You are on page 1of 17

BAB 2

DASAR TEORI

2.1

Teori Pasut Laut


Pasut adalah perubahan gerak relatif dari materi suatu planet, bintang dan benda

angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi benda-benda angkasa dan luar materi itu
berada (Gambar 2.1 dan 2.2), sehingga pasut yang terjadi di Bumi terdapat dalam tiga
bentuk, yaitu:
1. Pasut atmosfer (atmospheric tides)
2. Pasut laut (ocean tides)
3. Pasut bumi padat (bodily tides)

Gambar 2.1 Posisi Matahari terhadap Bumi (Djunarsjah, 2005)

Gambar 2.2 Posisi Bulan terhadap Bumi (Djunarsjah, 2005)


Berikut beberapa pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan pasut laut
(Djunarsjah, 2005):
a. Pasut laut terjadi karena massa bulan menghasilkan gaya tarik gravitasi terhadap air
laut dan menarik air laut tersebut ke arah kedudukan bulan yang diimbangi oleh gaya
tarik bumi terhadap air laut.
b. Pasut laut dihasilkan oleh rotasi bumi serta revolusinya mengelilingi matahari.
Gerakan tersebut kemudian menghasilkan gerakan air laut yang akan dimodifikasi
oleh air laut.
c. Pasut laut terjadi akibat adanya medan gaya di permukaan bumi yang dibangkitkan
oleh bulan dan matahari. Arah dan bedanya gaya berubah-ubah secara periodik
tergantung kepada posisi kedua benda langit tersebut terhadap bumi. Selanjutnya
gaya-gaya tersebut merupakan gaya yang membangkitkan pasut laut atau biasa
disebut gaya pembangkit pasut.
d. Pasut laut merupakan naik turunnya permukaan air laut secara periodik sebagai akibat
adanya gaya tarik menarik antara bumi, bulan dan matahari.

2.1.1

Sifat dan Karateristik Pasut Laut

Gerakan vertikal pasut menurut sifatnya dibagi dua, yaitu:


1. Periodik yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi bulan dan matahari.
2. Variasi non pasut disebabkan oleh faktor-faktor non astronomis yang mempengaruhi
tinggi pasut yaitu kedalaman perairan, keadaan meteorologi serta faktor hidrografis
lainnya.
Pasut di suatu perairan yang kita amati merupakan penjumlahan dari komponenkomponen pasang akibat gaya gravitasi bulan, matahari dan benda langit lainnya,
mempunyai periodanya sendiri, sehingga komponen yang dibentuknya dapat diuraikan
dari hasil pencatatan. Secara garis besarnya komponen-komponen pasut utama dapat
dibagi dalam 3 kelompok:
1. Komponen-komponen dengan perioda panjang (long period species).
2. Komponen-komponen diurnal (satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari).
3. Komponen-komponen semi diurnal (dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari).
Bentuk (tipe) pasut yang timbul berbeda-beda tergantung pada tempat pasut
tersebut terjadi. Klasifikasi dari bentuk-bentuk pasut ini berdasarkan perbandingan antara
jumlah amplitudo komponen-komponen diurnal K1 dan O1 dengan jumlah amplitudo
komponen-komponen semi diurnal M2 dan S2. Perbandingan ini dinyatakan dalam
hubungan:
F=

(K1 + O1 )
(M 2 + S 2 )

Berdasarkan harga F ini, bentuk pasut terjadi dalam tiga tipe dan dimodifikasi menjadi
empat tipe (Gambar 2.3), yaitu:
1. 0 < F =< 0.25

pasut semi diurnal murni

2. 0.25 < F =< 1.5

pasut campuran berganda

3. 1.5 < F =< 3.0

pasut campuran tunggal

4. F > 3.0

pasut tunggal murni

Gambar 2.3 Tipe Pasut (Djunarsjah, 2005)

