Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang system bilangan real R
beserta sifat-sifatnya, akan menentukan pemahaman orang itu dalam membahas
konsep-konsep analisis, karena system bilangan real merupakan salah satu konsep
yang mendasari pembahasan analisis.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengenali system bilangan real
ini,yaitu secara konstruksi dan secara aksiomatik. Akan tetapi dalam buku ini
system bilangan real akan dikenali secara aksiomatik, yaitu dengan menganggap
system bilangan real memenuhi sifat-sifat tertentu yang dirumuskan dalam tiga
gugusan aksioma, aksioma tersebut adalah : Aksioma Lapangan, Aksioma Urutan
dan Aksioma Kelengkapan.
Topik-topik terkait lainnya dalam system bilangan real yang dibahas adalah :
Nilai Mutlak, selang, Titik Kumpul atau titik limit, himpunan terbuka dan himpunan
tertutup pada R.
Analisis Real_________________________________________
Unsur 0 pada A3 dan unsur 1 pada M3, unsure negatif pada A4 dan unsure
balikan pada M4 adalah tunggal. Hal ini dapat ditunjukkan dengan cara sebagai
berikut:
Akan ditunjukkan bahwa unsur 0 dan unsur 1 tunggal.
Misalkan terdapat dua unsure nol, yaitu z 1 dan z2, maka z1 + a = a dan z2 + a = a
untuk semua a di R. akan dibuktikan bahwa z 1= z2.
Karena z1 , z2 di R dan memenuhi z1 + a = a = z2 + a atau z1 + a = z2 + a,
selanjutnya dengan menambahkan pada kedua ruas dengan a, akan kita dapatkan
z1 + a +(-a)= z2 + a + (-a). berdasarkan sifat A4 dan A3, maka z 1= z2. Dengan cara
yang sama akan kita dapatkan bahwa unsure satuan itu tunggal.
Teorema 1.1
Teorema 1.2
(i)
Analisis Real_________________________________________
Jadi, (b +a) +(-a) = 0 +(-a) = -a dan berdasarkan sifat A2, A4 dan A3 kita
peroleh
b + (a +(-a)) = b + 0 = -a. jadi b = -a.
(ii)
Karena a di R dan a
Teorema 1.3
Misalkan a, b R, maka
(i)
(ii)
Bukti
(i)
(ii)
Analisis Real_________________________________________
(i)
a. 0 = 0
(ii)
(-1). a = -a
(iii)
(-a) = a
(iv)
(-1).(-1) = 1
Bukti
(i)
(ii)
Analisis Real_________________________________________
(iv) Pada bagian (ii), substitusikan a = -1 sehingga kita peroleh (-1) = (-1).(-1).
Kemudian berdasarkan bagian (iii) dengan mengambil a = 1.
Teorema 2.2
(a)
(b)
(c)
(d)
Bukti
(a)
(b)
(c)
(d)
Analisis Real_________________________________________
Bilangan Rasional
Sekarang kita akan memperumum notasi perkalian (.) dan dituliskan ab untuk
a.b. Sama halnya dengan a2 untuk aa, a3 untuk aaa = (a2)a, dan jika n N, kita
definisikan bahwa an
+ 1
+ n
sehingga r2 = 2.
Soal Latihan
(i)
(ii)
Analisis Real_________________________________________
(iii)
Jika a R, maka salah satu dari ketiga sifat berikut dipenuhi a P, a = 0 atau
a P (sifat trikothomi)
Definisi 3.2
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
Definisi 3.3
Misalkan a,b R
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
Teorema 3.4
Misalkan a, b, c R
(b) Berdasarkan sifat trikotomi dan definisi 5.3, maka a b P, a b = 0 atau (ab) P.
(c) Andaikan a b, maka berdasarkan bagian (b) kita peroleh bahwa a b P atau b
a P, di mana a > b atau b > a. hal ini kontradiksi dengan yang diketahui. Jadi
haruslah a = b.
Teorema 3.5
Analisis Real_________________________________________
(a)
(b)
1>0
(c)
Bukti
(a)
(b)
(c)
Teorema 3.6
Misalkan a, b, c R
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
Bukti
(b) Karena a > b dan c > d, maka a b dan c d di P. Berdasarkan aksioma urutan
dapat diperoleh (a b) + (c d) = (a + c) (b + d) di P. Hal ini menunjukkan
bahwa a + c > b + d.
(c) a > b dan c > 0, berdasarkan definisi 3.1 dan 3.2 kita peroleh (a b).c di P.
berdasarkan sifat distributive, maka (a b).c = ac bc di P. Jadi ac > bc.
(d) a > b dan c < 0, berdasarkan definisi 3.1 dan 3.2 kita peroleh (a b).(-c) di P.
berdasarkan sifat distributive, maka (a b).(-c) = -ac + bc di P. Jadi ac < bc.
(e) Jika a > 0, maka berdasarkan sifat trikotomi a 0 sedemikian sehingga 1/a ada.
Jika 1/a = 0, maka 1 = a.(1/a) = 0, kontradiksi. Jika 1/a < 0, maka berdasarkan
bagan (d) dengan c = 1/a berakibat 1 = a (1/a) < 0, kontradiksi. Jadi, haruslah
1/a > 0.
Analisis Real_________________________________________
Teorema 3.8
Jika ab > 0, maka a > 0 dan b > 0 atau a < 0 dan b < 0.
Bukti
Jika ab > 0, maka a 0 dan b 0. Jika a > 0, maka (1/a( > 0. Dengan demikian b =
((1/a)a)b = (1/a).(ab) > 0. Dengan kata lain, jika a < 0, maka 1/a < 0, hal ini
menunjukkan bahwa b = ((1/a)a)b = (1/a).(ab) < 0.
Akibat 3. 9
Jika ab < 0, maka a > 0 dan b < 0 atau a < 0 dan b > 0.
Soal Latihan
Misalkan a, b , c dan d R
1.
