You are on page 1of 5

Hukum Kepler

Gurumuda.net
MATERI POKOK
HUKUM KEPLER

I. Standar Kompetensi
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton
III. Indikator Hasil Belajar
Siswa dapat :
1. Mengetahui sejarah perkembangan ilmu astronomi kuno
2. Memahami perbedaan pandangan Ptolemeus dan Copernicus mengenai tatasurya
3. Memahami perbedaan lingkaran dan elips
4. Mengetahui riwayat astronom atau ilmuwan yang berkaitan dengan hukum Kepler
5. Memahami hukum I Kepler
6. Memahami hukum II Kepler
7. Memahami hukum III Kepler
8. Menentukan konstanta perbandingan kuadrat periode terhadap pangkat tiga jarak rata-rata planet
dengan matahari (T2/r3) menggunakan konsep dinamika gerak melingkar beraturan
IV. Materi Pembelajaran
1. Sejarah perkembangan ilmu astronomi kuno
2. Hukum I Kepler
3. Hukum II Kepler
4. Hukum III Kepler
5. Menyelidiki hukum III Kepler secara teoritis

A. San Lohat, S. Pd. | Fisika SMA Kelas XI Semester 1

Hukum Kepler

Gurumuda.net

Pengantar
Masih ingat kenangan pertama kali menumpang mobil (tidak ketika anda masih bayi ) ? Pada
saat berada di dalam mobil yang sedang bergerak, anda melihat seolah-olah pohon atau bangunan
bergerak. Pada saat itu anda mungkin berpikir pohon-pohon atau bangunan tersebut bergerak, sedangkan
anda dan mobil diam. Kenyataannya anda dan mobil bergerak, sedangkan pohon-pohon atau bangunan
diam. Pengalaman mengenai gerak semu atau gerak palsu ini sebenarnya kita alami setiap hari. Setiap pagi
matahari terbit di ufuk timur lalu bergerak ke barat dan terbenam di ufuk barat pada sore hari.
Demikian juga pada malam hari, anda sering melihat bulan bergerak dari timur ke barat. Apakah anda
pernah berpikir atau menduga bahwa matahari dan bulan bergerak mengelilingi bumi, sedangkan bumi
diam ?
Sejarah Perkembangan Ilmu Astronomi Kuno
Manusia yang hidup pada jaman dahulu (awal masehi) juga menganggap matahari, bulan dan
benda angkasa lainnya bergerak mengelilingi bumi, sedangkan bumi diam. Dengan kata lain, bumi
dianggap sebagai pusat alam semesta (geosentris). Anggapan ini didasarkan pada pengalaman indrawi
manusia yang terbatas, yang setiap hari mengamati matahari, bulan dan bintang bergerak, sedangkan bumi
dirasakan diam. Mirip seperti ketika berada di dalam mobil yang sedang bergerak, anda melihat seolaholah pohon-pohon atau bangunan bergerak. Anggapan bahwa bumi merupakan pusat alam semesta ini
diteliti dan dikembangkan oleh astronom Yunani, Claudius Ptolemeus (100-170 M) pada abad kedua
Masehi dan dipercaya selama 1400 tahun berikutnya.

Gambar 1
Model Geosentris (Model Ptolemeus). Pandangan Ptolemeus
mengenai tatasurya

Gambar 2
Model Heliosentris (Model Copernicus). Pandangan
Copernicus mengenai tatasurya

Menurut Ptolemeus, bumi berada di pusat tatasurya. Matahari dan planet-planet mengelilingi
sebuah lingkaran (gerak rotasi) di mana pusat lingkaran ini mengelilingi bumi dalam lintasan melingkar
(gerak revolusi).
Pada tahun 1543, astronom Polandia bernama Nicolaus Copernicus (1473 1543) mengusulkan
model heliosentris, di mana matahari berada di pusat tatasurya. Planet-planet termasuk bumi mengelilingi
sebuah lingkaran (gerak rotasi) di mana pusat lingkaran ini mengelilingi matahari dalam lintasan
melingkar (gerak revolusi). Copernicus memiliki pemahaman yang lebih maju dari Ptolemeus karena
menempatkan matahari pada pusat tatasurya. Walaupun demikian, Copernicus masih menggunakan
lingkaran sebagai bentuk lintasan gerak planet.
Perdebatan yang seru mengenai model geosentris dan heliosentris mendorong para astronom
melakukan pengamatan yang lebih teliti. Para astronom pada saat itu mengamati benda langit hanya
menggunakan mata, tidak menggunakan alat bantu untuk melihat benda yang jauh seperti teleskop atau
teropong bintang. Pada saat itu teleskop belum dibuat. Teleskop yang dapat digunakan untuk mengamati
benda langit pertama kali dibuat oleh seorang ilmuwan Italia, Galileo Galilei, pada tahun 1609. Galileo
memanfaatkan teleskop buatannya untuk mengamati benda langit dan data hasil pengamatannya
A. San Lohat, S. Pd. | Fisika SMA Kelas XI Semester 1