2.1.2

Pengamatan Pasut
Tujuan dari pengamatan pasut adalah untuk mencatat atau merekam gerakan

vertikal permukaan air laut yang terjadi secara periodik, yang disebabkan oleh gaya tarikmenarik antara bumi dengan benda-benda angkasa terutama bulan dan matahari. Untuk
mendapatkan informasi pasang surutnya air laut diperlukan suatu pengamatan di mana
diperlukan adanya peralatan pengamatan pasut yang disebut stasiun pengamatan pasut,
yang perlu memperhatikan hal-hal:
a. Lokasi yang mudah dijangkau dan struktur bangunannya kokoh.
b. Ditempatkan di lokasi yang mudah diamati dalam berbagai cuaca.
c. Lokasi stasiun pasut hendaknya sedekat mungkin dengan benchmark atau titik
referensi yang ada.
d. Lokasi stasiun pasut hendaknya ditempatkan di lokasi yang mewakili keadaan
karakteristik daerah tersebut.
e. Kondisi air laut sebaiknya bersih untuk memudahkan pengamatan.

Tugas utama surveyor hidrografi berkaitan dengan pasut:


a. Pengamatan, berupa kegiatan pengukuran tinggi muka air laut.
b. Analisis, berupa hitungan untuk mendapatkan amplitudo dan fase dari komponenkomponen pasut menggunakan metode Admiralty atau kuadrat terkecil.
c. Prediksi, untuk meramalkan tinggi muka air laut di masa mendatang.
Peralatan yang digunakan dalam pengamatan pasut:
1. Alat Pengamat Pasut Sederhana
Palem (Tide Pole)
Merupakan alat sederhana yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjang sekitar 3-5
meter, lebar 5-15 cm sedangkan tebalnya 1-4 cm. Alat ukur ini mirip seperti rambu
ukur di mana mempunyai skala bacaan dalam satuan decimeter (Gambar 2.4 dan 2.5).
Agar ukuran pengamatan air laut benar, maka pemasangan palem harus tegak lurus
dengan permukaan air laut. Selain terbuat dari kayu, palem pasut juga dapat dibuat
dari pelat tipis atau pita plastik. Pemasangan palem pasut sebaiknya memperhatikan
hal-hal yang mempengaruhi kualitas data pengamatan pasut. Pemasangan palem
harus kokoh, tidak berubah naik turun. Selain itu lokasi diusahakan agar tidak
terganggu oleh kapal yang lewat atau benda terapung lainnya.

Gambar 2.4 Alat Pengamat Pasut dengan Pemberat (Djunarsjah, 2005)

Gambar 2.5 Alat Pengamat Pasut dengan Pengapung (Djunarsjah, 2005)


Cara yang paling sederhana untuk mengamati pasut dilakukan dengan palem (Gambar
2.4 dan 2.5). Tinggi muka air setiap jam diamati secara manual oleh operator (pencatat)
dan dicatat pada suatu formulir pengamatan pasut. Pencatat akan menuliskan kedudukan
tinggi muka air laut relatif terhadap palem pada jam-jam tertentu sesuai dengan skala
bacaan yang tertulis pada palem. Muka air laut yang relatif tidak tenang membatasi
kemampuan pencatatan dalam menaksir bacaan skala. Walaupun demikian, cara ini
cukup efektif untuk memperoleh data pasut dengan ketelitian hingga sekitar 2.5 cm.
(Poerbandono & Djunarsjah, 2005)
2. Alat Pengamat Pasut Otomatik (Tide Gauge)
a. Jenis pelampung (float tide tide gauge)
Alat sensor berupa pelampung yang dihubungkan oleh katrol menuju alat
perekam (Gambar 2.6). Perubahan tinggi air laut dapat tercatat pada alat perekam
dengan mengikuti perubahan naik turunnya pelampung yang akan menggerakkan
jarum pencatat pada alat perekam.

10

Gambar 2.6 Alat Pengamat Pasut Tipe Pelampung (Djunarsjah, 2005)


b. Jenis tekanan (pressure type tide gauge)
Tipe ini menggunakan tekanan air di atas suatu unit yang berubah-ubah akibat
besar kecilnya lapisan air di atas unit sensor tersebut sesuai gerakan turun naiknya
permukaan laut. Perubahan tekanan ini diteruskan ke unit recorder melalui selang
udara yang biasanya terbuat dari karet atau plastik (Gambar 2.7).