Jika 0 < a < b dan 0 < c < d, maka buktikan 0 < ac < bd
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Analisis Real_________________________________________
10
Nilai Mutlak
Sebuah konsep yang sangat penting dalam bilangan real adalah tentang
harga mutlak. Ini merupakan sebuah konsep yang bermanfaat untuk menentukan
besaran jarak, panjang vektor, akr sebuah bilangan dan lain sebagainya.
Hal yang mendasar dari konsep harga mutlak adalah tentang definisi atau
pengertian dan sebuah ketaksamaan, yaitu ketaksamaan segitiga.
Dalam
jika a 0
jika a < 0
Jadi domain dari nilai mutlak adalah semua bilangan real dengan range P {0}, dan
peta dari a dan a adalah sebuah elemen yang sama.
Teorema 4.2
11
0, maka a
sedemikian sehingga | a | 0.
| b | berdasarkan
a b
| a | + | b |.
Analisis Real_________________________________________
12
1.
Misalkan >0, aR. Tunjukkan bahwa a - < x < a+ jika dan hanya jika |x a|< .
2.
3.
Sketsalah titik (x, y) pada daerah R x R (cartesius) yang memenuhi |x| + |y| =
1
4.
5.
Jika 0 < a < 1, maka 0 < a2 < a < 1, tetapi jika 1 < a, maka 1 < a < a2.
Analisis Real_________________________________________
13
SIFAT KELENGKAPAN
BILANGAN REAL
Selain memiliki urutan, bilangan real juga memiliki sifat yang dikenal dengan
nama sifat kelengkapan. Sifat ini mengkaji tentang bilangan real dalam sebuah
himpunan tertentu. Dalam hal ini, apakah himpunan tersebut memiliki batas,
memiliki nilai maksimum dan minimum, atau memiliki suprimum dan infrimum.
Sifat ini akan membawa kita pada konsep himpunan terbuka dan himpunan
tertutup. Beberapa definisi dan teorema akan digunakan untuk mengkaji tentang
sifat kelengkapan bilangan real tersebut.
Sifat-sifat Kelengkapan dari R
Dalam bagian ini kita akan membahas satu lagi sifat dari system bilangan
real yang seringkali dinamakan dengan Aksioma Kelengkapan.
Suprimum dan Infimum
Definisi 5.1
Misalkan s adalah subhimpunan dari R
(a) sebuah elemen u R dikatakan batas atas dari S jika s u, untuk setiap s S
(b) sebuah elemen w R dikatakan batas bawah dari S jika s w, untuk setiap s S
Analisis Real_________________________________________
14
adalah sebuah batas atas dari S1. Sama halnya juga dengan S2 = { xR | 0 x 1}yang
memiliki batas atas 1.
Untuk menunjukkan bahwa sebuah bilangan u R bukan sebuah batas atas
dari S R, kita harus menunjukkan ada sebuah elemen s o R sedemikian sehingga u <
so.
Sebuah himpunan yang memiliki batas atas dikatakan sebagai himpunan
yang terbatas di atas, dan himpunan yang memiliki batas bawah disebut sebagai
himpunan yang terbatas di bawah. Jika himpunan memiliki batas atas dan batas
bawah, maka himpunan tersebut disebut himpunan yang terbatas. Jika himpunan
tidak
memiliki
kedua
batasnya,
maka
dikatakan
himpunan
tersebut
tidak
(a) Jika S terbatas di atas, maka batas atas dari S dikatakan Suprimum (batas
atas terkecil) apabila batas atas tersebut lebih kecil dari batas atas lainnya.
(b) Jika S terbatas di bawah, maka batas bawah dari S dikatakan Infrimum
(batas bawah terbesar) apabila batas bawah tersebut lebih besar dari batas
bawah lainnya.
Definisi di atas mempunyai pengertian bahwa sebuah bilangan u
suprimum dari subhimpunan S dari R jika memenuhi dua kondisi berikut:
(i)
s u untuk setiap s S
(ii)
R adalah
Analisis Real_________________________________________
15
Lemma 5.3
Sebuah bilangan u R adalah suprimum dari subhimpunan takkosong S R jika dan
hanya jika memenuhi sifat-sifat
(i)
(ii)
Bukti
() misalkan u memenuhi (i) dan (ii). Hal ini menunjukkan bahwa u batas atas dari S.
Jika v adalah bilangan dengan v < u, maka sifat (ii) menunjukkan bahwa v bukan
batas atas dari S. dengan demikian u adalah suprimum dari S.
() misalkan u adalah suprimum dari S. karena u adalah batas atas dari S, kondisi (i)
terpenuhi. Jika v < u, maka v bukan batas atas dari S. selanjutnya terdapat sebuah
elemen so S sedemikian sehingga v < s o.
Lemma 5.4
Misalkan S , S R dan u batas atas dari S, u = Sup S jika dan hanya jika untuk setiap
> 0 ada x S sedemikian sehingga u - < x.
Sifat Suprimum 5.5
Setiap himpunan tak-kosong dari bilangan real yang mempunyai batas atas
mempunyai suprimum.
Sifat Suprimum 5.6
Setiap himpunan tak-kosong dari bilangan real yang mempunyai batas bawah
mempunyai infrimum.
Contoh 1
Misalkan S = { x R : 0 < x < 1 }, maka Sup S = 1
Bukti
Karena 1R dan x < 1 untuk semua x S, maka menurut definisi 1 adalah batas atas
dari S. Misalkan > 0 sembarang.
Jika 1, maka 1 - < x untuk setiap x di S. Jadi untuk semua x di S berlaku 1 - < x .
Jika 0 < < 1, maka pilih x = 1- /2 di S, maka 1 - < x =1- /2
Analisis Real_________________________________________
16
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk setiap > 0 ada x S sedemikian
sehingga 1 - < x, hal ini menunjukkan bahwa Sup S = 1.
Lemma 5.8
Misalkan S , S R dan w batas bawah dari S, w = Inf S jika dan hanya jika untuk
setiap > 0 ada x S sedemikian sehingga x < w + .
