You are on page 1of 48

ANALISIS REAL

PENDAHULUAN
Pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang system bilangan real R
beserta sifat-sifatnya, akan menentukan pemahaman orang itu dalam membahas
konsep-konsep analisis, karena system bilangan real merupakan salah satu konsep
yang mendasari pembahasan analisis.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengenali system bilangan real
ini,yaitu secara konstruksi dan secara aksiomatik. Akan tetapi dalam buku ini
system bilangan real akan dikenali secara aksiomatik, yaitu dengan menganggap
system bilangan real memenuhi sifat-sifat tertentu yang dirumuskan dalam tiga
gugusan aksioma, aksioma tersebut adalah : Aksioma Lapangan, Aksioma Urutan
dan Aksioma Kelengkapan.
Topik-topik terkait lainnya dalam system bilangan real yang dibahas adalah :
Nilai Mutlak, selang, Titik Kumpul atau titik limit, himpunan terbuka dan himpunan
tertutup pada R.

1. Sifat-sifat Aljabar Bilangan Real


Aksioma 1. 1(Aksioma Lapangan)
Misalkan R menyatakan bilangan real, penjumlahan (+) dan perkalian(.) merupakan
operasi biner yang didefinisikan pada R, maka
(A1) a + b = b + a untuk setiap a, b R
(A2) (a + b + c) = a + ( b + c) untuk setiap a, b, c R
(A3) ada unsur 0 R sedemikian sehingga 0 + a = a dan a + 0 = a untuk setiap a R
(A4) untuk setiap a R, ada -aR sedemikian sehingga a +(-a) = (-a)+ a = 0.
(M1) a . b = b . a untuk setiap a, b R
(M2) (a . b) c = a . ( b . c) untuk setiap a, b, c R
(M3) ada unsur 1 R sedemikian sehingga 1. a = a dan a .1 = a untuk setiap a R
(M4) untuk setiap a 0R, ada 1/aR sedemikian sehingga a .(1/a) = (1/a). a = 1.
(D) a.(b +c) = a.b + a.c dan (b +c).a = b.a + c.a untuk semua a,b,c R

Analisis Real_________________________________________

Unsur 0 pada A3 dan unsur 1 pada M3, unsure negatif pada A4 dan unsure
balikan pada M4 adalah tunggal. Hal ini dapat ditunjukkan dengan cara sebagai
berikut:
Akan ditunjukkan bahwa unsur 0 dan unsur 1 tunggal.
Misalkan terdapat dua unsure nol, yaitu z 1 dan z2, maka z1 + a = a dan z2 + a = a
untuk semua a di R. akan dibuktikan bahwa z 1= z2.
Karena z1 , z2 di R dan memenuhi z1 + a = a = z2 + a atau z1 + a = z2 + a,
selanjutnya dengan menambahkan pada kedua ruas dengan a, akan kita dapatkan
z1 + a +(-a)= z2 + a + (-a). berdasarkan sifat A4 dan A3, maka z 1= z2. Dengan cara
yang sama akan kita dapatkan bahwa unsure satuan itu tunggal.
Teorema 1.1

(i) jika z, a di R sedemikian sehingga z + a = a, maka z = 0


(ii) jika u. b di R dan b 0 sedemikian sehingga u. b = b, maka b = 1
Bukti

(i) karena a di R, maka berdasarkan A4, ada a di R sedemikian sehingga a + (-a) =


0.
Jadi, (z +a) +(-a) = a +(-a) = 0 dan berdasarkan sifat A2, A4 dan A3 kita peroleh
z + (a +(-a)) = z + 0 = 0. jadi z = 0.

(ii) Karena b di R dan b

0, maka berdasarkan sifat M4 ada unsur 1/b di R

sedemikian sehingga b.(1/b) = 1. Jadi (u.b).1/b = b.(1/b) = 1 dan berdasarkan


sifat M2, M4 dan M3 kita peroleh (u.b).1/b = u.( b.1/b) = u.1 = 1. Jadi u = 1.

Teorema 1.2

(i) jika b, a di R sedemikian sehingga b + a = 0, maka b = -a


(ii) jika a, b di R dan a 0 sedemikian sehingga a. b = 1, maka b = 1/a
Bukti

(i)

karena a di R, maka berdasarkan A4, ada a di R sedemikian sehingga a + (-a)


= 0.

Analisis Real_________________________________________

Jadi, (b +a) +(-a) = 0 +(-a) = -a dan berdasarkan sifat A2, A4 dan A3 kita
peroleh
b + (a +(-a)) = b + 0 = -a. jadi b = -a.

(ii)

Karena a di R dan a

0, maka berdasarkan sifat M4 ada unsure 1/a di R

sedemikian sehingga a.(1/a) = 1. Jadi (b.a).1/a = 1.(1/a) = 1/a dan berdasarkan


sifat M2, M4 dan M3 kita peroleh (b.a).1/a = b.( a.1/a) = b.1 = 1/a.
Jadi b = 1/a.
Berikut ini akan diberikan teorema yang berkaitan dengan penyelesaian
suatu persaman dan ketunggalan dari sebuah solusi.

Teorema 1.3
Misalkan a, b R, maka

(i)

Persamaan a + x = b mempunyai penyelesaian tunggal yaitu x = (-a) + b

(ii)

Jika a 0 dan persamaan a.x = b mempunyai penyelesaian tunggal x = (1/a).b

Bukti

(i)

pertama akan ditunjukkan bahwa a + x = b mempunyai penyelesaian.


Dengan menambahkan a pada kedua ruasnya dan dengan menggunakan
aksioma lapangan R akan kita dapatkan (-a) + a + x = (-a) + b atau (-a) + a +
x = 0 + x = x = (-a) + b.
kedua akan ditunjukkan bahwa solusinya tunggal. Misalkan ada penyelesaian
yang lain yaitu x1. Misalkan x1 x, karena x1 solusi, maka a + x1 = b, akan tetapi
a + x1 a + x atau a + x 1 b. hal ini kontradiksi bahwa x 1 adalah solusi. Jadi
haruslah x = x1.

(ii)

Buktikan sebagai latihan anda.

Analisis Real_________________________________________

BILANGAN NEGATIF DAN


BILANGAN RASIONAL
Pada bagian ini, kita akan mempelajari beberapa teorema yang berkaitan
dengan perkalian bilangan negatif dan bilangan rasional. Dibahas pula tentang sifat
bilangan yang dikalikan dengan nol, bilangan yang dikalikan dengan negatif, dan
hasil kali bilangan negatif dikalikan dengan bilangan negatif lainnya. Demikian pula
akan dikaji tentang sifat bilangan rasional dan bilangan irasional.
Untuk itu, perhatikan dengan baik dan pahami beberapa teorema berikut,
Teorema 2.1
Misalkan a R, maka

(i)

a. 0 = 0

(ii)

(-1). a = -a

(iii)

(-a) = a

(iv)

(-1).(-1) = 1

Bukti

(i)

Berdasarkan M3, kita ketahui bahwa a.1 = a. Disini


a + a . 0 = a . 1 + a . 0 = a . (1 + 0)
=a.1=a
Berdasarkan teorema 1.1, kita simpulkan bahwa a . 0 = 0

(ii)

Hal ini dapat dilihat bahwa

Analisis Real_________________________________________

a + (-1) . a = 1 . a + (-1) . a = (1 +(-1)) . a = 0 . a = 0


Berdasarkan teorema 1.2, dapat kita simpulkan (-1) . a = -a

(iii) Berdasarkan A4 kita punyai bahwa a + a = 0, dan berdasarkan teorema 1.2


kita peroleh bahwa a = -(-a)

(iv) Pada bagian (ii), substitusikan a = -1 sehingga kita peroleh (-1) = (-1).(-1).
Kemudian berdasarkan bagian (iii) dengan mengambil a = 1.

Teorema 2.2

(a)

Jika a R dan a0, maka 1/a 0 dan 1/(1/a) = a

(b)

Jika a, b R dan a . b = 0, maka a = 0 atau b = 0

(c)

Jika a, b R, maka (-a).(-b) = a . b

(d)

Jika a R dan a 0, maka 1/(-a) = -(1/a)

Bukti

(a)

jika a 0, maka 1/a 0.


andaikan 1/a = 0, maka 1 = a. (1/a) = a.0 = 0.
hal ini bertentangan dengan M4.
karena a. (1/a) = 1, berdasarkan teorema 1.2, maka a = 1/(1/a)

(b)

Misalkan bahwa a.b = 0 dan a 0.


jika kita kalikan dengan 1/a pada kedua ruasnya, maka akan didapatkan
b = 1.b = ((1/a).a).b = (1/a). (a.b) = (1/a). 0 = 0.
dengan alasan yang sama dapat digunakan untuk menunjukkan
jika b 0, maka diperoleh a = 0.

(c)

Berdasarkan teorema 1.4, kita punyai a = (-1).a dan b =(-1).b, sehingga


(-a) . (-b) = ((-1).a).((-1).b) = (a.(-1)).((-1).b)
= a. ((-1).(-1)) . b = a . 1 . b = a.b

(d)

Jika a 0, maka 1/a 0 dan a 0.


Karena a .(1/a) = 1. hal ini menunjukkan berdasarkan bagian (c) bahwa (-a) . ((1/a)) = 1. jika kita gunakan teorema 1.2, kita dapat memperoleh bahwa 1/(-a)
= -(1/a).

