You are on page 1of 14

Dikuasakan oleh

Terjemah

Minggu, 24 Februari 2013


taksonomi anderson
Prinsip Dasar Penyusunan Taksonomi
Ada 4 buah prinsip dasar yang digunakan Bloom dan Krathwohl dalam melahirkan
a.
b.
c.
d.

taksonomi, yaitu:
Prinsip metodologis (cara guru mengajar)
Prinsip psikologis (fenomena kejiwaan)
Prinsip logis (logis dan konsisten)
Prinsip tujuan (keselarasan antara tujuan dan nilai-nilai)
Latar Belakang Revisi Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan.
Taksonomi ini pertama kali dirancang oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal
ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain
tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1.

Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan


aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

2.

Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek


perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3.

Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan


aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain

tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa,
dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori
yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan
menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah
kognitif, untuk mencapai pemahaman yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan
pengetahuan yang ada pada tingkatan pertama.
Bloom memimpin pengembangan ranah kognitif yang menghasilkan enam tingkatan
kognitif. Tingkatan paling sederhana adalah pengetahuan, berikutnya pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan penilaian yang lebih bersifat kompleks dan abstrak. Sedangkan ranah
afektif yang berdasarkan penghayatan dipimpin oleh David R. Krathwohl, ranah
psikomotorik yang berhubungan dengan gerakan refleks sederhana ke gerakan syaraf
dipimpin oleh Anita Harrow.
Ketiga ranah dalam taksonomi Bloom ini bersifat linier, sehingga seringkali
menimbulkan kesukaran bagi guru dalam menempatkan konten (isi) pembelajaran. Akhirnya
tahun 1990 seorang murid Benjamin Bloom yang bernama Lorin W. Anderson melakukan
penelitian dan mengasilkan perbaikan terhadap taksonomi Bloom, revisinya diterbitkan tahun
2001. Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah taksonomi Bloom dari kata benda (noun)
menjadi kata kerja (verb). Ini penting dilakukan karena taksonomi Bloom sesungguhnya
adalah penggambaran proses berfikir. Selain itu juga dilakukan pergeseran urutan taksonomi
yang menggambarkan dari proses berfikir tingkat rendah (low order thinking) ke proses
berfikir tingkat tinggi (high order thinking).
Perbedaaan Taksonomi Bloom dan Anderson
Taksonomi Bloom

Perbaikan Taksonomi
Bloom

Pengetahuan

Mengingat

Pemahaman

Memahami

Penerapan

Menerapkan

Analisis

Menganalisis

Sintesis

Menilai

Penilaian

Menciptakan

Selama masih menggunakan kata benda, orientasi pembelajaran adalah pada produk, padahal
belajar adalah sebuah proses. Pengetahuan merupakan hasil berpikir bukan proses berfikir,
sehingga diperbaiki menjadi mengingat yang menunjukkan proses paling rendah. Sedangkan
menciptakan merupakan proses berfikir tingkat paling tinggi. Ini sangat logis, karena orang
baru bisa mencipta bila telah mampu menilai adanya kelebihan dan kekurangan pada sesuatu
dari berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.
Kunci perubahan ini terutama terkait dengan terminologi. Menurut Anderson dan
Krathwohl

istilah

knowledge,

comprehension,

application

dan

selanjutnya

tidak

menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu mengusulkan penggunaan


terminologi berbentuk gerund yaitu remembering (ingatan), understanding (pemahaman) ,
applying (penerapan), analysis (analisis), evaluation (penilaian) dan creation (penciptaan)
dan seterusnya. Terminologi ini lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik. Istilah
knowledge mewakili kata benda umum yaitu pengetahuan. Berbeda dengan remembering
yang bermakna ingatan; kata ini memiliki arti sebuah kemampuan sebagai hasil dari proses
belajar dengan kegiatan membaca, mendengar, melakukan dan sejenisnya.
Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi susunan tingkat
kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi kognitif tertinggi yaitu
creation. Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa kemampuan mensintesis merupakan
kompetensi tertinggi karena merupakan akumulasi dari kelima kompetensi lainnya. Dengan
alasan itu mereka memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida domain kognitif tapi
mengubah istilah menjadi creation (penciptaan).
Dimensi Taksonomi Anderson
Deskripsi dan kata kunci setiap kategori dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
KATEGORI
Remembering (ingatan): can the student
recall or remember the information?
Dapatkah peserta didik mengucapkan
atau mengingat informasi?

