You are on page 1of 15

MAKALAH

Plate Tectonics Concepts and


Sedimentary Basin
Diajukan untuk tugas mata kuliah Stratigrafi Indonesia

DisusunOleh :
Hanagia Saputra
270110130106

GEOLOGI B
PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2015/2016

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Plate Tectonics Concepts and
Sedimentary Basin dengan baik dan lancar.
Harapan penulis semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis,
penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih ada beberapa kesalahan dan
masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk perbaikan kearah yang lebih baik untuk makalah ini. Akhir kata penulis
sampaikan terimakasih.

Jatinangor, 20
September 2015

Hanagia Saputra
NPM.270110130106

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ..................................................................................................
.........

ii

DAFTAR
ISI ................................................................................................................
...... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang .................................................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah ...........................................................................................

BAB II ISI
2.1

Teori

tektonika

Lempeng

2.2 Cekungan Sedimen (Sedimentary Basins)

. 7
2.2.1 Pengertian Cekungan Sedimen
. 7
2.2.2 Skema Klasifikasi Cekungan Sedimen
.. 8

(Plate

Tectonics)

BAB III
KESIMPULAN .................................................................................................
....

10

Daftar Pustaka

11

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori lempeng tektonik diyakini oleh banyak ahli sebagai teori yang menerangkan proses
dinamika bumi, antara lain gempa bumi dan pembentukan jalur pegunungan. Menurut teori
ini kulit bumi (kerak bumi) yang disebut litosfer terdiri dari lempengan yang mengambang di
atas lapisan yang lebih padat yang disebut astenosfer. Ada dua jenis kerak bumi, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra tersusun atas batuan yang bersifat basa, sedangkan
kerak benua tersusun atas batuan yang bersifat asam.
Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris, Mc Kenzie dan Robert
Parker (1967). Kedua ahli itu menjadikan teori-teori sebelumnya sebagai satu kesatuan
konsep yang lebih sempurna sehingga diterima oleh para ahli geologi.
Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic) juga suatu teori dalam bidang geologi yang
menjelaskan tentang sifat-sifat bumi yang mobil/dinamis karena adanya gaya endogen dari
dalam bumi. Teori ini dikembangkan untuk memberikan penjelasan terhadap adanya buktibukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi.
Teori ini menggantikan teori lama yaitu: Teori Continental Drift yang lebih dahulu
dikemukakan pada pertengahan pertama abad ke 20 dan konsep Seafloor Spreading yang
dikembangkan pada tahun 1960 an.
Menurut Teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi terbuat dari suatu lempengan
tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini
terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang.
Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah
berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan
meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan
samudra.
Pembentukan cekungan sedimen erat hubungannya dengan gerakan kerak dan proses
tektonik yang dialami lempeng. Ingersol dan Busby (1995) menunjukkan bahwa cekungan
sedimen dapat terbentuk dalam 4 (empat) tataan tektonik: divergen, intraplate, konvergen dan
transform).
1

Cekungan sedimen = suatu depresi/cekungan di kerak Bumi tempat sedimen


diendapkan dengan ketebalan yang signifikan lebih tebal daripada sekitarnya.
Cekungan hidrokarbon = cekungan sedimen yang menghasilkan hidrokarbon karena
syarat-syarat terbentuknya hidrokarbon dipenuhi oleh cekungan sedimen tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Teori Tektonik Lempeng ?
2. Apa pengertian dari cekungan sedimen ?
3. Skema klasifikasi cekungan sedimen.

