You are on page 1of 24

RESUME

OPERASI INDUSTRI PANAS BUMI

Disusun oleh:
Nama :

Retno wulandari

NIM:

1201141

Kelas:

Teknik Perminyakan B

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2015

DASAR-DASAR RESERVOIR PANASBUMI


Secara umum lapangan panasbumi terdapat di daerah jalur gunung berapi,
karena sebagai sumber panas dari panasbumi adalah magma. Magma sebagai sumber
panas akan memanasi bahan-bahan pada kerak bumi termasuk juga cairan yang ada di
dalamnya. Reservoir panasbumi biasanya terdapat di daerah gunung api purba (post
volcanic). Karena proses post volcanic tersebut menyebabkan dinginnya cairan
magma yang kemudian akan menjadikannya sebagai salah satu komponen reservoir
panasbumi yang disebut sumber panas. Reservoir panasbumi harus memiliki
persyaratan tertentu, yaitu harus tersedia sumber panas, batuan reservoir, fluida
reservoir, dan batuan penudung.
1. Genesa Pembentukan Reservoir Panasbumi
Kegiatan magmatik khususnya kegunungapian terwujud dalam bentuk-bentuk
terobosan dan letusan gunung api, sedangkan proses pengangkatan akan
mengakibatkan sesar disepanjang jalur gunung api. Kedua proses tersebut
mengakibatkan sumber panas pada jalur gunung api relative dangkal terhadap
daerah sekitarnya.

Teori Pembentukan Reservoir Panasbumi

Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan


perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air
dengan sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi terjadi karena
adanya gaya apung (Buoyancy).
Model sistem pergerakan lempeng yang dikenal ada tiga macam berdasarkan
pergerakannya, yaitu pergerakan saling menjauh (divergen), pergerakan saling
mendekat (konvergen) dan pergerakan yang saling berpasangan. Model
pergerakan yang berbeda akan menghasilkan peristiwa dan lingkungan/batas

yang berbeda-beda antara lempeng-lempeng lithosfer tersebut, tergantung


pada pergerakan relatif serta jenis lempeng yang bertumbukan tersebut.
Disinilah biasanya terjadi pembentukan daerah reservoir panasbumi.

Syarat Terbentuknya Reservoir Panasbumi


a. Sumber Panas
Sumber panas utama pada lapangan hidrothermal adalah intrusi
magma yang terdapat pada zona seismik dimana terjadi
benturan

atau

pemisahan

antara

beberapa

lempeng.

Kemungkinan lain dari sumber panas tersebut antara lain :

1. Konsentrasi radioaktif lokal yang tinggi pada batuan kerak bumi.


2. Reaksi kimia eksothermik.
3. Panas gesekan karena perbedaan gerak massa batuan yang saling bergeser
pada patahan-patahan geologi.
4. Panas laten yang dilepaskan pada saat pengkristalan atau pemadatan
batuan yang cair.
5. Masuknya gas-gas magmatik yang panas ke dalam aquifer melalui
rekahan-rekahan pada bed rock.
b. Batuan Reservoir
Batuan reservoir adalah batuan yang mempunyai sifat
porous dan permeable yang sangat baik sehingga dapat
menyimpan dan meloloskan air atau uap yang merupakan fluida
reservoir pada gradient tekanan tertentu. Selain itu sifat fisik
batuan reservoir yang dapat menjadi batuan reservoir lainnya
adalah

konduktivitas

menghantarkan

panas

panas,
dari

yaitu

sumber

kemampuan
panas.

Pada

untuk
sistem

panasbumi, sebagian besar batuan reservoir adalah batuan


beku atau metamorf.
c. Fluida Reservoir
Fluida reservoir pada reservoir panasbumi adalah air, yang
digunakan untuk memindahkan panas kepermukaan. Fluida

reservoir panasbumi tersebut dapat berupa air hujan atau air


tanah meteoric.
Jenis-jenis air yang berperan sebagai fluida reservoir panasbumi
menurut white (1957),dibedakan menjadi :
-

Air Juvenil (Juvenile water) merupakan air baru yang berasal


dari magma batuan utama dan yang sebelumnya bukan
merupakan bagian dari sistem biosfera.

Air magmatik (magmatic water) merupakan air yang berasal


dari magma saat magma menggabungkan air meteorik dari
sirkulasi yang dalam atau air dari bahan-bahan/materialmaterial pengendapan.

Air meteorik (meteorik water) merupakan air yang terakhir


terlihat dalam sirkulasi atmosfer.

Air purba (connate water) merupakan air fosil yang telah


keluar dari hubungan dengan atmosfer untuk periode
geologi yang panjang. Air tertutup oleh formasi batuan yang
dalam.