Analisis Real_________________________________________

Bilangan Rasional
Sekarang kita akan memperumum notasi perkalian (.) dan dituliskan ab untuk
a.b. Sama halnya dengan a2 untuk aa, a3 untuk aaa = (a2)a, dan jika n N, kita
definisikan bahwa an

+ 1

= (an) a. Berdasarkan prinsip induksi matematika dapat

ditunjukkan bahwa jika m,n N, maka am

+ n

= am. an, untuk sembarang a R. sama

halnya dengan kita menuliskan 2 = 1 + 1, 3 = 2 + 1, dan seterusnya. Selanjutnya,


kita menuliskan secara umum bahwa b a = (-a) + b = b + (-a), dan juga
generalisasi dari b/a = (1/a).b = b.(1/a). kita juga mendefinisikan bahwa a -1 = 1/a
dan a-n = 1/an.
Elemen dari R yang berbentuk b/a atau b/a untuk a,b N dengan a

dikatakan sebagai Bilangan Rasional, dan semua himpunan bilangan rasional


dalam R dinotasikan dengan Q. Semua elemen dari R yang bukan bilangan rasional
disebut Bilangan Irasional.
Teorema 2.3
Tidak ada bilangan rasional r sedemikian sehingga r 2 = 2
Bukti
Andaikan r Q, maka r = p/q, q0 dengan p,q anggota bilangan bulat. Tanpa
mengurangi keumuman, misalkan p dan q tidak mempunyai factor persekutuan
selain 1. karena 2 = p2/q2 atau p2 = 2 q2, maka p haruslah bilangan genap(jika p
ganjil, misal p = 2k + 1, maka p 2 = 4k2 + 4k + 1 = 2(2k 2 + 2k) + 1 adalah ganjil).
Selanjutnya misalkan p = 2m untuk sembarang bilangan bulat m dan berlaku 4m 2 =
2q2. hal ini menunjukkan bahwa q2 = 2m2, dimana q bilangan genap. Hal ini
kontradiksi dengan pemisalan bahwa p dan q tidak mempunyai factor persekutuan
selain 1( karena p dan q bilangan genap). Jadi

tidak bilangan rasional r sedemikian

sehingga r2 = 2.
Soal Latihan

1. Jika a R dan memenuhi a.a = a. Buktikan bahwa salah satu a = 0 atau a = 1


2. Jika a 0 dan b 0, tunjukkan bahwa 1/ab = 1/a . 1/b
3. Misalkan a,b,cR, buktikan
a. Jika a + b = 0 dan a + c = 0, maka b = c = -a
Analisis Real_________________________________________

b. Jika a 0, ab = 1 dan ac = 1, maka b = c = 1/a


4. Buktikan bahwa tidak ada r sedemikian sehingga r 2 = 6 dan r2 = 3

URUTAN BILANGAN REAL


Pada pembahasan sebelumnya, kita belum menentukan bilangan real yang
lebih besar atau yang lebih kecil. Hal ini dilandaskan karena belum adanya alsioma
atau teorema yang mengatakan tentang bilangan positif. Untuk itu, pada kajian ini,
kita akan membahas tentang sifat urutan yang ada pada bilangan real.
Sebelumnya tentu baik bagi kita untuk mempelajari tentang sebuah aksioma
mengenai urutan. Aksioma ini sangat bermanfaat untuk menentukan apakah
sebuah bilangan termasuk bilangan positif, termasuk bilangan negatif, atau lainnya.
Aksioma inilah yang akan menjadi landasan hadirnya tanda ketaksamaan, seperti,
<, >, , dan .
Sifat-sifat Urutan dari R
Pada bagian berikut ini akan dibahas sifat-sifat urutan dari R yang sangat
penting peranannya dalam subbarisan.
Aksioma 3.1(Aksioma Urutan)
Subhimpunan tak-kosong P dari R dinamakan himpunan bilangan real positif, jika
memenuhi sifat-sifat berikut;

(i)

Jika a,b P, maka a + bP

(ii)

Jika a,b P, maka a . bP

Analisis Real_________________________________________

(iii)

Jika a R, maka salah satu dari ketiga sifat berikut dipenuhi a P, a = 0 atau
a P (sifat trikothomi)

Definisi 3.2

(i)

Jika a P, maka a bilangan positif yang dituliskan dengan a > 0

(ii)

Jika a P atau a = 0, maka a dikatakan bukan bilangan negatif yang


dituliskan dengan a 0

(iii)

Jika a P, maka dikatakan a bilangan negatif yang dituliskan dengan a < 0

(iv)

Jika a P atau a = 0, maka a dikatakan bukan bilangan positif yang


dituliskan dengan a 0

Definisi 3.3
Misalkan a,b R

(i)

Jika a b P, maka a > b

(ii)

Jika (a b) P, maka a < b

(iii)

Jika a b P {0}, maka a b

(iv)

Jika (a b) P {0}, maka a b

Teorema 3.4
Misalkan a, b, c R

(a) Jika a > b dan b > c, maka a > c


(b) Satu dan hanya satu dari hubungan berikut berlaku : a < b, a = b, a >
b

(c) Jika a b dan b a, maka a = b


Bukti

(a) karena a > b dan b > c, maka a b P dan b c P.


Berdasarkan aksioma urutan (i), maka
(a b) + (b c) = a + ((-b) + b) c = a + 0 c = a c P.
Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan definisi 3.3, kita peroleh a > c.

(b) Berdasarkan sifat trikotomi dan definisi 5.3, maka a b P, a b = 0 atau (ab) P.
(c) Andaikan a b, maka berdasarkan bagian (b) kita peroleh bahwa a b P atau b
a P, di mana a > b atau b > a. hal ini kontradiksi dengan yang diketahui. Jadi
haruslah a = b.
Teorema 3.5

Analisis Real_________________________________________

(a)

Jika a 0 R, maka a2 > 0

(b)

1>0

(c)

Jika n N, maka n > 0

Bukti

(a)

Karena a 0, maka a atau a di P. Jika a di P, maka berdasarkan aksioma a 2 =


aa di P. Jika a di P, maka berdasarkan teorema 1.5 a 2 = (-a).(-a) di P. jadi,
dalam tiap kasus a2 P.

(b)

Ambil a = 1 pada bagian (a) sehingga 1 = 1 2 di P

(c)

Buktikan sendiri dengan menggunakan induksi matematika.

Teorema 3.6
Misalkan a, b, c R

(a)

Jika a > b, maka a + c > b + c

(b)

Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d

(c)

Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc

(d)

Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc

(e)

Jika a > 0, maka 1/a > 0

(f)

Jika a < 0, maka 1/a < 0

Bukti

(a) Karena a > b, maka a b di P. Sedangkan a b = a b + 0 = a b + c + (-c) =


a + c (b + c) di P. Jadi, berdasarkan definisi dapat kita simpulkan bahwa a + c
> b + c.

(b) Karena a > b dan c > d, maka a b dan c d di P. Berdasarkan aksioma urutan
dapat diperoleh (a b) + (c d) = (a + c) (b + d) di P. Hal ini menunjukkan
bahwa a + c > b + d.

(c) a > b dan c > 0, berdasarkan definisi 3.1 dan 3.2 kita peroleh (a b).c di P.
berdasarkan sifat distributive, maka (a b).c = ac bc di P. Jadi ac > bc.

(d) a > b dan c < 0, berdasarkan definisi 3.1 dan 3.2 kita peroleh (a b).(-c) di P.
berdasarkan sifat distributive, maka (a b).(-c) = -ac + bc di P. Jadi ac < bc.

(e) Jika a > 0, maka berdasarkan sifat trikotomi a 0 sedemikian sehingga 1/a ada.
Jika 1/a = 0, maka 1 = a.(1/a) = 0, kontradiksi. Jika 1/a < 0, maka berdasarkan
bagan (d) dengan c = 1/a berakibat 1 = a (1/a) < 0, kontradiksi. Jadi, haruslah
1/a > 0.

Analisis Real_________________________________________

(f) Gunakan alasan yang sama dengan (e)


Teorema 3.7
Jika a > b, maka a > (a + b) > b
Bukti
Karena a > b, maka berdasarkan teorema 3.6 kita dapatkan a + a = 2a > a + b.
Demikian juga a + b > 2b. Karena 2 > 0, maka berdasarkan teorema 3.6 (e) > 0.
Selanjutnya gunakan c = pada teorema 3.6 (c) sedemikian sehingga a > (a +
b) dan (a + b) > b. Jadi, berdasarkan teorema 3.4 a > (a + b) > b

Teorema 3.8
Jika ab > 0, maka a > 0 dan b > 0 atau a < 0 dan b < 0.
Bukti
Jika ab > 0, maka a 0 dan b 0. Jika a > 0, maka (1/a( > 0. Dengan demikian b =
((1/a)a)b = (1/a).(ab) > 0. Dengan kata lain, jika a < 0, maka 1/a < 0, hal ini
menunjukkan bahwa b = ((1/a)a)b = (1/a).(ab) < 0.
Akibat 3. 9
Jika ab < 0, maka a > 0 dan b < 0 atau a < 0 dan b > 0.
Soal Latihan
Misalkan a, b , c dan d R

1.

Jika 0 < a < b dan 0 < c < d, maka buktikan 0 < ac < bd

2.

Jika 0 a < b buktikan bahwa a2 ab < b2

3.

Jika a, b R dan a2 + b2 = 0. tunjukkan bahwa a = b = 0.

4.

Jika n N, tunjukkan bahwa n2 n dan 1/n2 1/n.

5.

Jika a > -1, a R, tunjukkan bahwa (1 + a) n 1 + na untuk setiap n N.

6.

Jika c > 1, c R, tunjukkan bahwa cn c untuk setiap n N.

7.

Jika c > 1, c R, tunjukkan bahwa cm cn untuk setiap m n dengan m,n N.

Analisis Real_________________________________________

10

Nilai Mutlak
Sebuah konsep yang sangat penting dalam bilangan real adalah tentang
harga mutlak. Ini merupakan sebuah konsep yang bermanfaat untuk menentukan
besaran jarak, panjang vektor, akr sebuah bilangan dan lain sebagainya.
Hal yang mendasar dari konsep harga mutlak adalah tentang definisi atau
pengertian dan sebuah ketaksamaan, yaitu ketaksamaan segitiga.

Dalam

matematika sekolah, harga mutlak biasanya digunakan dalam bahasan tentang


pertidaksamaan, panjang vektor.
Definisi 4.1
Jika a R, nilai mutlak dari a dinotasikan dengan | a | dan didefinsikan dengan
|a|=a
= -a

jika a 0
jika a < 0

Jadi domain dari nilai mutlak adalah semua bilangan real dengan range P {0}, dan
peta dari a dan a adalah sebuah elemen yang sama.
Teorema 4.2

(a) | a | = 0 jika dan hanya jika a = 0


Analisis Real_________________________________________

11

(b) | -a | = | a | untuk setiap a anggota R


(c) | ab | = | a | | b | untuk setiap a,b anggota R
(d) Jika c 0, maka | a | c jika dan hanya jika c a c
(e) -| a | a | a | untuk setiap a anggota R
Bukti

(a) Jika a = 0, maka berdasarkan definisi | 0 | = 0. Jika a

0, maka a

sedemikian sehingga | a | 0.

(b) Jika a = 0, maka | 0 | = 0 = | -0 |. Jika a > 0, maka | a | = a = | -a |. Jika a < 0,


maka | a | = -a = | -a |.

(c) Jika a > 0 dan b > 0, maka ab > 0 sedemikian sehingga | ab | = ab = | a |. | b


|. Jika a > 0 dan b < 0, maka ab < 0 sedemikian sehingga | ab | = -(ab) = a. (b) = | a |. | b | Jika a < 0 dan b > 0, maka ab < 0 sedemikian sehingga | ab |
= -(ab) = (-a).b = | a |. | b |. Jika a < 0 dan b < 0, maka ab > 0 sedemikian
sehingga | ab | = a.b = (-a). (-b) = | a |. | b |

(d) Andaikan a 0, maka | a | = a sedemikian sehingga | a | = a c. Bila a < 0,


maka | a | = -a c atau c a. Jadi, berdasarkan sifat urutan kita peroleh c a
c. bukti konversnya sebagai latihan sendiri.

(e) Gunakan bukti bagian (d) dengan mengambil c = | a |.