BAB II ISI
2

1. Teori tektonika Lempeng (Plate Tectonics)


Sudah sejak lama para ahli kebumian mengetahui bahwa daratan-daratan yang ada di
muka bumi ini sebenarnya tidaklah tetap di tempatnya, tetapi secara berlahan daratan-daratan
tersebut bermigrasi di sepanjang bola bumi. Terpisahnya bagian daratan dari asalnya dapat
membentuk suatu lautan yang baru dan dapat juga berakibat pada terjadinya proses daur
ulang lantai samudera kedalam interior bumi. Sifat mobilitas kerak bumi ditandai dengan
adanya gempa bumi, aktivitas gunung api dan pembentukan pegunungan (orogenesa).
Berdasarkan ilmu pengetahuan kebumian, teori yang menjelaskan mengenai bumi yang
dinamis (mobil) dikenal dengan teori Tektonik Lempeng.
Teori tektonika Lempeng (Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar
yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori
Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan
konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat
litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah
lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan
dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas
dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah
astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi,
terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempenglempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang
lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun
transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan
pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas
lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50100 mm/a
Akibat arah pergeseran yang tidak sama terjadi 3 jenis batas pertemuan antara
lempeng lempeng itu yaitu :

a)

Dua lempeng saling menjauh (divergent jonctions), beberapa fenomena yang terjadi

seperti : 1. Perenggangan lempeng yang disertai pertumbuhan kedua tapi lempeng tersebut
2. Pembentukan tanggul dasar samudra di sepanjang tempat perenggangan lempeng
3. Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal dan
hamparan leleran lava yang encer
4. Aktivitas gempa di dasar laut dan sekitarnya
Terbentuknya tanggul di akibatkan prosel volkanisme yang bertumpu sepanjang celah,
di bagian selatan samudra hindia, tanggul seperti itu memanjang dari barat ke timur
mendorong lempeng dasar samudra hindia atau lempeng Indonesia Australia ke arah Utara.
Pergeseran lempeng tersebut mendorong anak benua India yang berasal dari dekat antar tika,
bertabrakan dengan lempeng benua Asia dan menyebabkan pembentukan gunung himalaya.
b) Dua lempeng saling bertumbukan (subdaction zones) beberap fonemena terjadi sebagai
berikut:
a.

Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi

b.

Merupakan daerah hiposentrum gempa dangkal dan dalam

c.

Lempeng dasar samudra menunjam ke bawah lempeng benua

d.

Terbentuk paung laut di tempat tumbukan itu

e.

Pembengkakan tepi lempeng yang merupakan deretan pegunungan

f.

Penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng dan

g.

Timbunan sediman campuran yang dalam geologi di kenal dengan nama bantuan baneuh
atau melenge.

c) Dua lempeng saling berpapasan (transform fouit) beberap fenomena yang terjadi adalah
sebagai berikut :
1. Terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah disertai gempa yang tidak kuat
2. Terdapat singkatan kerak bumi

3. Terdapat limpatan besar yang kadang kena mengalami kelipatan lagi sehingga terbentuk
pengunungan meditaria dan sirkum pasifik.
Kerak bumi dan litosfer yang mengapung diatas lapisan aastenosfer di anggap satu
lempeng yang saling berhubungan. Aliran konveksi yang keluar dari punggun laut menyebar
ke dua sisinya. Sedangkan di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam dan
bercampur dengan materi di luar itu. Daerah tempat masuknya materi tersebut merupakan
patahan yang ditanda dengan adanya palung laut dan pulau vulkanis.
Pada daerah tranform fauit itu aktivitas gempa bumi banyak terjadi akibat pergeseran
kerak bumi yang berlangsung secara terus menerus sehingga lempeng kerak bumi terpecah
pecah karna lempeng lempeng itu berada di atas lapisan yang cair, panas dan plastis
(astenosfer) maka lempeng lempeng menjadi dapat bergerak secara tidak beraturan.
Pada saat ini dipermukaan bumi terdapat 6 lempeng utama :
1. Lempeng Eurasi adalah wilayahnya meliputi Eropa, Asia dan daerah pinggiraannya
termasuk Indonesia
2. Lempeng Amerika adalah wilayahnya meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan dan
setengah bagian barat lautan atlantik
3. Lempeng Afrika adalah wilayahnya meliputi Afrika, setengah bagian timur lautan atlantik
dan bagian barat lautan hindia
4. Lempeng fasifik adalah wilayahnya meliputi seluruh lempeng di lempeng fasifik
5. Lempeng india australia wilayahnya meliputi lempeng lautan hindia serta sub kontinen
india dan autralia bagian barat
6. Lempeng antartika adalah wilayahnya meliputi kontinen antartika dan lempeng antartika

