You are on page 1of 7

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Letter of Credit adalah Letter of Credit yang diterbitkan oleh bank dengan segala macam
sifat dan jenisnya. Dalam transaksi jual beli antara eksportir dan importir, penggunaan L/C
merupakan cara yang paling aman bagi eksportir maupun importir, karena adanya kepastian
bahwa pembayaran akan dilakukan apabila syarat L/C dipenuhi. Namun demikian cara
pembayaran ini biayanya relatif lebih besar dibanding dengan cara pembayaran yang lain. Atas
L/C yang dibuka oleh importir, eksportir atau supplier di luar negeri diberi hak untuk menarik
wesel sebesar nilai harga barang yang dikirimnya atas nama importir. Wesel ini beserta
dokumen-dokumen pengapalan barangnya oleh eksportir disearahkan kepada bank koresponden
yang menjadi penerima L/C untuk di ambil alih. L/C Dalam Negeri atau Surat Kredit
Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) adalah L/C yang digunakan untuk mengadakan transaksi
di dalam wilayah suatu Negara.Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
adalah domestic L/C yaitu janji tertulis pemohon yang mengikat bank pembuka untuk :
a.

melakukan pembayaran kepada


penerima
membayar wesel yang ditarik oleh penerima

atau

ordernya,

atau

mengaksep

dan

b. memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima, mengaksep
dan membayar wesel yang ditarik oleh penerima
c.

memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan negosiasi wesel yang ditarik oleh penerima
atas penyerahan dokumen, sepanjang SKBDN dipenuhi.
Penerbitan SKBDN melalui Bank Mandiri dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas
yang kami sediakan. Sekarang ada cara yang lebih cepat dalam menerbitkan SKBDN yaitu
dengan menggunakan dana nasabah,
baik berupa dana tunai atau blokir rekening atau blokir deposito, sebagai Setoran Jaminan.
Sebagai bank terbesar di Indonesia, SKBDN yang pihak bank terbitkan akan diterima oleh
counter party maupun bank counter party nasabah. Pada transaksi perdagangan dengan SKBDN,
terdapat tenggang waktu antara presentasi dokumen dengan penerimaan pembayaran dari
Issuing Bank. Bill Purchasing memungkinkan nasabah memperoleh pembayaran segera setelah
presentasi dokumen sehingga akan meningkatkan efisiensi Cash Flow nasabah.
Dalam rangka melaksanakan tugas matakuliah Lembaga Keuangan, maka kami membuat
makalah tentang Letter of Credit Dalam Negeri untuk mengetahui tentang pengertian dari Letter
of Credit Dalam Negeri, Pihak-Pihak yang terkait dalam Letter of Credit Dalam Negeri, JenisJenis Letter of Credit Dalam Negeri, dan Proses terjadinya Letter of Credit Dalam Negeri.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Letter of Credit Dalam Negeri?
2. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam Letter of Credit Dalam Negeri?
3. Apa saja jenis-jenis Letter of Credit Dalam Negeri?
4. Bagaimana proses terjadinya Letter of Credit Dalam Negeri?

1 | Page

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui pengertian dari Letter of Credit Dalam Negeri.
2. Mengetahui pihak pihak yang terkait dalam Letter of Credit Dalam Negeri.
3. Mengetahui jenis jenis Letter of Credit Dalam Negeri.
4.

Mengetahui proses terjadinya Letter of Credit Dalam Negeri.


BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Letter of Credit Dalam Negeri


