Professional Documents
Culture Documents
BAB 5
METODE TAMBANG TERBUKA
Klasifikasi metode penambang di Sub bab 2.2 Tabel 1 dinyatakan bahwa metode
tambang terbuka (Hartman, 1987) dibagi dalam klas mekanika dan aqueous. Klas
Mekanik terdiri dari ; open pit mining, quarry, open cast mining dan auger mining. Klas
Aqueous terdiri dari ; hidraulicking, dredging, borehole dan leaching.
Bentuk tambang dapat pula melingkari bukit atau undakan. Hal ini tergantung dari
letak endapan dan penambangan yang diiginkan (seperti yang terlihat pada gambar
5.1d).
Overbudden
Overbudden
Ore
Ore
(a)
Underground
(b)
Overbudden
Overbudden
Ore
Ore
Kemajuan bench
(c)
(d)
Overbudden
Coal
(e)
Gambar 5.1
Variasi penambangan open pit
Dalam kegiatan penambangan open pit / open cut ada beberapa faktor yang harus
menjadi perhatian yang serius adalah :
1. Kesehatan dan keamanan ; seperti pengendalian debu, beban bench, jalan,
limbah dan dumping area, kebisingan dan pencegahan kebarakan spontan.
2. Pengendalian lingkungan ; perlindungan air dan udara, pengelolaan limbah.
3. Pengendalian tanah ; stabilitas kemiringan dan pengendalian erosi tanah.
4. Pendistribusian dan Power suplai ; substasiun listrik.
5. Pemeliharaan dan perbaikan ; fasilitas bengkel.
6. Komunikasi ; radio dan telefon.
7. Kontruksi jalan dan pengangkutan (transportasi)
Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bijih itu sendiri ada 2 macam, yaitu: open
pit dan open cut.
Bab 5. Metode Tambang Terbuka, hal. 40
Open pit
Open pit merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang terletak pada
suatu lembah. Dengan demikian front kerja digali ke-arah bawah sehingga
membentuk semacam cekungan atau pit.
Open cut
Open cut merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang terletak pada
lereng bukit. Dengan demikian front kerja digali dari arah bawah ke atas atau
sebaliknya (side hill type). Bentuk tambang dapat melingkari bukit atau undakan, hal
tersebut tergantung dari letak endapan dan penambangan yang diinginkan (lihat
Gambar 5.2)
Cara pengangkutan pada open cut tergantung dari kedalaman endapan bijih dan
topografinya. Pada dasarnya cara pengangkutan ada 2 macam yaitu:
a.
cara konvensional atau cara langsung yaitu hasil galian atau peledakan diangkut
oleh truck/belt conveyor/mine car/tread wagon/dump type rail cars, dsb lansung
dari tempat penggalian ke tempat dumping dengan menelurusuri tebing-tebing
sepanjang bukit (lihat Gambar 5.3).
Gambar 5.2
Open cast mine di Grasberg Freepot Indonesia
Gambar 5.3
Cara pengangkutan konvensional
b. Cara inkonvensional atau cara tak langsung adalah cara pengangkutan hasil
galian/peledakan ke tempat dumping dengan menggunakan cara kombinasi alatalat angkut. Misalnya dari front ke tempat crusher digunakan truk dan selanjutnya
melalui ore pass ke loading point dari sini diangkut ke ore bin dengan memakai
belt conveyor, adan akhirnya diangkut keluar tambang.
Gambar 5.4
Cara pengangkutan inkonvensional
Gambar 5.5
Tubuh Bijih Grasberg
Bab 5. Metode Tambang Terbuka, hal. 43
Pada tambang terbuka Grasberg digunakan peralatan shovel dan truk besar untuk
menambang bahan. Bahan tersebut termasuk klasifikasi bijih atau limbah, tergantung
dari nilai ekonomis bahan tersebut. Alat shovel menggali bahan pada daerah-daerah
berbeda di dalam tambang terbuka, dan memuat bahan ke atas truk angkut untuk
dibawa keluar tambang terbuka.