KATA KUNCI
Menyebutkan definisi, menirukan ucapan,
menyatakan susunan, mengucapkan, mengulang,
menyatakan

Understanding (pemahaman):
Dapatkah peserta didik menjelaskan
konsep, prinsip, hukum atau prosedur?
Applying (penerapan): Dapatkah peserta
didik menerapkan pemahamannya dalam
situasi baru?

Mengelompokkan, menggambarkan, menjelaskan


identifikasi, menempatkan, melaporkan,
menjelaskan, menerjemahkan, pharaprase.
Memilih, mendemonstrasikan, memerankan,
menggunakan, mengilustrasikan,
menginterpretasi, menyusun jadwal, membuat
sketsa, memecahkan masalah, menulis

Analyzing (analisis): Dapatkah peserta


didik memilah bagian-bagian
berdasarkan perbedaan dan
kesamaannya?

Mengkaji, membandingkan, mengkontraskan,


membedakan, melakukan deskriminasi,
memisahkan, menguji, melakukan eksperimen,
mempertanyakan.

Evaluating (evaluasi): Dapatkah peserta


didik menyatakan baik atau buruk
terhadap sebuah fenomena atau objek
tertentu?
Creating (penciptaan): Dapatkah peserta
didik menciptakan sebuah benda atau
pandangan?

Memberi argumentasi, mempertahankan,


menyatakan, memilih, memberi dukungan,
memberi penilaian, melakukan evaluasi
Merakit, mengubah, membangun, mencipta,
merancang, mendirikan, merumuskan, menulis.
(Siana, 2012)

Dalam taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi tapi dalam
taksonomi Anderson dan Krathwohl menjadi dua dimensi. Dimensi pertama adalah
Knowledge Dimension (dimensi pengetahuan) dan Cognitive Process Dimension (dimensi
proses kognisi). Perspektif dua dimensi Anderson dan Krathwohl dapat digambarkan dengan
tabel berikut.
The Taxonomy Table
Dimensi
Pengetahuan
(The
Knowledge
Dimension)
Pengetahuan
Faktual
(Factual
Knowledge)
Pengetahuan
Konseptual
(Conceptual
Knowledge)
Pengetahuan
Prosedural
(Procedural
Knowledge)

Dimensi Proses Kognisi (The Cognitive Process Dimension)


Ingatan
(remember)

Pemahaman
(understand)

Penerapan
(apply)

Analisis
(analyze)

Penilaian
(evaluate)

Penciptaa
n
(create)

Pengetahuan
MetaKognisi
(MetaCognitive
Knowledge)
(LorinW. Anderson and David R. Krathwohl, 2001)
Dimensi Pengetahuan
JENIS UTAMA DAN JENIS SUB
A. PENGETAHUAN FAKTUAL

CONTOH
Siswa harus mengetahui elemen dasar
untuk sebuah disiplin atau cara

Aa. Pengetahuan tentang terminologi

memecahkan masalah di dalamnya.


Teknis kosakata, simbol musik.