Pengertian Letter of Credit dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit Berdokumen
merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa
penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak L/C dibuka sampai dengan jangka
waktu tertentu sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat
difasilitasi L/C terbatas hanya pada perjanjian jual beli, sedangkan fasilitas yang diberikan
adalah berupa penangguhan pembayaran. Jenis dan Manfaat Letter of Credit Isi dari perjanjian
L/C mencakup banyak hal seperti jangka waktu, pembatalan, cara pembayaran dan lain lain.
Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau sering disebut L/C local, adalah
instrument yang diterbitkan oleh bank (Issuing Bank), atas permintaan Applicant yang berisi
janji bank untuk membayar sejumlah uang kepada Beneficiary apabila Issuing Bank menerima
dokumen yang sesuai dengan syarat SKBDN. SKBDN dipergunakan untuk mendukung transaksi
perdagangan di dalam negeri. Pembayaran yang dilakukan atas dasar L/C tersebut berarti bank
koresponden membayar lebih dahulu atas nama bank pembuka L/C sehingga tampaknya ada
unsur kredit. Jangka waktu antara pembayaran yang dilakukan bank penerima L/C dengan
pembayaran yang dilakukan oleh bank pembuka L/C dikenakan sekedar bunga. Karena
pembayaran atas dasar L/C ini dilakukan berdasarkan dokumen pengapalan barang, maka L/C
yang dibuka sering disebut documentary letter of credit, yakni pembayaran L/C yang dijamin
dengan dokumen. L/C Dalam Negeri atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
(SKBDN)adalah L/C yang digunakan untuk mengadakan transaksi di dalam wilayah suatu
Negara.
Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau sering disebut L/C lokal adalah
instrumen yang diterbitkan oleh Bank Penerbit, atas
permintaan pembeli atau pemohon yang berisi janji bank untuk membayar sejumlah uang
kepada penjual atau penerima apabila Bank Penerbit menerima dokumen yang sesuai dengan
syarat SKBDN. SKBDN dipergunakan untuk mendukung transaksi perdagangan di dalam negeri.
2.2 Pihak pihak yang terkait dalam Letter of Credit Dalam Negeri
Salah satu poin yang diatur dalam sales contract antara penjual dan pembeli adalah
syarat pembayaran (terms of payment). Dan letter of credit (L/C) adalah salah satu opsi syarat
pembayaran itu. L/C banyak dipilih karena melibatkan bank sebagai penjamin pembayaran L/C
kepada eksportir, yang berarti relatif lebih aman untuk semua pihak yang terkait di dalamnya.
Apakah hanya eksportir, importir, dan bank saja yang terkait dengan transaksi L/C? Ternyata
tidak. Masih banyak pihak lain yang bisa dilibatkan dalam proses ini. Dan untuk bank sendiri,

2 | Page

tidak hanya bank dari pihak eksportir dan importir saja yang terlibat, namun juga
memungkinkan bank ketiga atau keempat yang memegang fungsi yang berbeda.

Elemen

dan

Pihak-Pihak

Yang

Terlibat

Dalam

Proses

Letter

Of

Credit

Berikut adalah elemen dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses sebuah Letter of Credit :
1.

Pembeli (Buyer)
Adalah pihak pembeli yang berinisiatif untuk membuka sebuah Letter of Credit untuk transaksi
pembelian yang dilakukannya dengan pihak seller.

2.

Draft of Purchase Order


Adalah sebuah dokumen awal atau draft sebagai bukti atas pemesanan suatu barang dan atau
jasa. Draft PO biasanya merupakan bukti pemesanan awal yang sudah 99% final hanya saja
pembuat draft (buyer) belum sempat untuk mengubahnya ke dalam bentuk kontrak resmi. Jenis
barang, jumlah atau volume, spesifikasi barang, standar kwalitas, cara pengemasan (packaging)
sudah tersedia lengkap dan telah ditandatangani oleh pihak pembeli maupun penjual.

3.

Purchase Order/Contract
Adalah draft order yang telah dituangkan kedalam lembaran resmi entah itu Official Purchase
Order maupun Purchase Contract. Purchase Order Contract adalah perwujudan dari Draft Order
yang dituangkan di dalam sebuah kontrak resmi, dicetak dan ditandatangani dengan resmi oleh
pihak yang authorized. Karena isinya adalah sama, maka yang perlu dilakukan saat
penanandatanganan contract adalah membandingkan isi contract dengan isi draft order.
Seharusnya isinya sama persis dengan draft order yang telah ditandatangani. Jika ditemukan
perbedaan-perbedaan, mintalah revisi atas kontrak tersebut.

4.

Letter of Credits Amount


Menyebutkan Nilai Nominal yang boleh dicairkan atas Letter of Credit tersebut. Nilainya
seharusnya sama dengan nilai purchase order atau contract. Namun demikian terkadang juga
disebutkan batas nilai minimum dan maksimum, yang mana L/C akan ditolak apabila nilai yang
akan dicairkan (tercantum) dalam dokumen export lebih kecil (short shipment) atau lebih besar
(over shipment) dari melewati batas minimum atau maksimum yang disebutkan di dalam L/C.