Diantara benua Autralia dan Antartika terdapat pematang tengah samudra. Pematang
ini melebar sebesar 6-7,5 Cm pertahun. Pelebaran dasar samudra ini mendorong lempeng
India Australia ke arah Utara sehingga bertabrakan dengan lempeng Eustralia. Tabrakan
dimulai sekitar 23 juta tahun yang lalu dan terus berlanjut hingga sekarang.

Lempeng India Australia sedang di dorong kebawah lempeng Eustralia. Proses ini
disebut penunjaman tabrakan ke dua lempengan tersebut membentuk pegunungan himalaya
yakni busur gunung api di Indonesia. Parit Sunda dan Jawa serta tanah tinggi Nugini.
Australia bagian utara telah di dorong ke arah bawah sehingga membentuk teluk carpentaria
dan laut timur serta arafuru.
Ketika pinggiran lempengan India Australia bertabrakan dengan lempeng Eustralia,
lempengan tersebut longsor jauh ke dalam bumi, dibawah Indonesia. Suhu sangat tinggi telah
melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. Di banyak tempat, magma
ini kemudian muncul melalui retakan di permukaan bumi dan membentuk gunung gunung
api. Busur gunung gunung api Indonesia terbentuk dengan cara seperti ini. Gempa bumi
terjadi di kawasan ini karna lempengan benua mengeluarkan tekanan pada saat lempengan itu
menurun melalui parit samudra, gunung-gunung api yang terbentuk dengna cara ini disebut
gunung api andesit karna lava yang dikeluarkan membentuk batu-batu yang disebut andesit.
Gunung gunung api sangat mudah meledak dan tak terduga.
Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tetapi yang masih aktif kira kira 80 gunung saja.
Gunung gunung tersebut di golongkan atas tiga barisan yakni :
1)

Sumatra Jawa Nusa Tenggara Sekitar Laut Banda

2)

Halmahera dan pulau pulau di sebelah baratnya

3)

Sulawesi Utara Pulau Sangihe Pulau mindanau.

Batas lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :


a. Batas Konvergent
Pada batas konvergent (memusat) terjadi tabrakan antar lempeng sehingga salah satu
lempeng tersebut menghukum kebawah (sub-duction). Oleh karena itu, batas itu disebut
dengna batas subduksi adanya subduksi antara lain dapat menyebabkan terjadinya palung
laut.
Pegunungan Himalaya termasuk dalam batas konvergen karna merupakan hasil
tabrakan dua lempeng tektonik yang sangat besar yaitu lempeng India Australia dengan
lempeng Eurasia. Sekitar 40 juta tahun yang lalu.

b. Batas Divergent
Batas divergent (menyebar) terjadi karena

lempeng lempeng bergerak saling

menjauh (berlawanan). Pada batas ini ditandai dengan terbentuknya kerak bumi baru karna
naiknya materi dari astenosfer yang biasanya membentuk punggung laut. Oleh karena itu
zona ini disebut juga batas konstruktif.

c. Batas Sesar Mendatar


Batas sesar mendatar terjadi karena adanya pergeseran dua lempeng dengan arah
berlawanan. Pergeseran itu tidak menimbulkan penghilangan atau pemunculan kerak bumi,
tetapi disepanjang daerah itu ditandai adanya keretakan. Gerakan lempeng tektonik
menyebabkan terjadinya gempa bumi dan pembentukan gunung.

Gempa bumi yang terjadi adanya pergeseran lempeng tektonik disebut gempat bumi

tektonik
Gunung / pegunungan terbentuk apabila dua lempeng tektonik bertabrakan dan salah
satu lempeng itu menusuk bagian bawah lempeng yang lain. Daerah perbatasan ke
dua lempeng yang bertabrakan itu menjadi tempat terbentuknya gunung dan
pegunungan.