Air metamorfis (metamorfic water) merupakan perubahan


khusus dari air purba yang berasal dari mineral hydrous
selama rekristalisasi untuk mengurangi mineral hydrous
selama proses perubahan bentuk.

d. Batuan Penudung (Cap Rock)


Batuan penudung dalam reservoir panasbumi adalah batuan
impermeable yang berfungsi sebagai penahan keluarnya panas
fluida ke atmosfer dan mempertahankan temperatur dan
tekanan reservoir, sehingga fluida yang berada di bawahnya
mengalami sirkulasi secara konveksi karena air yang mendidih
bergerak ke atas dan melepaskan uap.

Selain itu lapisan batuan yang impermeabel ini dapat


terbentuk juga oleh proses kimia yang disebut self sealing
sebagai berikut :
1. Pengendapan mineral-mineral dari larutannya, terutama
silika.
2. Alterasi

hidrothermal

batuan-batuan

permukaan

yang

menghasilkan kaolinisasi
2. Kondisi Geologi Reservoir Panasbumi
Proses geologi yang sedang atau telah berlangsung dapat
mempengaruhi kondisi geologi sumber panasbumi, dimana
umumnya proses geologi tersebut mencakup perubahan struktur
perlapisan dan stratigrafinya.
a.

Stratigraf
Stratigrafi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari
tentang sifat-sifat lapisan, distribusi kehidupan (fosil), yang akan
selalu berbeda dengan lapisan yang di atasnya. Di dalam
penyelidikan stratigrafi ada tiga unsur penting pembentuk
stratigrafi yang perlu diketahui, yaitu unsur batuan, perlapisan
dan struktur sedimen.
b. Struktur Geologi
Dalam mempelajari struktur geologi, terdapat beberapa
masalah

antara

lain

kondisi

fisik

yang

mempengaruhi

pembentukan serta bagaimana mekanismenya. Jadi inti dari


geologi

struktur

adalah

deformasi

dari

bumi,

apa

yang

menyebabkan, serta apa akibatnya.


Pembentukan struktur kulit bumi dipengaruhi oleh tekanan
dan temperature pada saat pembentukan serta distribusi gaya
yang

menyebabkan

mempengaruhi

terjadinya

hasilnya).

Pada

bentuk
umumnya

akhir
gaya

(akan
yang

menyebabkan bentuk struktur adalah gaya-gaya compression,

tension, couple dan torsion, sehingga dapat terjadi tiga fase


atau perubahan.
Struktur batuan adalah bentuk dan kedudukan yang dilihat di
lapangan sekarang. Hal ini merupakan hasil dari proses, yaitu :
1. Proses pembentukan batuan, dimana saat itu akan dibentuk
struktur-struktur primer.
2. Proses yang bekerja kemudian, berupa deformasi mekanis
maupun

pengubahan

kimiawi

batuan

setelah

batuan

terbentuk.
Struktur primer yang terbentuk pada batuan beku berupa
struktur aliran (flow structure) yang sering dijumpai pada lava.
Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk menentukan
bentuk struktur geologi pada kulit bumi :
a. Melihat langsung di lapangan
b. Melakukan pengeboran pada beberapa tempat kemudian
dilakukan korelasi dan interpretasi
c. Dengan metode geofisika.
Pada daerah vulkanik ada beberapa struktur yang biasa
terjadi selama dan sesudah erupsi gunung api, diantaranya
adalah struktur amblesan. Struktur ini sebagai akibat pengaruh
kegiatan magmatik dan semi-magmatik, dengan atau tanpa
pengaruh sesar. Struktur amblesan meliputi kawah, kaldera,
graben serta struktur yang terjadi secara lateral yaitu lipatan
dan sesar.
3. Alterasi (ubahan) Hydrothermal
Fluida dan batuan reservoir dalam suatu sistem panasbumi
saling berinteraksi, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan

komposisi fasa padat atau komposisi fasa cair. Perubahan komposisi


ini merupakan hasil nyata dari proses reaksi kimiawi.
Ciri-ciri dan kelimpahan mineral hydrothermal

yang

terbentuk selama interaksi fluida dan batuan tergantung pada


beberapa

factor,

khususnya

temperature,

komposisi

fluida,

ketersediaan fluida (permeabilitas) dan adanya pendidihan. Ada


beberapa definisi dari ahli mengenai alterasi, antara lain :
1.
Perubahan komposisi mineralogi dari suatu batuan karena
aktivitas hidrothermal (Courty,1945).
2. Dipakai dalam klasifikasi pada fasa metamorfosa yang bersifat
lokal (Jim, 1956).
3. Dimaksudkan sebagai gejala ubahan pada batuan dan mineral
sekunder (supergene) seperti : replacement, oksidasi dan hidrasi.