Bijih ditempatkan ke dalam alat penghancur bijih dan diangkut ke pabrik pengolahan
(mill) untuk diproses. Batuan limbah (overburden) dibuang dengan truk ke daerahdaerah penempatan yang telah ditentukan, atau ke dalam alat penghancur OHS pada
jalan HEAT untuk ditempatkan di Wanagon Bawah di samping alat penimbun (stacker).
Sarana-sarana utama yang ada pada lokasi tambang terbuka termasuk bengkelbengkel perawatan, tambang batu gamping dan pabrik pemrosesan, serta fungsi
pendukung lainnya dan perkantoran.
Lazimnya, bahan-bahan dan perlengkapan dibawa ke lokasi tambang terbuka dengan
menggunakan tram. Alat berat diangkut dengan menggunakan wheeled lowboy
melalui Jalan HEAT, yang merupakan infrastruktur yang terbukti sangat vital untuk
pengangkutan jenis peralatan yang diperlukan di tambang terbuka Grasberg yang
sangat besar.
Gambar 5.6
Layout Tambang Terbuka Grasberg
bijih ditambang. Ketika satu pushback selesai dikerjakan, maka pushback berikutnya,
overburdennya telah dikupas sehingga bisa mulai menghasilkan bijih. Jadwal
keseluruhan tambang terbuka dirancang guna memaksimalkan nilai bersih terkini (net
present value) dari sumber daya tersebut.
Sepanjang masa Grasberg, sekitar 3,4 miliar ton metrik overburden akan ditambang
guna menyingkap 1,4 miliar ton metrik bijih yang bernilai ekonomis. Overburden
terdiri dari sejumlah jenis batu alam yang berbeda, termasuk batu gamping.
Overburden ditempatkan di daerah-daerah yang memungkinkan tambang terbuka
dikembangkan sedekat mungkin untuk mengurangi biaya.
Daerah-daerah utama tersebut berada di padang rumput Carstensz dan daerah
Wanagon di sebelah barat dan utara. Overburden tersebut diangkut menuju daerahdaerah tersebut terutama di atas truk. Di Wanagon Bawah, truk tersebut menuang
batuan tersebut ke dalam alat penghancur yang ada pada jalan HEAT, dan bahan
tersebut di kirim ke alat penimbun (stacker) yang akan menempatkan bahan di
Wanagon Bawah. Sepanjang masa tambang terbuka, rasio pengupasan (perbandingan
overburden yang dipindahkan terhadap bijih) adalah 2,5 di mana dari 1990 - 2005
rasionya adalah 2,8 dan diperkirakan dari saat ini hingga akhir masa tambang terbuka,
rasionya 2,2. Saat tambang terbuka selesai dikerjakan, daerah-daerah overburden
kelak sudah dihijaukan kembali.
Gambar 5.7
Rencana Produksi bijih dan Overburden pada Tahun 2006-2015
Gambar 5.8
Daerah Penempatan Overburden (Lubang Akhir)
Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka. Namun karena bukaan
yang semakin dalam, sekitar tahun 2015, cara penambangan akan diubah menjadi
tambang bawah tanah (Gambar 5.9). Jika semua terwujud, tambang bawah tanah
Grasberg akan menjadi salah satu yang terbesar. Tambang tembaga terbesar di
Indonesia adalah yang diusahakan PT Freeport Indonesia di area Grasberg, Papua.
Freeport juga mengoperasikan beberapa tambang bawah tanah besar, meski dengan
kemampuan produksi yang masih berada di bawah Grasberg.
Gambar 5.9
Tubuh bijih pada Distrik Grasberg
5.1.2 Quarry
Quarry adalah cara-cara penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali
endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri, seperti: batu marmer,
batu granit, batu andesit, batu gamping, dan lainnya. Quarry dapat menghasilkan
material atau hasil tambang dalam bentuk loose/broken materials ataupun dalam
bentuk dimensional stones.
Berdasarkan letak endapan yang digali atau arah penambangan atau penggalian, secra
garis besar quarry dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: Side hill type danPit type.