Contoh 2
0 = Inf(0,1)
Bukti
Karena 0R dan x > 0 untuk semua x (0, 1), maka menurut definisi 0 adalah batas
bawah dari (0, 1). Misalkan > 0 sembarang.
Jika 1, maka x < 0 + untuk setiap x di S. Jadi untuk semua x di S berlaku x < 0 +
jawaban Saudara!
5. Misalkan P R dan P , tunjukkan u = Sup P jika dan hanya jika untuk setiap n N
bilangan u 1/n bukan batas atas P tetapi u + 1/n batas atas dari P.
10. Buktikan bahwa gabungan dari dua himpunan terbatas adalah terbatas
Analisis Real_________________________________________
17
11. Jika S terbatas di R dan jika S 0 subhimpunan takkosong dari S, maka tunjukkan
bahwa inf S inf S0 sup S0 sup S
b. sup A = inf B
Sifat Archimedian
Salah satu konsekuensi dari sifat suprimum adalah subhimpunan bilangan
asli N dari R tidak terbatas di atas. Khususnya adalah jika diberikan sembarang
bilangan real x, maka ada bilangan asli n sedemikian sehingga n lebih besar dari x.
Aksioma 6.1 (aksioma archimides)
Jika x R, terdapat bilangan asli nxR sedemikian sehingga x < nx
Bukti
Andaikan x > nx, maka x batas atas dari N. Selanjutnya berdasarkan sifat suprimum,
N memiliki suprimum u. karena x batas atas dari N, ini menunjukkan bahwa u x.
Karena u 1 < u, berdasarkan lemma 5.3 ada bilangan asli n 1 sedemikian sehingga
u 1 < n1 atau u < 1 + n 1, tetapi n1+1 adalah bilangan asli. Hal ini kontradiksi
dengan pengandaian bahwa u batas atas dari N.
Akibat 6.2
Misalkan x dan y bilangan real positif
18
Bukti
(a) karena x dan y positif, maka z = x/y juga positif. Misalkan n bilangan asli
sedemikian sehingga x/y = z < n, maka x < ny atau ny > x.
(b) Pilih x = 1 sehingga bagian (a) menunjukkan 0 < 1 < ny. Hal ini menunjukkan
bahwa 0 < 1/n < y.
Teorema 6.3(eksistensi 2)
Ada bilangan positif x R sedemikian sehingga x 2 = 2
Bukti
Misalkan S = { y R: 0 y, y 2 2}. Himpunan S terbatas di atas oleh 2, Jika tidak, maka
ada elemen s di S sehingga 2 < s di mana 4 < s 2
2, sebuah kontradiksi.
Analisis Real_________________________________________
19
1. Jika x > 0 tunjukkan bahwa ada bilangan asli n sedemikian sehingga 1/2 n < x.
2. Tunjukkan ada x R, x > 0 sedemikian sehingga x 2 = 3
Analisis Real_________________________________________
20
____________________ I1_______________________________
[----------[----------[---------[-------------------]----------]-----------]-------------]
___I 4______
____________I 3____________
__________________I2____________________
Contoh 1
Misalkan In = [ 0, 1/n ] dengan n bilangan asli, maka
I1= [0,1], I2= [0, ], I3= [0, 1/3], . . . , In=[0, 1/n], In+1= [0, 1/( n+1)].
Hal ini menunjukkan bahwa I1 I2 I3 In In+1 dengan kata lain InIn+1 untuk setiap nN. Jadi
In adalah interval bersarang.
Contoh 2
Misalkan In = ( 0, 1/n ) dengan n bilangan asli, maka I nIn+1 untuk setiap nN. Jadi I n
adalah interval bersarang.
Teorema 8.2
Jika In=[an, bn] dengan n bilangan asli adalah interval bersarang yang merupakan
interval tertutup terbatas, maka ada bilangan
setiap n N. Bila jarak b n-an dari In memenuhi Inf {bn-an : n N }=0, maka
In =
tunggal.
Bukti
Karena In interval bersarang, maka InIn+1 untuk semua n bilangan asli. Sehingga
diperoleh [an, bn] [a1, b1] untuk semua n. Jadi a nb1 untuk semua n. Oleh karena itu,
himpunan A = {an : n bilangan asli} , maka himpunan A terbatas di atas
Karena A terbatas di atas maka berdasarkan sifat suprimum A mempunyai
Supremum, misalkan = Sup A dan karena an A, maka an untuk semua nN.(1).
Klaim bn untuk semua nN, hal ini dijamin bila b n batas atas dari Bk ={ ak : k N}.
Andaikan n k maka Ik In atau [ak , bk] [an , bn] sehingga ak bk bn (2)
Andaikan n > k maka In Ik atau [an , bn] [ak , bk] sehingga ak an bn (3)
Dari (2) dan (3) diperoleh bahwa a k bn untuk setiap k N. Jadi, bn batas atas dari Bk.
oleh karena itu bn untuk semua nN.(4)
Analisis Real_________________________________________
21
Dari (1) dan (4) diperoleh ak bn untuk semua nN, hal ini berarti In untuk setiap n N.
Karena In suatu interval bersarang maka In I1 untuk semua n N atau [an, bn] [a1, b1]
sehingga a1 bn untuk setiap n N. Hal ini berdasarkan definisi menunjukkan bahwa C
= {bn : n N}himpunan terbatas dibawah. Karena himpunan C terbatas di bawah,
maka C mempunyai Infrimum, misalkan = Inf C dan karena b n di C untuk semua n,
maka bn untuk semua n bilangan asli.(5)
Klaim bahwa an
untuk setiap n N, hal ini dapat dijamin apabila a n batas bawah dari
D ={ bk : k N}.
Andaikan n k, maka Ik In atau [ak, bk] [an, bn] sehingga an ak bk.(6)
Andaikan n > k, maka In Ik atau [an, bn] [ak, bk] sehingga an bn bk.(7)
Dari (6) dan (7) diperoleh an bk untuk semua k N. Jadi, an merupakan batas bawah
dari C. Karena itu an untuk semua n N.(8)
Dari (5) dan (8) diperoleh an
(tunggal).
ada n N sehingga 0
a n bn < .