Alterasi hydrothermal dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok


berdasarkan :
1. Alterasi yang menghasilkan mineral tunggal antara lain :a. Albitisasi
a. Alterasi yang dihasilkan dari perubahan mineral lain terutama K
feldspar oleh larutan yang kaya Na.
b. Alunitisasi
Dijumpai pada batuan beku berbutir halus yang terdapat
disekeliling vein epithermal, dihasilkan oleh aktivitas air yang
bersifat sulfat.
c. Argilitisasi
Biasa ditemukan pada batuan samping dari vein dimana cairan
pembentuk akan mengubah mineral feldspar menjadi lempung
d. Karbonitisasi
Dihasilkan oleh intrusi atau pembentukan mineral karbonat
setempat.
e. Chloritisasi

Mineral

sebelumnya,

umumnya

mineral

Alluminous

Ferromagnesian Silicate
f. Epidotisasi
Perubahan mineral Alluminous Ferromagnesian Silicate menjadi
epidot terdapat pada chlorite.
g. Silisifikasi
Dihasilkan oleh introduksi silica dari larutan magmatic akhir.
h. Piritisasi
Suatu perubahan mineral Ferromagnesian menjadi Pirit.
2. Alterasi yang menghasilkan mineral sekunder, antara lain :
a. Sausiritisasi
Perubahan

dari

Ca-Plagioklas

menjadi

mineral

Albite

atau

Oligoklas, Epidot, Kalsit, Serisit dan mineral Zeolit.


b. Propilitisasi
Alterasi dicirikan oleh introduksi dan pembentukan setempat
mineral Karbon, Silika, Chlorite, Sulfida dan Epidote.
Terdapat

beberapa

tipe

alterasi

secara

hydrothermal,

menurut

Hochtein adalah sebagai berikut :


1. Alterasi Langsung (Pengendapan)
2. Alterasi Replacement (Penggantian)
3. Alterasi Leaching (Pelepasan)
Batuan reservoir yang mengalami alterasi akan mengalami perubahan
fisik, seperti :
1. Densitas
2. Porositas dan Permeabilitas
3. Sifat Magnetis
4. Resistivitas

4. Karakteristik Batuan Reservoir Panasbumi

Jenis Batuan Reservoir Panasbumi


Batuan merupakan bahan pembentuk kerak bumi, sehingga
mengenal macam-macam dan sifat batuan adalah sangat
penting.

Batuan

didefinisikan

sebagai

semua

bahan

yang

menyusun kerak bumi secara genesa, dan merupakan suatu


agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur
(mengeras).
a. Batuan Beku
Batuan beku

atau

igneous

rock

adalah

batuan

yang

terbentuk dari proses pembekuan magma di bawah permukaan


bumi atau hasil pembekuan lava di permukaan bumi.
Batuan beku diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : batuan
Intrusif dan Ekstrusif. Batuan Intrusif yang umum adalah granit
yang

berwarna

cerah,

serta

campuran

mineral

Orthoklas,

Feldspar, dan Quartz. Sedangkan batuan Ekstrusif yang umum


adalah Basalt berwarna abu-abu gelap dan lava hitam.
b. Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan batuan yang tersusun dari
material hasil pelapukan batuan induk. Komposisi batuan ini
tergantung pada material asalnya. Karena pengendapan yang
berlangsung
tekanan

terus-menerus,

(Overburden

menyebabkan

Pressure)

serta

terbentuknya

temperature

akan

bertambah sehingga terjadi proses diagenesa (kompaksi dan


sementasi).
Batuan Sedimen Klastik
Terbentuk dari pengendapan kembali detritur/pecahan batuan
asal.
Batuan Sedimen Non-Klastik
Terbentuk dari hasil reaksi kimia atau kegiatan organisme.
Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau
penggaraman unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat

suatu kristal yang terpresipitasi dan replacement (W.T. Huang,


1962).
c. Batuan Metamorf
Batuan yang berasal dari batuan induk, dapat berupa
batuan beku, sedimen maupun metamorf sendiri. Batuan ini
telah mengalami perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur
akibat pengaruh tekanan dan temperatur sangat tinggi, berkisar
200 oC 600 oC.
Komposisi Kimia Batuan Reservoir Panasbumi
Batuan beku ini tersusun dari : Si, Al, Mg, Fe, Ca, Na dan K
serta Mn, P dan Ti dalam jumlah yang sedikit. Elemen
tersebut didampingi oleh oksigen dan sejumlah batuan dan
biasanya dilaporkan dalam bentuk komponen oksida (SiO 2
dan Al2O3).

Dari hasil analisa kimia batuan reservoir menunjukkan SiO 2


merupakan komponen terbanyak berkisar antara 35% - 75%, Al2O3
sekitar 12% - 18% pada batuan beku dan mencapai 20% pada batuan
intermediet, FeO dan Fe2O3, juga MgO serta CaO berkisar antara 20%30% pada batuan beku yang rendah kadar SiO2-nya, sedangkan pada
batuan beku yang tinggi kadar SiO2-nya adalah sekitar 5%. Kandungan
Na2O yang lebih dari 8% dan K2O 6% jarang mencapai 10%
(Intermediet Content).