Teorema 4.3 (Ketaksamaan Segitiga)
Jika a, b sembarang bilangan real, maka ||a| - |b|| | a b | | a | + | b |
Bukti
Berdasarkan teorema 4.1, kita punya -| a | a | a | dan -| b |

| b | berdasarkan

teorema 4.2 kita simpulkan bahwa (|a| + |b|) = -|a| - |b|

a b

| a | + | b |.

Berdasarkan teorema 3.11 kita dapatkan | a b | | a | + | b |.


Karena |a| = |(a b) + b| | a b | + | b |, hal ini menunjukkan bahwa |a| - |b| | a - b |.
Dengan cara yang sama akan kita dapatkan juga bahwa |b| - |a| | a - b |. Dari kedua
ketaksamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa ||a| - |b|| | a - b |.
Akibat 4.4
Jika a1, a2, a3, . . ., an adalah sembarang bilangan real, maka

Analisis Real_________________________________________

12

| a1+ a2 + a3 + . . . + an | | a1| + | a2| + | a3| + . . . + | an|


Bukti
Jika n = 2 telah dibuktikan di atas, sedangkan untuk n > 2 kita gunakan induksi dan
sifat ketaksamaan segitiga di atas bahwa,
| a1+ a2 + a3 + . . . + ak+ ak+1 | = | (a1+ a2+ a3+ . . . + ak) + ak+1|
|(a1+ a2+ a3+ . . . + ak)| +| ak+1|
Soal Latihan

1.

Misalkan >0, aR. Tunjukkan bahwa a - < x < a+ jika dan hanya jika |x a|< .

2.

Jika a,b R dan b 0. Tunjukkan bahwa | a/b | = |a|/|b|.

3.

Sketsalah titik (x, y) pada daerah R x R (cartesius) yang memenuhi |x| + |y| =
1

4.

Jika x, y, z R, maka x y z jika dan hanya jika |x-y| + |y-z| = |x-z|

5.

Jika 0 < a < 1, maka 0 < a2 < a < 1, tetapi jika 1 < a, maka 1 < a < a2.

Analisis Real_________________________________________

13

SIFAT KELENGKAPAN
BILANGAN REAL
Selain memiliki urutan, bilangan real juga memiliki sifat yang dikenal dengan
nama sifat kelengkapan. Sifat ini mengkaji tentang bilangan real dalam sebuah
himpunan tertentu. Dalam hal ini, apakah himpunan tersebut memiliki batas,
memiliki nilai maksimum dan minimum, atau memiliki suprimum dan infrimum.
Sifat ini akan membawa kita pada konsep himpunan terbuka dan himpunan
tertutup. Beberapa definisi dan teorema akan digunakan untuk mengkaji tentang
sifat kelengkapan bilangan real tersebut.
Sifat-sifat Kelengkapan dari R
Dalam bagian ini kita akan membahas satu lagi sifat dari system bilangan
real yang seringkali dinamakan dengan Aksioma Kelengkapan.
Suprimum dan Infimum
Definisi 5.1
Misalkan s adalah subhimpunan dari R

(a) sebuah elemen u R dikatakan batas atas dari S jika s u, untuk setiap s S
(b) sebuah elemen w R dikatakan batas bawah dari S jika s w, untuk setiap s S
Analisis Real_________________________________________

14

Sebagai catatan bahwa subhimpunan S R mungkin saja tidak memiliki batas


atas (sebagai contoh S = R). Selanjutnya, jika memiliki satu batas atas, maka
subhimpunan tersebut memiliki takhingga banyak batas atas ( untuk sebuah batas
atas u dari S, maka u + n juga merupakan batas atas dari S dengan n N). Misalkan
S1={x R : 0 < x < 1} memiliki batas atas 1, kenyataanya, setiap bilangan u

adalah sebuah batas atas dari S1. Sama halnya juga dengan S2 = { xR | 0 x 1}yang
memiliki batas atas 1.
Untuk menunjukkan bahwa sebuah bilangan u R bukan sebuah batas atas
dari S R, kita harus menunjukkan ada sebuah elemen s o R sedemikian sehingga u <
so.
Sebuah himpunan yang memiliki batas atas dikatakan sebagai himpunan
yang terbatas di atas, dan himpunan yang memiliki batas bawah disebut sebagai
himpunan yang terbatas di bawah. Jika himpunan memiliki batas atas dan batas
bawah, maka himpunan tersebut disebut himpunan yang terbatas. Jika himpunan
tidak

memiliki

kedua

batasnya,

maka

dikatakan

himpunan

tersebut

tidak

terbatas. Jadi, himpunan S1 dan S2 adalah himpunan yang terbatas, sedangkan


himpunan P = { x R : x > 0} adalah himpunan yang tidak terbatas karena tidak
mempunyai batas atas.
Apabila u batas atas dari S dan u S, maka u adalah maksimum dari S atau u
= maks S. Sedangkan jika w batas bawah dari S dan w S, maka w adalah minimum
dari S atau w = Min S.
Definisi 5.2
Misalkan S subhimpunan dari R

(a) Jika S terbatas di atas, maka batas atas dari S dikatakan Suprimum (batas
atas terkecil) apabila batas atas tersebut lebih kecil dari batas atas lainnya.

(b) Jika S terbatas di bawah, maka batas bawah dari S dikatakan Infrimum
(batas bawah terbesar) apabila batas bawah tersebut lebih besar dari batas
bawah lainnya.
Definisi di atas mempunyai pengertian bahwa sebuah bilangan u
suprimum dari subhimpunan S dari R jika memenuhi dua kondisi berikut:
(i)
s u untuk setiap s S

(ii)

R adalah

Jika v adalah sebuah bilangan sedemikian sehingga s v untuk setiap s


S, maka u v.

Analisis Real_________________________________________

15

Lemma 5.3
Sebuah bilangan u R adalah suprimum dari subhimpunan takkosong S R jika dan
hanya jika memenuhi sifat-sifat

(i)

Tidak ada elemen s S dengan u < s

(ii)

Jika v < u, maka ada elemen so S sedemikian sehingga v < so.

Bukti
() misalkan u memenuhi (i) dan (ii). Hal ini menunjukkan bahwa u batas atas dari S.
Jika v adalah bilangan dengan v < u, maka sifat (ii) menunjukkan bahwa v bukan
batas atas dari S. dengan demikian u adalah suprimum dari S.
() misalkan u adalah suprimum dari S. karena u adalah batas atas dari S, kondisi (i)
terpenuhi. Jika v < u, maka v bukan batas atas dari S. selanjutnya terdapat sebuah
elemen so S sedemikian sehingga v < s o.
Lemma 5.4
Misalkan S , S R dan u batas atas dari S, u = Sup S jika dan hanya jika untuk setiap
> 0 ada x S sedemikian sehingga u - < x.
Sifat Suprimum 5.5
Setiap himpunan tak-kosong dari bilangan real yang mempunyai batas atas
mempunyai suprimum.
Sifat Suprimum 5.6
Setiap himpunan tak-kosong dari bilangan real yang mempunyai batas bawah
mempunyai infrimum.
Contoh 1
Misalkan S = { x R : 0 < x < 1 }, maka Sup S = 1
Bukti
Karena 1R dan x < 1 untuk semua x S, maka menurut definisi 1 adalah batas atas
dari S. Misalkan > 0 sembarang.
Jika 1, maka 1 - < x untuk setiap x di S. Jadi untuk semua x di S berlaku 1 - < x .
Jika 0 < < 1, maka pilih x = 1- /2 di S, maka 1 - < x =1- /2

Analisis Real_________________________________________

16

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk setiap > 0 ada x S sedemikian
sehingga 1 - < x, hal ini menunjukkan bahwa Sup S = 1.
Lemma 5.8
Misalkan S , S R dan w batas bawah dari S, w = Inf S jika dan hanya jika untuk
setiap > 0 ada x S sedemikian sehingga x < w + .
Contoh 2
0 = Inf(0,1)
Bukti
Karena 0R dan x > 0 untuk semua x (0, 1), maka menurut definisi 0 adalah batas
bawah dari (0, 1). Misalkan > 0 sembarang.
Jika 1, maka x < 0 + untuk setiap x di S. Jadi untuk semua x di S berlaku x < 0 +

Jika 0 < < 1, maka pilih x = /2 di S, maka x = /2 < 0 +


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk setiap > 0 ada x S sedemikian
sehingga x < 0 + , hal ini menunjukkan bahwa Inf S = 0.
Soal Latihan

1. Perlihatkan bahwa 3 = Sup [2, 3] dan 2 = Inf [2, 3]


1. Buktikan bahwa 2 = Inf (2,5) dan 5 = Sup(2,5)
2. Tunjukkan bahwa 4 = Inf [4,8] dan 8 = Sup [4,8]
3. Misalkan A = { 1 ( (-1)n/n )}. Tentukan Sup A dan Inf A
4. Apakah A = { x R : x

2 } mempunyai batas bawah dan batas atas? Jelaskan

jawaban Saudara!

5. Misalkan P R dan P , tunjukkan u = Sup P jika dan hanya jika untuk setiap n N
bilangan u 1/n bukan batas atas P tetapi u + 1/n batas atas dari P.

6. Jika Sup A = a dan Sup B = b, buktikan Sup (A + B) = a + b


7. Jika Inf A = a dan Inf B = b, buktikan Inf (A + B) = a + b
8. Buktikan Inf A = Sup(-A)
9. Jika S subhimpunan R yang memuat batas atas, maka tunjukkan bahwa batas
tersebut adalah supremum dari S

10. Buktikan bahwa gabungan dari dua himpunan terbatas adalah terbatas

Analisis Real_________________________________________

17

11. Jika S terbatas di R dan jika S 0 subhimpunan takkosong dari S, maka tunjukkan
bahwa inf S inf S0 sup S0 sup S

12. Misalkan B subhimpunan terbatas dari R dan A ={-x|xB}, tunjukkan bahwa


a. inf A = sup B

b. sup A = inf B

Sifat Archimedian
Salah satu konsekuensi dari sifat suprimum adalah subhimpunan bilangan
asli N dari R tidak terbatas di atas. Khususnya adalah jika diberikan sembarang
bilangan real x, maka ada bilangan asli n sedemikian sehingga n lebih besar dari x.
Aksioma 6.1 (aksioma archimides)
Jika x R, terdapat bilangan asli nxR sedemikian sehingga x < nx
Bukti
Andaikan x > nx, maka x batas atas dari N. Selanjutnya berdasarkan sifat suprimum,
N memiliki suprimum u. karena x batas atas dari N, ini menunjukkan bahwa u x.
Karena u 1 < u, berdasarkan lemma 5.3 ada bilangan asli n 1 sedemikian sehingga
u 1 < n1 atau u < 1 + n 1, tetapi n1+1 adalah bilangan asli. Hal ini kontradiksi
dengan pengandaian bahwa u batas atas dari N.
Akibat 6.2
Misalkan x dan y bilangan real positif

(b) Ada bilangan asli n sedemikian sehingga ny > x


(c) Ada bilangan asli n sedemikian sehingga 0 < 1/n < y
(d) Ada bilangan asli n sedemikian sehingga n 1 y < n
Analisis Real_________________________________________

18

Bukti

(a) karena x dan y positif, maka z = x/y juga positif. Misalkan n bilangan asli
sedemikian sehingga x/y = z < n, maka x < ny atau ny > x.