Hukum Kepler

Gurumuda.net

digunakannya untuk berargumen dengan pendukung model geosentris, salah satunya adalah hirarki Gereja
Katolik Roma. Galileo akhirnya dikucilkan oleh hirarki Gereja Katolik Roma yang pada saat itu sangat
berkuasa.
Seorang astronom terkenal dari Denmark bernama Tycho Brahe (1546 1601) merupakan
astronom terakhir yang mengamati benda langit hanya menggunakan mata. Setelah melakukan
pengamatan sejak tahun 1576 sampai tahun 1599, selanjutnya Tycho Brahe bekerja sama dengan seorang
astronom Jerman, Johannes Kepler (1571 1630), yang juga seorang matematikawan. Kepler merupakan
asisten Tycho Brahe. Kerja sama antara Tycho Brahe dan Kepler berlangsung tidak lama karena Tycho
Brahe meninggal dunia. Setelah Tycho Brahe meninggal dunia, Kepler menggunakan data astronomi yang
diperoleh gurunya tersebut dan menghabiskan waktu hidupnya selama sekitar dua puluh tahun untuk
menciptakan model matematika untuk menjelaskan gerakan planet-planet.
Karya pertama Kepler dalam bidang astronomi berjudul The Mysteri of the Universe diterbitkan
pada tahun 1596. Di dalam buku itu, ia berusaha mencari suatu keselarasan antara orbit-orbit planet
menurut Copernicus dengan hasil pengamatan Tycho Brahe. Akan tetapi Kepler tidak berhasil
menemukan keselarasan antara model yang dikembangkan oleh Copernicus maupun Ptolemeus dengan
hasil pengamatan Tycho Brahe. Oleh karena itu ia meninggalkan model Ptolemeus dan Copernicus lalu
berusaha mencari model baru. Pada tahun 1609, Kepler menemukan ternyata elips sangat cocok dengan
hasil pengamatan Tycho Brahe. Kepler tidak lagi menggunakan lingkaran sebagai bentuk lintasan benda
langit melainkan elips.
Hukum Kepler
Hukum ini dikemukakan Kepler setengah abad sebelum Isaac Newton mengajukan ketiga
hukumnya tentang gerak dan hukum gravitasi umum.
Hukum I Kepler
Lintasan setiap planet ketika mengelilingi matahari, berbentuk elips, di mana matahari terletak pada
salah satu fokusnya.
F1 dan F2 adalah titik fokus elips. Matahari berada pada
salah satu titik fokus (misalnya pada gambar dipilih F2 ),
planet berada pada jarak r 2 dari F2 atau r 1 dari F1 . Jika
posisi planet berubah maka r 2 dan r 1 juga berubah.
Walaupun demikian, r 1 + r 2 selalu sama.
Jarak a disebut sumbu semimayor dan 2a disebut sumbu
mayor. Jarak b disebut sumbu semiminor dan 2b
disebut sumbu minor. Titik fokus elips terletak pada
jarak c dari pusat elips, di mana c2 = a2 + b2.
Gambar 3
Bentuk elips ditentukan oleh eksentrisitas (e) elips
Model geometri sebuah elips
tersebut, di mana e = c/a. Eksentrisitas sebuah elips
yang merupakan bentuk orbit sebuah planet
berkisar antara 0 sampai 1 (0 < e < 1). Untuk sebuah
lingkaran, c = 0 karenanya e = 0. Semakin kecil eksentrisitas, bentuk elips semakin mendekati lingkaran.
Sebaliknya semakin besar eksentrisitas, elips semakin panjang dan tipis.
Jika planet berada pada ujung kiri elips (sebelah kiri F1 ) maka jarak planet ke matahari adalah a + c. Titik
ini disebut aphelion. Ketika planet berada pada titik aphelion, planet berada pada jarak terjauh dari
matahari. Jika planet berada pada ujung kanan elips (sebelah kanan F2 ) maka jarak planet ke matahari
adalah a c. Titik ini disebut perihelion. Ketika planet berada pada titik perihelion, planet berada pada
jarak terdekat dari matahari.
Hukum II Kepler
Garis khayal yang menghubungkan matahari dengan planet, menyapu luasan yang besarnya sama,
selama selang waktu yang sama.