. Jadi, I n =
tunggal.
Titik Kumpul
Definisi 8.3
Misalkan xR, S R, x dikatakan titik kumpul (sering disebut sebagai titik limit) dari S,
jika setiap lingkungan buka ; V= ( x - , x + ) dari x memuat paling sedikit satu
unsure dari S yang lain dari x.
Atau
X dikatakan titik limit dari S, jika untuk setiap
S V {x} {x} .
Analisis Real_________________________________________
22
x-
x+
-----------(--------------(------------------)-------------)--------------a
b
1
a+
b-
--(--------)----(--------------------------------------)
x-
x+
berarti x S1.(5)
Ambil x > b, maka ada o> 0 sehingga S Vo{x} =
a
----(--------------------------------------)--(--------)
x-
x+
berarti x S1.(6)
Berdasarkan (4), (5) dan (6), maka dapat disimpulkan bahwa S 1=[a, b]
Contoh 3
Jika S himpunan berhingga, maka S1=
Analisis Real_________________________________________
23
Bukti
Misalkan S ={s1, s2, s3, , sn} bersingga dan andaikan S1 , sebut x S1. Pilih = min
{|x-si| : i =1,2,,n}, maka S V {x} {x} = yang kontradiksi dengan x S 1. hal ini
berarti pengandaian kita salah, jadi haruslah S 1= .
Contoh 4
Misalkan
, n
S=
buktikan
a) 0 S1
b) Bila xS, maka x S1
Bukti Misalkan > 0 diberikan sembarang, maka
1
1 1
S V (0) {0} 1, , ,..., ( , ) {0}
n
2 3
pilih = (1/n 1/n+1) > 0, maka S V(xn) {xn} = untuk semua xn S. jadi x S1.
Teorema 8.5 (Bolzano-Weierstrass)
S R dan S himpunan tak berhingga dan terbatas selalu mempunyai titik kumpul
Bukti
Karena S himpunan terbatas maka ada [a1, b1] R sedemikian sehingga S [a1, b1].
Bila interval [a1, b1] dipotong menjadi dua buah sub interval yang sama panjang,
yaitu [a1, (a1+ b1) ] dan [ (a1+ b1), b1], maka salah satu sub interval tertutup itu
pasti mengandung tak berhingga unsure S. Hal ini dijamin bila kedua sub interval
tertutup itu hanya memuat berhingga unsure S, maka S himpunan berhingga,
sedangkan S himpunan tak berhingga.
Andaikan [a1, (a1+ b1) ]=[a2, b2] sub interval tertutup yang memuat tak berhingga
banyaknya unsure S. sub interval [a 1, b2] ini dapat dibagi pula menjadi dua sub
interval yang sama panjang, yaitu [a 2, (a2+ b2)] dan[ (a2+ b2), b2]. Dengan
mengulangi proses tersebut akan didapatkan untuk setiap nN
Analisis Real_________________________________________
24
ditunjukkan xS . Misalkan
a n , bn
n 1
. Selanjutnya akan
1. Jika I1=[a1, b1] dan I2=[a2, b2] adalah interval-interval tertutup di R. Tunjukkan
bahwa I1 I2 jika dan hanya jika a2a1 dan b1b2.
2. Jika SR , tunjukkan S himpunan terbatas jika dan hanya jika ada interval IR
sedemikian sehingga SI.
3. Jika SR , S himpunan terbatas dan I1=[Inf S, Sup S], tunjukkan S I1. Begitu pula
bila I2 interval tertutup dan terbatas pada R sedemikian sehingga SI 2, tunjukkan
bahwa I1I2.
Analisis Real_________________________________________
25
(i)
(ii)
Analisis Real_________________________________________
26
x 0 1 x
,
2
Misalkan x G sembarang, x(0, 1). Pilih x= min 2
Jika x = x/2, maka x -x= x x/2 = x/2 > 0.(1)
x 1 x
1
1 1 3
1 x 1 . 1
2 2 4
= x + x/2 = 2
.(2)
Dari (1) dan (2) diperoleh (x -x, x+x) = (x/2, 3x/2) (0, 1).(3)
Bila
1 x
2 ,
------(----------------------(---------)------)--------
1 x
maka
dan
x
2
atau
x x x
x-
x x x
x 1,
karena itu
x+
1 x 3x 1 3 1 1 1
. 0
2
2 2 2 2 2 4
..(4)
1 x x 1 1
1
.1 1
2
2 2 2
2
..(5)
y+
-------------(----.----)-(---------------------------------)--------y
y+
------------[---------------------------------]-(--------------)
Analisis Real_________________________________________
27
Teorema 9.2
(i)
Gabungan
sembarang
himpunan-himpunan
terbuka
adalah
himpunan
himpunan terbuka
(ii)
(i)
himpunan terbuka
n
(ii)
Ai
i 1
himpunan terbuka
Akibat 9.3
(i)
(ii)
Soal Latihan
d. D = {x|2 x 3, xR}
c. C = (a, b)
b. B = {x|-1 x 2, xR}
c. C = [a, b]
d. D = { xR: |x| 3, }
Analisis Real_________________________________________
28
c. C = (a, b)
d. D = { xR: |x| 3, }
v(x)
Contoh 1
Tunjukkan bahwa jika A = (0, 1), maka A0 = (0, 1) dan jika B = [0, 1] maka B 0 = (0,
1)
Jawab
Ambil x A sembarang ( ini berarti x diantara 0 dan 1 )
Akan ditunjukkan bahwa x A0
Pilih = min { | x/2 | , |(1-x)/2| }, lihat gambar berikut
(---------------x--------------------------) atau
(---------------------------x-------------)
Analisis Real_________________________________________
29
1
x
1-x
1-x
(--------------------(-------x-------)----)
v(x)
v(x)
maka v(x) A.
kadi x titik dalam dari A atau x A0
Karena x diambil sembarang. Maka x adalah interior A untuk setiap x(0, 1).