(b) Pilih x = 1 sehingga bagian (a) menunjukkan 0 < 1 < ny. Hal ini menunjukkan
bahwa 0 < 1/n < y.

(c) Berdasarkan aksioma archimides, terdapat bilangan asli m sedemikian


sehingga y < m. Misalkan n bilangan asli terkecil sedemikian sehingga n 1
y < n.

Teorema 6.3(eksistensi 2)
Ada bilangan positif x R sedemikian sehingga x 2 = 2
Bukti
Misalkan S = { y R: 0 y, y 2 2}. Himpunan S terbatas di atas oleh 2, Jika tidak, maka
ada elemen s di S sehingga 2 < s di mana 4 < s 2

2, sebuah kontradiksi.

Berdasarkan sifat suprimum dan misalkan x = Sup S. Jadi, x > 0.


Andaikan x2 2, ini berarti x2 < 2 atau x2 > 2.
Jika x2 < 2, misalkan n bilangan asli yang dipilih sedemikian sehingga 1/n < (2 x 2)/
(2x + 1). Dalam kasus ini,
x + 1/n )2 = x2 + 2x/n + 1/n2 x2 + (2x +1)/n < x2 + (2 x2) = 2 yang berarti x + 1/n
S, kontradiksi bahwa x adalah batas atas dari S.
Jka x2 > 2, kita pilih m bilangan asli sedemikian sehingga 1/m < (x 2 2)/2x. Karena x
= Sup S, ada bilangan so di S dengan x 1/m < so. Tetapi implikasinya adalah
2 < x2 2x/m < x2 2x/m +1/m2 = (x 1/m)2 < so2.
Disini so2>2, kontradiksi dengan so di S.
Dari dua kasus di atas, x 2 < 2 dan x2 > 2, terlihat bahwa akan diperoleh kontradiksi.
Jadi haruslah x2 = 2.
Teorema 6.4
Jika x, y R, 0 < x < y, maka ada r Q sedemikian sehingga x < r < y
Bukti

Analisis Real_________________________________________

19

Karena x, y di R dan 0 < x < y, maka y x > 0 dan y x R. Sedangkan diketahui


bahwa 1 > 0, maka berdasarkan aksioma arcimides ada n N sedemikian sehingga 1
< n(y x) atau nx + 1 < ny. Karena x > 0 dan nx > 0, ada m N sedemikian sehingga
m 1 nx < m. hal ini mengakibatkan m nx + 1 < ny atau m < ny. Berdasarkan
teorema tentang urutan maka nx < m < ny atau x < m/n < y. pilih r = m/n, m,n N
yang berarti r Q.
Soal Latihan

1. Jika x > 0 tunjukkan bahwa ada bilangan asli n sedemikian sehingga 1/2 n < x.
2. Tunjukkan ada x R, x > 0 sedemikian sehingga x 2 = 3

INTERVAL DAN TITIK KUMPUL


Daerah yang dibatasi oleh dua buah bilangan real yang berbeda seringkali
dinyatakan sebagai himpunan. Bahasa lain dari himpunan, untuk bilangan real,
dapat pula dinyatakan dengan interval. Himpunan dan interval memiliki berbagai
kesamaan diantaranya ,terbuka dan tertutup.
Bahasan lain dalam kegiatan ini adalah titik kumpul. Titik kumpul merupakan
titik di mana disekitarnya banyak titik lain yang dekat dengan dirinya. Dalam kajian
lain titik kumpul biasa dinamakan dengan titik limit. Mungkin senada dengan istilah
mean, modus, dan median dalam statistika.
Interval
Jika a R, maka himpunan {x R : x < a }= (-, a) dan { x R : x > a}= (a, )
disebut sinar terbuka, sedangkan himpunan {x R : x a }= (-, a ]dan { x R : x a}=
[a, ) disebut sinar tertutup. Jika a, b x R, maka himpunan {x R : a < x < b } = (a,
b) disebut interval buka, himpunan { x R : a x b} = [a, b] disebut interval tutup,
sedangkan himpunan { x R : a < x b}= (a, b] dan { x R : a x < b}= [a, b) disebut
interval setengah buka atau interval setengah tertutup.
Definisi 8.1
Suatu barisan interval In, n N dikatakan interval bersarag apabila I1 I2 I3 In In+1
Dengan kata lain, interval bersarang adalah koleksi interval yang makin mengecil.
Perhatikan gambar berikut ini,

Analisis Real_________________________________________

20

____________________ I1_______________________________
[----------[----------[---------[-------------------]----------]-----------]-------------]
___I 4______
____________I 3____________
__________________I2____________________
Contoh 1
Misalkan In = [ 0, 1/n ] dengan n bilangan asli, maka
I1= [0,1], I2= [0, ], I3= [0, 1/3], . . . , In=[0, 1/n], In+1= [0, 1/( n+1)].
Hal ini menunjukkan bahwa I1 I2 I3 In In+1 dengan kata lain InIn+1 untuk setiap nN. Jadi
In adalah interval bersarang.
Contoh 2
Misalkan In = ( 0, 1/n ) dengan n bilangan asli, maka I nIn+1 untuk setiap nN. Jadi I n
adalah interval bersarang.
Teorema 8.2
Jika In=[an, bn] dengan n bilangan asli adalah interval bersarang yang merupakan
interval tertutup terbatas, maka ada bilangan

R sedemikian sehingga I n untuk

setiap n N. Bila jarak b n-an dari In memenuhi Inf {bn-an : n N }=0, maka

In =

tunggal.
Bukti
Karena In interval bersarang, maka InIn+1 untuk semua n bilangan asli. Sehingga
diperoleh [an, bn] [a1, b1] untuk semua n. Jadi a nb1 untuk semua n. Oleh karena itu,
himpunan A = {an : n bilangan asli} , maka himpunan A terbatas di atas
Karena A terbatas di atas maka berdasarkan sifat suprimum A mempunyai
Supremum, misalkan = Sup A dan karena an A, maka an untuk semua nN.(1).
Klaim bn untuk semua nN, hal ini dijamin bila b n batas atas dari Bk ={ ak : k N}.
Andaikan n k maka Ik In atau [ak , bk] [an , bn] sehingga ak bk bn (2)
Andaikan n > k maka In Ik atau [an , bn] [ak , bk] sehingga ak an bn (3)
Dari (2) dan (3) diperoleh bahwa a k bn untuk setiap k N. Jadi, bn batas atas dari Bk.
oleh karena itu bn untuk semua nN.(4)

Analisis Real_________________________________________

21

Dari (1) dan (4) diperoleh ak bn untuk semua nN, hal ini berarti In untuk setiap n N.
Karena In suatu interval bersarang maka In I1 untuk semua n N atau [an, bn] [a1, b1]
sehingga a1 bn untuk setiap n N. Hal ini berdasarkan definisi menunjukkan bahwa C
= {bn : n N}himpunan terbatas dibawah. Karena himpunan C terbatas di bawah,
maka C mempunyai Infrimum, misalkan = Inf C dan karena b n di C untuk semua n,
maka bn untuk semua n bilangan asli.(5)
Klaim bahwa an

untuk setiap n N, hal ini dapat dijamin apabila a n batas bawah dari

D ={ bk : k N}.
Andaikan n k, maka Ik In atau [ak, bk] [an, bn] sehingga an ak bk.(6)
Andaikan n > k, maka In Ik atau [an, bn] [ak, bk] sehingga an bn bk.(7)
Dari (6) dan (7) diperoleh an bk untuk semua k N. Jadi, an merupakan batas bawah
dari C. Karena itu an untuk semua n N.(8)
Dari (5) dan (8) diperoleh an

bn untuk semua n N yang berarti In untuk semua n N.

Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa

(tunggal).

Karena an untuk semua n N, maka batas atas dari A. Jadi, .


Misalkan Inf{bn an : n N} = 0, maka untuk setiap
Karena hal tersebut dipenuhi untuk setiap

ada n N sehingga 0

0 ,maka memnuhi bahwa

a n bn < .
. Jadi, I n =

tunggal.
Titik Kumpul
Definisi 8.3
Misalkan xR, S R, x dikatakan titik kumpul (sering disebut sebagai titik limit) dari S,
jika setiap lingkungan buka ; V= ( x - , x + ) dari x memuat paling sedikit satu
unsure dari S yang lain dari x.
Atau
X dikatakan titik limit dari S, jika untuk setiap

S V {x} {x} .

S1 = { xR : x titik kumpul dari S }


Lemma 8.4
Jika S =(a, b), maka S1=[a, b]
Bukti
Ambil sembarang , dan x (a, b) tetap dan sembarang, maka S V {x} {x} = (a, b)
(x-, x+) {x}

Analisis Real_________________________________________

22

x-

x+

-----------(--------------(------------------)-------------)--------------a

b
1

Ini menunjukkan bahwa x S dan karena x sembarang, maka (a, b) S 1


(1)
Untuk x = a,
S V {a} {a} = (a, b) (a, a+) {a}= (a, a+)
(-----)----------------------------------------------)
a

a+

Ini menunjukkan bahwa a S1(2)


Untuk x = b,
S V {b} {b} = (a, b) (b-, b) {b}= (b-, b)
(---------------------------------------------(------)
a

b-

Ini menunjukkan bahwa bS1(3)


Dari (1), (2) dan (3) maka diperoleh [a, b] S1..(4)
Ambil x < a, maka ada o> 0 sehingga S Vo{x} =
a

--(--------)----(--------------------------------------)
x-

x+

berarti x S1.(5)
Ambil x > b, maka ada o> 0 sehingga S Vo{x} =
a

----(--------------------------------------)--(--------)
x-

x+

berarti x S1.(6)
Berdasarkan (4), (5) dan (6), maka dapat disimpulkan bahwa S 1=[a, b]

Contoh 3
Jika S himpunan berhingga, maka S1=

Analisis Real_________________________________________

23

Bukti
Misalkan S ={s1, s2, s3, , sn} bersingga dan andaikan S1 , sebut x S1. Pilih = min
{|x-si| : i =1,2,,n}, maka S V {x} {x} = yang kontradiksi dengan x S 1. hal ini
berarti pengandaian kita salah, jadi haruslah S 1= .
Contoh 4
Misalkan

