Professional Documents
Culture Documents
12 Votes
Archaebacteria memiliki susunan, struktur, metabolisme, dan urutan asam nukleat yang berbeda
dengan Eubacteria. Oleh karena itu, Archaebacteria dikelompokkan sebagai kingdom terpisah dari
Eubacteria meskipun kedua kingdom tersebut sama-sama prokariotik.
Archaebacteria (Yunani, archaio = kuno) adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak
mengandung peptidoglikan, namun membran plasmanya mengandung lipid. Archaebacteria hidup
pada lingkungan ekstrim dan hal ini dijadikan dasar klasifikasinya. Berdasarkan lingkungan ekstrimnya,
Archaebacteria dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri metanogen, bakteri halofil, dan bakteri
termoasidofil.
Bakteri Metanogen
Bakteri metanogen adalah bakteri yang menghasilkan metana dari gas hydrogen dan CO 2 atau asam
asetat. Metana disebut juga biogas. Bakteri metanogen hidup di rawa sebagai pengurai. Contohnya
adalah Methanobacterium.
Bakteri halofil
Bakteri halofil (Yunani, halo = garam, philos = suka) adalah bakteri yang hidup di lingkungan dengan
kadar garam tinggi. Bakteri halofil optimal pada lingkungan dengan kadar garam 20%. Beberapa jenis
bakteri halofil membutuhkan lingkungan dengan kadar garam sepuluh kali lebih tinggi dari kadar
garam air laut. Contoh bakteri halofil adalah Halobacterium.
Bakteri Termoasidofil
Bakteri termoasidofil hidup di lingkungan yang panas dan asam. Kondisi optimal untuk bakteri ini
adalah pada temperature 60-80oC dengan pH 2-4. Bakteri ini terdapat pada daerah yang mengandung
asam sulfat, misalnya di kawab vulkanik. Contohnya adalah bakteri Sulfolobus dan Thermoplasma.
http://gurungeblog.com/2012/11/17/archaebacteria/
Archaebacteria
Berasal dari bahasa Yunani, achaio yang berarti kuno. Sesuai dengan sifat bakteri Archaebacteria yang merupakan
pendahulu atau nenek moyang dari bakteri.
Bakteri ini hidup dalam lingkungan ekstrem, di mana organisme lainnya umumnya tidak akan bisa bertahan hidup.
Ciri ciri umum dari organisme ini adalah :
> susunan tubuh sangat sederhana
> dinding sel tidak mengandung peptidoglikan
> hidup dalam lingkungan ekstrem
> tersusun atas satu sel yang hidup secara berkoloni atau berupa flamen dengan ukuran yang kecil
Klasifikasi Archaebacteria
Berdasarkan lingkungan di mana bakteri ini hidup, Archaebacteria bisa dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
1.Methanogens (metanogen)
Hidup dalam lingkungan yang hanya mengandung sedikit oksigen (anaerobik), seperti :
dasar rawa
saluran pencernaan
Serta merupakan kelompok yang bisa menghasil gas metan dari H2 dan CO2.
2. Thermoacidhophiles (termofil)
Hidup dalam air yang memiliki suhu sangat ekstrem, sekitar 230 derajat Farenheit dengan pH sangat rendah, yaitu di
bawah 2.
3. Ekstrem Halophiles (halofil)
Hidup dalam lingkungan yang mengandung garam seperti pada Great Salt Lake, Utah dan Laut Mati yang kandungan
garamnya sangat tinggi. (nn)
http://indobeta.com/archaebacteria-ciri-ciri-dan-klasifikasinya/13298/
Archaebacteria merupakan organisme tertua yang hidup di bumi. Bentuk dari archaebacteria
bervariasi, yaitu bulat, batang, spiral, dan tidak beraturan serta jenis lainnya berbentuk filamen atau koloni.
Organisme archaebacteria lebih mirip dengan organisme eukariotik daripada bekteri, hal ini disebabkan
transkripsi dan translasi genetiknya mirip dengan eukariotik. Cara bereproduksinya adalah dengan membelah
diri, membentuk tunas, atau fragmentasi (aseksual). Archaebacteria sering disebut oragnisme ekstermofil
karena mampu hidup di lingkungan dengan kondisi yang ekstrem, misalnya mata air panas dan di dasar
samudra. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, Archaebacteria dikelompokkan menjadi 3, yaitu
metanogen, ekstrem halofil, dan termoasidofil.
