You are on page 1of 5

Berita Populer

Error 404 : Page not found


Direktorat Jenderal Minyak dan Gas
Direktorat Jenderal Mineral Dan Batubara
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Sekretariat Jenderal
JAKARTA - Di Asia bagian tenggara, Indonesia dikaruniai sumber daya alam
melimpah. Sumber daya minyak dan gas yang diperkirakan mencapai 87,22 milliar
barel dan 594,43 TSCF tersebar di Indonesia, menjadikan Indonesia tujuan Investasi
yang menarik pada sektor minyak dan gas bumi.
Dinamika Industri Minyak dan Gas Bumi yang sudah berlangsung sejak lama,
menjadikan Indonesia lebih matang dalam mengembangkan kontrak dan kebijakan
yang ada untuk mendukung investasi. Dukungan peraturan, insentif dan
penghormatan terhadap kontrak yang ada adalah usaha pemerintah Indonesia untuk
menjamin keberlangsungan Investasi di Indonesia.
peluang investasi pengembangan industri migas di Indonesia, baik di bidang hulu
maupun hilir di masa mendatang masih sangat menjanjikan. Secara geologi, Indonesia
masih mempunyai potensi ketersediaan hidrokarbon yang cukup besar. Rencana
pemerintah dalam mempertahankan produksi minyak bumi pada tingkat 1 juta barel
per hari, tentu akan memberikan peluang investasi yang besar di sektor hulu migas.
Potensi sumber daya migas nasional saat ini masih cukup besar, terakumulasi dalam
60 cekungan sedimen (basin) yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Dari
60 cekungan tersebut, 38 cekungan sudah dilakukan kegiatan eksplorasi dan sisanya
sama sekali belum dilakukan eksplorasi. Dari cekungan yang telah dieksplorasi, 16
cekungan sudah memproduksi hidrokarbon, 9 cekungan belum diproduksi walaupun
telah diketemukan kandungan hidrokarbon, sedangkan 15 cekungan sisanya belum
diketemukan kandungan hidrokarbon. Kondisi di atas menunjukkan bahwa peluang
kegiatan eksplorasi di Indonesia masih terbuka lebar, terutama dari 22 cekungan yang
belum pernah dilakukan kegiatan eksplorasi dan sebagian besar berlokasi di laut
dalam (deep sea) terutama di Indonesia bagian Timur.

Lokasi dan Status Cekungan


Sedimen
Status Cekungan / Basin
Indonesia Barat
Indonesia Timur
Sudah Beroperasi
Sumatera Utara
Seram
Sumatera Tengah
Salawati
Sumatera Selatan
Bintuni
Sunda
Bone
Bagian Utara Jawa
Barat
Bagian Utara jawa
Timur
Laut Bagian Utara Jawa
Timur
Natuna Barat
Tarakan
Kutai
Barito
Sub Total
11
4
Sudah Dibor Belum Produksi Sibolga
Natuna Timur
Bengkulu
Pati
Sub Total
4

Banggai
Sula
Blak
Timor
4

Sudah Dibor

Biliton
Jawa Selatan
Melawai
Asem-asem

Sub Total

Akimegah - Sahul
Buton - Sawu
Manui - Spermonde
Makasar Selatan - Waipoga
Missol - Lairing
Palung Aru
11

Belum Dieksplorasi

Pambuang
Ketungau

Lombok Bali - Sula Selatan


Flores - Buru
Gorontalo - Buru Barat

Sub Total
TOTAL
Energi Fosil
Minyak Bumi
Gas Bumi
CBM

Salabangka - Halmahera
Utara
Weber Barat - Halmahera
Timur
Halmahera Selatan Halmahera Selatan
Weber - Obi Utara
Waropen - Obi Selatan
Tiukang Besi - Seram Selatan
Tanimbar - Jayapura
20