, n

S=

buktikan

a) 0 S1
b) Bila xS, maka x S1
Bukti Misalkan > 0 diberikan sembarang, maka

1
1 1
S V (0) {0} 1, , ,..., ( , ) {0}
n
2 3
pilih = (1/n 1/n+1) > 0, maka S V(xn) {xn} = untuk semua xn S. jadi x S1.
Teorema 8.5 (Bolzano-Weierstrass)
S R dan S himpunan tak berhingga dan terbatas selalu mempunyai titik kumpul
Bukti
Karena S himpunan terbatas maka ada [a1, b1] R sedemikian sehingga S [a1, b1].
Bila interval [a1, b1] dipotong menjadi dua buah sub interval yang sama panjang,
yaitu [a1, (a1+ b1) ] dan [ (a1+ b1), b1], maka salah satu sub interval tertutup itu
pasti mengandung tak berhingga unsure S. Hal ini dijamin bila kedua sub interval
tertutup itu hanya memuat berhingga unsure S, maka S himpunan berhingga,
sedangkan S himpunan tak berhingga.
Andaikan [a1, (a1+ b1) ]=[a2, b2] sub interval tertutup yang memuat tak berhingga
banyaknya unsure S. sub interval [a 1, b2] ini dapat dibagi pula menjadi dua sub
interval yang sama panjang, yaitu [a 2, (a2+ b2)] dan[ (a2+ b2), b2]. Dengan
mengulangi proses tersebut akan didapatkan untuk setiap nN

1) [an+1, bn+1] [an, bn]


2) bn an = (b1- a1)/(2n-1) dan
3) [an, bn] S himpunan tak berhingga

Analisis Real_________________________________________

24

dengan menggunakan teorema di atas diperoleh ada x


1

ditunjukkan xS . Misalkan

a n , bn
n 1

. Selanjutnya akan

> 0 diberikan sebarang dan V(x) = (x-, x+) adalah

lingkungan dan x, maka dengan memilih n N dan n cukup besar, b n- an < .


Karena x [an, bn] dan [an, bn] < , maka [an, bn] V(x). Karena [an, bn] S himpunan tak
berhingga atau [an, bn] memuat tak berhingga unsure S dan [an, bn] V(x), maka V(x)
S himpunan tak berhingga. Karena itu x S 1.
Soal Latihan

1. Jika I1=[a1, b1] dan I2=[a2, b2] adalah interval-interval tertutup di R. Tunjukkan
bahwa I1 I2 jika dan hanya jika a2a1 dan b1b2.

2. Jika SR , tunjukkan S himpunan terbatas jika dan hanya jika ada interval IR
sedemikian sehingga SI.

3. Jika SR , S himpunan terbatas dan I1=[Inf S, Sup S], tunjukkan S I1. Begitu pula
bila I2 interval tertutup dan terbatas pada R sedemikian sehingga SI 2, tunjukkan
bahwa I1I2.

4. Tunjukkan jika I1I2In adalah barisan interval-interval bersarang yang tertutup


pada R dan Jika In=[an, bn], maka a1a2andan b1b2bn

5. Buktikan 2 S1 bila S =(1, 3)


6. Buktikan setiap titik pada [-2, 0] adalah titik kumpul dari (-2, 0)
7. Apakah N mempunyai titik kumpul, buktikan jawaban Saudara?

Analisis Real_________________________________________

25

Himpunan Terbuka dan


Himpunan Tertutup
Himpunan merupakan istilah yang seringkali kita dengar dalam matematika.
Dari tingkat Sekolah dasar sampai Pendidikan Tinggipun kita masih mempelajari
tentang himpunan. Himpunan buka(selang buka) dan himpunan tertutup(selang
tertutup) adalah dua bagian himpunan yang sudah kita dengar. Akan tetapi,
terkadang kita belum mengenalnya secara dalam apa itu himpunan terbuka dan
apa itu himpunan tertutup.
Pada kajian kali ini, marilah kita mengenal lebih jauh tentang himpuanan
terbuka dan tertutup. Bagaimana sebuah himpunan dikatakan terbuka? Atau
bagaimana himpunan dikatakan tertutup? Lalu bagaimana menunjukkan sebuah
himpunan dikatakan terbuka atau tertutup? Untuk menjawab itu, kita mulai dengan
definisi berikut ini,
Definisi 9.1

(i)

G R dikatakan himpunan terbuka di R jika untuk setiap xG terdapat lingkungan


v dari x sedemikian sehingga vG

(ii)

FR dikatakan tertutup di R jika Fc = R F terbuka

Definisi di atas setara dengan


GR dikatakan himpunan terbuka jika untuk setiap xG ada x>0 sedemikian sehingga
(x-x, x+x)G dan FR dikatakan tertutup jika untuk setiap yF ada y>0 sehingga F(y-y,
y+y) = .
Contoh 1
Misalkan G ={xR : 0<x<1}, selidiki apakah G himpunan terbuka atau himpunan
tertutup.
Penyelesaian

Analisis Real_________________________________________

26

x 0 1 x
,

2
Misalkan x G sembarang, x(0, 1). Pilih x= min 2
Jika x = x/2, maka x -x= x x/2 = x/2 > 0.(1)

x 1 x

2 atau 0 < x < , maka x +


Dan karena 2

1
1 1 3
1 x 1 . 1
2 2 4
= x + x/2 = 2

.(2)
Dari (1) dan (2) diperoleh (x -x, x+x) = (x/2, 3x/2) (0, 1).(3)
Bila

1 x
2 ,
------(----------------------(---------)------)--------

1 x
maka
dan

x
2

atau

x x x

x-

x x x

x 1,

karena itu

x+

1 x 3x 1 3 1 1 1

. 0
2
2 2 2 2 2 4
..(4)

1 x x 1 1
1
.1 1
2
2 2 2
2
..(5)

dari (4) dan (5) diperoleh (x - x , x + x) (0, 1).(6)


Jadi dari (3) dan (6) diperoleh (x -

, x + x) (0, 1) untuk setiap x (0, 1), artinya ada

= min {x/2, (1-x)/2} sedemikian sehingga (x -

, x + x) (0, 1) untuk setiap x (0, 1).

Jadi menurut definisi G = {xR, 0 <x<1} adalah himpunan buka.


Contoh 2
Misalkan F = { xR : 0 x 1 }, selidiki apakah F himpunan buka atau tutup
Penyelesaian
Misalkan y F sebarang, berarti y < 0 atau y > 1.
Bila y < 0, pilih y = |y| > 0
y-

y+

-------------(----.----)-(---------------------------------)--------y

maka [0, 1] (y-x, y+x) (1)


Jika y > 1, pilih y = y-1 > 0
y-

y+

------------[---------------------------------]-(--------------)

Analisis Real_________________________________________

27

maka [0, 1] (y-x, y+x) [0, 1] (1, 2y-1) = (1)


Dari (1) dan (2) diperoleh untuk setiap y [0, 1] ada

> 0 sedemikian sehingga [0, 1]

(y-y, y+y) = . Jadi menurut definisi, F = {xR : 0 x 1} adalah himpunan tertutup.

Teorema 9.2

(i)

Gabungan

sembarang

himpunan-himpunan

terbuka

adalah

himpunan

himpunan terbuka

(ii)

Irisan dari berhingga himpunan-himpunan terbuka adalah himpunan terbuka

Teorema 9.2 dapat dinyatakan dengan :

(i)

Jika A himpunan terbuka untuk semua I, maka

himpunan terbuka
n

(ii)

Jika Ai himpunan terbuka dengan i = 1, 2,,n, maka

Ai
i 1

himpunan terbuka

Akibat 9.3

(i)

Irisan sembarang himpunan-himpunan tertutup adalah himpunan tertutup

(ii)

Gabungan berhingga himpunan-himpunan tertutup adalah himpunan tertutup

Soal Latihan

1. Tentukan jenis himpunan berikut , apabila


a. A = {x|2 < x < 3, xR}

b. B = {x|2 < x 3, xR}

c. C = {x|2 x < 3, xR}

d. D = {x|2 x 3, xR}

2. Tunjukkan bahwa himpunan berikut adalah himpunan terbuka


a. A = (1, 3)

b. B = {x|-1 < x < 2, xR}

c. C = (a, b)

d. D = { xR: |x| < 3, }

3. Tunjukkan bahwa himpunan berikut adalah himpunan tertutup


a. A = [1, 3]

b. B = {x|-1 x 2, xR}

c. C = [a, b]

d. D = { xR: |x| 3, }

4. Selidikilah himpunan-himpunan berikut


a. A = (1, 3]

b. B = {x|-1 < x 2, xR}

Analisis Real_________________________________________

28

c. C = (a, b)

d. D = { xR: |x| 3, }

Titik Dalam dan Titik Batas


Konsep lain yang sangat penting adalah tentang titik dalam. Titik dalam
diartikan sebagai titik yang terletak dalam sebuah himpunan tertentu. Sebuah titik
selain di dalam sebuah himpunan, mungkin juga terletak di luar dari himpunan,
atau terletak pada batas himpunannya
Definisi 10.1
x R dikatakan titik dalam (Interior) dari A R, jika ada > 0 sedemikian sehingga v(x)
A.
Himpunan semua titik dalam dari A yaitu A0 = { x R : x titik dalam dari A }

v(x)

Contoh 1
Tunjukkan bahwa jika A = (0, 1), maka A0 = (0, 1) dan jika B = [0, 1] maka B 0 = (0,
1)
Jawab
Ambil x A sembarang ( ini berarti x diantara 0 dan 1 )
Akan ditunjukkan bahwa x A0
Pilih = min { | x/2 | , |(1-x)/2| }, lihat gambar berikut
(---------------x--------------------------) atau

(---------------------------x-------------)

Analisis Real_________________________________________

29

1
x

1-x

1-x

sehingga bisa kita buat v(x)


(--------(-------x---------)---------------) atau
0

(--------------------(-------x-------)----)

v(x)

v(x)

maka v(x) A.
kadi x titik dalam dari A atau x A0
Karena x diambil sembarang. Maka x adalah interior A untuk setiap x(0, 1).
Selanjutnya bila x 0 atau x 1, maka untuk setiap > 0, v(x) A, lihat gambar berikut,
x------(--------------------------------) atau (------------------------------------)-------x
0

v(x)

1
v(x)

Jadi untuk x 0 atau x 1 bukan interior dari A sehingga A 0 = (0, 1).

Definisi 10.2
X R dikatakan titik batas dari A R
Jika untuk setiap > 0, V(x) A dan V(x) Ac .
Himpunan semua titik batas dari A yaitu A ={ x R : x titik batas A } dikatakan batas
dari A.

Contoh 2
Misalkan A = (a, b) R. Tentukan semua titik batas dari A

Penyelesaian
Ambil x R, x < a sembarang, akan diselidiki apakah x titik batas dari A.
Karena x < a, pilih

ax
2 , maka

--------------(-----x-----)-----(---------------------)--------

Analisis Real_________________________________________

30

x-

x+

a x 2 x a x 3x a 3a a

a
2
2
2
X- =x- 2 =
x x

a x 2x a x x a a a

a
2
2
2
2

sehingga V(x) A = (x - , x + ) (a, b) = .