2. Cekungan Sedimen (Sedimentary Basins)


2.1 Pengertian Cekungan sedimen
Cekungan sedimen adalah semacam depresi yang memiliki kapabilitas untuk
menjadi tempat terakumulasinya endapan sedimen. Subsidens dari kerak bumi
bagian atas harus terjadi sehingga depresi yang sedemikian rupa bisa terbentuk.
Mekanisme yang dapat menghasilkan subsidens yang cukup untuk membentuk
cekungan antara lain mencakup proses penipisan kerak, pembebanan tektonik,
pembebanan subkrustal, aliran astenosferik, dan densifikasi krustasl(Dickinson,
1993).
Indonesia memiliki 60 cekungan. Di antaranya 22 cekungan telah dieksplorasi
secara ekstensif, dan 14 cekungan produktif menghasilkan minyak dan gas bumi.

Batuan sumber yang terdapat di cekungan-cekungan Indonesia pada umumnya


adalah jenis lakustrin, fluvio-deltaik, marina, dan pra-tersie
2.2

Skema Klasifikasi Cekungan Sedimen


Skema klasifikasi cekungan sedimen berdasarkan lempeng tektonik memiliki
banyak kesamaan. Garis keturunannya berasal dari Bill Dickinson pada tahun 1974,
yang mengedepankan posisi cekungan dalam kaitannya dengan jenis substrat litosfer
(benua, samudera, transisi), kedekatan cekungan untuk margin lempeng (margin
lempeng, lempeng interior), dan jenis batas lempeng terdekat cekungan (divergen,
konvergen, mengubah). Evolusi cekungan kemudian bisa dijelaskan dengan
mengubah pengaturan lempeng dan interaksi.

Berikut jenis flowchart decision-tree di atas, sangat mudah untuk menentukan


nama cekungan dengan tepat jika informasi yang sangat dasar diketahui tentang
konteks tektonik lempeng untuk cekungan. Sebagai contoh:

Apa nama cekungan pada (i) litosfer benua, (ii) berkaitan dengan gerak
lempeng divergen, dan (iii) terletak di bagian dalam lempeng? Jawaban:
keretakan benua atau basin cratonic.

Apa nama cekungan pada (i) litosfer samudera, (ii) terkait dengan gerakan
lempeng konvergen, dan (iii) terletak di margin lempeng? Jawaban: samudra
palung, akresi prisma atau cekungan busur.

BAB III PENUTUP


9

Kesimpulan
Teori Lempeng Tektonik atau Plat Tektonik (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah
teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya
bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah
mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan
pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada
tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat
litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah
lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan
dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas
dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah
astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
melainkan tekanan yang tinggi.
Cekungan sedimen adalah semacam depresi yang memiliki kapabilitas untuk menjadi
tempat terakumulasinya endapan sedimen. Subsidens dari kerak bumi bagian atas harus
terjadi sehingga depresi yang sedemikian rupa bisa terbentuk. Mekanisme yang dapat
menghasilkan subsidens yang cukup untuk membentuk cekungan antara lain mencakup
proses penipisan kerak, pembebanan tektonik, pembebanan subkrustal, aliran astenosferik,
dan densifikasi krustasl(Dickinson, 1993)

10

DAFTAR PUSTAKA
1. http://blog.umy.ac.id/restufaizah/teori-plat-tektonik/
2. http://geografi-geografi.blogspot.co.id/2012/03/teori-tektoniklempeng.html
3. http://tambangunp.blogspot.co.id/2013/05/teori-tektoniklempeng.html
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Cekungan_sedimen
5. https://gprgindonesia.wordpress.com/2014/04/22/ringkasancekungan-sedimen-based-on-sam-boggs-jr-2nd-vol/
6. http://alfonsussimalango.blogspot.co.id/2011/04/1.html

11

You might also like