Gambar 2.7 Alat Pengamat Pasut Tipe Tekanan (Djunarsjah, 2005)

11

2.1.3

Analisis Harmonik dan Prediksi Pasut


Metode harmonik pasut banyak digunakan dalam menganalisis data pasut.

Metode ini memiliki hipotesis bahwa pasut yang dialami merupakan penjumlahan dari
beberapa komponen gelombang yang memiliki amplitudo dan frekuensi tertentu. Analisis
pasut bertujuan untuk mendapatkan amplitudo dan beda fase komponen-komponen pasut
dengan cara melakukan pengamatan pasut pada selang waktu tertentu.
Tujuan utama pengamatan pasut selain untuk menentukan nilai MSL dan Chart
Datum juga untuk dapat meramalkan kondisi pasut laut di suatu tempat . Salah satu
metode peramalan pasut atau prediksi pasut yaitu dengan menggunakan data analisis
harmonik metode kuadrat terkecil parameter. Metode kuadrat terkecil memiliki asas
bahwa jumlah pengamatan harus lebih besar dari jumlah parameter yang akan dihitung.
Yang dimaksud parameter dalam analisis harmonik pasut adalah nilai amplitudo dan beda
fase komponen, serta tinggi muka air laut rata-rata. Dengan mengetahui nilai parameter
diatas, maka kedudukan permukaan laut tiap jam dapat ditentukan nilainya dengan
menggunakan persamaan harmonik pasut. Persamaan tersebut yaitu :
m

h(t i ) = C 0 + a j f j cos( j t i + v j g j )
j =1

dengan :
C0

= tinggi rata-rata permukaan air diatas datum yang digunakan

aj

= konstanta amplitudo

= rata-rata perubahan pada fase disebut konstanta pokok kecepatan

gj

= fase awal konstanta pasang surut (saat t = 0)

h(t i )

= tinggi permukaan air laut (saat t = i)

f j & v j = argumen astronomis

12

Tahapan perhitungan analisis harmonik pasut metode hitung perataan parameter,


dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Model matematika Persamaan Harmonik Pasut :

Data pengamatan

h( t i ) = Co + {a j f j cos( j t i ). cos( V j g j ) a j f j sin( j t i ) sin( V j g j )}


m

j =i

Smoothing grafis
m

h( t i ) = Co + { A cos( j t i ).cos j A sin( j t i ) sin j }


j =1

Data hasil smoothing


m

h( t i ) = Co + { C j cos( j t i ) S j sin( j t i )}
j =1

Persamaan Koreksi :
V = AX-F

Persamaan Normal :
X=(ATPA)ATPF

Pemecahan matriks parameter :


Cj dan Sj

Menghitung amplitudo (aj) dan fase (gj) yang telah terkoreksi faktor koreksi nodal
untuk masing-masing komponen pasut :

Amplitudo :

a j=

A j = C 2j + S 2j

Fase :

j = arctan(

Sj
Cj

Aj
fj

g j = V j j ;V J = v J + u J

Gambar 2.8 Tahapan Analisis Pasut Metode Hitung Perataan Parameter

13

Pada Gambar 2.8 diperlihatkan bahwa setelah didapatkan data pengamatan perlu
dilakukan smoothing grafis untuk mendapatkan data yang mendekati model serta data
yang bebas dari kesalahan baik kesalahan acak maupun blunder. Data hasil smoothing
tersebut yang nantinya dilibatkan dalam analisis harmonik pasut.