Selanjutnya bila x 0 atau x 1, maka untuk setiap > 0, v(x) A, lihat gambar berikut,
x------(--------------------------------) atau (------------------------------------)-------x
0
v(x)
1
v(x)
Definisi 10.2
X R dikatakan titik batas dari A R
Jika untuk setiap > 0, V(x) A dan V(x) Ac .
Himpunan semua titik batas dari A yaitu A ={ x R : x titik batas A } dikatakan batas
dari A.
Contoh 2
Misalkan A = (a, b) R. Tentukan semua titik batas dari A
Penyelesaian
Ambil x R, x < a sembarang, akan diselidiki apakah x titik batas dari A.
Karena x < a, pilih
ax
2 , maka
--------------(-----x-----)-----(---------------------)--------
Analisis Real_________________________________________
30
x-
x+
a x 2 x a x 3x a 3a a
a
2
2
2
X- =x- 2 =
x x
a x 2x a x x a a a
a
2
2
2
2
xb
2 , maka
-------------------(---------------------)-----(-----x-----)----a
b
xx+
x b 2x x b x b b b
b
2
2
2
X- =x- 2 =
x x
x b 2 x x b 3x b 3b b
b
2
2
2
2
x a b x
,
2 .
Pilih = min 2
Andaikan
xa
2 , maka
-------------------(-----(-----x-----)---------------)--a
xx+
x a 2x x a x a a a
a
2
2
2
x- =x- 2 =
x x
xa
b x 2x b x x b b b
x
b
2
2
2
2
2
bx
2 , maka
Analisis Real_________________________________________
31
-------------------(---------------(-----x-----)-----)--a
xx+ b
bx
x a 2x x a x a a a
x
a
2
2
2
2
x- =x- 2 >
x x
b x 2x b x x b b b
b
2
2
2
2
(i)
V(a) A
(ii)
V(b) A
(i)
(ii)
Soal Latihan
32
a. A = (0, 4)
b. B = [-1,1]
c. C = (-1, 2]
6. Perlihatkan A R adalah himpunan tertutup jika dan hanya jika A memuat semua
titik batasnya!
b. (A B) = A B
c. A B A B
BARISAN
Kata barisan memiliki makna yang sangat bergantung dari siapa yang
menafsirkannya. Akan tetapi, menurut hemat penulis, ada kesamaan makna
tentang barisan, yaitu adanya pola tertentu. Bukan makna yang akan kita kaji,
tetapi pengertiannya dalam sudut pandang matematika.
Definisi 11.1
Jika S sebuah himpunan, Sebuah barisan di S adalah sebuah fungsi dengan
domain N bilangan asli dan range xn, xnS, di mana X : N S atau X(n) = xn.
Untuk mempermudah pemahaman kita, sebuah barisan cukup dinyatakan
dengan {xn: n N}. Perhatikan barisan bilangan genap berikut,
2, 4, 6, 8,
Barisan bilangan genap di atas dapat dinyatakan dengan x n = 2n dengan n bilangan
asli. Dengan demikian barisan dapat dinyatakan secara sederhana melalui sebuah
rumus.
Selain itu, barisan juga dapat ditentukan apabila diketahui nilai dari x 1 dan
rumus dari xn+1, n 1 diketahui. Sebagai contoh perhatikan formula berikut,
x1 = 2, xn+1 = xn + 2, n 1
atau secara lebih kompleks, dinyatakan dengan
Analisis Real_________________________________________
33
x1 = 2, xn+1 = xn + x1, n 1
Rumusan di atas dinamakan definisi induktif dari sebuah barisan. Cobalah Anda
tentukan barisan yang dimaksud!
Definisi 11.2(Sifat Barisan)
Jika X = xn dan Y = yn adalah barisan di R dan c di R, maka
a.
b.
c.
d.
e.
1 1
1
, ,..., ,...)
n
X = (2, 4, 6, 8,,2n,) dan Y =(1, 2 3
Maka
X+Y=
9 19
2n 2 1
3, , ,...,
,...
n
2 3
XY=
7 17
2n 2 1
2, , ,...,
,...
n
2 3
XY = ( 2,2,2,.,2,.)
3X = ( 6, 12, 18, 24,.,6n,)
X
Y = ( 2, 8, 18, ,2n2, )
Akan tetapi, apabila barisan Z di R didefinisikan dengan
1,0,1,0,...,
Z=
1 (1) n
,...
2
Analisis Real_________________________________________
34
Definisi 11.3
Misalkan xn adalah sebuah barisan di R. Sebuah elemen x di R dikatakan limit
barisan apabila untuk setiap lingkungan V dari x, ada bilangan asli Kv sedemikian
sehingga untuk setiap n Kv maka xn di V. Jika x adalah nilai limit dari x n maka
dikatakan xn konvergen ke-x. Jika barisan mempunyai limit maka dikatakan barisan
konvergen. Jika barisan tidak mempunyai limit maka barisan divergen.
Sebagai langkah dalam membuktikan atau menunjukkan kekonvergenan
barisan, kita memerlukan sebuah teorema. Teorema yang dimaksud adalah
Teorema 11.4
Misalkan xn sebuah barisan di R. Sebuah elemen x di R adalah sebuah limit dari x n
jika dan hanya jika untuk setiap > 0 terdapat bilangan asli K() sedemikian sehingga
untuk setiap n K(), maka |xn x| < .
Teorema di atas dapat dituliskan dalam notasi simbol berikut,
Misalkan xn sebuah barisan di R,
lim xn = x Jika dan hanya jika >0, K() sdm shg n K()|x n x| <
Bukti teorema
Misalkan x adalah limit barisan xn, berdasarkan definisi 7.1, misalkan
> 0 dan
anggap sebuah lingkungan Vx(), maka ada bilangan asli KV() sedemikian sehingga
jika n KV() , maka xn di Vx(). Hal ini menunjukkan bahwa |x n x| < . Untuk lebih jelas
perhatikan ilustrasi gambar berikut ini,
Vx()
.x
|xn x|
xn
Lemma 11.5
Barisan yang konvergen adalah terbatas
Bukti
Misalkan x = lim xn dan ambil = 1 berdasarkan teorem 7.2, maka terdapat bilangan
asli K(1) sedemikian sehingga jika n K(1), maka |x n x| < 1. Dengan menggunakan
Analisis Real_________________________________________
35
berikut
akan
mempermudah
Anda
dalam
Contoh 1
Misalkan xn = 1/n adalah barisan di R. Tunjukkan bahwa lim x n = 0.