5.

Issuing Bank
Adalah pihak yang memfasilitasi Letter of Credit, biasanya bank devisa dimana rekening buyer
berada. Issuing Bank lah yang menerbitkan Letter Of Credit.

6.

Advising Bank
Adalah Bank yang menerima Letter of Credit sekaligus menyampaikannya kepada pihak
penerima Letter of Credit (seller). Jika advising bank memiliki hubungan correspondent, maka
selanjutnya Advising Bank akan menjadi pihak yang menjembatani (correspondent) peresentasi
dokumen maupun pencairan dana antara Issuing Bank dengan pihak penerima pembayaran
(seller).

7.

Correspondent/Confirming Bank
Adalah Bank yang menghubungkan Issuink Bank dengan Advising Bank. Correspondent
Bank/Confirming

3 | Page

Bank

dibutuhkan

apabila

Issuing

Bank

tidak

memiliki

hubungan

correspondent dengan Advising Bank yang ditunjuk oleh pihak seller. Mengapa hubungan
correspondent dibutuhkan?. Karena untuk lalulintas pembayaran, bank yang berhubungan harus
memiliki catatan speciment pejabat bank-nya masing-masing. Jika antara Issuing Bank dengan
Advising Bank tidak ada hubungan correspondent, maka mustahil mekanisme proses sebuah L/C
dapat dilaksanakan, untuk itulah diperlukan correspondent bank. Correspondent bank sudah
pasti sebuah bank yang memiliki correspondent dengan advising bank.
8.

Beneficiary (seller)
Adalah pihak yang akan berhak menerima pembayaran atas sebuah Letter of Credit, dalam hal
ini adalah penjual (seller).

9.

Export Document
Adalah satu (atau lebih) set document export, termasuk Bill of Lading (BL) atau Air Way Bill
(AWB). Akan kita bahas di sub pokok bahasan lain.

10. Time Set


Dalam sebuah L/C juga ditentukan mengenai batas-batas waktu tertentu atas sebuah proses
dalam transaksi tersebut, yaitu :

Latest Delivery Time : adalah batas penyerahan akhir dari barang atau jasa yang dipesan oleh
buyer. Buyer menentukan kapan barang tersebut harus diserahkan. Apabila kondisi penyerahan
adalah FOB, maka yang dijadikan patokan adalah tanggal Bill of Lading (B/L) atau Air Way Bill

(Awb). Apabila kondisi penyerahan adalah C & F atau CIF maka yang dijadikan patokan adalah
tanggal kapan barang di-realease oleh custom pelabuhan tujuan (port of destination).
Latest Presentation Document Date : adalah batas tanggal penerimaan akhir dokumen oleh
pihak Issuing Bank. Issuing Bank menentukan batas akhir kapan dokumen export harus diterima

oleh Issuing Bank.


11. Certificate of Inspection
Adalah sebuah dokumen yang berupa sertifikat, yang menyatakan barang atau jasa telah
diperiksa (inspected) secara seksama, dimana barang atau jasa telah memenuhi syarat yang telah
ditentukan oleh pembeli (buyer) sehingga diberikan sertifikat. Certificate of Inspection biasanya
dikeluarkan oleh institusi yang ditunjuk sebagai inspector (pemeriksa) oleh pihak pembeli
(inspector).
2.3 Jenis jenis Letter of Credit Dalam Negeri
Jenis-jenis L/C ( Letter Of Credit ) :
1. Revocable Letter Of Credit
Adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih
dahulu kepada beneficiary. Dari ketentuan tersebut menunjukan bahwa suatu L/C yang dapat
ditarik kembali atau dibatalkan tidak menciptakan suatu ikatan hukum antara pihak bank dan
beneficiary. Sebenarnya bentuk revocable ini kurang tepat apabila disebut L/C karena tidak
mengandung jaminan bahwa wesel- weselnya akan dibayar ketika diajukan, mengingat
pembatalan mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan kepada beneficiary. Oleh karena itu
bentuk L/C yang demikian kurang disukai oleh penjual dan jarang dipergunakan.
2. Irevocable Letter Of Credit