2. Persamaan
a. Merupakan organisme prokariotik
b. Memiliki dinding sel
c. Bersel satu/uniseluler
d. Memiliki filamen yang sama
e. Perkembangbiakan dengan cara membelah diri
3. Perbedaan
# Archaebacteria
a. Hidup di tempat ekstrem
b. Dindingnya tidak mempunyai peptidoglikan
c. Perkembangbiakannya hanya bisa aseksual
d. Memiliki hidrokarbon yang bercabang
e. Tidak sensitive terhadap antibiotik
f. RNA polimature terdiri dari beberapa jenis
g. Memiliki intron
# Eubacteria
a. Hidup di semua tempat
b. Dindingnya mempunyai peptidoglikan
c. Perkembanbiakannya dengan cara aseksual dan seksual
d. Tidak memiliki hidrokarbon yang bercabang
e. Sesitive terhadap antibiotik
f. RNA polimature terdiri dari 1 jenis
g. Tidak memiliki nitron
http://rickyitusaya.blogspot.com/2015/05/pengertian-persamaan-danperbedaan.html
2.
3.
https://hallowwin.wordpress.com/2013/02/07/peran-archaebacteria-dan-eubacteriabagi-kehidupan-manusia/
Archaebacteria tidak dapat membentuk spora. Kebanyakan bersifat anaerob meskipun beberapa
jenis bersifat aerobik, anaerobik, dan anaerobik fakultatif. Di dalam selnya tidak mengandung
klorofil. Beberapa jenis Archaebacteria mempunyai flagella untuk bergerak. Ribosom arkae
mempunyai komposisi protein yang berbeda dengan ribosom bakteri.
Archaebacteria dapat ditemukan di daratan maupun di perairan dan dapat hidup di lingkungan
yang tidak menguntungkan, yaitu dapat hidup di perairan panas dan berkadar garam tinggi.
Bentuk sel bervariasi, misalnya berbentuk seperti bola, batang, dan spiral. Kelompok bakteri ini
bereproduksi dengan pembelahan sel, membentuk tunas, dan fragmentasi benang pada
Archaebacteria yang hidup berkoloni.
1. Jenis-Jenis Archaebacteria
Dalam sistem klasifikasi modern, Archaebacteria dibagi menjadi empat kelompok utama yaitu
krenarkaeota, euriarkaeota, korarkaeota, dan nanoarkaeota. Euriarkaeota merupakan kelompok
yang penting, terdiri dari metanokokus, metanopiri, metanobakter, halobakteri, termoplasma,
termokokus,
dan
arkaeoglobi.
Berdasarkan
keadaan
lingkungan
yang
dikehendaki,
a. Archaebacteria Halofil
b. Archaebacteria Metanogen
Semua Archaebacteria metanogen bersifat anaerobik. Archaebacteria jenis ini sering ditemukan
pada sisa-sisa tanaman yang membusuk secara anaerobik. Bakteri ini juga ditemukan hidup di
tanah, kolam, dan di saluran pencernaan hewan ruminansia. Archaebacteria metanogen
berperan penting pada degradasi limbah di unit pengolahan limbah. Contoh Archaebakteria
metanogen adalah Metanococcus, Metanobacter, dan Metanomicrobium.
c. Archaebacteria Termofil
Archaebacteria ini dapat hidup di lingkungan bersuhu relatif tinggi, lebih tinggi daripada suhu
yang ditolerir Eubacteria, yaitu mencapai suhu 80 110C. Suhu setinggi ini biasanya dijumpai
di tempat pembuatan kompos, sumber air panas, dan daerah geothermal di laut dalam.
Thermus aquaticus ditemukan di perairan yang suhunya mencapai 79C.
Beberapa jenis Archaebacteria termofil lain bergantung pada keberadaan sulfur dalam
metabolismenya.
Contoh
Archaebacteria
termofil
adalah
Sulfolobus,
Termoplasma,
2. Peranan Archaebacteria
Archaebacteria/picture2life
1. Peranan Archaebacteria
a.
Peran menguntungkan
Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehingga
Peran merugikan
Archaebacteria dapat merusak makanan yang diawetkan dengan garam dan dapat
menyebabkan cepatnya pembusukan pada ikan laut.
2. Peranan Eubacteria
a.
Peran menguntungkan
Peranan Eubacteria yang menguntungkan antara lain:
1)
2)
Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi. Contohnya adalah Acetobacter pada
pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter
xylinumpada pembuatan Nata de Coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju dan
yoghurt.
3)
Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen, yaitu Rhizobium
leguminosorumyang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan
dan Azotobacter chlorococcum.
4)
Penyubur tanah. Contohnya adalah Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam
proses nitrifikasi, menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan
tanaman.
5)
6)
Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang. Sebagai contoh, dalam bidang
kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh
bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
7)
Pembuatan zat kimia, misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium aceto-butylicum.
8)
Penghasil biopestisida, yaitu pestisida yang dihasilkan oleh makhluk hidup, seperti yang
dihasilkan oleh Bacillus thuringiensis.
b.
Peran merugikan
Peranan Eubacteria yang merugikan antara lain:
1)
2)
3)
Penyebab penyakit pada hewan. Contohnya Bacillus anthraxis (penyebab penyakit antraks
pada sapi).