Bukti
Ambil sembarang > 0. Berdasarkan sifat Archimedian maka ada bilangan asli K()
sedemikian sehingga 1/ K() < . Selanjutnya jika n K() kita peroleh
0 xn
1
1
n K ()
Hal ini menunjukkan bahwa |xn 0| < untuk n K(). Karena dipilih sembarang maka
membuktikan bahwa lim(1/n) = 0.
Contoh 2
Misalkan a > 0 dan xn = 1/(1+ na) di R. Buktikan bahwa lim xn = 0
Bukti
Pertama, karena a > 0, maka kita peroleh
1
1
1 na na .
Selanjutnya ambil Ambil sembarang > 0. Berdasarkan sifat Archimedian maka ada
bilangan asli K() sedemikian sehingga 1/ K() < a. Selanjutnya jika n K() kita peroleh
1
1
1
1 na na K ()a
Hal ini menunjukkan bahwa |1/(1+ na) 0| < untuk n K(). Karena sembarang,
maka membuktikan bahwa lim xn = 0
Contoh 3
Misalkan bR dimana 0 < b < 1, Apabila x n = bn, tunjukkan bahwa lim xn = 0
Bukti
Untuk membuktikan limit tersebut, kita dapat menuliskan b dalam bentuk
Analisis Real_________________________________________
36
1
1 a dengan a > 0. Berdasarkan sifat ketaksamaan Bernoulli dimana (1 + a) n 1
0 bn
1
1
1
n
1 na na .
(1 a )
diambil
sembarang, maka terdapat bilangan asli K() sedemikian sehingga jika n K(), maka |
bn 0| < . Hal ini menunjukkan bahwa lim xn = lim bn = 0.
Contoh-contoh yang telah diuraikan di atas merupakan strategi-strategi yang
dapat dilakukan untuk menunjukkan sebuah barisan konvergen atau tidak. Untuk
lebih memahami barisan dan kekonvergenaannya silahkan Anda kerjakan latihan
berikut ini,
Soal Latihan
a. X + Y
b. 2X Y
c. X.Y
d. X/Y
9. Tunjukkan bahwa
a. Misalkan bR, maka lim(b/n) = 0
b. Lim(1/n 1/(n+1)) = 0
c. Apabila bn barisan yang konvergen ke-b dan cR, tunjukkan bahwa lim c.b n =
c.b
37
a.
an
1
n2
b.
1
c. cn = n (n 1)
( 1) n
d. dn = n
e. yn = (-1)n
1, ,3, ,5,
-2, ,-4, ,-6, ,-8,.. (barisan suku ke-2, suku ke-4, suku ke-6,.)
Analisis Real_________________________________________
38
Lemma 12.2
Jika barisan X konvergen ke-x, maka sembarang subbarisan dari X yang konvergen
ke-x.
Bukti
Misalkan V adalah lingkungan dari nilai limit x, berdasarkan definisi, ada bilangan
asli Kv sedemikian sehingga untuk semua n Kv, maka xn termasuk dalam V.
Sekarang misalkan X adalah subbarisan dari X, di mana
(xr1, xr2, xr3,,xrn,.)
Karena rnn, maka rn Kv, dan xn termasuk dalam V, ini menunjukkan bahwa X juga
konvergen ke-x.
Berikutnya marilah kita lihat kombinasi dari dua barisan yang konvergen.
Kombinasi yang dimaksud dalam hal ini adalah berkaitan dengan sifat barisan yang
telah diuraikan di atas.
Kombinasi dari barisan yang konvergen dapat dilihat pada teorema berikut
ini,
Teorema 12.3
a. Jika X dan Y adalah barisan yang konvergen ke-x dan ke-y, maka barisan
a.1 X + Y konvergen ke- (x+y)
a.2 X Y konvergen ke-(x-y)
a.3 X.Y konvergen ke-x.y
b. Misalkan X = xn adalah barisan yang konvergen ke-x dan misalkan A = a n barisan
yang konvergen ke-a, maka barisan anxn akan konvergen ke-ax
c. Misalkan X = xn adalah barisan yang konvergen ke-x dan misalkan B = b n barisan
taknol yang konvergen ke-b dan taknol, maka barisan b n-1 xn akan
konvergen ke-(b-1 x).
Bukti
a. 1. untuk membuktikan (xn+yn)x+y, kita perlu memanipulasi |(xn+yn)-(x+y)|
dengan cara sebagai berikut,
|(xn+yn)-(x+y)|= |(xn-x) + (yn-y)| |(xn-x)| + |(yn-y)|
Berdasarkan hipotesis, jika >0, kita pilih K1 sedemikian sehingga jika n K1,
maka |(xn-x)| < /2 dan pilih K 2 sedemikian sehingga jika n K2, maka |(yn-y)| < /2.
Selanjutnya pilih K0=sup{K1,K2} dan n K0, maka kita dapat simpulkan bahwa,
|(xn-x)| + |(yn-y)|< /2 + /2 =
Karena dipilih sembarang, maka X + Y konvergen ke-(x+y).
a.2 Alasan yang sama dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa X Y akan
konvergen ke-(x-y).
a.3 untuk membuktikan X.Y konvergen ke-(x.y), kita dapat menduga bahwa
|xn.yn x.y| = |(xn.yn xn.y) + (xn.y x.y)| |xn(yn y)| + |(xn x).y|
Berdasarkan lemma, barisan konvergen terbatas, maka ada bilangan asli
M>o yang merupakan batas atas dari {|xn|,|yn|}. Selanjutnya, dari barisan X dan Y
yang konvergen, kita simpulkan bahwa jika >0 diberikan, maka ada bilangan asli K 1,
Analisis Real_________________________________________
39
K2 sedemikian sehingga jika nK1, maka |(xn-x)| < /2M dan ika nK2 maka |(yn-y)|< /2.