4 | Page

Adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan semua pihak
baik pembeli, penjual, maupun pihak bank yang bersangkutan. Selama jangka waktu berlakunya
yang ditentukan dalam L/C, issuing bank tetap menjamin untuk membayar, mengaksep, atau
menegosiasi wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut asalkan syarat-syarat dan kondisi yang
ditetapkan didalamnya terpenuhi.
3. Confirmed Irrevocable Letter Of Credit
Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu L/C adalah credit standing bank itu ditambahkan
pada kredit standing pembeli dalam L/C yang bersangkutan. Namun demikian dapat terjadi
kredit standing daripada issuing bank tidak memuaskan bagi pihak penjual, hal ini timbul
apabila misalnya issuing bank hanya suatu bank lokal tanpa mempunyai reputasi internasional
sehingga pihak penjual memandang perlu untuk meminta jaminan kepada advising bank. Dalam
hal ini penjual akan mengajukan permohonan agar dibuka suatu confirmed L/C.
4.

Transferable Letter Of Credit


Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk meminta kepada bank yang
diamanatkan untuk melakukan pembayaran atau akseptasi atau kepada setiap bank yang
berhak melakukan negosiasi, untuk menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian

kepada satu pihak ketiga atau lebih.


5. Back To Back Letter Of Credit
Back to back letter of credit ini dipakai dalam keadaan seperti halnya pada transferable L/C
yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan melalui pedagang perantara atau dalam
keadaan dimana hubungan langsung antara pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh
peraturan-peraturan negara yang bersangkutan. Walaupun ada persamaan demikian tetapi tidak
berarti bahwa ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap transferable L/C seluruhnya berlaku
juga bagi back to back L/C.
6.

Red Clause Letter Of Credit


Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu menyangkut sesuatu hal yang
sifatnya didahulukan. Adapun yang didahulukan disini adalah pembayaran atas L/C oleh bank
yang dilakukan sebelum dokumen-dokumen yang disyaratkan diserahkan. Atas dasar inilah
maka red clause L/C termasuk dalam golongan yang disebut anti cipatory credit.

7. Green Ink Clause Letter Of Credit


Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause L/C, yakni juga memberikan
uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan barang-barang dilakukan.
8. Revolving Letter Of Credit
Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan pembeli sering terjadi
serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur baik waktu maupun jumlah. Adapun cara
pembayarannya dapat dilakukan dengan pembukaan L/C seperti yang telah diutarakan di atas
untuk masing-masing transaksi.
9.

Stand By Letter Of Credit


Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai stand by oleh pihak beneficiary atau bank
atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu
kontrak atau gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang
bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas penyerahan selembar sight draft dan surat

5 | Page

pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat
melaksanakan kontrak yang disetujui
2.4 Proses terjadinya Letter of Credit Dalam Negeri
Berikut ini proses dan prosedur pembukaan letter of credit atau L/C :
1.
Terjadi kesepakatan jual-beli suatu barang antara penjual dan pembeli. Seluruh syarat dan
2.

kondisi secara detail dituangkan dalam suatu kontrak penjualan (sales contract) secara tertulis.
Pembeli (applicant) mengajukan ke bank untuk dibukakan dengan melampirkan kontrak

3.

penjualan. Syarat dan kondisi tertulis di dalam isi kontrak penjualan.


Pengajuan pembukaan L/C merupakan salah satu bentuk kredit, sehingga pengajuan tersebut

4.

diproses sama seperti kredit lainnya Bank pembuka L/C disebut Opening Bank.
L/C yang telah diterbitkan kemudian diteruskan oleh Opening Bank ke Advising Bank di negara
penjual berada. Umumnya Advising bank ini merupakan bank privatnya penjual. Advising bank
bertugas juga untuk memberikan advis ke penjual (vendor).

5.

6.