Jadi, untuk semua x < a, x bukan titik batas dari A.
Ambil x R, x > b sembarang, akan diselidiki apakah x titik batas dari A.
Karena x > b, pilih

xb
2 , maka

-------------------(---------------------)-----(-----x-----)----a
b
xx+

x b 2x x b x b b b

b
2
2
2
X- =x- 2 =
x x

x b 2 x x b 3x b 3b b

b
2
2
2
2

sehingga V(x) A = (x - , x + ) (a, b) = .


Jadi, untuk semua x > b, x bukan titik batas dari A.
Ambil x R, a < x < b sembarang, akan diselidiki apakah x titik batas dari A.

x a b x
,

2 .
Pilih = min 2
Andaikan

xa
2 , maka

-------------------(-----(-----x-----)---------------)--a
xx+

x a 2x x a x a a a

a
2
2
2
x- =x- 2 =
x x

xa
b x 2x b x x b b b
x

b
2
2
2
2
2

Sehingga V(x) = (x - , x + ) (a, b) atau V(x) A c = .


Andaikan

bx
2 , maka

Analisis Real_________________________________________

31

-------------------(---------------(-----x-----)-----)--a
xx+ b

bx
x a 2x x a x a a a
x

a
2
2
2
2
x- =x- 2 >
x x

b x 2x b x x b b b

b
2
2
2
2

Sehingga V(x) = (x - , x + ) (a, b) atau V(x) A c = .


Jadi, untuk semua a < x < b, x bukan titik batas dari A.
Untuk setiap > 0 sembarang, maka

(i)

untuk x = a, V(a) A = (a - , a + ) (a, b) = (a, a + ) .


V(a) Ac = (a - , a + ) {(-, a] [b, ) = (a - , a) .
--------------(-------(-------)------------------------)--xa
x+
b
V(a) Ac

V(a) A

(ii)

Untuk x = b, V(b) A = (b - , b + ) (a, b) = (b - , b) .


V(b) Ac = (b - , b + ) {(-, a] [b, ) = (b, a + ) .
-----------------(--------------(-------)-------)-------------a
xb x+
V(b) Ac

V(b) A

Jadi, untuk x = a dan x = b merupakan titik batas dari A.


Dengan demikian A ={a, b}
Definisi 10.3
Misalkan A R, himpunan A dikatakan penutup dari A bila A = A A
Contoh 3

(i)

Misalkan A = (0,2), maka A = [0, 2] dan A = A A = [0, 2]

(ii)

Misalkan B =[1,3], maka B [1,3]

Soal Latihan

1. Selidikilah apakah himpunan berikut terbuka atau tertutup


Analisis Real_________________________________________

32

a. A = (0, 4)

b. B = [-1,1]

c. C = (-1, 2]

2. Perlihatkan bahwa himpunan E ={xR: x > 3} dan F = {xR: x < 0} adalah


himpuanan-himpunan terbuka?

3. Tentukan titik-titik dalam dari soal nomor 1?


4. Perlihatkan AR adalah himp. terbuka jika dan hanya jika x oA untuk semua x?
5. Perlihatkan A R adalah himpunan terbuka jika dan hanya jika A tidak memuat
semua titik batasnya!

6. Perlihatkan A R adalah himpunan tertutup jika dan hanya jika A memuat semua
titik batasnya!

7. Buktikan pernyataan-pernyataan berikut ini


a. (A B)o = Ao Bo

b. (A B) = A B

c. A B A B

BARISAN
Kata barisan memiliki makna yang sangat bergantung dari siapa yang
menafsirkannya. Akan tetapi, menurut hemat penulis, ada kesamaan makna
tentang barisan, yaitu adanya pola tertentu. Bukan makna yang akan kita kaji,
tetapi pengertiannya dalam sudut pandang matematika.
Definisi 11.1
Jika S sebuah himpunan, Sebuah barisan di S adalah sebuah fungsi dengan
domain N bilangan asli dan range xn, xnS, di mana X : N S atau X(n) = xn.
Untuk mempermudah pemahaman kita, sebuah barisan cukup dinyatakan
dengan {xn: n N}. Perhatikan barisan bilangan genap berikut,
2, 4, 6, 8,
Barisan bilangan genap di atas dapat dinyatakan dengan x n = 2n dengan n bilangan
asli. Dengan demikian barisan dapat dinyatakan secara sederhana melalui sebuah
rumus.
Selain itu, barisan juga dapat ditentukan apabila diketahui nilai dari x 1 dan
rumus dari xn+1, n 1 diketahui. Sebagai contoh perhatikan formula berikut,
x1 = 2, xn+1 = xn + 2, n 1
atau secara lebih kompleks, dinyatakan dengan

Analisis Real_________________________________________

33

x1 = 2, xn+1 = xn + x1, n 1
Rumusan di atas dinamakan definisi induktif dari sebuah barisan. Cobalah Anda
tentukan barisan yang dimaksud!
Definisi 11.2(Sifat Barisan)
Jika X = xn dan Y = yn adalah barisan di R dan c di R, maka

a.

X + Y = (xn + yn) adalah barisan di R

b.

X - Y = (xn - yn) adalah barisan di R

c.

X . Y = (xn . yn) adalah barisan di R

d.

c Y = (cxn) adalah barisan di R

e.

X/Y = (xn / yn) adalah barisan di R, asalkan yn 0

Untuk lebih memahami sifat di atas, misalkan diberikan barisan

1 1
1
, ,..., ,...)
n
X = (2, 4, 6, 8,,2n,) dan Y =(1, 2 3
Maka

X+Y=

9 19
2n 2 1
3, , ,...,
,...
n
2 3

XY=

7 17
2n 2 1
2, , ,...,
,...
n
2 3

XY = ( 2,2,2,.,2,.)
3X = ( 6, 12, 18, 24,.,6n,)

X
Y = ( 2, 8, 18, ,2n2, )
Akan tetapi, apabila barisan Z di R didefinisikan dengan

1,0,1,0,...,

Z=

1 (1) n
,...
2

Maka X/Z tidak terdefinisi, karena beberapa nilai dari barisan Z = 0.


Limit Barisan
Salah satu konsep yang penting dalam barisan adalah limit barisan. Limit
barisan berarti nilai yang dituju oleh sebuah barisan apabila n semakin membesar.
Untuk lebih memahami marilah kita lihat definisi limit barisan berikut,

Analisis Real_________________________________________

34

Definisi 11.3
Misalkan xn adalah sebuah barisan di R. Sebuah elemen x di R dikatakan limit
barisan apabila untuk setiap lingkungan V dari x, ada bilangan asli Kv sedemikian
sehingga untuk setiap n Kv maka xn di V. Jika x adalah nilai limit dari x n maka
dikatakan xn konvergen ke-x. Jika barisan mempunyai limit maka dikatakan barisan
konvergen. Jika barisan tidak mempunyai limit maka barisan divergen.
Sebagai langkah dalam membuktikan atau menunjukkan kekonvergenan
barisan, kita memerlukan sebuah teorema. Teorema yang dimaksud adalah
Teorema 11.4
Misalkan xn sebuah barisan di R. Sebuah elemen x di R adalah sebuah limit dari x n
jika dan hanya jika untuk setiap > 0 terdapat bilangan asli K() sedemikian sehingga
untuk setiap n K(), maka |xn x| < .
Teorema di atas dapat dituliskan dalam notasi simbol berikut,
Misalkan xn sebuah barisan di R,
lim xn = x Jika dan hanya jika >0, K() sdm shg n K()|x n x| <
Bukti teorema
Misalkan x adalah limit barisan xn, berdasarkan definisi 7.1, misalkan

> 0 dan

anggap sebuah lingkungan Vx(), maka ada bilangan asli KV() sedemikian sehingga
jika n KV() , maka xn di Vx(). Hal ini menunjukkan bahwa |x n x| < . Untuk lebih jelas
perhatikan ilustrasi gambar berikut ini,

Vx()
.x

|xn x|
xn

Lemma 11.5
Barisan yang konvergen adalah terbatas
Bukti
Misalkan x = lim xn dan ambil = 1 berdasarkan teorem 7.2, maka terdapat bilangan
asli K(1) sedemikian sehingga jika n K(1), maka |x n x| < 1. Dengan menggunakan

Analisis Real_________________________________________

35

sifat ketaksamaan segitiga, khusunya untuk n K(1), maka x n < x + 1. Selanjutnya


kita buat sebuah himpunan dengan M = sup{|x 1|, |x2|, |x3|, ,|xK-1|,|x| + 1}, maka |
xn| M untuk semua nN.
Beberapa contoh barisan
memahami barisan konvergen.

berikut

akan

mempermudah

Anda

dalam

Contoh 1
Misalkan xn = 1/n adalah barisan di R. Tunjukkan bahwa lim x n = 0.
Bukti
Ambil sembarang > 0. Berdasarkan sifat Archimedian maka ada bilangan asli K()
sedemikian sehingga 1/ K() < . Selanjutnya jika n K() kita peroleh

0 xn

1
1

n K ()

Hal ini menunjukkan bahwa |xn 0| < untuk n K(). Karena dipilih sembarang maka
membuktikan bahwa lim(1/n) = 0.
Contoh 2
Misalkan a > 0 dan xn = 1/(1+ na) di R. Buktikan bahwa lim xn = 0
Bukti
Pertama, karena a > 0, maka kita peroleh

1
1

1 na na .

