You are on page 1of 4

JURNAL TEKNIK POMITS

Analisa Termodinamika Pengaruh Aliran Massa


Ekstraksi Turbin Uap Untuk Feedwater Heaters
Terhadap Performa Pembangkit Listrik Tenaga
Uap 100 MW
Ari Fadlansyah Jaya Subrata dan Prabowo
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: prabowo@me.its.ac.id

Abstrak Salah satu jenis pembangkit yang banyak di


gunakan adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang
bekerja dengan siklus rankine. Salah satu cara meningkatkan
effisiensi dari sebuah PLTU adalah dengan menambahkan
feedwater heaters (FWH) kedalam sistem, yang bermaksud
meningkatkan temperatur air yang akan dipanaskan boiler,
sehingga uap keluaran dari boiler bisa memiliki temperatur
yang lebih tinggi dibandingkan tanpa FWH. Energi yang
digunakan FWH berasal dari ekstraksi turbin uap, dengan
jumlah aliran massa dan tekanan tertentu. Proses ektraksi
yang kurang tepat dapat mengakibatkan effisiensi turbin dan
pembangkit, sehingga diperlukan studi lebih lanjut untuk
mengetahui komposisi yang tepat pada ekstraksi turbin uap.
Penilitian mengenai pengaruh aliran massa dan tekanan
ekstraksi turbin uap ini dilakukan dengan perhitungan yang
digunakan menggunakan standar ASME PTC 6 untuk
Performa Turbin Uap dan ASME PTC 46 untuk performa
pembangkit secara keseluruhan. Perhitungan performa
pertama dilakukan pada model PLTU 100 MW dengan 2 buah
turbin (high pressure dan low pressure) dengan 5 FWH. Aliran
massa untuk HPH1 dan HPH2 yang diambilkan dari ekstrasi
uap high pressure turbin divariasikan dengan kenaikan 25%
untuk HPH2 dan pengurangan 25% untuk HPH1, sehingga
total didapatkan 5 variasi. Tiap perubahan variasi dilakukan
perhitungan performa pembangkit yang meliputi effisiensi
boiler, effisiensi pembangkit serta daya pembangkit (netto).
Hasil penelitian yang didapatkan adalah komposisi ekstraksi
uap untuk pembangkit listrik tenaga uap 100 MW adalah
ketika komposisi HPH1 dan HPH2, dan perubahan aliran
massa ekstraksi turbin uap dapat meningkatkan daya
pembangkit hingga 5.32 MW.
Kata Kunci Aliran Massa Ekstraksi Turbin Uap, Feedwater
Heaters, Performa Pembangkit

Steam Turbine, hal tersebut juga memudahkan dalam


penentuan jumlah volume yang akan diekstraksi, namun
semakin besar ekstraksi dan penentuan tempat ekstraksi
berpengaruh besar kepada effisiensi dari Pembangkit itu
sendiri, sehingga diperlukan studi lebih lanjut mengenai
hubungan aliran massa ekstraksi turbin uap untuk
pemakanan feedwater heater terhadap performa dari
pembangkit tenaga uap sederhana.

Gambar 1Perbandingan ekstraksi turbin uap Vs Effesiensi Boiler

Penelitian terkait tentang pengaruh ekstraksi turbin uap


pernah dilakukan oleh Yong Li dan Chao Wang (2012) [1].
Hasil penelitiannya (gambar 1) menujukkan bahwa proses
ekstraksi turbin uap mengurangi effisiensi dari boiler, yaitu
semakin besar ekstraksi berarti semakin besar penurunan
effisiensi boiler, namun penurunan effisiensi boiler tidak
selalu berbanding lurus dengan effisiensi pembangkit dan
daya pembangkit yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi
ketika ekstraksi turbin uap dilakukan dengan dan untuk
tujuan yang tepat seperti menjadi sumber energy untuk
feedwater heaters.