A. San Lohat, S. Pd. | Fisika SMA Kelas XI Semester 1

Hukum Kepler

Gurumuda.net

Pada gambar di samping diperlihatkan hanya dua


contoh luasan yakni luasan abc dan luasan ade.
Kedua luasan ini mempunyai besar yang sama.
Selama selang waktu yang sama, garis khayal yang
menghubungkan planet dan matahari menyapu
luasan yang memiliki besar yang sama, karenanya
ketika bergerak dari b ke c (planet berada pada
Gambar 4
aphelion), kelajuan planet lebih kecil atau planet
Luasan abc dan luasan ade
bergerak lebih pelan, sebaliknya ketika bergerak
disapu selama selang waktu yang sama.
dari d ke e (planet berada pada perihelion), kelajuan
planet lebih besar atau planet bergerak lebih cepat. Jadi laju planet maksimum ketika berada di titik
perihelion dan laju planet minimum ketika berada di titik aphelion.
Hukum III Kepler
Perbandingan kuadrat periode terhadap pangkat tiga jarak rata-rata planet dengan matahari (T2/r3)
adalah konstan dan nilainya sama untuk semua planet.
Jika T 1 dan T 2 menyatakan periode dua planet, r 1 dan r 2 menyatakan jarak rata-rata masing-masing planet
dari matahari maka :

Tabel 1
Data-data penting planet
Planet
T (Tahun)

r (km)

T2 (Tahun2)

r3 (km3)

T2/r3 (Tahun2 / km3)

Merkurius

0,241

57,9 x 106

0,058

19,4 x 1028

2,97 x 10-31

Venus

0,615

108,2 x 106

0,378

126,7 x 1028

2,99 x 10-31

Bumi

1,000

149,6 x 106

1,000

334,8 x 1028

2,97 x 10-31

Mars

1,880

227,9 x 106

3,534

1183,7 x 1028

2,98 x 10-31

Jupiter

11,860

778,3 x 106

140,659

47145,6 x 1028

2,97 x 10-31

Saturnus

29,500

1.427 x 106

870,250

290584,1 x 1028

2,99 x 10-31

Uranus

84,000

2.870 x 106

7056,000

2363990,3 x 1028

2,95 x 10-31

165,000

4.497 x 106

27225,000

9094287,1 x 1028

2,99 x 10-31

Neptunus

Menyelidiki Hukum III Kepler Secara Teoritis


Persamaan hukum III Kepler bisa diturunkan dengan menggabungkan persamaan hukum gravitasi
Newton dan persamaan hukum II Newton untuk gerak melingkar beraturan.
Persamaan hukum II Newton untuk gerak melingkar beraturan :

m adalah massa sebuah planet yang berevolusi mengelilingi matahari, a adalah percepatan sentripetal
planet, v adalah kelajuan rata-rata planet, r adalah jarak rata-rata planet dari matahari.
Persamaan hukum gravitasi Newton :
A. San Lohat, S. Pd. | Fisika SMA Kelas XI Semester 1

Hukum Kepler

Gurumuda.net

Fg adalah gaya gravitasi matahari yang menggerakan planet, m 1 adalah massa matahari, m 2 adalah massa
planet, r adalah jarak rata-rata planet dan matahari.
Gabungkan persamaan hukum II Newton dan persamaan hukum gravitasi Newton :

m 2 pada ruas kiri persamaan dan m pada ruas kanan persamaan merupakan massa sebuah planet. Massa
sebuah planet pasti sama karenanya massa planet (m 2 dan m) dilenyapkan dari persamaan.

Waktu yang diperlukan planet untuk menyelesaikan satu orbit adalah periode planet (T). Panjang lintasan
yang dilalui planet merupakan keliling orbit planet (2r), di mana r merupakan jarak rata-rata planet dari
matahari. Kelajuan planet (v) = keliling orbit planet (2r) / periode planet (T).
Tabel 2
Massa dan jari-jari matahari dan planet
Massa (kg)
Jari-jari (m)
Matahari

1,99 x 1030

6,96 x 108

Bulan

7,35 x 1022

1,74 x 106

Merkurius

3,30 x 1023

2,44 x 106

Venus

4,87 x 1024

6,05 x 106

Bumi

5,97 x 1024

6,38 x 106

Mars

6,42 x 1023

3,40 x 106

Jupiter

1,90 x 1027

6,91 x 107

Saturnus

5,69 x 1026

6,03 x 107

Uranus

8,66 x 1025

2,56 x 107

Neptunus

1,03 x 1026

2,48 x 107

Persamaan di atas bisa diubah menjadi :

Nilai konstanta (k) juga bisa diperoleh dengan


menyelesaikan persamaan berikut :

G = konstanta gravitasi (6,673 x 10-11 Nm2/kg2), m 1


= massa matahari (1,99 x 1030 kg), = 3,14

Satuan kg/N m2 = kg / (kg m/s2)(m2) = 1 / (m3/s2) =


s2/m3
k = 2,97 x 10-19 sekon2/meter3
k = .................. tahun2/km3 ?
Bandingkan hasilnya dengan nilai k pada tabel 1.

A. San Lohat, S. Pd. | Fisika SMA Kelas XI Semester 1

Konstanta k = T2/r3 yang diperoleh Kepler melalui


perhitungan menggunakan data astronomi yang
dikumpulkan Ticho Brahe (bdk tabel 1),
mempunyai nilai yang sama dengan konstanta yang
diperoleh melalui perhitungan menggunakan
gabungan rumus hukum gravitasi dan hukum gerak
Newton. Sesuatu yang mengagumkan, bukan ?

You might also like