Berdasarkan Kandungan Mineral


Chamichael (1974) membagi batuan reservoir vulkanik
menjadi

beberapa

mineralnya,

yaitu

keluarga
basalt,

berdasarkan

basalt

kandungan

trakit-andesite

trkit,

Andesite-Reolite, Trakit-Fenolite, Lamprofite, Nefelitite.


1. Keluarga Basalt
Merupakan batuan reservoir beku luar yang bersifat basa
dengan kandungan mineral utama berupa Ca-Plagioklas
dan Piroksin. Keluaga Basalt terdiri dari beberapa jenis

batuan, antara lain : Taleitic Basalt, High Alumina Basalt,


Shasonite, Alkali Olivin Basalt.
2. Keluarga Basalt Trakit-Andesite Trakit
Batuan

Vulkanik

yang

bersifat

agak

basa

sampai

intermediet, dengan mineral utama Augit. Olivin jarang


dijumpai. Dan batuan ini bersifat lebih felspatik (K2O + NaO
tinggi dari pada basalt), macam batuan ini : Basalt Traki,
Andesite traki, Hawaiit.
3. Keluarga Andesite-Reolite
Merupakan

batuan

reservoir

beku

luar

yang

bersifat

menengah hingga asam. Keluarga Andesite-Reoloit ini


terdiri

dari

Porpirit-Andesite,

Dasite-Riodasite,Riolit,

Porpirit Kuarsa, Latite.


4. Keluarga Trakit-Fenolite
Merupakan batuan beku luar menengah dengan total Na 2O
dan K2O tinggi, tetapi CaO rendah, terdiri dari : Trakit dan
Fenolite.
5. Keluarga Lamprofit
Merupakan batuan reservoir beku luar yang bersifat basa
hingga ultra basa, kaya alkali, Fe, Mg, bertekstur perfiritik
dengan mineral ferromagnesian seperti Biotit sebagai
kristal sulung, Augit, Olivin dan feldspar.
6. Keluarga Nefelitit
Merupakan batuan reservoir beku luar yang berkomposisi
dari basa hingga ultabasa, mengandung Augit, pliin dan
plagopit.

Adanya

Felspartoid

mencirikan

Antara lain : Nefelinit dan Leusit.

Berdasarkan Kandungan Silika (SiO2)

keluarga

ini.

Berdasarkan kandungan silika (SiO2), menurut O.Hirakawa


dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Batuan Asam (acidic/silicic rock)
Merupakan batauan dasar reservoir yang mempunyai
kandungan silica cukup tinggi (lebih dari 60%). Contohnya
granit dan riolit.
2. Batuan Basa (basic rock)
Merupakan batuan reservoir yang mempunyai kandungan
silika antara 45% - 52% kaya Mg, Fe dan Ca. Contoh gabro
dan basalt.
3. Batuan Menengah (intermediate rock)
Merupakan batuan beku peralihan antara batuan beku
asam dan basa dengan kandungan silica antara 52% - 66%.
Contohnya andesit dan diorite.
4. Batuan Ultrabasa
Merupakan batuan reservoir dengan kandungan silika
rendah berkisar antara 40% - 45%.

Berdasarkan Indeks Warna


Komposisi kimia batuan reservoir panasbumi berdasarkan
indeks warna dibagi dalam beberapa subklas, antara lain :
1. Felsic Rock, atau batuan terang yang merupakan batuan
vulkanik yang terutama terdiri dari mineral berwarna
terang atau mempunyai indeks warna kurang dari 20%.
Contohnya

Dasit-Riolit

dan

sebagainya,

batuan

ini

umumnya kaya akan Ca, Fe, dan Mg.


2.

Mafik Rock atau batuan gelap, adalah batuan yang


terutama terdiri dari ferromagnesian atau mineral bewarna
gelap dan mempunyai indeks warna antara 40% - 70%.

Contoh batuan ini adalah ini adalah Gabro, Basalt. Istilah


gelap digunakan untuk mineral Ferromagnesian atau
bewarna gelap seperti Olivin, Piroksin, Horblende, Biotit
dan Ryolit. Umumnya batuan ini kaya akan kandungan
kimia seperti Fe dan Mg.
3. Intermediet Rock, merupakan batuan reservoar peralihan
antara batuan terang dan gelap, indeks warna sekitar 50%
dan kaya akan SiO2, Ca Fe dan Ti.
4. Ultramafic Rock atau batuan Ultra gelap, adalah batuan
reservoir yang terutama disusun oleh mineral gelap
seperti

Olivin,

Orthoklas,

Klinopiroksin,

Amfibol

dan

mempunyai indeks warna lebih dari 70% dan kaya akan


unsur Ca dan K.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sifat Fisik Batuan Reservoir Panasbumi


Densitas Batuan
Porositas
Wettabilitas
Tekanan Kapiler
Saturasi
Permeabilitas
Spesifk Panas Batuan
Konduktivitas Panas Batuan