I. PENDAHULUAN
iklus Rankine merupakan siklus ideal untuk menjelaskan
Sproses turbin uap. Siklus Rankine terdiri dari proses
kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan
panas pada kondisi tekanan konstan. Feed Water Heater
Berguna untuk menaikkan temperatur air yang akan di
panaskan di dalam boiler, sehingga dalam pengaturan boiler
dapat ditentukan apakah untuk menaikkan suhu dari main
steam menuju Steam Turbine atau menurunkan konsomsi
dari bahan bakar yang digunakan. Sumber energi Feed
Water Heater berasal dari hasil ekstraksi Steam turbine,
dimana pengekstarksiana tersebut dapat menurunkan
efisiensi dari turbine.
Kondisi Fisik dari Steam Turbine memungkinkan untuk
melakukan ekstraksi pada tiap tingkatan Sudu yang ada pada

Gambar 2 Perbandingan Jumlah FWH Vs Effesiensi Desain

Sedangkan pada penelitian yang lain, oleh Dendi Junaidi


dkk (2010) [2] melakukan penambahan FWH untuk sebuah
pembangkit listrik tenaga nuklir. Hasil penelitiannya
(gambar 2) menyebutkan bahwa penambahan FWH pada

JURNAL TEKNIK POMITS


sebuah pembangkit dapat meningkatkan effesiensi
pembangkit, namun penambahan FWH lebih dari 7 buah
pada pembangkit tidak akan memberikan peningkatan
effesiensi yang signifikan, dan cenderung bisa mengurangi
effesiensi dari pembangkit itu sendiri.

2
persamaan sebagai berikut:
............................................................... (1)
............................................. (2)
.................................... (3)
(

..................................... (4)

............... (5)

Gambar 3 Perbandingan jumlah Ekstraksi Turbin Uap Vs Effesiensi


Pembangkit

Penelitian dari segi jumlah ekstraksi turbin uap pernah


dilakukan oleh T. Srinivas dkk (2007) [3]. Hasil
penelitiannya menyebutkan bahwa Persentasi uap yang di
ekstrak optimal ketika 20%-40% dari jumlah total aliran
massa yang masuk kedalam turbin uap seperti ditunjukkan
pada gambar 3.
II. URAIAN PENELITIAN
Pada penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh aliran massa
ekstraksi turbin uap untuk pemanasan Feedwater Heaters,
analisa dilakukan menggunakan pendekatan analisa
termodinamika dan evaluasi pembangkit secara keseluruhan
menggunakan standar ASME PTC 46 untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Uap.
Tahap pertama adalah menentukan data teknis model
pembangkit listrik tenaga uap 100MW dan mencari properti
dari tiap kondisi yang ada, setelah itu menggambarkan T-s
Diagram untuk model pembangkit 100 MW seperti
ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 5 T-s Diagram Model 100 MW

Langkah selanjutnya mencari energi tiap proses yang


dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Turbine

].................................................. (6)

....................................................................... (7)
Kondensor

]
[
.................................................................................. (8)
Pompa Kondensor

] ............... (9)
[
Pompa BFW

]......... (10)
[
Boiler

] ................................................ (11)
[

Langkah terakhir mencari effesiensi pembangkit dan daya


pembangkit (netto) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:

................. (12)

Gambar 4 Model Pembangkit 100 MW

Tahap Kedua menghitung performa dari pembangkit tenaga


uap 100 MW dengan acuan T-s diagram pada gambar 5,
dimana performa yang dihitung meliputi effisiensi boiler,
effisiensi pembangkit dan daya pembangkit (netto).
Perhitungan dilakukan dengan bebarapa langkah, langkah
pertama mencari fraksi ekstraksi y hingga y dengan

................................................................. (13)

Effesiensi Boiler dihitung dengan persamaan Direct Method


sebagai berikut:

... (14)
) ...................................... (15)
)

....................................... (16)

JURNAL TEKNIK POMITS


Dimana:
= Hot reheat steam flow (kg/h)
= Superheater Spray Flow (kg/h)
= Turbine Throttle Steam Flow (kg/h)
= Hot reheat steam entalpi (kcal/kg)
= Cold reheatsteam entalpi (kcal/kg)
= Main feedwater entalpi (kcal/kg)
= Turbine throttle steam entalpi (kcal/kg)

Gambar 6 Ilustrasi Variasi Ekstraksi HPH2 dan HPH1

Tahap ketiga yaitu merubah aliran massa ekstraksi turbin


uap untuk HPH2 dan HPH1 dari 0% hingga 100% dengan
kenaikan dan penurunan tiap 25%. Ilustrasi perhitungan
variasi ekstraksi ditunjukkan gambar 3 dan dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:

........................................... (17)
Dimana nilai fraksi massa y dan y diubah menjadi 5
variasi sebagai berikut:
Variasi A :
Variasi B :
Variasi C :
Variasi D :
Variasi E :

Dengan acuan data teknis pada tabel 1 dan dengan


menggunakan acuan model pembangkit 100 MW seperti
ditunjukkan pada gambar 4 maka perhitungan performa
pembangkit dapat dilaksanakan.
B. Perhitungan Effesiensi Boiler

Gambar 7 Effesiensi Boiler tiap Variasi

Gambar 7 menunjukkan bahwa effisiensi boiler untuk


variasi perubahan ekstraksi turbin uap untuk HPH2 dan
HPH1 mengalami penurunan ketika pada scenario A
Aliran Massa ekstraksi dari High Pressure Steam Turbine
hanya untuk HPH2 hingga komposisi variasi 50%-50%
aliran massa ekstraksi turbin uap untuk HPH2 dan HPH1.
Setelah mengalami penurunan hingga komposisi 50%50% untuk HPH2 dan HPH1 Effisiensi Boiler mengalami
peningkatan kembali hingga akhirnya ekstraksi dari high
pressure steam turbin 100% hanya untuk HPH1 saja.
C. Perhitungan Daya Pembangkit (Netto)

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN


A. Data Teknis Pembangkit Tenaga Uap 100 MW
Langkah pertama yaitu menentukan data teknis model
pembangkit yang akan digunakan sehingga didapatkan
property tiap kondisi sebagai berikut:
Tabel 1 Properti tiap kondisi Model 100 MW

kondisi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Steam
(kg/hr)
381120
24350
20530
336240
19900
21310
23150
271880
336240
336240
336240
336240
381120
381120
381120
381120
24350
24350
44880
44880
21310
21310
44460
44460

Temp
(C)
538
345.8
269.5
264.75
260
134.5
95.6
48.4
42.2
42.7
92.8
131.7
167
169.1
201
235
206.6
206.6
174.7
174.7
98.4
98.4
48.4
48.4

Press Enthalpy Entropy


(kPa)
(kJ/kg) (kJ/kg-K)
12552.71 3444.6
6.5908
3118.564 3103.5
6.7078
1682.848 2963.1
6.7344
1263.117 2966.7
6.8673
843.3853 2970.6
7.0545
307.9337 2726.3
6.9833
86.39796 2668.6
7.4081
8.041581 2589.5
8.2666
8.041581 2577.6
8.2292
1667.157 180.28
0.6076
1667.157 389.97
1.2238
1667.157 554.58
1.6512
730.607 2765.4
6.6943
15200
723.37
2.0153
15200
862.63
2.3193
15200
1016
2.6316
2806.708 882.63
2.3912
2806.708 882.63
2.3912
1514.563 740.16
2.0872
1514.563 740.16
2.0872
277.1403 412.49
1.2888
277.1403 412.49
1.2888
77.75816 202.71
0.683
77.75816 202.71
0.683

Gambar 8 Daya Pembangkit (netto) tiap Variasi

Gambar 8 menunjukkan bahwa daya pembangkit untuk


variasi perubahan aliran massa ekstraksi turbin uap untuk
HPH2 dan HPH1 mengalami tren peningkatan ketika pada
scenario A Aliran Massa ekstraksi dari High Pressure Steam
Turbine hanya untuk HPH2 hingga komposisi variasi 50%50% aliran massa ekstraksi turbin uap untuk HPH2 dan
HPH1. Setelah mengalami peningkatan hingga puncaknya
pada komposisi 50%-50% untuk HPH2 dan HPH1, daya
pembangkit mengalami penurunan setelah mengalamai
puncaknya hingga ekstraksi dari high pressure steam turbine
100% hanya untuk HPH1 saja.
D. Perhitungan Effesiensi Pembangkit
Gambar 9 menunjukkan bahwa effisiensi pembangkit untuk
variasi perubahan aliran massa ekstraksi turbin uap untuk
HPH2 dan HPH1 mengalami peningkatan ketika pada
scenario A Aliran Massa ekstraksi dari High Pressure Steam

JURNAL TEKNIK POMITS


Turbine hanya untuk HPH2 hingga komposisi variasi 50%50% aliran massa ekstraksi turbin uap untuk HPH2 dan
HPH1. Setelah mengalami peningkatan hingga puncaknya
pada komposisi 50%-50% untuk HPH2 dan HPH1.
Effisiensi pembangkit mengalami penurunan setelah
mengalamai puncaknya hingga ekstraksi dari high pressure
steam turbine 100% hanya untuk HPH1 saja.