Selanjutnya ambil Ambil sembarang > 0. Berdasarkan sifat Archimedian maka ada
bilangan asli K() sedemikian sehingga 1/ K() < a. Selanjutnya jika n K() kita peroleh

1
1
1

1 na na K ()a

Hal ini menunjukkan bahwa |1/(1+ na) 0| < untuk n K(). Karena sembarang,
maka membuktikan bahwa lim xn = 0
Contoh 3
Misalkan bR dimana 0 < b < 1, Apabila x n = bn, tunjukkan bahwa lim xn = 0
Bukti
Untuk membuktikan limit tersebut, kita dapat menuliskan b dalam bentuk

Analisis Real_________________________________________

36

1
1 a dengan a > 0. Berdasarkan sifat ketaksamaan Bernoulli dimana (1 + a) n 1

+ na, untuk setiap nN, maka kita peroleh

0 bn

1
1
1

n
1 na na .
(1 a )

Selanjutnya seperti yang dilakukan pada contoh sebelumnya, jika

diambil

sembarang, maka terdapat bilangan asli K() sedemikian sehingga jika n K(), maka |
bn 0| < . Hal ini menunjukkan bahwa lim xn = lim bn = 0.
Contoh-contoh yang telah diuraikan di atas merupakan strategi-strategi yang
dapat dilakukan untuk menunjukkan sebuah barisan konvergen atau tidak. Untuk
lebih memahami barisan dan kekonvergenaannya silahkan Anda kerjakan latihan
berikut ini,

Soal Latihan

5. Susunlah sebuah barisan apabila diketahui a n = n2 2n + 1


6. Susunlah sebuah barisan apabila diketahui a 1 = 1 dan an+1 = 1 + 2a1
7. Buatlah rumus untuk barisan bilangan berikut
a. (3, 5, 9, 17, 33,..)
b. (, 2/3, , 4/5, 5/6, .)
8. Diketahui sebuah barisan X = (1, 3, 5, 7,, 2n-1,) dan Y = ( 1, 4, 9,,n 2,),
tentukanlah barisan dari

a. X + Y
b. 2X Y
c. X.Y
d. X/Y
9. Tunjukkan bahwa
a. Misalkan bR, maka lim(b/n) = 0
b. Lim(1/n 1/(n+1)) = 0
c. Apabila bn barisan yang konvergen ke-b dan cR, tunjukkan bahwa lim c.b n =
c.b

10. Selidikilah apakah barisan berikut konvergen


Analisis Real_________________________________________

37

a.

an

1
n2

b.

bn = 2rn, apabila 0 < r < 1

1
c. cn = n (n 1)
( 1) n
d. dn = n
e. yn = (-1)n

Subbarisan dan Kombinasi


Barisan
Pada bagian ini, kita akan melihat pengertian tentang subbarisan dan juga
kombinasi atau operasi dari beberapa barisan konvergen. Seperti dalam himpunan,
kita mengenal subhimpunan, begitupula dalam barisan dikenal subbarisan.
Cobalah Anda perhatikan barisan
X:

1, -2, 3, -4, 5, -6, 7, -8,.

Barisan di atas dapat kita bagi dua bagian yaitu,


X1 :
X2 :

1, ,3, ,5,

,7,..(barisan suku ke-1, suku ke-3, suku ke-5,.)

-2, ,-4, ,-6, ,-8,.. (barisan suku ke-2, suku ke-4, suku ke-6,.)

Barisan X1 dan X2 merupakan barisan bagian dari X, dengan X 1 merupakan barisan


suku ganjil dari barisan X dan X2 merupakan barisan suku genap dari X.
Secara umum dapat didefinisikan sebagai berikut,
Definisi 12.1
Jika X = xn dan jika r1<r2<r3<<rn< adalah barisan bilangan asli yang
meningkat, maka barisan X yang didefinisikan dengan
(xr1, xr2, xr3,,xrn,.)
dinamakan dengan Subbarisan dari X.

Analisis Real_________________________________________

38

Lemma 12.2
Jika barisan X konvergen ke-x, maka sembarang subbarisan dari X yang konvergen
ke-x.
Bukti
Misalkan V adalah lingkungan dari nilai limit x, berdasarkan definisi, ada bilangan
asli Kv sedemikian sehingga untuk semua n Kv, maka xn termasuk dalam V.
Sekarang misalkan X adalah subbarisan dari X, di mana
(xr1, xr2, xr3,,xrn,.)
Karena rnn, maka rn Kv, dan xn termasuk dalam V, ini menunjukkan bahwa X juga
konvergen ke-x.
Berikutnya marilah kita lihat kombinasi dari dua barisan yang konvergen.
Kombinasi yang dimaksud dalam hal ini adalah berkaitan dengan sifat barisan yang
telah diuraikan di atas.
Kombinasi dari barisan yang konvergen dapat dilihat pada teorema berikut
ini,
Teorema 12.3
a. Jika X dan Y adalah barisan yang konvergen ke-x dan ke-y, maka barisan
a.1 X + Y konvergen ke- (x+y)
a.2 X Y konvergen ke-(x-y)
a.3 X.Y konvergen ke-x.y
b. Misalkan X = xn adalah barisan yang konvergen ke-x dan misalkan A = a n barisan
yang konvergen ke-a, maka barisan anxn akan konvergen ke-ax
c. Misalkan X = xn adalah barisan yang konvergen ke-x dan misalkan B = b n barisan
taknol yang konvergen ke-b dan taknol, maka barisan b n-1 xn akan
konvergen ke-(b-1 x).
Bukti
a. 1. untuk membuktikan (xn+yn)x+y, kita perlu memanipulasi |(xn+yn)-(x+y)|
dengan cara sebagai berikut,
|(xn+yn)-(x+y)|= |(xn-x) + (yn-y)| |(xn-x)| + |(yn-y)|
Berdasarkan hipotesis, jika >0, kita pilih K1 sedemikian sehingga jika n K1,
maka |(xn-x)| < /2 dan pilih K 2 sedemikian sehingga jika n K2, maka |(yn-y)| < /2.
Selanjutnya pilih K0=sup{K1,K2} dan n K0, maka kita dapat simpulkan bahwa,
|(xn-x)| + |(yn-y)|< /2 + /2 =
Karena dipilih sembarang, maka X + Y konvergen ke-(x+y).
a.2 Alasan yang sama dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa X Y akan
konvergen ke-(x-y).
a.3 untuk membuktikan X.Y konvergen ke-(x.y), kita dapat menduga bahwa
|xn.yn x.y| = |(xn.yn xn.y) + (xn.y x.y)| |xn(yn y)| + |(xn x).y|
Berdasarkan lemma, barisan konvergen terbatas, maka ada bilangan asli
M>o yang merupakan batas atas dari {|xn|,|yn|}. Selanjutnya, dari barisan X dan Y
yang konvergen, kita simpulkan bahwa jika >0 diberikan, maka ada bilangan asli K 1,

Analisis Real_________________________________________

39

K2 sedemikian sehingga jika nK1, maka |(xn-x)| < /2M dan ika nK2 maka |(yn-y)|< /2.
Selanjutnya pilih K0=sup{K1,K2} dan n K0, maka kita dapat simpulkan bahwa,
|xn.yn x.y| M|(yn y)| + M|(xn x)|< M(/2M + /2M) =
Ini membuktikanbahwa X.Y konvergen ke-(x.y).
b. Bukti ini sama dengan a.3 hanya mengganti y dengan a
c. Kita coba merubah

1
1
1
1 1
1
x n x
x n x n x n x
bn
b
b b
b
bn

1 1
1
xn xn x
bn b
b

b bn
1
xn xn x
b.b n
b

Sekarang misalkan M > 0 sedemikian sehingga


1/M < |b| dan |x| < M
Ini menunjukkan bahwa ada bilangan asli K 0 sedemikian sehingga jika nK0, maka
1/M < |bn| dan |xn| < M
Disini jika nK0, kita punyai

1
1
x n x M3 bn b M x n x
bn
b
Selanjutnya, jika >0 diberikan, maka ada bilangan asli K 1, K2 sedemikian sehingga
jika nK1, maka |bn - b| < /2M3 dan ika nK2 maka |xn-x|< /2M. Selanjutnya pilih
K0=sup{K1,K2} dan n K0, maka kita dapat simpulkan bahwa,

1
1

x n x M3
M

3
bn
b
2M
2M
Ini membuktikan bahwa (xn/bn) konvergen ke-(x/b)
Untuk lebih memahami kombinasi barisan konvergen di atas, ada baiknya
Anda perhatikan contoh-contoh berikut ini,
Contoh 1
Misalkan X = xn adalah sebuah barisan yang didefinisikan dengan

xn

2n 1
n 5 , dengan n bilangan asli

Jawab
Kita dapat menuliskan kembali xn sehingga menjadi

xn

2 1/ n
1 5/ n ,

jadi X merupakan pecahan dari dua barisan Y = 2 + 1/n dan Z = 1 + 5/n. Karena
barisan penyebut Z tidak nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa

lim X

lim Y lim(2 1 / n ) 2

2
lim Z lim(1 5 / n ) 1

Jadi, barisan X konvergen ke-2


Contoh 2

Analisis Real_________________________________________

40

Misalkan barisan Y = yn didefinisikan dengan

yn

2n 1
n2 1

Jawab
Dengan cara yang sama, kita bisa tentukan bahwa

yn
sehingga

lim y n

2 1/ n
n 1/ n

lim(2 1 / n )
2

0
lim(n 1 / n ) lim n

jadi, barisan Y konvergen ke-0.

Soal Latihan
1. Buatlah sebuah barisan divergen, akan tetapi memiliki subbarisan yang
konvergen?
2. Tentukan subbarisan yang konvergen dari barisan berikut,
a.
1, , , 1/8, 1/16,
b.
2, -1, , -1/4,.
c.
1, 1, 1, 1, 1,..
3. Tentukan apakah barisan berikut konvergen atau divergen,
a. xn= n/(n+1)
b. xn = (-1)n .n/(n+1)
2
c. xn = 2n/(3n + 1)
d. xn = (2n2 + 3)/(3n2 + 1)
e. xn = n2 n
f. xn = 2n2/(2n+1)
4. Jika X dan Y adalah sebuah barisan dan X + Y konvergen, apakah X dan Y
konvergen dengan lim(X +Y) = lim X + lim Y?
5. Jika X dan Y adalah sebuah barisan dan X.Y konvergen, apakah X dan Y
konvergen dengan lim(X.Y) = lim X . lim Y?

Analisis Real_________________________________________

41

Kriteria Kekonvergenan
Pada pertemuan sebelumnya, Anda telah mempelajari bagaimana
menentukan kekonvergenan barisan melalui konsep limit. Selain itu, kekonvergenan
barisan juga dapat ditentukan dengan melihat sifat dari barisan tersebut. Untuk itu,
kita akan mengkaji kekonvergenan barisan berdasarkan kriteria kekonvergenan
barisan. Kriteria kekonvergenan yang akan dibahas adalah Kriteria kemonotonan
barisan dan kriteria Chaucy.
Kriterian Barisan Monoton
Pada bahasan kalkulus I, kita mengenal ada fungsi monoton naik dan fungsi
monoton turun. Sedangkan barisan adalah sebuah fungsi. Jadi, kita bisa menarik
benang merah antara barisan dan fungsi. Dalam hal ini, barisan juga mengenal
barisan monoton naik dan barisan monoton turun. Cobalah Anda lihat beberapa
contoh barisan berikut dan tentukan manakah yang termasuk barisan monotono
naik dan manakah yang termasuk barisan monoton turun.
Contoh

i. 2, 3, 4, 5,
ii. 3, 3, 3, 3,.
iii. , 2/3, . 4/5,
iv. 1, 1, -1, 1, -1, ..
v. 4, 2, 1, , , ..
vi. 4, 2, 0, -2, -4, ..
Anda tentu bisa menentukan dengan cepat bukan! Sekarang perluas
wawasan Anda dengan melihat teorema berikut.