Selanjutnya pilih K0=sup{K1,K2} dan n K0, maka kita dapat simpulkan bahwa,
|xn.yn x.y| M|(yn y)| + M|(xn x)|< M(/2M + /2M) =
Ini membuktikanbahwa X.Y konvergen ke-(x.y).
b. Bukti ini sama dengan a.3 hanya mengganti y dengan a
c. Kita coba merubah
1
1
1
1 1
1
x n x
x n x n x n x
bn
b
b b
b
bn
1 1
1
xn xn x
bn b
b
b bn
1
xn xn x
b.b n
b
1
1
x n x M3 bn b M x n x
bn
b
Selanjutnya, jika >0 diberikan, maka ada bilangan asli K 1, K2 sedemikian sehingga
jika nK1, maka |bn - b| < /2M3 dan ika nK2 maka |xn-x|< /2M. Selanjutnya pilih
K0=sup{K1,K2} dan n K0, maka kita dapat simpulkan bahwa,
1
1
x n x M3
M
3
bn
b
2M
2M
Ini membuktikan bahwa (xn/bn) konvergen ke-(x/b)
Untuk lebih memahami kombinasi barisan konvergen di atas, ada baiknya
Anda perhatikan contoh-contoh berikut ini,
Contoh 1
Misalkan X = xn adalah sebuah barisan yang didefinisikan dengan
xn
2n 1
n 5 , dengan n bilangan asli
Jawab
Kita dapat menuliskan kembali xn sehingga menjadi
xn
2 1/ n
1 5/ n ,
jadi X merupakan pecahan dari dua barisan Y = 2 + 1/n dan Z = 1 + 5/n. Karena
barisan penyebut Z tidak nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa
lim X
lim Y lim(2 1 / n ) 2
2
lim Z lim(1 5 / n ) 1
Analisis Real_________________________________________
40
yn
2n 1
n2 1
Jawab
Dengan cara yang sama, kita bisa tentukan bahwa
yn
sehingga
lim y n
2 1/ n
n 1/ n
lim(2 1 / n )
2
0
lim(n 1 / n ) lim n
Soal Latihan
1. Buatlah sebuah barisan divergen, akan tetapi memiliki subbarisan yang
konvergen?
2. Tentukan subbarisan yang konvergen dari barisan berikut,
a.
1, , , 1/8, 1/16,
b.
2, -1, , -1/4,.
c.
1, 1, 1, 1, 1,..
3. Tentukan apakah barisan berikut konvergen atau divergen,
a. xn= n/(n+1)
b. xn = (-1)n .n/(n+1)
2
c. xn = 2n/(3n + 1)
d. xn = (2n2 + 3)/(3n2 + 1)
e. xn = n2 n
f. xn = 2n2/(2n+1)
4. Jika X dan Y adalah sebuah barisan dan X + Y konvergen, apakah X dan Y
konvergen dengan lim(X +Y) = lim X + lim Y?
5. Jika X dan Y adalah sebuah barisan dan X.Y konvergen, apakah X dan Y
konvergen dengan lim(X.Y) = lim X . lim Y?
Analisis Real_________________________________________
41
Kriteria Kekonvergenan
Pada pertemuan sebelumnya, Anda telah mempelajari bagaimana
menentukan kekonvergenan barisan melalui konsep limit. Selain itu, kekonvergenan
barisan juga dapat ditentukan dengan melihat sifat dari barisan tersebut. Untuk itu,
kita akan mengkaji kekonvergenan barisan berdasarkan kriteria kekonvergenan
barisan. Kriteria kekonvergenan yang akan dibahas adalah Kriteria kemonotonan
barisan dan kriteria Chaucy.
Kriterian Barisan Monoton
Pada bahasan kalkulus I, kita mengenal ada fungsi monoton naik dan fungsi
monoton turun. Sedangkan barisan adalah sebuah fungsi. Jadi, kita bisa menarik
benang merah antara barisan dan fungsi. Dalam hal ini, barisan juga mengenal
barisan monoton naik dan barisan monoton turun. Cobalah Anda lihat beberapa
contoh barisan berikut dan tentukan manakah yang termasuk barisan monotono
naik dan manakah yang termasuk barisan monoton turun.
Contoh
i. 2, 3, 4, 5,
ii. 3, 3, 3, 3,.
iii. , 2/3, . 4/5,
iv. 1, 1, -1, 1, -1, ..
v. 4, 2, 1, , , ..
vi. 4, 2, 0, -2, -4, ..
Anda tentu bisa menentukan dengan cepat bukan! Sekarang perluas
wawasan Anda dengan melihat teorema berikut.
Maka barisan X konvergen jika dan hanya jika barisannya terbatas, dalam hal ini
Lim(xn) = sup{xn}
Analisis Real_________________________________________
42
.
x2
.
. . . . . . . . . |.|
x3
x*
*
xx*+
sup{xn} x +
dan berdasarkan sifat harga mutlak kita peroleh |x - sup{x n}| . Karena benar untuk
setiap nilai , maka dapat disimpulkan bahwa lim x n = x = sup{xn}.
(dari kanan kekiri)
Misalkan bahwa xn adalah barisan monoton naik yang terbatas dari bilangan real.
Menurut prisnsip Supremum terdapat x * = sup{xn}. Kita harus menunjukkan bahwa
x* adalah nilai limit dari barisan tersebut. Karena x * adalah batas atas dari semua
elemen xn, maka xn
dikarenakan x * adalah
supremumnya, maka jika > 0 bilangan x *- bukanlah batas atas dari x n dan terdapat
bilangan asli K() sedemikian sehingga
x*- < x
K()
Akibat 13.2
Misalkan X =(xn) adalah barisan di real yang monoton turun, yaitu
x1 x2 x3 x4 x5.. xn xn+1
Maka barisan X konvergen jika dan hanya jika barisannya terbatas, dalam hal ini
Lim(xn) = inf{xn}
Analisis Real_________________________________________
43
Bukti
Misalkan barisan yn = -xn, untuk nN. maka barisan yn adalah barisan monoton naik.