Ab. Pengetahuan tentang rincian

Sumber utama, sumber informasi yang

spesifik dan elemen


dapat diandalkan.
B. PENGETAHUAN KONSEPTUAL Keterkaitan di antara unsur-unsur dasar
struktur yang lebih besar yang
memungkinkan mereka untuk
Ba. Pengetahuan tentang klasifikasi dan
kategori
Bb. Pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi
Bc. Pengetahuan tentang teori, model,
C.

berfungsi bersama-sama.
Periode waktu geologi, bentuk-bentuk
kepemilikan bisnis.
Teorema pythagoras, hukum penawaran
dan permintaan.
Teori evolusi, struktur kongres.

dan struktur
PENGETAHUAN PROSEDURAL Bagaimana melakukan sesuatu, metode
penyelidikan, dan kriteria untuk
menggunakan keterampilan, algoritma,

Ca. Pengetahuan tentang subjekketerampilan khusus dan algoritma

teknik, dan metode.


Keterampilan yang digunakan dalam
lukisan dengan warna air, seluruh
nomor algoritma pembagian.

Cb. Pengetahuan tentang subjek khusus

Teknik wawancara, metode ilmiah.

teknik dan metode


Cc. Pengetahuan tentang kriteria untuk

Kriteria yang digunakan untuk

menentukan kapan harus

menentukan kapan harus menerapkan

menggunakan prosedur yang tepat

prosedur yang melibatkan hukum kedua


Newton, kriteria yang digunakan untuk
menilai kelayakan dari penggunaan
metode tertentu untuk memperkirakan

biaya bisnis.
D. PENGETAHUAN METAKOGNITIF Pengetahuan kognisi secara umum
serta kesadaran dan pengetahuan
Da. Pengetahuan strategis

tentang kognisi sendiri.


Pengetahuan menguraikan sebagai
sarana menangkap struktur dari unit
materi pelajaran dalam buku teks,
pengetahuan tentang penggunaan
heuristik.

Db. Pengetahuan tentang tugas kognitif, Pengetahuan tentang jenis tes khusus,
termasuk pengetahuan kontekstual

mengelola pengetahuan dari tuntutan

dan kondisional yang tepat

kognitif dari tugas yang berbeda.


Pengetahuan mengkritisi diri adalah

Dc. Pengetahuan diri

kekuatan pribadi, sedangkan menulis


esai adalah kelemahan pribadi,
kesadaran tingkat pengetahuan sendiri
(Anderson W. Lorin, Classroom Assessment, 2003)

Keterangan
1. Pengetahuan faktual (Factual Knowledge): pengetahuan berbentuk fakta seperti nama,
nomor, jumlah, tahun, alamat dan sejenisnya. Misalnya tahun lahirnya Ki Hajar
Dewantara, jumlah rakaat shalat, nama presiden Indonesia pertama dan sebagainya.
2. Pengetahuan konseptual (Conceptual Knowledge): pengetahuan berbentuk konsep,
hukum, dan prinsip. Contoh definisi puasa, hokum archimides, prinsip kerja AC dan
sejenisnya.

3.

Pengetahuan prosedural (Procedural Knolwledge): pengetahuan berbentuk cara


melakukan

4.

sesuatu.

Contoh:

langkah-langkah

membuat

teh

tubruk,

prosedur

menerbangkan pesawat terbang, langkah menyusun modul dan sejenisnya.


Pengetahuan metakognisi (Meta-cognition Knowledge): sering disebut a process of
thinking about thinking atau pengetahuan mengenai proses kognisi dan strategi terkait
dengan penerapan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan hasil belajar. Juga sering
diartikan sebagai sebuah kesadaran otomatis (automatic awareness) yang timbul karena
pengetahuan dan kemampuan melakukan pengendalian (control) dan memanipulasi
proses kognitif. Contoh, seorang peserta didik menyadari bahwa gaya belajar yang
dimilikinya adalah visual, maka dia memilih video pembelajaran sebagai strategi untuk
meningkatkan hasil belajarnya.
Struktur Dimensi Proses Kognisi (Cognitive Process Dimension)

KATEGORI &

NAMA ALTERNATIF

PROSES KOGNISI
1. INGATAN 1.1 Mengenali

DEFINISI DAN
CONTOH

Mengambil pengetahuan relevan dari memori jangka panjang


Mengidentifikasi
Mencari pengetahuan
dalam memori jangka
panjang yang konsisten
dengan materi yang
disampaikan (misalnya,
Kenali tanggal peristiwa
penting dalam sejarah
AS)

1.2 Mengingat

Mengambil

Mengambil pengetahuan
yang relevan dari
memori jangka panjang
(misalnya, Ingat tanggal
peristiwa-peristiwa
penting dalam sejarah

2.