Gambar 5.10
Side hill type dengan endapan berbentuk bukit
Gambar 5.11
Side hill type dengan jalan masuk berbentuk spiral
Gambar 5.12
Side hill type dengan jalan masuk straight ram
Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah, dengan membuat front kerja
sedikit miring ke arah luar dan tepi jalan masuk dibuatkan saluran air.
Alat angkut yang bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti mendapat
bantuan gaya gravitasi. Dengan demikian waktu pengangkutannya (cycle time)
menjadi lebih singkat.
Bab 5. Metode Tambang Terbuka, hal. 48
Kalau bentuk endapan kurang lebih bulat atau lonjong (oval), maka front kerja
dan jalan masuknya dibuat berbentuk spiral (lihat Gambar 5.13)
Gambar 5.13
Pit type dengan jalan masuk berbentuk spiral
Gambar 5.14
Pit type dengan jalan masuk lansung
Bila bentuk endapan kurang lebih empat persegi panjang atau bujur sangkar,
maka front kerjapun dibuat seperti bentuk-bentuk tersebut di atas dengan
jalan masuk salah satu sisi yang disebut straight ramp (Gambar 5.15), atau
berbentuk zig-zag (Gambar 5.16).
Gambar 5.15
Pit type dengan jalan masuk straight ram
Gambar 5.16
Pit type dengan jalan masuk zig-zag
produksi yang tinggi. Namun persoalan yang serius yang dihadapi adalah perhitungan
stripping atau pengupasan tanah penutup (lihat Gambar 5.17 dan 5.18).
Gambar 5.17
Penambangan open cast dalam penambangan batubara dengan satu seam (Anom 1982).
Gambar 5.18
Stripping multi seam dengan penambangan open cast (Anom, 1976)
Gambar 5.17
Back Filling Digging Method
Bab 5. Metode Tambang Terbuka, hal. 54
Contour mining adalah cara penambangan mengikuti arah kontur. Hal ini dilakukan
karena posisi endapan mendatar atau sedikit miring dan terletak dilereng bukit. Cara
penambangannya adalah dengan membuat tempat kerja terlebih dahulu pada bagian
lereng, yaitu dengan cara mengupas tanah penutup sampai didapat lebar yang cukup
untuk melakukan penambangan. Tanah penutup hasil penggalian dibuang ke lereng
sebelah bawahnya. Penambangan selanjutnya dilakukan dengan cara side hill type
dengan bentuk tambang undakan dan searah dengan kontur (lihat Gambar 5.18).
Gambar 5.18
Contour Mining Method
Gambar 5.19
Auger Mining
Gambar 5.20
Auger Mining dengan belt conveyor
Pada Gambar 5.20 alat mekanisasi Auger berproduksi langsung dan didukung alat
transportasi belt conveyor. Hasil penambangan batubara di letakkan pada stock file
sebelum diangkut untuk dipasarkan.
Pada Auger mining dengan kondisi ; deposit tabular, bedded dan hampir horizontal,
bijih kuat, batuan kuat, ukuran deposit tipis dan kecil, ore grade rendah, dan kedalam
sangat tinggi. Adapun keuntungan dan kerugian Auger Mining adalah ;
Keuntungan Auger Mining adalah ;
Produksi tinggi
Biaya penambang rendah/murah
Produksi rata-rata sedang (100 2500 tons atau 90 2200 tons per shift).
Pengembangan ore/coal sedikit hampir tidak ada
Tenaga kerja sedikit (pekerja ;3 atau 4 orang)
Tidak ada reklamasi
Loses rendah (hampir tidak ada)
Keamanan sangat baik dan kesehatan baik
Kerugian Auger Mining adalah ;
Kondisi deposit jarang diketemukan
Batas Pit Limit tidak dapat ditentukan (panjang maksimum 300 ft atau 90 m,
tinggi maksimum 8 ft atau 2,4 m).
Recovery rendah (40 60%).
Kapabilitas produksi tergantung dari ekstraksi setiap unit alat.