Karakteristik Fluida Reservoir Panasbumi

1. Komposisi Kimia Fluida Reservoir Panasbumi


Fluida pada reservoir panasbumi terdiri dari mineralmineral seperti kombinasi alkali, alkali tanah, sulfur, oksida
besi dan alluminium. Bahan-bahan tersebut tersusun dari
ion-ion yang sejenis dengan kandungan tertentu disamping
itu juga terdapat impurities.
a. Berdasarkan Anion dan Kation
Kation (ion-ion positif) terdiri dari :
Sodium dan potasium (Na/K)

Kalsium (Ca)
Magnesium (Mg)
Ferrum (Fe)
Barium
Strontium (Sr)
Anion (ion-ion negatif), yang terdiri dari :
Clorite (Cl)
Karbonat dan Bikarbonat
Sulfat (SO4-)
Ion-ion tersebut di atas akan bergabung diantara mereka
berdasarkan empat sifat, yaitu :
1. Salinitas primer, yaitu jika alkali bereaksi dengan asam kuat
akan membentuk garam seperti NaCl dan Na 2SO4.
2. Salinitas sekunder, jika alkali tanah bereaksi dengan asam
kuat akan membentuk CaCl2, MgSO4, MgCl2 dan CaSO4.
3. Alkalinitas primer, jika alkali bereaksi dengan asam lemah
membentuk NaCO3, NaHCO3.
4. Alkalinitas sekunder, jika alkali tanah bereaksi dengan asam
lemah

membentuk

garam

antara

lain

CaCO3,

MgCO3,

Ca(HCO3)2, dan Mg(HCO3)2.


2. Berdasarkan Kandungan Air dan Impuritis
Fluida reservoir panasbumi mempunyai komposisi yang
sangat komplek, hal ini selain disebabkan oleh unsur-unsur
yang sudah ada dalam reservoir juga karena adanya
pengaruh tekanan dan temperature yang tinggi yang akan
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi baik pada
solid maupun fluidanya.
Air Sebagai Fluida Reservoir
Impuritis

Sifat Fisik Fluida Reservoir Panasbumi

1. Densitas Fluida
Densitas Fasa Cair
Densitas Fasa Uap
Densitas saturated steam
Densitas superheated steam
2. Tegangan Permukaan
3. Viskositas
4. Spesifk Volume
5. Thermodinamika Reservoir Panasbumi
a. Energi Dalam (Internal Energy)
Internal energy atau energi dalam (U) adalah ukuran jumlah
total panas yang disimpan dalam material per unit massa (U v,
Ul).
b. Enthalpy
Sedangkan enthalpi adalah penjumlahan dari internal energi
dengan kerja yang tersimpan dalam material akibat adanya
tekanan (hv, hl).
c. Entropy
Entropi adalah perbandingan panas yang ditransfer selama
proses reversible dengan temperature absolute.

6. Kondisi Reservoir Panasbumi


Kondisi reservoir panasbumi adalah meliputi tekanan dan
temperatur. Parameter-parameter ini menciptakan suatu kondisi
fluida di dalam reservoir yang akan menentukan apakah fasa fluida
reservoir tersebut liquid (cair), uap (steam) atau mungkin dalam
kondisi saturasi.
1. Tekanan Reservoir Panasbumi
Tekanan reservoir adalah tekanan yang diberikan oleh fluida
yang mengisi rongga reservoir, pada lapangan panasbumi pada
umumnya abnormal sampai subnormal, yaitu berkisar antara
0.433 Psi/ft (Ksc/10 m), atau mengikuti gradient kolom air.

Tekanan reservoir dapat diakibatkan oleh beberapa hal seperti


tekanan overburden, tekanan hidrostatik, dan tekanan formasi.
a. Tekanan Overburden
Merupakan tekanan yang diakibatkan oleh berbagai jenis
batuan dan fluida yang berada didalam ruang pori-pori
batuan tersebut.
b. Tekanan Hidrostatik
Gradien tekanan hidostatik diakibatkan oleh fluida yang
berada dalam pori-pori dan berat kolom fluida secara
vertical.
c. Tekanan Formasi
Tekanan formasi normal adalah sama dengan tekanan
hidrostatik, sedangkan formasi dengan tekanan formasi
dengan tekanan abnormal adalah tekanan formasi yang
menyimpang dari kecenderungan garis tekanan normal.
2. Temperatur Reservoir Panasbumi
Temperatur reservoir akan naik dengan bertambahnya
kedalaman,

hal

ini

dikenal

sebagai

fenomena

gradien

geothermal. Gradien geothermal yang normal biasanya


adalah 3 C/100 meter kedalaman.
Temperatur sebagai salah satu parameter kunci pada sumur
panasbumi :
1. Mencerminkan variasi lithologi, overpressure, kualitas uap
dan air
2. Mendefinisikan zone-zone produktif
3. Mendefinisikan batasan-batasan bagi peralatan logging.
a. Temperatur Rendah
Secara luas reservoir bertemperatur rendah pada cekungan
sedimentasi memiliki potensial geothermal dapat digunakan
secara langsung

(ruang panas, pemanfaatan agriculture).