AS)
PEMAHAMAN - Membangun makna dari pesan instruksional, termasuk lisan, tertulis,

2.1 Menafsirkan

dan komunikasi grafis


Klarifikasi,

Mengubah dari satu

parafrase

bentuk representation

mewakili

(misalnya, numerik) ke

menerjemahkan

bentuk yang lain


(misalnya pidato, dan

2.2 Mencontohkan

dokumen)
Menemukan contoh
Menggambarkan,

spesifik atau ilustrasi

instantiating

dari suatu konsep atau


prinsip (misalnya,

2.3 Mengklasifikasi

Berikan contoh gaya


lukisan varicusartistik
Menentukan sesuatu
yang termasuk dalam

2.4 Meringkas

Mengkategorikan,

kategori (misalnya,

subsuming

klasifikasikan kasus
yang diamati atau
dijelaskan dari
gangguan mental)
Abstrak tema umum
atau titik utama

2.5 Menyimpulkan

(misalnya, Menulis
Abstrak,

ringkasan singkatdari

generalisasi

acara yang digambarkan


pada rekaman video)
Mengambil kesimpulan
logis dari informasi

2.6 Membandingkan

yang disajikan
(misalnya, Dalam

Penutup,

belajar bahasa asing,

ekstrapolasi,

menyimpulkan prinsip

interpolasi,

gramatikal dari contoh

memprediksi

yang ada)
Mendeteksi

2.7 Menjelaskan

korespondensi antara
dua ide, benda, dan
sejenisnya (misalnya,
peristiwa sejarah
Kontras,

dibandingkan dengan

pemetaan,

situasi kontemporer)

sesuai
Membangun model
sebab-akibat dari suatu
sistem (misalnya,
Jelaskan penyebab
peristiwa penting abad
ke-18 di Perancis)
Membangun
model
3. PENERAPAN - Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu
3.1 Menjalankan
Melaksanakan
Menerapkan prosedur
untuk mengerjakan
tugas (misalnya, digit
nomor satu keseluruhan
dengan nomor lain
keseluruhan,baik
dengan digit ganda)
3.2 Mengimplementasikan
Menggunakan

Menerapkan prosedur
untuk tugas asing
(misalnya, Gunakan
Hukum Kedua Newton

dalam situasi di mana


4.

itu tepat)
ANALISIS-Memilah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan
bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan satu sama lain dan struktur

keseluruhan atau tujuan.


4.1 Membedakan
Diskriminatif,

Membedakan sesuatu

membedakan,

yang relevan dari bagian

fokus,

yang tidak relevan atau

memilih

penting dari bagian


materi yang
disampaikan (misalnya,
bedakan antara angka
yang relevan dan tidak

4.2 Mengorganisir

relevan dalam bahasa


matematis)
Menentukan bagaimana

4.3 Menghubungkan

Temuan

elemen yang cocok atau

koherensi,

berfungsi dalam struktur

mengintegrasikan,

(misalnya, Struktur

menguraikan,

bukti dalam deskripsi

parsing,

sejarah menjadi bukti

penataan

dan penjelasan terhadap


resiko artikular sejarah)
Tentukan point pandang,
nilai-nilai, atau bahan

Mendekonstruksi

yang disajikan yang


mendasar (misalnya,
Tentukan sudut pandang
penulis esai dalam hal
nya atau perspektif
politik nya)