Gambar 5.21
Metode Hydraulicking
Tinggi jenjang yang disemprot pada umumnya berkisar antara 5 15 m tetapi dapat
mencapai 60 m (Morrison dan Russell, 1973). Salah satu rancangan monitor adalah ;
Diameter nozzle
: 40 150 mm
Tekanan head
: 30 = 140 atau 300 1400 Wa
Kecepatan air volume : 30 250 l/detik
Kecepatan waterjet
o Pasir
: 0,15 m/detik
o Krikil
: 1,5 m/detik
o Boulders
: 3,0 m/detik
Bab 5. Metode Tambang Terbuka, hal. 58
membantu kapal keruk dalam hal bila ada kebocoran-kebocoran lokal sehingga masih
tetap dapat terapung.
Berikut ini akan diberikan beberapa jenis kapal keruk diantaranya ;
Backhoe/dipper dredger
Backhoe/dipper dredger (Gambar 5.22) memiliki sebuah backhoe seperti excavator.
Backhoe dredger dapat pula menggunakan excavator untuk darat, diletakkan di
atas tongkang. Biasanya backhoe dredger ini memiliki tiga buah spudcan, yaitu tiang
yang berguna sebagai pengganti jangkar agar kapal tidak bergerak, dan pada backhoe
dredger yang high-tech, hanya memerlukan satu orang untuk mengoperasikannya.
Dua backhoe dredger terbesar di dunia adalah milik dari
Bean
L.L.C. yaitu TAURACAVOR dan milik dari Great Lakes Dredge & Dock Co. yaitu NEW
YORK. Keduanya dilengkapi dengan Excavator Liebherr 996.
Gambar 5.22
Bucket dredger (Backhoe/dipper dredge)
Gambar 5.23
Cutter-suction dredger
Gambar 5.24
Water injection dredger
Gambar 5.25
Trailing Suction Hopper Dredger
Sumber bahaya yang kemungkinan dapat terjadi dalam penambangan dengan kapal
keruk ini adalah:
Orang tenggelam,
Orang jatuh ke bandar batu,
Adanya bagian-bagian peralatan yang berputar,
Perlistrikan,
Tergelincir dikarenakan adanya lantai-lantai yang kotor dengan olie pelumas,
Kejatuhan benda, kepala terantuk,terjepit, dll.
Keuntungan penambangan kapal keruk ;
Produktivitas tinggi
Biaya penambangan rendah
Investasi modal sedikit/rendah
Operasi penambangan kontiniu
Recovery baik (mendekati 90%)
Tenaga kerja sedikit
Kerugian penambangan kapal keruk ;
Invertasi modal tinggi/banyak
Perusakan lingkungan
Membutuhkan air yang sangat besar
Tidak effisien dalam penambangan, sehingga pengawasan sangat sulit.
Batas deposit unconsolidated terintegrasi dengan aktivitas hidraulik.
eksploitasi di bawah tanah, tetapi hampir semua operasi dilakukan di permukaan. Pada
borehole mining air diinjeksi melalui lubang bor ke dalam formasi mineral yang
kemudian dilarutkan, dicairkan atau slurries menjadi mineral berharga dan
dipompakan ke permukaan melalui lubang bor. Kadang-kadang suatu reagen
ditambahkan ke air, yang membentuk leaching kimia.
Pada borehole mining, mineral yang dapat diperoleh dengan cara ini adalah :
Proses evaporasi : garam dan potash (kalium karbonat)
Proses pelarutan dengan metode frasch (frasch process) : sulfur
Proses slurry, mineral yang diperoleh fospat, kaolin, oil sand, batubara dan
uranium.
Chemical leaching : untuk uranium
Gambar 5.26
Solution Mining ; Borehole
Gambar 5.27
Konsep Slurry Borehole Mining untuk Uranium (Lang & Archibaid, SME, 1976)
dalam tahap awal dari pengolahan mineral (Lastra dan Chase, 1984). Akibatnya, biaya
produksi cenderung relatif lebih rendah daripada metode penambangan konvensional.