Pemetaan regional geothermal mampu memberikan informasi


yang

dibutuhkan

terhadap

distribusi

temperatur

didalam

aquifer (Rybach dkk, 1980). Salinitas air formasi merupakan


faktor kritis yang lain dalam pemanfaatan aquifer geothermal
langsung. Pada pengukuran resistivitas listrik pada keadaan
yang baik (pengukuran dengan sounding (gema suara) secara
vertikal) akan memberikan informasi pada distribusi kedalaman
salinitas.
b. Temperatur Tinggi
Sistem ini terjadi pada berbagai situasi. Sistem ini lebih
sering

dihubungkan dengan lingkungan batuan andesitic,

dacitic, dan rhyolitic daripada jika dibandingkan dengan erupsi


(letusan) basaltic (McNitt, 1970). Banyak lapangan geothermal
mempunyai struktur yang diproduksikan oleh aktivitas tektonik,
seperti halnya rekahan, formasi graben, atau lembah-lembah,
tetapi tidak mempunyai hubungan yang nyata terhadap pusat
vulkanik yang khusus.
Air berasal dari air meteoric lokal yang bersirkulasi terhadap
kedalaman (ber kilometer) melalui sistem rekahan, menjadi
panas, dan muncul lagi melalui gaya konveksi. Siklus upflow
utama biasanya melalui zona rekahan dan retakan yang
disebabkan oleh intrusi magma. Pada horizontal porous air
panas akan menyebar pada jarak tertentu. Pada level dangkal
sistem ini mungkin terdapat resirkulasi konveksi air dimana
telah terdinginkan dengan pendidihan dibawah kondisi tekanan
yang rendah, selama percampuran dengan air disekitarnya
system thermal terjadi pada semua level. Seringkali cap rock
membatasi output dari fluida dan panas, tetapi kebocoran air
mengakibatkan hot spring (air panas) pada level yang rendah,
dan kebocoran uap panas menciptakan fumarol pada tingkat
yang tinggi atau uap panas dangkal memanasi air tanah.
Dibawah kondisi alam mungkin terdapat uap panas-air pada
bawah permukaan dimana tertekan secara lokal ketika sumur

memeiliki permeabilitas yang tinggi terhadap permukaan.


Perbandingan antara uap panas dan pergantian air dengan
berbagai sumur didasarkan pada level lokal yang saling
berhubungan.

Pemanasan

air

pada

kedalaman

tertentu

biasanya dihubungkan terhadap intrusi magma, atau intrusiintrusi, dengan panas yang akan diperlakukan melalui zona
batuan yang mengeras dimana ketebalannya magma tidak
diketahui.

Perpindahan

panas

dapat

dibantu

dengan

merekahkan kerak yang mengeras dengan tekanan thermal.


Elder

(1965)

memungkinkan
temperatur

mempertimbangkan
memberikan

geothermal

observasi

aliran

yang

panas

tinggi

akan

bahwa
pada

untuk
daerah

membutuhkan

konveksi hingga ke tubuh magmatik. Dapat disimpulkan bahwa


rangkaian intrusi dapat mempertahankan aliran panas.
Fluida dengan temperatur yang tinggi juga dipaksakan keluar
dari

tubuh

magma.

Mahon

dan

McDowell

(1997)

mempertimbangkan bahwa ekspansi temperatur tinggi dan


tekanan tinggi fluida magmatik akan menciptakan suatu
larutan yang sangat tebal pada titik temperatur subkritis,
ditambah dengan fase uap panas dimana dalam kebanyakan
sistem

akan

muncul

untuk

bergabung/berdifusi

kedalam

sirkulasi air meteorik. A. McNabb mengusulkan bahwa tingginya


densitas air laut pada jenis ini akan membentuk suatu panas
yang baik antara magma dan air.
Beberapa kesulitan dari model

aliran

panas

yang

berkelanjutan, diperlukan untuk menjahui aliran panas yang


konstan dari konduktivitas thermal rendah terhadap suatu
batuan jika dengan pertimbangan bahwa waktu kembalinya air
pada sistem geothermal sangat panjang (setidaknya 10 4 108
tahun), dan outflow yang tidak selalu mengalir. Sistem-sistem
selanjutnya memiliki periode yang lama terhadap konduktivitas

panas suatu air dengan outflow yang sedikit, diikuti dengan


perbandingan waktu yang singkat (setidaknya 10 3 - 104 tahun)
dari suatu aliran yang besar ketika aliran-aliran baru ke
permukaan

terbentuk.