4)
5)
Penyebab penyumbatan pipa air yang terbuat dari besi. Bakteri ini dikenal sebagai bakteri
besi karena dapat mengubah senyawa besi yang terlarut di dalam air menjadi senyawa
berbentuk endapan, sehingga dapat menyum-bat aliran air dalam pipa besi.
6)
Penyebab keroposnya pipa-pipa besi. Bakteri yang menyebabkan hal ini adalah bakteri
sulfur, karena ia mampu mengubah pipa-pipa besi menjadi asam sulfat.
http://pustaka.pandani.web.id/2014/04/peranan-archaebacteria-dan-eubacteria.html
mendapatkan O2, , flagel yang dipunyai, mendapatkan makanan, ketebalan dinding sel dan
contohnya 6. Menjelaskan 5 ciri-ciri Cyanobacteria (ganggang hijau &biru) 7.
Menjelaskan bentuk cyanobacteria dan contoh
3. Ciri ciri Archaebacteria 1. Sel bersifat prokaryotik. 2. Lipida pada membran sel bercabang.
3. Tidak memiliki mitokondria, retikulum endoplasma,badan golgi, dan lisosom. 4. Habitat di
lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi, dan asam. 5. Berukuran 0,1 um sampai 15 um,
dan beberapa ada yang berbentuk filamen dengan panjang 200 m. 6. Dapat diwarnai
dengan pewarnaan Gram 7. Berukuran 0,1-15 mikron. 8. Memiliki dinding sel. 9. Tidak
memiliki dinding dari peptidoklikan (polisakarida dan protein). 10. Sel bersifat uniseluler
prokariotik (tidak memiliki inti dan membran inti sel). 11. Asam nukleat berupa RNA. 12.
Dapat hidup di lingkungan ekstrim: lingkungan dengan derajat keasaman, suhu, dan kadar
garam yang sangat tinggi.
4. Klasifikasi Archaebacteria • Metanogen Yaitu archaebacteria yang hidup di
tempat yang mengandung metan seperti di saluran pencernaan sapi. Archaebacteria
methanogen dicirikan dengan kemampuannya menghasilkan energi dengan mengubah H2
menjadi gas metan. Contoh dari bakteri ini adalah Methanobacterium yang bisa ditemukan di
rawa-rawa. • Termoasidofilik Yaitu archaebacteria yang hidup di tempat bersuhu
tinggi. Bakteri ini dapat hidup di tempat bersuhu 250o fahrenheit dan derajat keasaman yang
sangat tinggi (pH<2). Contoh dari bakteri ini adalah Sulfolobus yang hidup di sumber air
panas. • Halofilik Yaitu archaebacteria yang hidup di tempat berkadar garam tinggi.
Bakteri ini menggunakan garam untuk menghasilkan energi dan dapat ditemukan di tambak
laut maupun di laut yang berkadar garam tinggi seperti di Laut Mati. Contoh dari bakteri ini
adalah Halobacterium halobium yang hidup di tambak laut.
5. 1. Metanogen Ciri-ciri Metanogen: 1. Metabolisme energi khasnya membentuk gas
metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2) 2. Bersifat anaerobik dan
kemosintetik 3. Memperoleh makanan dengan membusukkan sisa tumbuhan mati 4.
Tumbuh baik pada suhu 98°C dan mati pada suhu 84°C Hidup di lumpur atau
rawa Contoh: - Lachnospira multipara - Rumino coccus albus - Succimonas amylolitica
6. 2. Halofil Ekstrim (Halofilik) Ciri-ciri halofil ekstrem: 1. Bersifat heterotrof 2. Energi didapat
dengan melakukan respirasi aerobik dan berfotosintesis 3. Koloni halofil ekstrem terlihat
seperti buih berwarna merah-ungu Hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi,
misalnya Laut Mati Halobacterium
7. 3. Termofil Ekstrim (Termoasidofilik) Sulfolubus Bakteri Sulfolubus hidup hidup di mata air
sulfur di Yellowstone National Park Ciri-ciri termofil ekstrem: 1. Hidup di tempat bersuhu
tinggi dan bersifat asam 2. Hidup dengan mengoksidasi sulfur 3. Hidup pada suhu 45110°C dan pH 1-2
8. Ciri-Ciri Eubacteria Ciri-ciri bakteri: 1. Dinding sel tersusun atas mukopolisakarida dan
peptidoglikan 2. Sel bakteri dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding selnya 3.
Membran sitoplasma meliputi 8-10% dari bobot kering sel dan tersusun atas fosfolipid dan
protein. 4. Sitoplasma dikelilingi oleh membran sitoplasma. 5. Membentuk endospora untuk
melindungi diri dari panas dan gangguan alam. 6. Ada yang bergerak dengan flagela dan
ada yang tidak.
9. Reproduksi Bakteri Bakteri bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.
http://www.slideshare.net/lathifahnurzahra/archaebacteria-45470883