Barang dikirim via kapal laut (sea freight) atau kapal udara (air freight). Penjual mendapatkan
Bill of Lading sebagai bukti tanda terima pengapalan (kapal laut) atau Airway Bill untuk kapal
udara.
Bill Of Lading, Invoice, Packing List, faktur, beserta dokumen-dokumen lainnya oleh si penjual
dibawa ke bank untuk dinegosiasikan. Apabila seluruh dokumen lengkap (complled with) dan
tidak ada diskrepensi artinya seluruh dokumen yang terlampir sama dan sesuai dengan syarat

kondisi yang tercantum dan diminta pada L/C, negotiating bank akan melakukan pembayaran
kepada penjual. Bank yang melakukan pembayaran tersebut disebut Negotiating Bank.
Alur Proses Letter of Credit
Alur proses sebuah Letter of Credit dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Buyer berinsitif untuk memesan barang atau jasa
2. Seller meminta buyer untuk membuka sebuah L/C, dengan memberitahukan Term and
Condition yang bisa diterima serta nama advising bank yang ditunjuk.
3. Buyer meminta bank dimana rekeningnya berada (Issuing Bank) untuk membuka sebuah L/C
dengan memberitahukan Term and Condition yang bisa diterima serta nama advising bank
yang ditunjuk oleh seller.
4. Issuing Bank membuka sebuah L/C dan mengirimkannya kepada Advising Bank. (Sekaligus
mengirimkan copy-nya kepada buyer, buyer mengirimkan copy tersebut kepada pihak seller
sebagai konfirmasi bahwa L/C telah dibuka). Jika issuing Bank tidak mempunyai hubungan
correspondent dengan Advising Bank, maka buyer akan mencari Bank Correspondent sebagai
perantara.
5. Advising Bank menyampaikan L/C tersebut kepada beneficiary (seller).
6. Setelah barang atau jasa yang dipesan siap untuk dikirimkan, beneficiary (seller) menyiapkan
dokumen yang dipersyaratkan di dalam L/C (dokumen export). Jika dokumen telah siap, maka
beneficiary akan menyerahkan dokumen tersebut kepada Advising Bank.
7. Advising Bank akan mempelajari isi dokumen, jika telah memenuhi syarat (sesuai dengan
kondisi L/C) maka dokumen akan dikirimkan kepada Issuing Bank untuk meminta pembayaran,
jika tidak maka dokumen akan ditolak dan dikembalikan kepada beneficiary serta
memberitahukan penyimpangan yang telah terjadi.

6 | Page

8. Begitu dokumen diterima, Issuing Bank akan memeriksa kelengkapan dan kesesuaian dokumen
yang diterima dengan term and condition di dalam L/C, Jika tidak sesuai maka pembayaran
akan ditolak. Jika sesuai maka Issuing Bank akan membayar pihak beneficiary (seller) melalui
Advising Bank, serta mengirimkan dokumen tersebut ke pihak buyer. Dengan dokumen asli yang
diterima dari issuing bank, pihak buyer akan mengambil barang atau jasa di custom, tanpa
dokumen asli tersebut, pihak buyer tidak akan bisa mengambil barang atau jasa tersebut.
Mekanisme Pembayaran Dengan L/C
1. Applicant mengajukan permohonan kepada Issuing Bank untuk menerbitkan L/C dalam
rangka transaksi pembelian barang dari penjual/eksportir.
2. Issuing Bank menerbitkan L/C yang ditujukan kepada Beneficiary melalui Advising Bankdi
negara dimana Beneficiary berlokasi.
3. Advising Bank akan melakukan otentikasi atas kebenaran penerbit L/C dan selanjutnya
memberitahukan Beneficiary mengenai telah diterimanya L/C untuk kepentinganBeneficiary.
4. Beneficiary akan mempersiapkan barang dan dokumen-dokumen yang diperlukan sesuai
dengan L/C yang diterima serta menyerahkan dokumen tersebut kepada Nominated Bank.
5. Nominated

Bank akan

menerima

dokumen

dari Beneficiary dan

meneruskannya

kepadaIssuing Bank.
6. Issuing Bank akan memeriksa dokumen yang diterima apakah telah memenuhi seluruh
persyaratan dari L/C. Apabila telah memenuhi seluruh persyaratan L/C, maka Issuing
Bankmelakukan pembayaran kepada Beneficiary.
7. Issuing Bank menagih pembayaran kepada Applicant dan setelah pembayaran diterima
menyerahkan dokumen kepada Applicant
8. Applicant dengan menggunakan dokumen yang diterima dari Issuing Bank mengeluarkan
barang dari pelabuhan.

7 | Page

You might also like