Sebagai perbandingan (Bhappu, 1982), menunjukkan untuk tambang tembaga, biaya
produksi total yang diperkirakan untuk metoda open pit sekitar US$ 5,00US$ 6,80/ton
sedangkan leaching insitu sekitar US$ 3,60US$ 4,40/ton.
Gambar 5.28
Solution Mining ; Leaching, Heap Leaching (atas), Insitu Leaching (bawah)
Aplikasi dari leaching insitu sejauh ini dibatasi pada tembaga dari uranium, dengan
emas dan perak dengan leaching timbunan. Studi percobaan mengindikasikan bahwa
banyak logam seperti mangan, emas-perak, aluminium, dan cobalt-nikel, adalah
kandidat utama untuk leaching insitu (Porter et. al., 1982). Leaching insitu dari lignite
juga sedang diteliti (Sadler dan Huang, 1981).
Metode leaching merupakan suatu proses ekstraksi secara kimia dari metal atau
mineral dari ore deposit (bijih) secara terbatas pada material yang sudah ditambang.
Prosesnya pada dasarnya adalah dilakukan secara kimiawi dan dapat juga dari bakteri
Bab 5. Metode Tambang Terbuka, hal. 66
(bakteri tertentu dapat bertindak sebagai katalis dan mempercepat reaksi pada
leaching sulfida.
jika ekstraksi dilakukan pada tempat mineral berada, dinamakan insitu leaching. Jika
dilakukan pada bekas material pada tumpukan material buangan, tailing maka
dinamakan heap leaching. Pada umumnya metode insitu leaching ini digunakan pada
tembaga dan uranium. Sekarang dengan kemajuan teknologi penambangan yang
signifikan metode solution mining menjadi metode terpakai di Amerika Serikat untuk
memproduksi lebih dari 15% tembaga dan 25% emas.
Keuntungan penambangan Leaching ;
Produktivitas tinggi
Biaya penambangan rendah
Aplikasi untuk deposit yang dalam dan kadar deposit rendah
Keamanan dan kesehatan terjaga
Kerugian penambangan Leaching ;
Spesialis metode penambangan ; proses kimiawi
Kontrol proses penambangan relatif sedang - sulit
Dilusi relatif tinggi
Kemungkinan kontaminasi terhadap airtanah
Extraksi emas dalam skala industri yang paling umum dilakukan yaitu :
Liquation Separation
Amalgamasi
Sianidasi
Titik cair emas pada suhu 1064.18 oC, sedangkan titik cair perak pada suhu 961.78 oC.
Ini artinya perak akan mencair lebih dulu dari pada emas. Namun untuk benar-benar
terpisah, maka perak harus menunggu emas mencair 100%.
Kemudian bila dilihat dari berat jenisnya, maka berat jenis emas cair sebesar 17.31
gram per cm3 sedangkan berat jenis perak sebesar 9.32 gram per cm3. Hal ini berarti
berat jenis emas lebih besar dari pada berat jenis perak.
Dari hukum alam fisika, maka bila ada dua jenis zat cair yang berbeda dan memiliki
berat jenis yang berbeda pula, maka zat cair yang memiliki berat jenis lebih kecil dari
zat satunya, ia akan mengapung. Dengan demikian, cairan perak akan terapung diatas
lapisan cairan emas, seperti halnya cairan minyak mengambang diatas lapisan air. Dari
sana, perak dipisahkan dari emas, sampai tidak ada lagi perak yang terapung. Dengan
metode akan dihasilkan Au bullion dan Ag bullion.
Amalgamasi
Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas dengan cara mencampur bijih emas
dengan merkuri (Hg). Produk yang terbentuk adalah ikatan antara emas-perak dan
merkuri yang dikenal sebagai amalgam (Au Hg). Amalgam adalah sebuah kombinasi
atau campuran air raksa dengan logam lain atau dengan alloy. Merkuri akan
membentuk amalgam dengan semua logam kecuali besi dan platina.