4
V. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Eng.
Ir. Prabowo, M.Eng selaku dosen yang selalu membimbing,
memberi motivasi dan banyak masukan yang baik hingga
terselesaikannya artikel ilmiah ini. Kementrian Agama
melalui program PBSB yang telah membiayai biaya kuliah
penulis hingga selesai dan semua pihak yang karena
bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung
membantu penulis menyelesaikan Jurnal ini.
VI. DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]

Gambar 9 Effesiensi Pembangkit tiap Variasi

E. Evaluasi Performa Pembangkit


Effesiensi Boiler yang ditunjukkan hasil perhitungan
menunjukkan trend yang berbanding terbalik dengan trend
grafik yang ditunjukkan oleh daya pembangkit maupun
effesiensi pembangkit. Hal ini menunjukkan bahwa
effesiensi boiler dengan menggunakan BHI yang konstan
untuk tiap variasi berubah-ubah h antara air masuk boiler
dan uap keluar boiler, dimana semakin tinggi temperatur air
masuk bearati memerlukan energi (BHI) yang lebih besar
pula untuk menghasilkan h yang sama, berarti hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yong Li dan
Chao Wang.
Grafik daya pembangkit (netto) dan effesiensi pembangkit
menunjukkan tren yang berbanding lurus, hal ini sesuai
dengan teori dimana dengan meningkatnya daya pembangkit
maka effesiensi pembangkit yang merupakan perbandingan
antara daya pembangkit dengan , dan pada penelitian ini
nilai dari dijaga konstan.
Dari 5 variasi yang dilakukan, variasi D diangga sebagai
kondisi eksisting, dikarenakan jumlah aliran massa yang
digunakan mendekati dengan eksisting, dan bila
dibandingkan dengan tiap kondisi maka untuk Variasi A
mengalami penurunan Daya pembangkit sebesar 0.033 MW,
untuk Variasi B mengalami penurunan 0.00043 MW, untuk
variasi C mengalami kenaikan 2.44 MW dan untuk variasi E
mengalami penurunan 1.57 MW.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat disampaikan dari penuliasan ini
adalah sebagai berikut :
1. Perbandingan komposisi aliran Ekstraksi Turbin uap
terbaik untuk HPH2 dan HPH1 adalah 50%:50% dengan
total ekstraksi turbin uap sebesar 20%;
2. Penambahan FWH akan meningkatkan effisiensi boiler,
namun penambahan FWH mengalami penurunan
effisiensi pembangkit dan daya pembangkit dari 5 FWH
hingga 7 FWH.
3. Penambahan ekstraksi turbin uap untuk FWH dan
perubahan aliran massa ekstraksi turbin uap dapat
meningkatkan daya pembangkit netto dari kondisi
eksisting hingga 2.44 MW

[3]

Li, Yong & Wang Chao. Study on The Effect of Regenerative System
on Power Type Relative Internal Efficiency of Nuclear Steam
Turbine. 2012 International Conference on Future Electrical Power an
Energy Systems, Energy Procedia 17 (2012) 906-912: 2012
Dendi Junaidi, I Made Suardjaja, Tri Agung Rohmat. Kesetimbangan
Massa dan Kalor Serta Efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Uap pada
Berbgai Perubahan Beban dengan Menvariasikan Jumlah Feedwater
Heater. Seminar Nasional VI SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta ;
2010
Srinivas T., Gupta A. V. S. S. K. S., Reddy B.V. Generalized
Thermodynamic Analysis of Steam Power Cycles with n Number of
Feedwater Heaters. International Journal of Thermodynamics, Vol.
10, No. 4, pp 177-185 ; 2007

You might also like