Teorema 13.1( Teorema Kekonvergenan Barisan Monoton)


Misalkan X =(xn) adalah barisan di real yang monoton naik, yaitu
x1 x2 x3 x4 x5.. xn xn+1

Maka barisan X konvergen jika dan hanya jika barisannya terbatas, dalam hal ini
Lim(xn) = sup{xn}

Analisis Real_________________________________________

42

Bukti (dari kiri kekanan)


Berdasarkan pada lemma sebelumnya, bahwa barisan konvergen adalah terbatas.
Jika lim xn = x dan > 0, maka ada bilangan asli K() sedemikian sehingga jika n K(),
maka x -

xn x + , lihat gambar berikut


.
x1

.
x2

.
. . . . . . . . . |.|
x3
x*
*
xx*+

Karena xn monoton, maka kita peroleh,


x-

sup{xn} x +

dan berdasarkan sifat harga mutlak kita peroleh |x - sup{x n}| . Karena benar untuk
setiap nilai , maka dapat disimpulkan bahwa lim x n = x = sup{xn}.
(dari kanan kekiri)
Misalkan bahwa xn adalah barisan monoton naik yang terbatas dari bilangan real.
Menurut prisnsip Supremum terdapat x * = sup{xn}. Kita harus menunjukkan bahwa
x* adalah nilai limit dari barisan tersebut. Karena x * adalah batas atas dari semua
elemen xn, maka xn

x*, untuk semua nN. dan juga

dikarenakan x * adalah

supremumnya, maka jika > 0 bilangan x *- bukanlah batas atas dari x n dan terdapat
bilangan asli K() sedemikian sehingga
x*- < x

K()

karena barisan adalah monoton naik, untuk n K() kita peroleh


x*- < xn x*
dan menunjukkan bahwa | xn - x*|< . Ingat bahwa x* adalah suprimum dari xn
sehingga bila > 0 diberikan ada bilangan asli K() sedemikian sehingga | x n - x*|<
dimanapun n K(). Jadi, lim xn = x*

Akibat 13.2
Misalkan X =(xn) adalah barisan di real yang monoton turun, yaitu
x1 x2 x3 x4 x5.. xn xn+1

Maka barisan X konvergen jika dan hanya jika barisannya terbatas, dalam hal ini
Lim(xn) = inf{xn}

Analisis Real_________________________________________

43

Bukti
Misalkan barisan yn = -xn, untuk nN. maka barisan yn adalah barisan monoton naik.
Lihat kembali bukti teorema di atas.
Kriteria barisan monoton berdasarkan teorema di atas agaknya membantu
kita untuk melihat apakah sebuah barisan konvergen atau tidak. Cobalah perhatikan
dua contoh berikut ini,

Contoh 1
Selidikilah kekonvergenan dari barisan X = 1/n
Jawab
Kalau kita uraikan barisannya adalah 1, , 1/3, , 1/5, 1/6,
Dengan mudah dapat ditentukan bahwa barisan tersebut adalah barisan monoton
turun, dan juga semakin besar n maka barisannya akan menuju ke-0. hal ini
menunjukkan bahwa,
x1 x2 x3 x4 x5.. xn xn+1

>0

sehingga berdasarkan akibat 8.2 dapat disimpulkan bahwa barisan X = 1/n adalah
konvergen. Kita bisa menentukan nilai dari lim X apabila bisa menentukan nilai
inf(1/n). Karena inf(1/n) = inf{1, , 1/3, , 1/5,1/n,} = 0, maka lim X = inf(1/n)
= 0. Jadi, X konvergen ke-0.

Contoh 2
Selidikilah kekonvergenan dari Y = n/(n+1)
Jawab

Dengan menguraikan barisannya kita akan peroleh


, 2/3, , 4/5, 5/6,
Hal ini menunjukkan bahwa < 2/3 < < 4/5 < 5/6 <.< 1 atau
y1 y2 y3 y4

..

yn yn+1

<1

adalah sebuah barisan monoton naik dan terbatas pada 1. Sehingga berdasarkan
teorema 8.1, dapat disimpulkan bahwa barisan Y adalah konvergen. Kita juga bisa
melihat dengan mudah bahwa sup{n/n+1} = 1. sehingga lim Y = sup{n/n+1} = 1.
Jadi, barisan Y = n/n+1 konvergen ke-1.
Teorema kemonotonan barisan

sangat berguna dan bermanfaat dalam

menentukan kekonvergenan barisan, akan tetapi hanya

Analisis Real_________________________________________

tepat digunakan untuk

44

barisan yang monoton. Kriteria lain yang dapat digunakan untuk menentukan
kekonvergenan barisan adalah kriteria Chaucy. Kriteria ini akan kita kaji berikut,
akan tetapi sebelumnya kita lihat sebuah teorema yang dikenal dengan nama
Teorema Bolzano-Weierstrass.
Teorema 13.3(Teorema Bolzano-Weierstrass)
Sebuah barisan terbatas di R mempunyai subbarisan yang konvergen.
Kita tidak akan melihat bukti dari teorema ini, tapi kita lihat salah satu contoh
dari barisan yang mempunyai sifat seperti yang ada pada teorema tersebut.
Perhatikan barisan 1, -1, 1, -1, 1, -1, . Apabila kita lihat barisan tersebut, maka
barisan tersebut mempunyai batas bawah = -1 dan batas atas = 1. Dengan
demikian barisan tersebut adalah barisan yang terbatas. Menurut teorema di atas,
barisan

tersebut

memiliki

subbarisan

yang

konvergen.

Ini

dengan

mudah

ditemukan, pilihlah sub barisan suku ganjilnya di mana barisannya adalah 1, 1, 1, 1,


sehingga konvergen ke-1, demikian pula barisan suku genapnya, yaitu, -1, -1,
-1, -1, yang konvergen ke-(-1).
Sebelum melihat teorema chaucy, tentunya lebih baik kita mengetahui
barisan yang termasuk dalam barisan Cauchy terlebih dahulu. Sebuah barisan
Chaucy ditentukan berdasarkan definis berikut,

Definisi 13.4
Sebuah barisan X = xn di R dinamakan Barisan Chaucy apabila untuk setiap > 0,
ada bilangan asli M() sedemikian sehingga untuk semua m, n M(), maka |x m xn|< .

Lemma 13.5
Jika X = xn adalah barisan konvergen, maka X adalah barisan Chaucy
Bukti
Jika x = lim X, maka setiap > 0, ada bilangan asli K(/2) sedemikian sehingga untuk
semua n K(/2), maka |xn x|< /2. Jadi, jika M()=K(/2) dan j m, n M(), maka |x m xn||
xm x|+|x xn|< /2 + /2 = . Hal ini menunjukkan bahwa barisan konvergen X adalah
barisan Chaucy.

Analisis Real_________________________________________

45

Bila kita kaitkan dengan teorema Bolzano_Weierstrass kita akan memperoleh


lemma berikut,
Lemma 13.6
Barisan Chaucy adalah barisan terbatas
Bukti
Karena X = xn adalah barisan Chaucy dan misalkan = 1. Jika m =M(1) dan n M(1),
maka |xm xn|< 1. Berdasarkan sifat ketaksamaan segitiga kita peroleh |x n|<|xm|+1
untuk n

M(1). Selanjutnya, jika B = sup{|x 1|,|x2|,|x3|,|xn|,,|xm|+1}, maka kita

punya |xn| B untuk semua nN. Jadi, barisan Chaucy adalah terbatas.

Lemma 13.7
Jika subbarisan X dari barisan Chaucy konvergen ke-x, maka elemen barisan X
konvergen juga ke-x.
Sekarang kita akan melihat sebuah kriteria kekonvergenan yang sangat
penting untuk sebuah barisan. Kriteria tersebut dinamakan dengan Kriteria
Chaucy. Kriteria ini dimuat dalam sebuah teorema berikut,
Teorema 13.8(Kriteria Kekonvergenan Chaucy)
Sebuah barisan konvergen jika dan hanya jika barisan tersebut adalah barisan
Chaucy
Bukti
(kiri kekanan)
Berdasarkan lemma 13.5 diperoleh bahwa jika barisan konvergen, maka barisan
tersebut adalah barisan Chaucy.
Sebaliknya, dari kanan kekiri
Misalkan X adalah barisan Chaucy, maka berdasarkan lemma 13.6 didapat barisan
X terbatas. Menurut Teorema Bolzano-Weierstass, barisan terbatas memiliki
subbarisan X yang konvergen. Berdasarkan lemma 13.7 elemen dari barisan X
konvergen ke nilai lim dari X.
Untuk lebih memahami penggunaan kriteria Cauchy marilah kita lihat contoh
barisan X = 1/n. Untuk menentukan kekonvergenan barisan X, kita hanya perlu

Analisis Real_________________________________________

46

menentukan apakah X adalah barisan cauchy atau bukan. Sedangkan barisan


Chaucy dapat ditentukan berdasarkan definisi 13.1.
Sekarang, ambil > 0 sembarang,
untuk n = m, maka berapapun bilangan asli M() akan memenuhi
|xm-xn| =|1/m - 1/n| = 0 < .
Untuk n > m, pilihlah bilangan asli k sehingga n = m + k, dengan demikian
|xm-xn| =|1/m - 1/n| = |1/m - 1/m+k|=|k/m(m+k)|< k/m2
dengan demikian pilih M() = m =

k / sedemikian sehingga

|xm-xn| =|1/m - 1/n| = |1/m - 1/m+k|=|k/m(m+k)|< k/m2 =


Untuk n < m, pilihlah bilangan asli k sehingga m = n + k, dengan demikian
|xm-xn| =|1/m - 1/n| = |1/n+k - 1/n|=|-k/n(n+k)|< k/n2
dengan demikian pilih M() = n =

k / sedemikian sehingga

|xm-xn| =|1/m - 1/n| = |1/n+k - 1/n|=|-k/n(n+k)|< k/n2 =


Jadi, untuk setiap > 0 sembarang, ada bilangan asli M() sedemikian sehingga jika
m,n M() maka |xm-xn| . Jadi, X = 1/n adalah konvergen.

Soal Latihan
1. Buatlah sebuah barisan yang monoton naik dan konvergen, kemudian tentukan
rumusnya ?

2. Buatlah sebuah barisan yang monoton turun dan divergen, kemudian tentukan
rumusnya?

3. Buatlah sebuah barisan yang tidak monoton naik atau tidak monoton turun?
4. Selidikilah apakah barisan X = rn konvergen? Tunjukkan!
5. Gunakan Kriteria Kemonotonan untuk menentukan kekonvergenan barisan
berikut,

2
2

a. X = n n 1
1
1
c. X = n

2n 1
b. Y = 3n
d. Y =

1
n

6. Gunakan Kriteria Chaucy untuk menentukan kekonvergenan barisan berikut,

Analisis Real_________________________________________

47

2
2

a. X = n n 1
1
1
c. X = n

2n 1
b. Y = 3n
d. Y =

1
n

Analisis Real_________________________________________

48

You might also like