2
Sumber Daya
87,22 miliar barel
594,43 TSCF
453 TSCF

Cadangan
7,76 miliar barel
157,14 TSCF

Produksi
Rasio C/P
346 juta barel 22
2,90 TSCF
54

Dari 60 cekungan sedimen yang berpotensi mengandung hidrokarbon, 22 cekungan


sedimen sama sekali belum pernah dilakukan kegiatan pengeboran eksplorasi.
Ditinjau dari rasio penemuan cadangan, Indonesia termasuk wilayah yang cukup
menjanjikan dibanding negara-negara di Asia Tenggara, yaitu mencapai rata-rata
sekitar 30%. Faktor keberhasilan (Success Ratio) dari kegiatan eksplorasi, termasuk
deliniasi rata-rata mencapai 38%, sedangkan keberhasilan untuk sumur taruhan (wild
cat) rata-rata lebih tinggi dari 10%.
Sebagian besar lokasi cekungan yang menarik untuk pengembangan blok baru
tersebut terletak di kawasan Timur Indonesia dan berlokasi di offshore. Diantara
lokasi cekungan sedimen tersebut adalah di sekitar pulau Sulawesi Offshore, Nusa
Tenggara Offshore, Halmahera dan Maluku, serta Papua Offshore. Disamping rasio
penemuan yang kompetitif, biaya penemuan (Finding ) Cost untuk cekungan di
kawasan yang sebagian besar berlokasi di offshore, juga relatif lebih rendah
dibandingkan dengan wilayah lain di Asia Tenggara.
Dengan rata-rata biaya penemuan migas yang rendah, berdampak pada resiko
investasi terutama untuk modal awal yang besar pada lokasi offshore. Dengan

kondisi-kondisi diatas, Indonesia bisa dibilang sebagai wilayah yang sangat


menjanjikan bagi investasi migas. Sampai dengan akhir tahun 2010 status Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS) berjumlah 246 KKKS.
Produksi Minyak Bumi
Produksi minyak bumi dan kondensat pada tahun 2010 mencapai 346,38 ribu barrel
dengan produksi harian sebesar 944,9 ribu bph, mengalami penurunan sebesar 3.900
bph dibandingkan produksi minyak bumi dan kondensat tahun 2009 sebesar 948,8
ribu bph. Penurunan produksi tersebut disebabkan antara lain karena mundurnya
jadwal produksi awal beberapa KKKS, penurunan produksi alamiah, dan
permasalahan teknis operasional.
Produksi Gas Bumi
Produksi gas bumi pada tahun 2010 sebesar 9.336 MMSCFD , mengalami kenaikan
sebesar 1.034 MMSCFD dari 8.302 MMSCFD pada tahun 2009. Kenaikan produksi
tersebut antara lain karena mulai berproduksinya beberapa lapangan gas baru dan
optimalisasi produks.
Kondisi Pasar Minyak Bumi
Dalam 10 tahun terakhir, konsumsi BBM domestik menunjukkan kenaikan rata-rata
sebesar 4,8% per tahun. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan membaiknya
pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan konsumsi BBM akan terus mengalami
kenaikan. Sektor transportasi masih merupakan pengguna terbanyak BBM domestik
yaitu lebih dari 46%, disusul oleh sektor rumah tangga, pembangkit listrik dan sektor
industri.
Penyebaran permintaan akan BBM domestic mengikuti pola penyebaran penduduk
dan kegiatan ekonominya, wilayah Jawa-Bali masih mendominasi yaitu sekitar 62%,
Sumatera (20%) dan sisanya diserap oleh pasar Indonesia Tengah dan Timur.
Penyediaan BBM dalam negeri sebagian besar masih diperoleh dari kilang dalam
negeri yaitu sekitar 67 %, sedangkan 33 % sisanya diperoleh dari pasar impor.
Kapasitas kilang dalam negeri saat ini 1,157 juta barel per hari dengan produksi BBM
mencapai 40,42 juta kiloliter atau meningkat sebesar 1,07% dari 39,99 juta kiloliter

pada tahun sebelumnya.


Perkembangan permintaan Gas Bumi di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa semakin
meningkat guna memenuhi kebutuhan industry dan pembangkit listrik. Pada tahun
2020 diperkirakan permintaan gas akan mencapai 10,7 TCF (skenario rendah) atau 12
TCF (skenario tinggi).
Dari sisi pasokan, cadangan gas Indonesia diperkirakan masih cukup untuk 50 tahun
ke depan apabila dilihat dari rasio cadangan terhadap produksi (Reserve to Production
). Sebagian cadangan gas Indonesia terletak di luar Pulau Jawa, yaitu di Natuna (51,46
TCF), Kalimantan Timur (18,33 TCF), Sumatera Selatan (17,90 TCF), dan Papua
(24,32 TCF).
Untuk memudahkan pelayanan Investasi, Ditjen Migas telah membuka Investment
Center atau Pelayanan Investasi Terpadu di gedung Plaza Migas Lt. 1, Jl. H.R.
Rasuna Said Kav. B-5 Jakarta Selatan. Di ruang pelayanan investasi ini telah
disediakan pelayanan perizinan baik untuk hulu, hilir maupun penunjang. Juga
disediakan formulir dan persyaratan yang harus dipenuhi. (SF)

You might also like