2.1.4

Aplikasi Informasi Pasut


Secara umum pasut di satu tempat dapat berbeda dengan tempat lain karena

perbedaan kedalaman dan luas perairan, gesekan dasar (bottom friction), dan pengaruh
rotasi bumi yang berefek pada gaya-gaya gravitasi. Gaya gravitasi disini merupakan tarik
menarik antara bumi, bulan dan matahari yang disebut gaya-gaya pembangkit pasut
(GPP). Fluktuasi muka air laut dapat diperkirakan dari nilai konstanta harmonik GPP di
wilayah penelitian dengan metode analisis harmonik tertentu. Faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasut seperti topografi dasar laut, lebar selat, dan bentuk teluk sehingga
berbagai lokasi bisa mempunyai karakter pasut yang berbeda.
Pada Gambar 2.9 diperlihatkan berbagai aplikasi informasi pasut untuk berbagai
kepentingan.
Penjelasan dari gambar 2.9 dapat dijelaskan di bawah ini:
1. Peta Navigasi Laut
Untuk keperluan navigasi digunakan muka air terendah sebagai chart datum untuk
angka-angka kedalaman laut yang dinyatakan sebagai angka-angka dan garis-garis kontur
kontur kedalaman pada peta navigasi laut. Muka air terendah dipilih sedemikian rupa
sehingga hampir tidak pernah terjadi keadaan ketika angka kedalaman yang tercantum di
peta lebih kecil dari kedalaman aktual. Penentuan chart datum ditujukan untuk menjamin
keselamatan pelayaran.
Pada peta navigasi laut juga disajikan informasi garis pantai yang berimpit dengan
kedudukan muka air pada saat tertinggi. Penggunaan muka air tinggi sebagai referensi
elevasi dimaksudkan untuk menjamin keselamatan pelayaran investasi di wilayah pesisir

14

dan dataran rendah sekitarnya. Datum vertikal yang dipakai untuk referensi bagi elevasi
atau tinggi nol bagi titik-titik di daratan biasanya ditentukan dari muka laut rata-rata.

Gambar 2.9 Aplikasi Informasi Pasut (Fitriyanto, 2001)


2. Rekayasa Pantai dan Lepas Pantai
Rekayasa

Pantai

adalah

perlindungan

pantai,

pengerukan

dan

reklamasi,

pengembangan wilayah pasang-surut serta rekayasa pelabuhan. Data pasang tertinggi


penting untuk rancangan rekayasa dan konstruksi bangunan pantai seperti pelabuhan,
dermaga dan infrastruktur lepas pantai untuk eksplorasi serta produksi energi
hidrokarbon, mineral, moda transportasi laut, akustik bawah permukaan laut, jalur pipa

15

dan kabel di bawah permukaan air dan bangunan offshore. Rancangan tinggi struktur
pantai dan laut membutuhkan pengetahuan tentang data pasut yang dikombinasikan
dengan tinggi pasut astronomis, badai pasang dan gelombang.
Informasi perubahan Mean Sea Level merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan
dalam rekayasa pantai, karena perubahan permukaan laut dapat menyebabkan erosi dan
kegagalan struktur.
3. Manajemen Lingkungan Pesisir dan Laut
Pemanfaatan wilayah pesisir, pantai dan lepas pantai sebagai fasilitas pengelolaan
sumber daya hayati akan sangat berpotensi bila didukung oleh sarana yang tepat. Hal ini
dapat diwujudkan apabila sudah terdapat acuan data pendukung mengenai fenomena atau
parameter oseanografi. Salah satu parameter oseanografi yang memegang peranan
penting adalah fenomena pasut laut.
4. Penentuan Batas Laut
Pasut Astronomis Terendah dapat dijadikan acuan untuk penentuan garis pangkal
normal (garis air rendah) berdasarkan Konvensi Hukum Laut PBB 1982, agar dapat
memaksimalkan klaim terhadap batas laut wilayah suatu negara pada umumnya.
5. Perikanan dan Pertambakan
Dalam hal kegiatan perikanan tangkap, bagi kapal nelayan yang pergi melaut perlu
mendapatkan informasi mengenai kapan surut terendah yang harus dihindari agar tidak
membahayakan kapal yang akan merapat ke dermaga.
Bagi kegiatan perikanan budidaya baik budidaya laut atau di pantai sangat penting
untuk mendapatkan informasi sampai dimana batas tertinggi ketika air pasang ataupun
batas terendah ketika air surut. Untuk mendukung kegiatan di atas, perlu pengukuran
pasut secara detail agar potensi sumberdaya hayati laut dapat menjadi prospek
pengembangan yang optimal bagi masyarakat pesisir.
6. Pesawahan Pasang Surut
Di persawahan pasang surut, digali saluran-saluran untuk menampung air laut
sewaktu terjadi pasang, sehingga tidak menggenangi persawahan. Informasi pasut
dibutuhkan sebagai acuan dalam penggarapan pesawahan pasang surut.

