razors ARSITEKTUR-PUSTAKA,
TINJAUAN TEORI “CITRA KOTA” dalam buku “THE IMAGE of THE CITY” oleh Prof. KEVIN LYCH
Teori mengenai citra kota sering disebut sebagai milestone, suatu teori penting dalam
perancangan kota, karena sejak tahun 1960-an teori citra kota mengarahkan pandangan perancangan
kota ke arah yang mengarahkan pikiran terhadap kota yang hidup di dalamnya.
Kevin Lynch melakukan riset didasarkan pada citra mental jumlah penduduk dari sebuah kota
terhadap kotanya tersebut. Dalam risetnya, ia menemukan betapa pentingnya citra mental itu karena
citra yang jelas akan memberikan banyak hal yang sangat penting bagi masyarakatnya, seperti
kemampuan untuk berorientasi dengan mudah dan cepat disertai perasaan nyaman karena tidak
tersesat, identitas yang kuat terhadap suatu tempat, dan keselarasan hubungan dengan tempat-tempat
yang lain
Citra kota dapat didefinisikan sebagai gambaran mental dari sebuah kota sesuai dengan rata-
rata pandangan masyarakatnya. Kevin Lynch dalam risetnya meminta para penduduk untuk
menjelaskan kepadanya suatu gambaran mental terhadap kota yang mereka diami: Apa yang diingat?
Di mana letaknya di dalam kawasan? Bagaimana rupanya? Ke mana saya harus pergi dari tempat ini
ke tempat yang lain? Lynch mengamati dengan baik bahwa rata-rata berbagai jawaban orang relatif
sama, dan sering jauh berbeda dengan realitas di dalam kawasan. Misalnya, sketsa-sketsa yang dibuat
orang dengan tim peneiiti sering jauh berbeda dengan peta kota yang sebenarnya. la mengamati
bahwa masalah itu terutama tidak disebabkan oleh ketidakbiasaan orang untuk menggambar sketsa,
melainkan karena kesulitan mereka untuk mengingat keadaan tempatnya.
Secara garis besar Prof.Kevin Lynch menemukan dan mengumpulkan ada lima elemen pokok atau
dasar yang oleh orang digunakan untuk membangun gambaran mental mereka terhadap sebuah
kota, adalah sebagai berikut:
1. Pathways
Pathways (jalur) adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Kevin Lynch
menemukan dalam risetnya bahwa jika identitas elemen ini tidak jelas, maka kebanyakan orang
meragukan citra kota secara keseluruhan. Path merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya
digunakan untuk melakukan pergerakan secara umum, yakni jalan, gang-gang utama, jalan
transit, pedestrian, saluran dan sebagainya.
Secara fisil paths adalah merupakan salah satu unsur pembentuk kota. Path sangat beranaka
ragam sesuai dengan tingkat perkembangan kota, lokasi geografisnya, aksesibilitasnya dengan
wilayah lain dan sebagainya. Berdasarkan elemen pendukungnya , paths dikota meliputi jaringan
Jalan sebagai prasarana pergerakan dan angkutan darat, sungai, laut, udara,
terminal/pelabuhan, sebagai sarana perangkutan. Jaringan perangkutan ini cukup penting
khususnya sebagai alat peningkatan perkembangan daerah pedesaan dan jalur penghubung
baik produksi maupun komunikasi lainnya.
Berdasarkan frekuensi, kecepatan dan kepentingannya jaringan penghubung di kota
dikelompokan menjadi
- Jalan arteri primer
- Jalan arteri sekunder
- Jalan kolektor primer
- Jalan kolektor sekunder
- Jalan utama lingkungan
+ Jalan lingkungan
Paths ini akan terdiri dari eksternal akses dan internal akses, yaitu jalan-jatan penghubung antar
otatexthimcharsel=ut-8 %3Clv%.20elas6% 30 %22weslern%422%20se%3D % 20S amily KAAYZOAria 20% 20H elvelcath20"
1s1i92015 ARSITEKTUR--PUSTAKA
kota dengan wilayah lain yang lebih luas. Jaringan jalan adalah pengikat dalam suatu kota, yang
merupakan suatu tindakan dimana kita menyatukan semua aktivitas dan menghasilkan bentuk
fisik suatu kota
2. Edges
Edges (tepian) adalah elemen linear yang tidak ~—_ipakai/dilihat
sebagai path. Edges berada pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai
pemutus linear, misalnya pantai, tembok, batasan lintasan kereta api, topografi dan
sebagainya. Edge lebih bersifat sebagai referensi daripada misalnya elemen sumbu yang
bersifat koordinasi (linkage). Edgemerupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada
tempat masuk. Edge merupakan pengakhiran dari sebuah kawasan atau batasan sebuah
kawasan dengan kawasan lain. Edge memiliki identitas yang lebih baik jika kontunyuitas
tampak jelas batasnya.Demikian pula fungsi batasnya harus jelas: membagi atau
menyatukan.