Hal

ini

digerakkan

oleh

aktivitas

tektonik, atau oleh eksplosi hydrothermal yang mengharuskan


temperatur sebagai penyebab tekanan panas untuk melalui
tekanan lithostatik. Setelah periode aliran, arah aliran akan
menjadi tertutup dengan adanya deposit silika dan kalsit.
Terdapat
beberapa
keterangan
terhadap
pembagian
lapangan ini. Silika yang bertingkat-tingkat dalam beberapa
daerah akan memberikan keterangan terhadap aliran air yang
besar pada masa lalu. Pengalaman yang terjadi di New Zealand
dan diseberang laut telah ditunjukkan bahwa terdapat sedikit
sekali hubungan antara laju secara alami terhadap outflow air
dari air panas atau fumarol dan ukuran sistem geothermal
sebagaimana yang telah diperlihatkan pada pemboran.
Pada lapangan geothermal dengan temperatur yang tinggi
dengan porositas yang tinggi pada suatu batuan (misal:
Wairakei), sebagaimanana pernyataan bahwa air panas akan
muncul dari kedalaman yang telah dipertimbangkan (beberapa
kilometer) sebagaimana kecilnya plume yang dikelilingi oleh
perbandingan air dingin, sehingga air panas akan menyebar
secara lateral pada strata permeabel yang dangkal (Elder,
1965).

7. Jenis Reservoir Panasbumi


Klasifikasi reservoir panasbumi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.

Berdasarkan sumber panas.


a. Sistem Hidrothermal

Sistem ini terdiri dari air dan atau uap bertemperatur tinggi
yang tersimpan dalam batuan permeabel dan porous. Akibat
sirkulasi secara konveksi, air dan atau uap akan mengalir
melalui

patahan-patahan

atau

rekahan

dan

tertrans-

portasikan ke dekat permukaan. A.J. Ellis dan W.A.J. Mahon


(1977) mengklasifikasikan hydrothermal system menjadi :

Cyclic system

Mempunyai ciri khas tersendiri dan dapat diperkirakan

mendekati Geopressure system.


Sistem cekungan sedimen.
Sistem metamorfik pada proses metamorfosa
b. Sistem Hot Dry Rock
Sistem ini tidak mengandung air namun dapat diusahakan
untuk produksi dengan kualitas yang baik. Pada sistem ini
panas diambil dari batuan kristalin yang permeabilitasnya
c.

rendah yang disebut dengan hot dry rock.


Sistem Magmatik
Sistem ini didapatkan pada kedalaman minimal 3 kilometer
di daerah vulkanik. Jika pemboran di daerah vulkanik dengan
kedalaman 3 - 6 kilometer, akan diperoleh sumber panas

dengan temperatur antara 650 - 1200 oC.


d. Sistem Geopressure
Geopressure
reservoir
biasanya
ditemukan

pada

sedimentary basin yang cukup dalam, dimana sedimennya


sangat kompak terjadi dalam waktu geologi yang panjang
dan terdapat cap rock yang efektif seperti shale.
2. Berdasarkan fasa fluida.
a. Reservoir Satu Fasa
Reservoir ini mempunyai temperatur di bawah 250 oC dengan
tekanan tidak terlalu tinggi karena reservoir ini sebagian tidak
mempunyai cap rock yang dapat menahan temperatur dan

tekanan serta air dari luar. reservoir satu fasa (liquid system)
dapat dibagi menjadi dua yaitu:

Sistem air hangat (warm water system)


Temperatur berkisar antara 90 - 180 oC, pendidihan tidak
akan terjadi sampai dieksploitasi. Penggunaannya untuk
keperluan non-elektrik.

Sistem air panas (hot water system).


Fluida reservoir ini berupa air panas secara keseluruhan akan
tetapi pendidihan terjadi setelah eksploitasi secara ekstensif.
Temperaturnya berkisar antara 200 - 250

oC. Temperatur

tersebut kadang-kadang terjadi pendidihan yang disebabkan


kandungan gas di reservoir yang bersangkutan.
b. Reservoir Dua Fasa
Reservoir sistem dua fasa berisi campuran air dan uap. Apabila
produksi

air

dominated

lebih
system,

banyak
apabila

daripada

uap

sebaliknya

disebut
disebut

liquid
vapour

dominated system. Reservoir sistem ini mempunyai temperatur


berkisar antara 200-300C.
3. Berdasarkan temperatur.
a. Semi-Thermal Field
Reservoir semi thermal mempunyai temperatur sampai 100 oC
dengan kedalaman antara 1 - 2 km. Panas reservoir ini tidak
cukup tinggi karena sebagian besar tidak mempunyai cap rock
sehingga fluida mudah menerobos ke permukaan.
b. Hyper-Thermal Field
Hyperthermal field membutuhkan lima unsur dasar yaitu :
sumber panas, bed rock, aquifer atau zona permeabel, sumber
air dan cap rock. Hyper thermal reservoir dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis, yaitu :
Wet Hyper-Thermal Field

Wet hyperthermal field menghasilkan campuran air panas


dan uap, maka variabel WHP dan WHT serta enthalpi dan
kwalitas fluida saling bergantung. Fluida yang terproduksi
(uap dan air) pada suatu sumur dipengaruhi oleh tekanan
kepala sumurnya (WHP) dan juga tergantung pada suhu dan
tekanan reservoir serta permeabilitasnya, maka setiap sumur

memiliki suatu sifat aliran tersendiri.