Lihat kembali bukti teorema di atas.
Kriteria barisan monoton berdasarkan teorema di atas agaknya membantu
kita untuk melihat apakah sebuah barisan konvergen atau tidak. Cobalah perhatikan
dua contoh berikut ini,
Contoh 1
Selidikilah kekonvergenan dari barisan X = 1/n
Jawab
Kalau kita uraikan barisannya adalah 1, , 1/3, , 1/5, 1/6,
Dengan mudah dapat ditentukan bahwa barisan tersebut adalah barisan monoton
turun, dan juga semakin besar n maka barisannya akan menuju ke-0. hal ini
menunjukkan bahwa,
x1 x2 x3 x4 x5.. xn xn+1
>0
sehingga berdasarkan akibat 8.2 dapat disimpulkan bahwa barisan X = 1/n adalah
konvergen. Kita bisa menentukan nilai dari lim X apabila bisa menentukan nilai
inf(1/n). Karena inf(1/n) = inf{1, , 1/3, , 1/5,1/n,} = 0, maka lim X = inf(1/n)
= 0. Jadi, X konvergen ke-0.
Contoh 2
Selidikilah kekonvergenan dari Y = n/(n+1)
Jawab
..
yn yn+1
<1
adalah sebuah barisan monoton naik dan terbatas pada 1. Sehingga berdasarkan
teorema 8.1, dapat disimpulkan bahwa barisan Y adalah konvergen. Kita juga bisa
melihat dengan mudah bahwa sup{n/n+1} = 1. sehingga lim Y = sup{n/n+1} = 1.
Jadi, barisan Y = n/n+1 konvergen ke-1.
Teorema kemonotonan barisan
Analisis Real_________________________________________
44
barisan yang monoton. Kriteria lain yang dapat digunakan untuk menentukan
kekonvergenan barisan adalah kriteria Chaucy. Kriteria ini akan kita kaji berikut,
akan tetapi sebelumnya kita lihat sebuah teorema yang dikenal dengan nama
Teorema Bolzano-Weierstrass.
Teorema 13.3(Teorema Bolzano-Weierstrass)
Sebuah barisan terbatas di R mempunyai subbarisan yang konvergen.
Kita tidak akan melihat bukti dari teorema ini, tapi kita lihat salah satu contoh
dari barisan yang mempunyai sifat seperti yang ada pada teorema tersebut.
Perhatikan barisan 1, -1, 1, -1, 1, -1, . Apabila kita lihat barisan tersebut, maka
barisan tersebut mempunyai batas bawah = -1 dan batas atas = 1. Dengan
demikian barisan tersebut adalah barisan yang terbatas. Menurut teorema di atas,
barisan
tersebut
memiliki
subbarisan
yang
konvergen.
Ini
dengan
mudah
Definisi 13.4
Sebuah barisan X = xn di R dinamakan Barisan Chaucy apabila untuk setiap > 0,
ada bilangan asli M() sedemikian sehingga untuk semua m, n M(), maka |x m xn|< .
Lemma 13.5
Jika X = xn adalah barisan konvergen, maka X adalah barisan Chaucy
Bukti
Jika x = lim X, maka setiap > 0, ada bilangan asli K(/2) sedemikian sehingga untuk
semua n K(/2), maka |xn x|< /2. Jadi, jika M()=K(/2) dan j m, n M(), maka |x m xn||
xm x|+|x xn|< /2 + /2 = . Hal ini menunjukkan bahwa barisan konvergen X adalah
barisan Chaucy.
Analisis Real_________________________________________
45
punya |xn| B untuk semua nN. Jadi, barisan Chaucy adalah terbatas.
Lemma 13.7
Jika subbarisan X dari barisan Chaucy konvergen ke-x, maka elemen barisan X
konvergen juga ke-x.
Sekarang kita akan melihat sebuah kriteria kekonvergenan yang sangat
penting untuk sebuah barisan. Kriteria tersebut dinamakan dengan Kriteria
Chaucy. Kriteria ini dimuat dalam sebuah teorema berikut,
Teorema 13.8(Kriteria Kekonvergenan Chaucy)
Sebuah barisan konvergen jika dan hanya jika barisan tersebut adalah barisan
Chaucy
Bukti
(kiri kekanan)
Berdasarkan lemma 13.5 diperoleh bahwa jika barisan konvergen, maka barisan
tersebut adalah barisan Chaucy.
Sebaliknya, dari kanan kekiri
Misalkan X adalah barisan Chaucy, maka berdasarkan lemma 13.6 didapat barisan
X terbatas. Menurut Teorema Bolzano-Weierstass, barisan terbatas memiliki
subbarisan X yang konvergen. Berdasarkan lemma 13.7 elemen dari barisan X
konvergen ke nilai lim dari X.
Untuk lebih memahami penggunaan kriteria Cauchy marilah kita lihat contoh
barisan X = 1/n. Untuk menentukan kekonvergenan barisan X, kita hanya perlu
Analisis Real_________________________________________
46
k / sedemikian sehingga
k / sedemikian sehingga
Soal Latihan
1. Buatlah sebuah barisan yang monoton naik dan konvergen, kemudian tentukan
rumusnya ?
2. Buatlah sebuah barisan yang monoton turun dan divergen, kemudian tentukan
rumusnya?
3. Buatlah sebuah barisan yang tidak monoton naik atau tidak monoton turun?
4. Selidikilah apakah barisan X = rn konvergen? Tunjukkan!
5. Gunakan Kriteria Kemonotonan untuk menentukan kekonvergenan barisan
berikut,
2
2
a. X = n n 1
1
1
c. X = n
2n 1
b. Y = 3n
d. Y =
1
n
Analisis Real_________________________________________
47
2
2
a. X = n n 1
1
1
c. X = n
2n 1
b. Y = 3n
d. Y =
1
n
Analisis Real_________________________________________
48