3. District
District (kawasan) merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua dimensi. Distrik yang
ada dipusat kota berupa daerah komersial yang didominasi oleh kegiatan ekonomi. Daerah ini masih
merupakan tempat utama dari perdagangan, hiburan-hiburan dan lapangan pekerjaan. Hal ini
ditunjang oleh adanya sentralisasi sistem transportasi dan sebagian penduduk kota masih tingal
pada bagian dalam kota-kotanya (innersections)
Sebuah kawasan district memilki ciri khas yang mirip (bentuk, pola dan wujudnya) dan khas pula
dalam batasnya, di mana dapat dilihat_ sebagai referensi interior maupun
eksterior. District mempunyai identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan tampilan yang
jelas dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan posisinya jelas.
Proses perubahan yang cepat terjadi pada daerah ini sangat sering sekali mengancam keberadaan
bangunan-bangunan tua yang bernilai historis tinggi. Pada daerah-daerah yang berbatasan dengan
distrik masih banyak tempat yang agak longgar dan banyak digunakan untuk kegiatan ekonomi
antara lain pasar lokal, daerah-daerah pertokoan untuk golongan ekonomi rendah dan sebagian lain
digunakan untuk tempat tinggal.
4. Nodes
Nodes (simpul) merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau
aktifitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktifitas lain, misalnya persimpangan lalu
lintas, lapangan terbang, jembatan, kota secara keseluruhan dalam skala makro, pasar, square, dan
sebagainya. Tidak setiap persimpangan jalan adalah node. Yang menentukan adalah
citra place tethadapnya.Node adalah suatu tempat di mana orang mempunyai perasaan 'masuk’ dan
‘keluar’ pada tempat yang sama, Nodes merupakan suatu pusat kegiatan fungsional dimana disini
terjadi suatu pusat inti / core region dimana penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidup semuanya
bertumpu di nodes. Nodes ini juga juga melayani penduduk di sekitar wilayahnya atau daerah
hiterlandnya. Node mempunyai identitas yang lebih baik jika memiliki bentuk yang jelas karena lebih
mudah diingat, serta tampilan berbeda dari lingkungannya secara fungsi dan atau bentuk.
5. Landmark
Landmark (tetenger) merupakan titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk ke
detatexthimlchars
8 Kav 2Oclass AD %.22wester%.22%20syle%3O %Z2Fnt- family IAYZOAal G20 %ZOMelveicatZO%2Osars-sari%S... 2‘woos [ARSITEKTUR.-PUSTAKA
dalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan
bentuk visual yang menonjol dari kota, misalnya gunung atau bukit, gedung tinggi, menara, tanda
tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi dan sebagainya. Beberapa landmark hanya memilki arti di daerah
kecil dan dapat dilihat hanya di daerah itu, sedangkan Jandmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan
kota dan bisa dilihat dari mana-mana. Landmarkadalah elemen penting dari bentuk kota karena
membantu orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota dan membantu orang mengenali suatu
daerah. Landmark mempunyai identitas yang lebih baik jika bentuknya jelas dan unik dalam
lingkungannya dan ada sekuens dari beberapa landmark (merasa nyaman dalam berorientasi), serta
ada perbedaan skala masing-masing.
otatexthimcharsel=ut-8 %3Clv%.20elas6% 30 %22weslern%422%20se%3D % 20S amily KAAYZOAria 20% 20H elvelcath20"
a8