Gambar 5.29
Amalgam Au - Hg
Penggunaan raksa alloy atau amalgam pertama kali pada 1828, meskipun penggunaan
secara luas teknik baru ini dicegah karena sifat air raksa yang beracun. Sekitar 1895
Gambar 5.30
Lokasi Proses Amalgam
Gambar 5.31
Lokasi Proses Amalgamasi
Sianidasi
Leaching Sianida adalah proses pelarutan selektif oleh sianida dimana hanya logamlogam tertentu yang dapat larut, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, Cd, Co dan lain-lain.
Gambar 5.32
Sodium Cyanide
Ekstraksi emas dengan menggunakan leaching sianida ditemukan pertama kali oleh J.
S. Mac Arthur di Glasgow, Scotland tahun 1887, dan sekarang telah dipakai sebagian
besar produksi emas dunia, Walaupun sesungguhnya banyak lixiviants (leaching agen)
lainnya yang dapat digunakan, antara lain :
Bromides ( Acid and Alkaline )
Chlorides
Thiourrea / Thiocarbamide (CH4N2S)
Thiosulphate (Na2S2O3)
Iodium-Iodida
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan / pelindian
(leaching) dan proses pemisahan emas (recovery) dari larutan kaya. Pelarut yang biasa
digunakan dalam proses cyanidasi adalah Sodium Cyanide (NaCN), Potassium Cyanide
(KCN) , Calcium Cyanide [Ca(CN)2], atau Ammonium Cyanide (NH4CN). Pelarut yang
paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari
pelarut lainnya.
Gambar 5.33
Diagram Alir Proses Sianidasi Au dan Ag
Ada banyak teori tentang pelarutan emas mulai dari Teori Oksigen Elsner, Teori
Hidrogen Janin, Teori Hidrogen Peroksida Bodlanders, Teori korosi Boonstra, sampai
Teori Pembuktian Kinetika dari Habashi. Teori yang paling banyak dipakai adalah Teori
Oksigen Elsner dan Pembuktian Kinetika Habashi.
Teori Oksigen Elsner, reaksi pelarutan Au dan Ag dengan sianida adalah sebagai berikut
:
4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O 4Au(CN)2- + 4NaOH4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O 4Ag(CN)2- + 4NaOHTeori Pembuktian Kinetika ( Habashi. 1970 ), reaksi pelarutan Au dan Ag adalah :
2Au + 4CN- + O2 + 2 H2O 2Au(CN)2- + 2OH- + H2O2
2Ag + 4CN- + O2 + 2 H2O 2Ag(CN)2- + 2OH- + H2O2
Mekanisme reaksi ini adalah mekanisme elektrokimia. Walaupun penggunaan metode
ini sama halnya dengan metode ekstraksi yang lain yang masih memiliki potensi
dampak berupa efek beracunnya bagi pekerja dan lingkungan, ekstraksi emas dengan
menggunakan metode leaching sianida saat ini telah menjadi proses utama ekstraksi
emas dalam skala industri, karena metode ini menawarkan tehnologi yang lebih efektif
dan efisien, antara lain adalah :
Gambar 5.34
Heap Leaching
Gambar 5.35
VAT lLeaching
Bab 5. Metode Tambang Terbuka, hal. 73
Gambar 5.36
Tank leaching
Tank leaching (tong pengolahan emas) dapat menggunakan beberapa model, selain
model tangki silinder dilengkapi propeler sebagai agitator (pengaduk), dapat pula
menggunakan tong kerucut dengan menggunakan tenaga angin dari kompresor
sebagai aerator sekaligus agitator.
Gambar 5.37
Tong pengolahan emas terbuat dari plat besi dengan rangka besi sebagai penyangga
Tong pengolahan emas model kerucut dapat terbuat dari plat besi dengan rangka besi
sebagai penyangga sehingga posisi tong menjulang tinggi, atau membuat sumur yang
dengan konstruksi bata dan semen atau dilapisi terpal plastik agar kedap air.
Gambar 5.38
Sumur dengan konstruksi bata dan semen atau dilapisi terpal plastik agar kedap air