5. EVALUASI-Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar


5.1 Memeriksa
Koordinasi,
Mendeteksi
mendeteksi,

inkonsistensi dari

pemantauan,

fallacies dalam proses

pengujian

atau produk,
menentukan apakah
suatu proses atau
produk memiliki
konsistensi internal,
detecting efektivitas
prosedur seperti yang
sedang dilaksanakan
(misalnya,

5.2 Mengkritik

Menentukan apakah
kesimpulan seorang
ilmuwan diikuti dari
data yang diamati)
Mendeteksi konsistensi
antara produk dan
Menilai

kriteria eksternal,
menentukan apakah
suatu produk memiliki
konsistensi eksternal,
mendeteksi kesesuaian
prosedur untuk masalah
tertentu (misalnya,
Hukum yang dari dua
metode adalah cara
terbaik untuk
memecahkan masalah

6.

yang diberikan)
PENCIPTAAN- Masukan elemen bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan yang
koheren atau fungsional, mengenali unsur-unsur ke dalam pola baru

atau struktur
6.1 Membuat

Hipotesa

Datang dengan hipotesa


berdasarkan kriteria
(misalnya, Hasilkan
hipotesa untuk
menjelaskan fenomena

6.2 Merencanakan

yang diamati)
Merancang
Merancang prosedur
untuk menyelesaikan

6.3 Memproduksi

beberapa tugas
(misalnya, Rencanakan
sebuah makalah
penelitian tentang topik
sejarah tertentu)
Membangun
Menciptakan suatu
produk (misalnya,
Membangun habitat
untuk tujuan tertentu)
(Anderson W. Lorin. Classroom Assessment, 2003)

Kata Kerja Operasional pada Dimensi Proses Kognisi dalam Taksonomi Anderson
Kata Kerja Operasional (KKO) Ranah Kognitif (Anderson)
Mengingat: Menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan dan pengenalan
Memahami: Menerjemahkan, menjabarkan, menafsirkan, menyederhana-kan, dan membuat
perhitungan
Menerapkan : Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan mengenali pola
penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak berbeda atau berlainan.
Menganalisis :Memecahkan ke dalam bagian, bentuk dan pola
Menilai: Berdasarkan kriteria dan menyatakan mengapa?.

Menciptakan : Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola yang sebelumnya


kurang jelas
KATA KERJA OPERASIONAL TAKSONOMI ANDERSON
Mengingat

Memahami

Menerapkan

Menganalisis

Menilai

Menciptakan

Memilih

Menggolongkan

Menerapkan

Menganalisis

Menghargai

Memilih

Menguraikan

Mempertahankan

Menentukan

Mengategorikan

Mempertimbangkan

Menentukan

Mendefinisikan

Mendemonstrasikan

Mendramatisasikan

Mengelompokkan

Mengkritik

Menggabungkan

Menunjukkan

Membedakan

Menjelaskan

Membandingkan

Mempertahankan

Mengombinasikan

Memberitabel

Menerangkan

Menggeneralisasikan

Membedakan

Membandingkan

Mengarang

Mendaftar

Mengekspresikan

Memperkirakan

Mengunggulkan

Mengkonstruksi

Menempatkan

Mengemukakan

Mengelola

Mendiversivikasikan

Membangun

Memadankan

Memperluas

Mengatur

Mengidentifikasi

Menciptakan

Mengingat

Membericontoh

Menyiapkan

Menyimpulkan

Mendesain

Menamakan

Menggambarkan

Menghasilkan

Membagi

Merancang

Menghilangkan

Menunjukkan

Memproduksi

Merinci

Mengembangkan

Mengutip

Mengaitkan

Memilih

Memilih

Melakukan

Mengenali

Menafsirkan

Menunjukkan

Menentukan

Merumuskan

Menentukan

Menaksir

Membuatsketsa

Menunjukkan

Membuathipotesis

Menyatakan

Mempertimbangkan

Menyelesaikan

Melaksanakan survei

Menemukan

Memadankan

Menggunakan

Membuat

Membuatungkapan

Mempercantik

Mewakili

Mengawali

Menyatakankembali

Mengelola

Menuliaskembali

Merencanakan

Menentukan

Memproduksi

Merangkum

Memainkanperan

Mengatakan

Menceritakan.