Dry Hyper-thermal Field
Reservoir ini mempunyai temperatur sangat tinggi, namun
tekanannya tidak setinggi tekanan pada wet hyperthermal
yang memungkinkan air dalam reservoir jenis ini berubah
menjadi uap seluruhnya.

Jika terjadi hubungan antara

permukaan dengan reservoir melalui lubang bor, maka


sebagian uap jenuh akan berubah menjadi uap superheated.
Uap dari lapangan ini agak superheated maka tidak ada
hubungan antara WHP dan WHT, serta enthalpi merupakan
fungsi dari WHP dan WHT ini.
4. Berdasarkan jenis fluida reservoir
Berdasarkan jenis fluidanya, reservoir panasbumi terdiri dari

Air

Klorida, Air Asam Sulfat, Air Asam Sulfat-Klorida, Air Bikarbonat.


a. Air Klorida
Garam terlarut dalam air ini umumnya berupa sodium
dan potassium chloride walaupun kadang-kadang ditemukan
calcium

dalam

konsentrasi

yang

kecil.

Air

ini

juga

mengandung silika dalam konsentrasi yang tinggi, dan


terdapat pula dalam konsentrasi yang cukup berarti seperti
sulfat, bicarbonate, fluoride, ammonia, arsenic, lithium,
rubidium, calcium dan asam borate.
Perbandingan chloride dan sulfat biasanya cukup tinggi
dan pH berkisar dari daerah yang asam sampai ke daerah

yang cukup basa (pH 5 9 ). Gas yang terlarut dalam air ini
terutama karbondioksida dan hydrogen sulfide. Air ini
seringkali didapatkan di daerah-daerah yang terdapat spring
(mata air) atau daerah yang ada aktivitas geyser dan daerah
yang banyak terdiri dari batuan volkanik dan sedimen.
b. Air Asam Sulfat
Air Asam Sulfat mengandung chloride dengan kadar
yang rendah dan dapat terbentuk pada daerah vulkanik,
dimana uap dibawah 400oC mengembun ke permukaan air.
Hidrogen sulfide dari uap kemudian teroksidasi menjadi
sulphate. Air Asam Sulfat didapat di daerah-daerah dimana
uap akan naik dari air bawah tanah dengan temperature
tinggi dan di daerah vulkanik, pada fasa pendinginan hanya
karbondioksida dan gas sulfur tetap akan naik bersama uap
melalui batuan. Unsur-unsur yang terdapat dalam air ini
biasanya lepas dari dinding-dinding batuan disekelilingnya.
c. Air Bikarbonat
Air panas yang mengandung chloride dengan kadar
yang rendah dapat terjadi dekat permukaan di daerah
vulkanik dimana uap yang mengandung karbondioksida dan
hydrogen sulfide mengembun ke dalam aquifer. Pada kondisi
yang diam air bereaksi dengan batuan mengahasilkan
larutan bicarbonate atau bicarbonate sulphate dengan pH
netral.

5. Berdasarkan entalphi
a. Entalphi Rendah
Apabila suhu reservoir tidak mencapai titik didih fluida pada
tekanan tertentu, umunya pada sumur reservoir panasbumi
adakalanya dapat terjadi fluida yang terproduksi hanya satu
fasa,

yaitu air panas.

Biasanya sumur jenis ini tidak

dimanfaatkan sebagai pembangkit karena hanya menghasilkan


air panas.
b. Entalphi Menengah
Reservoir panasbumi jenis ini memiliki suhu melebihi titik
didih fluida pada kondisi reservoir tetapi mengalami penurunan
tekanan

dan

temperature

dalam

perjalanannya

menuju

permukaan. Karena itu fluida yang keluar dari sumur produksi


menghasilkan fluida dua fasa (uap dan air), akan tetapi fasa
uapnya lebih kecil prosentasenya dibandingkan dengan fasa
cairnya, hal ini dapat juga disebut sebagai Liquid Dominated.
c. Entalphi Tinggi
Lapangan panasbumi yang menghasilkan uap panas kering
(superheated steam) dan reservoir sistem vapour dominated.
Pada reserevoir jenis ini memiliki temperature reservoir yang
melebihi titik didih dari air pada tekanan tertentu sehingga air
yang ada di reservoir berubah fasa menjadi uap. Fluida
tersebut diproduksikan lewat sumur produksi dalam kondisi
satu fasa uap, tetapi apabila fluida mengalami penurunan
tekanan yang cukup besar maka fluida tersebut dapat berubah
menjadi fluida dua fasa. Dengan prosentase fasa cair lebih kecil
dibandingkan dengan fasa uapnya.

You might also like