You are on page 1of 3

Analisis Data Seismik

1. Well seismic Tie


2. Interpretasi Struktur
3. Picking Horizon
4. Time Mapping dan Time to Depth Convertion

Well-Seismic Tie
Well Seimic Tie merupakan pekerjaan meletakkan horizon seismik (dalam skala waktu)
pada posisi kedalaman yang sebenarnya (Vail san Mitchum, 1977) agar dapat dikorelasikan
dengan data geologi lain dan diplotkan pada skala kedalaman dengan memindahkan data sumur
ke dalam data seismik sehingga akan diketahui penempatannya. Pengikatan ini bertujuan untuk
mengetahui top formasi yang diteliti pada penampang seismik.
Metode yang digunakan dalam well seismic tie penelitian kali ini adalah metode
checkshot dengan menggunakan survey kecepatan (velocity survey) dan travel time. Data
checkshot yang digunakan pada Well- Seismic Tie ini adalah data dari sumur RR_06 .
Berdasarkan Well-Seismic Tie dapat dilihat bahwa lapisan R berada pada time 1725
TVDSS sedangkan lapisan BRF pada time 1875 TVDSS.

Interpretasi Struktur
Pada lapangan Kyrani terdapat 25 struktur sesar yang dapat diinterpretasikan sebagai
sesar normal dengan arah relative Utara-Selatan dan Timurlaut-Baratdaya. Didalam sistem
petroleum sesar-sesar tersebut berperan sebagai perangkap struktur (structure trap), dimana
hidrokarbon yang mengalami migrasi akan terjebak didalam perangkap struktur tersebut. Adanya

perangkap struktur di daerah telitian menyebabkan hidrokarbon yang terakumulasi didalamnya


menjadi cukup besar.

Picking Horizon
Setelah dilakukan pengikatan data seismik dengan data sumur kemudian dilakukan
picking horizon dengan melihat kemenerusan reflektor dengan ciri-ciri wavelet yang
menandakan kemenerusan lapisan R pada lapangan Kyrani formasi Cibulakan Atas. Picking
Horizon sangat mempengaruhi harga TWT (two way time) sehingga diperlukan seismogram
sintetik. Hasil picking horizon formasi Cibulakan Atas menandakan bahwa lapisan tersebut
menerus dan gelombang reflektor dipengaruhi oleh kedalaman, porositas batuan maupun fluida
yang terkandung didalamnya.

Time Mapping dan Time to Depth Convertion


Pembuatan peta struktur waktu dilakukan setelah proses picking horizon selesai karena
pada peta struktur waktu data yang digunakan adalah data seismik berupa harga TWT (Two Way
Time) yang didapatkan dari hasil picking horizon Hasil TWT yang didapatkan tersebut kemudian
diplotkan pada peta baseline seismik. Masing-masing shot point yang memiliki harga TWT sama
dapat dihubungkan untuk mendapatkan garis kontur.
Pada time mapping satuan waktu yang digunakan masih dalam TWT (Two Way
Time) sedangkan pada peta depth structure dibutuhkan satuan waktu OWT (One Way Time).
Oleh karena itu dilakukan konversi TWT menjadi OWT dengan cara membagi TWT menjadi 2
(konsep seismik refleksi). Kemudian satuan waktu OWT tersebut digunakan untuk mendapatkan
kecepatan (velocity) dengan cara membagi nilai TVDSS dengan OWT.

Setelah diperoleh nilai velocity maka didapatkan peta depth structure dengan cara
mengalikan velocity dengan OWT. Time Map dan Depth Map dari Lapangan Kyrani.

You might also like