Menerjemahkan
Menjabarkan

(Samsudin, 2011. Kata Kerja Operasional)


Menurut Thohir (2009) dalam bab terakhir bukunya, Anderson dan Krathwohl sendiri
mengakui bahwa hasil revisinya ini lebih melihat fungsi otak dalam satu kesatuan ranah
(domain). Tidak seperti sebelumnya yang menggunakan klasifikasi dalam tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor. Pembagian tersebut dikritisi banyak pihak karena cenderung
membuat pendidikan beranggapan bahwa adanya isolasi aspek-aspek dalam sebuah tujuan
yang sama.
Pada revisi taksonomi Bloom kali ini, ranah kognitif tidak dianggap terpisah dengan
ranah afektif atau psikomotor, melainkan terkait antara satu dengan yang lain. Karena semua
aspek tersebut merupakan satu bagian utuh dari fungsi kerja otak. Sebagai contoh, pada

kategori pengetahuan metakognitif, di dalamnya juga mencakup ranah kognitif dan afektif,
juga psikomotor.
Revisi ini merupakan bukti fenomena kompleksitas fungsi otak. Weisstein
mengatakan, complexity is the theory of classifying problems based on how difficult they are
to solve. Sebutan ini cukup wajar karena masalah otak dan fungsinya telah mengundang
beragam teori yang secara tak langsung telah menunjukkan betapa rumitnya kajian
tentangnya.
How amazing is it begitulah ungkapan dalam artikel Barry L. Aaronson. Dalam
narasi yang lebih sederhana, kami mencoba mengambil analog dari gambaran saat seseorang
sedang berpikir. Terkadang, dia akan terlihat mengernyitkan dahi, memegang atau memijitmijit keningnya. Orang lain yang melihatnya, dengan mudah menebak kalau orang dengan
tanda-tanda seperti itu sedang melakukan proses berpikir.
Berpikir tentu saja merupakan aktifitas menggunakan otak. Karena informasi yang
dipikirkan berat, maka reaksi tubuh dan gesture penyerta semacam itu menjadi indikasi
seseorang sedang berpikir. Namun, saat seseorang menyampaikan perasaan atau dengan kata,
hati-hati di jalan ya!, mengapa yang dipegang bukanlah kepala, tetapi malah memegang
dada. Bukankah saraf emosi dan perasaan juga berada dalam otak?.
Menfungsikan otak berarti menggunakan pikiran atau berpikir. Bartlett (1932)
mengartikan berpikir (thinking) sebagai (1) interpolasi yang memenuhi informasi, (2)
ekstrapolasi yang melampaui informasi yang diberikan, dan (3) re-interpretasi yang mengatur
kembali informasi. Terkait dengan hal ini pula, Mayer (1977) menyarankan pengertian
berpikir sebagai upaya mengarahkan dan menghasilkan perilaku untuk memecahkan (solve)
atau mencari solusi dari suatu masalah. Pengertian ini selevel dengan kategori metakognitif
Anderson dan Krathwohl.
Kompleksitas fungsi otak lainnya terkait dengan berpikir adalah adanya pandangan
para ahli cognitive neuroscientists. Marianne Szegedy, misalnya, menegaskan bahwa aktifitas
kognitif manusia dan perilakunya bergantung kepada 95 persen di bawah batas kesadaran
manusia (subconscious awarness). Hanya 5 persen aktifitas manusia dilakukan berdasarkan
kesadaran penuh (conscious awareness). Konsep ini agak sulit disinergikan dengan
kalsifikasi Anderson dan Krathwohl dalam revisi Taksonomi Bloomnya.
Dapat didownload di http://www.4shared.com/file/_bo0lKAq/Isi_Makalah.html.

You might also like