan selalu mudah bergerak,
temperaturnya relative lebih tinggi dan memiliki energi yang cukup untuk mudah bergerak.
Dengan turunnya temperatur maka energi atom aka semakin rendah, makin sulit bergerak dan
mulai mengatur kedudukannya relatif terhadap atom lain, mulai membentuk inti kristal pada
tempat yang relative leih tinggi.
Inti akan menjadi pusat kristalisasi, dengan makin turun temperature makin banyak atom yang
ikut bergabung dengan inti yang sudah ada atau membentuk inti baru.
Ukuran Kristal

Ukuran kristal tergantung dari kecepatan pembentukkan inti kristal (partikel kristal yang amat
kecil, yang terbentuk secara spontan akibat dari keadaan larutan yang lewat jenuh) dan
pertumbuhan kristal, artinya tergantung pada kondisi kristalisasi.
1. Dalam keadaan cair atom-atom tidak memiliki susunan teratur dan selalu mudah bergerak,
temperaturnya relative lebih tinggi dan memiliki energi yang cukup untuk mudah bergerak.
2. Dengan turunnya temperatur maka energi atom aka semakin rendah, makin sulit bergerak dan
mulai mengatur kedudukannya relatif terhadap atom lain, mulai membentuk inti kristal pada
tempat yang relative leih tinggi.
3. Inti akan menjadi pusat kristalisasi, dengan makin turun temperature makin banyak atom yang
ikut bergabung dengan inti yang sudah ada atau membentuk inti baru.

2. Herkristalisasi atau Rekristalisasi


Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan,
dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian
dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu
diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang
dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara
produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap (Arsyad, 2001).
Rekristalisasi merupakan metode yang sangat penting untuk pemurnian komponen
larutan organic. Ada tujuh metode dalam rekristalisasi yaitu: memilih pelarut, melarutkan zat
terlarut, menghilangkan warna larutan, memindahkan zat padat, mengkristalkan larutan,
mengumpul dan mencuci kristal, mengeringkan produknya (hasil) (Williamson, 1999).

Ada dua cara dalam melakukan rekristalasasi, yaitu :


Jika pengotornya sedikit larut dalam pelarut, langkah yang harus dilakukan yaitu campuran zat
padat dengan pelarut panas di saring biasa hingga terpisahkan antara zat terlarut ( larutan )
dengan pengotornya ( tidak larut ). Kemudian mendinginkan dan menyaring zat terlarut dengan
di isap hingga terbentuk pelarut dan krisal
Jika pengotornya lebih larut dalam pelarut, maka langkah yang harus di lakukan yaitu
campuran zat padat dengan pelarut panas yang menghasilkan larutan, kemudian didinginkan dan
di saring dengan di isap hingga terbentuk pelarut dan kristal.
Apabila larutan yang akan di kristalkan ternyata berwarna, padahal kita tahu zat padatnya tak

berwarna, maka kedalam larutan panas sebelumnya di saring di tambahkan arang aktif. Tidak
semua zat warna dapat di serap dengan baik. Zat warna yang tidak terserap ini akan hilang pada
waktu pencucian dan penyaringan.

Kelebihan dan Kekurangan Proses


A. Kelebihan :
Kristal yang didapat lebih murni (bentuknya seperti jarum)
Dalam metode pengkristalan. Larutannya harus superheated
Dijaga temperature 180-190
agar kristal dapat terbentuk saat diherkristalisasi.
Setelah dipanaskan di karbon aktif, larutan di letakkan di saringan pemanas dan diberi
norit agar kristal masih terendap di bawah.
Setelah dimasukkan dengan Es, Kristal mudah terbentuk.
Saat Herkristalisasi, pemberian norit yang menghilangkan kotoran kotoran yang ada
sehingga memperoleh kristal yg putih mengkilap
seperti jarum kecil.
B.Kekurangan
Jika suhu tidak dijaga 180-190 maka tidak akan terbentuk metode kristalisasi.
Jika pengadukan norit tidak merata maka norit akan terbawa saat pengkristalan warna
putih mengkilap yang seharusnya berubah menjadi warna ungu keputih-putihan.
Pemanasan yang terlalu lama akan mengakibatkan kertas saring terbakar sehingga berat
kertas saring berkurang dan hasil rendemen berkurang.
Dari reaksi sulfonasi di atas, akan terbentuk kristal asam sulfanilat. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal antara lain adalah:
1. Derajat lewat jenuh
2. Jumlah inti yang ada atau luas permukaan total dari kristal yang ada.
3. Viskositas larutan
4. Jenis dan banyaknya pengotor
5. Pergerakan antara larutan dan Kristal
6. Suhu pada saat pemanasan.

2.2 Aplikasi Dalam Industri


Produksi Metil Ester Sulfonat
Produksi metil ester sulfonat dalam skala industri terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu tahap
sulfonasi, tahap pemucatan, tahap netralisasi, dan tahap pengeringan.
1. Tahap Sulfonasi
MES diproduksi melalui proses sulfonasi metil ester dengan campuran SO3/udara. Reaksi
pengontakkan SO3 dan bahan organik terjadi di dalam suatu falling film reactor. Gas dan organik
mengalir di dalam tube secara co-current dari bagian atas reaktor pada temperatur 45oC dan
keluar reaktor pada temperatur sekitar 30oC. Proses pendinginan dilakukan dengan air pendingin
yang berasal dari cooling tower. Air pendingin ini mengalir pada bagian shell dari reaktor. Hal
ini bertujuan untuk menjaga kestabilan temperatur reaksi akibat reaksi eksoterm yang
berlangsung di dalam reaktor. Agar campuran MESA mencapai waktu yang tepat dalam reaksi
sulfonasi yang sempurna, MESA harus dilewatkan kedalam digester yang memilki temperature
konstan (~80oC) selama kurang lebih satu jam. Efek samping dari MESA digestion adalah
penggelapan warna campuran asam sulfonat secara signifikan. Sementara itu, gas-gas yang
meninggalkan reaktor menuju sistem pembersihan gas buangan (waste gas cleaning system).
2. Tahap Pemucatan (Bleaching)
Untuk mengurangi warna sampai sesuai dengan spesifikasi, digested MESA harus diukur
didalam sistem kontinu acid bleaching, dimana dicampurkan dengan laju alir metanol yang
terkontrol dan hidrogen peroksida sesudahnya. Reaksi bleaching lalu dilanjutkan dengan metanol
reflux dan pengontrolan temperatur yang presisi.
3. Tahap Netralisasi
Acid ester yang terbentuk dalam proses sulfonasi bersifat tidak stabil dan mudah
terhidrolisis. Oleh karena itu, pencampuran yang sempurna antara asam sulfonat dan aliran basa
dibutuhkan dalam proses netralisasi untuk mencegah lokalisasi kenaikan pH dan temperatur yang
dapat mengakibatkan reaksi hidrolisis yang berlebih. Neutralizer beroperasi secara kontinu,
mempertahankan komposisi dan pH dari pasta secara otomatis.
4. Tahap Pengeringan
Selanjutnya, pasta netral MES dilewatkan ke dalam sistem TurboTubeTM Dryer dimana
metanol dan air proses yang berlebih dipisahkan untuk menghasilkan pasta terkonsentrasi atau

produk granula kering MES, dimana produk ini tergantung pada berat molekul MES dan target
aplikasi produk. Langkah akhir adalah merumuskan dan menyiapkan produk MES dalam
komposisi akhir, baik itu dalam bentuk cair, batangan semi-padat atau granula padat, dengan
menggunakan teknologi yang tepat.

You might also like