16

7. Koreksi Data Satelit Altimetri


Dengan teknik satelit altimetri dimungkinkan untuk memantau variasi kedudukan
muka laut yang memiliki tingkat presisi yang tinggi, resolusi spasio-temporal yang tinggi,
cakupan lautan yang luas, dan referensinya terikat dengan pusat massa bumi dapat
digunakan sebagai alternatif untuk mengestimasi tinggi muka laut.
Untuk mengkonfirmasikan dan mengkoreksi hasil pemantauan data satelit altimetri
akibat adanya efek pemanasan global, diperlukan data variasi suhu muka laut (sea

surface temperature) secara spasio-temporal. Hal ini dilakukan untuk melihat korelasi
perubahan kedudukan muka laut dan suhu muka laut. Untuk melihat variasi kedudukan
muka laut diperlukan pemanfaatan model-model lokal untuk diterapkan sesuai dengan
karakteristik lokal suatu wilayah, misalnya penggunaan model pasut lokal yang
memperhitungkan efek topografi dasar laut.
8. Prediksi El Nino dan La Nina
Perubahan permukaan laut akibat El Nino serta La Nina berlangsung setiap 3 sampai
dengan 7 tahun di Pasifik. Ini disebabkan oleh interaksi antara arus permukaan hangat
dan kenaikan permukaan laut di daerah tropis Pasifik menyimpang ke arah timur dan
bertabrakan dengan suhu yang lebih rendah di Pasifik timur. Dengan menganalisis siklus
musiman dari tinggi permukaan air laut di sekitar pantai dari variasi laut interannual
hingga dekadal maka kejadian badai seperti El Nino dan La Nina ke depan dapat
diprediksikan.
9. Penentuan Geoid Indonesia
Geoid dapat didefinisikan sebagai bidang ekipotensial yang berimpit dengan
permukaan laut pada keadaan tenang dan tanpa gangguan, karena itu geoid secara praktis
dapat dianggap sama dengan permukaan laut rata-rata (Mean Sea Level MSL). Jarak
yang diukur dari suatu titik ke bidang geoid sepanjang garis gaya berat ini disebut tinggi
ortometrik. Karena hitung-hitungan geodesi dilakukan dengan menggunakan data-data
pada geoid (air laut rata-rata), maka informasi data pasut dibutuhkan dalam penentuan
geoid.

17

2.2

Basis Data dan Sistem Basis Data

2.2.1

Konsep Dasar

Beberapa definisi dari Basis Data:


1. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian
rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai
kebutuhan. (Fathansyah, 2001)
2. Kumpulan data-data (file) non-redundant yang saling terkait satu sama lainnya
(dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari tabel-tabelnya/struktur data dan relasirelasi) dalam membentuk bangunan informasi yang penting (enterprise). (Prahasta,
2002)
Prinsip utama dari basis data adalah adanya pengaturan data, sedangkan tujuan
utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan atau pencarian kembali
data.
Sistem basis data merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file (tabel) yang
saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer) dan
sekumpulan program (DBMS) yang memungkinkan beberapa pemakai atau program lain
untuk mengakses dan memanipulasi file-file (tabel-tabel) tersebut.
Sebuah sistem basis data seara lengkap memiliki komponen-komponen utama
sebagai berikut:
1. Perangkat keras (Hardware).
2. Sistem Operasi (Operating System).
3. Basis Data (Database).
4. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS).
5. Pengguna (User).
6. Aplikasi/perangkat lunak lain.

18

Bahasa basis data biasanya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu


1. Data Definition Language
Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan
dengan satu bahasa khusus. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang
disimpan di dalam file khusus yang disebut Kamus Data (data dictionary), yang
merupakan satu file berisi metadata atau data mengenai data.
2. Data Manipulation Language
Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data
sebagaimana yang direpresentasikan oleh model data.
3. Query
Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang
digunakan untuk pengambilan informasi, disebut Query Language.
Model basis data relasional sampai saat ini merupakan model basis data yang
paling banyak diterapkan. Kemudahan dalam penerapan dan kemampuannya dalam
mengakomodasi berbagai kebutuhan pengelolaan basis data yang ada di dunia nyata
merupakan alasan mengapa model ini populer.
Pada model relasional, basis data disebar dalam berbagai tabel, yang terdiri dari
baris data dan kolom. Di setiap pertemuan baris dan kolom nilai-nilai data ditempatkan
(tabel 2.1).
Tabel 2.1 Tabel, baris, kolom dan nilai-nilai data
No
Faktur
baris

Kode

Nama

Barang Barang

Kuantitas

Harga

Jumlah

Satuan

Harga

182

T-013

T-Shirt

13

$20.00

$260.00

41

P-04

Pants

40

$19.50

$780.00

13

B-10

Belt

10

$10.00

$100.00

nilai data

kolom

19

2.2.2

Structure Query Language


SQL merupakan bahasa query standar yang digunakan untuk mengakses basis

data relasional. Pertama kali dikembangkan tahun 1970-an sebagai bahasa non prosedural
karena SQL menjelaskan data ditampilkan, dihapus atau dimasukkan bukan menjalankan
prosedur pemrograman untuk menampilkan data. SQL memerintahkan basis data untuk
melakukan apa yang harus dilakukan, bukan bagaimana melakukannya.

2.2.3

Aplikasi Basis Data di Internet


Internet merupakan sebuah jaringan komputer global, yang menghubungkan

komputer-komputer yang terdapat di seluruh dunia. Internet dapat diumpamakan sebagai


kumpulan jaringan (network) yang saling berhubungan dan berkomunikasi dengan
menggunakan standar atau bahasa yang umum. Dengan adanya bahasa yang sama ini,
maka perbedaan jenis komputer dan sistem operasi tidak menjadi masalah.
Internet memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi aktual, lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Berdasarkan fungsi tersebut maka internet hampir
dipastikan berkaitan dengan data informasi yang sangat besar. Data/informasi yang besar
pasti berhubungan dengan basis data dalam hal penyimpanannya dan DBMS untuk
pengelolaannya.

iMac

iMac

Gambar 2.10 Basis Data yang Diakses Pengguna Melalui Internet


Pada gambar 2.9 diperlihatkan bahwa saat client mengakses situs web di internet
untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan, maka server akan memproses
permintaan tersebut dan memanggil data yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan

20

server basis data. Kemudian server basis data akan mengirimkan data melalui internet ke
client di mana permintaan itu berasal.
2.3

Resume
Informasi mengenai pasut dapat memberikan kegunaan bagi berbagai macam

kegiatan kelautan yang bergantung pada kondisi laut, karena gerakan air laut dapat
berubah akibat gaya tarik menarik antara Bumi dengan benda-benda angkasa, sehingga
diperlukan informasi yang dapat memberikan gambaran keadaan laut yang akurat untuk
mendukung kegiatan kelautan tersebut.
Pengamatan pasut berupa kegiatan mencatat atau merekam gerakan vertikal air
laut dilakukan untuk memperoleh informasi pasut laut. Hasil pengamatan pasut ini berupa
data ketinggian pasut selama selang waktu tertentu. Analisis pasut bertujuan untuk
mendapatkan amplitudo dan fase komponen-komponen pasut dengan cara melakukan
pengamatan pasut tersebut. Tujuan utama pengamatan pasut selain untuk menentukan
nilai MSL dan Chart Datum juga untuk dapat meramalkan kondisi pasut laut di suatu
tempat . Salah satu metode peramalan pasut atau prediksi pasut yaitu dengan
menggunakan data analisis harmonik metode kuadrat terkecil parameter. Aplikasi dalam
tugas akhir ini dapat diterapkan dalam kegiatan navigasi (keselamatan pelayaran) dan
kegiatan kerekayasaan laut
Dengan adanya internet sebagai sarana informasi yang memiliki mobilitas tinggi
maka untuk mempermudah akses dalam memperoleh informasi pasut, sekarang ini
informasi-informasi tersebut di-upload ke dalam internet dan terus diperbaharui sehingga
siapapun, di manapun dapat dengan mudah mengakses informasi-informasi tersebut.

21

You might also like