Professional Documents
Culture Documents
PERBAIKAN
2015
RINGKASAN POPOSAL
Judul Penelitian
Peneliti Utama
Penghubung
No. telpon
085299903000
Lokasi Penelitian/
Bagian
Jenis Penelitian
Riset
Pengajaran
Lain-lain
Jenis Proposal
:
Baru
V
Perbaikan/Perubahan
Lanjutan
Bila Proyek perbaikan atau lanjutan, lampirkan persetujuan
sebelumnya .
Tanggal Mulai Penelitian
Lama Penelitian
1.
90 Hari
Ya
Tidak
Jelaskan dengan singkat tetapi lengkap tentang tujuan, hipotesis, manfaat yang
jelas dari penelitian ini:
Lihat Deskripsi Penelitian
4.
Jelaskan dengan singkat tetapi lengkap tentang latar belakang ilmiah dari penelitian
ini dan rencana penelitiannya. scientific background to the project and project plan.
Lihat Deskripsi Penelitian
5.
Apakah metode yang digunakan pada penelitian ini bisa dilakukan dengan simulasi
komputer atau dilakukan pada binatang percobaan?
Ya
6.
Tidak
Jelaskan dengan ringkas semua prosedur yang anda gunakan pada subyek
penelitian:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dan literatur dilakukan sebelum menuangkan gagasan dalam
bentuk proposal penelitian. Studi kasus di lapangan juga dilakukan untuk
mendapat estimasi data populasi hemodialisis rutin lanjut usia
2. Pengajuan proposal penelitian
Berdasarkan kajian literatur dan studi pustaka maka proposal berjudul Kajian
Drug Related Problem Pasien Hemodialisis Rutin Lanjut Usia di RSUP Wahidin
Sudirohusodo Makassar ini disusun dan diajukan
3. Pengajuan izin etika penelitian (ethical clearance)
Penelitian dilakukan melibatkan subjek penelitian berupa pasien hemodialisis
rutin lanjut usia. Untuk mendapat data sesuai tujuan penelitian diperlukan
pengajuan izin etika penelitian kepada Komite Etik Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin Makassar
4. Pengajuan izin penelitian BKPMD
Berdasarkan Pergub Sulsel No. 21 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Terpadu Satu Pintu pada Pemprov
Sulsel maka diperlukan pengajuan izin penelitian kepada UPT Pelayanan
Perizinan Terpadu (P2T) Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah
(BKPMD) Provinsi Sulawesi Selatan
5. Pengajuan izin penelitian di rumah sakit
Rencana penelitian akan dilakukan di Unit Hemodialisis RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Untuk mendapatkan ijin penelitian, dibuat surat
permohonan izin penelitian kepada Direktur melalui bagian Pendidikan dan
Penelitian (Diklit) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
6. Meminta kesediaan pasien untuk terlibat sebagai subjek penelitian
pasien sesuai kriteria inklusi penelitian diminta untuk mengisi inform consent
Jelaskan kemungkinan bahaya, risiko atau effek samping pada subyek akibat
prosedur yang anda gunakan, serta kewaspadaan yang anda lakukan untuk
mencegah atau meminimalkan hal tersebut.
Kemungkinan bahaya, resiko atau efek samping dari prosedur ini tidak ada karena
tidak ada intervensi. Subjek penelitian hanya menjawab atau mengisi kuesioner
yang telah disediakan. Peneliti akan berusaha mengkondisikan jalannya penilaian
atau wawancara dengan membina hubungan baik dengan pasien.
8.
Jelaskan hal-hal yang tidak enak atau yang mengganggu subyek tapi harus
dilakukan oleh subyek sehubungan dengan prosedur penelitian ini..
Kemungkinan perasaan ingin tahu lebih dalam mengisi atau menjawab kuesioner
9.
Tuliskan jumlah, jenis dan batasan usia subyek termasuk kontrol bila ada.
Jumlah subjek penelitian kurang lebih 50 pasien tergantung seberapa banyak jumlah
pasien yang terdata selama periode penelitian ini, jenis kelamin pria dan wanita,
usia sampel >60 tahun (lansia)
10.
pasien untuk terlibat sebagai subjek penelitian pasien sesuai kriteria inklusi
penelitian diminta untuk mengisi inform consent sebagai tanda kesediaan menjadi
subjek penelitian.
11. Apakah ada hubungan khusus antara subyek dengan orang yang merekrutnya?
Tidak ada
12. Kreteria inklusi, ekslusi dan kreteria pengunduran diri (bila penelitian memerlukan
waktu panjang)?
Kriteria inklusi subjek penelitian adalah sebagai berikut :
Ya
Tidak
15. Fasilitas apa yang anda sediakan untuk mengatasi bila terjadi adverse event
(bahaya/efek samping) akibat prosedur yang dilakukan?
Efek samping yang mungkin timbul dalam penelitian ini adalah perasaan bingung
dalam mengisi kuesioner. Oleh karena itu peneliti berusaha mengkondisikan
jalannya penilaian atau wawancara dengan mendampingi dan memberikan
penjelasan terhadap kuesioner yang diberikan sehingga pasien akan merasa terbantu
dalam mengisi dan menjawab pertanyaan dalam kuesioner.
16. Bagaimana anda menjaga kerahasiaan informasi, baik selama penelitian maupun
setelah penelitian selesai?
Semua informasi yang disimpan dan atau dipublikasikan tidak menyebutkan
identitas subjek atau dengan identitas disamarkan.
17. (a). Apaka digunakan bahan radioaktif?
Ya
Tidak
(b). Apakah pada penelitian ini digunakan tehnik DNA , toksin, mutagen, tetragon
atau karsinogen?
V
Ya
18.
Tidak
Apakah proposal ini dimintakan persetujuan etik dari lain-lain komite etik??
Ya
Bila Ya, ke komite etik mana saja:
Apakah sudah disetujui?
Tidak
Ya
Tidak
19. Isu etik apakah yang mungkin terjadi pada pelaksanaan prosedur penelitian ini?
(sehubungan dengan jawaban anda pada No. 7 dan No. 15)
Jelaskan jawaban anda untuk hal tersebut!
Prosedur ini tidak akan mengganggu etika, adat kebiasaan, kenyamanan maupun
prosedur pengobatan yang sedang dijalani sehingga tidak akan menimbulkan isu
etik
CARA MEMPEROLEH INFORMED CONSENT
Harus dicatat bahwa naskah penjelasan untuk subyek dan formulir persetujuan
setelah penjelasan harus dilampirkan.
20. Siapa yang akan memberikan penjelasan kepada subyek atau walinya?
Peneliti utama
21. Apakah ada hubungan khusus antara orang yang memberikan penjelasan tersebut
atau salah satu dari peneliti dengan subyek?
Tidak ada
22. Kapan penjelasan diberikan?
Pada saat peneliti menemui subjek yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi
23. Apakah persetujuan diberikan oleh subyek
Ya
Tidak
Saya menyadari
tanggung jawab yang harus saya pikul dalam menjalankan semua langkah-langkah
(prosedur) penelitian saya, prinsip-prinsip dan lain-lain hal yang ditentukan oleh
Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,
sehubungan dengan etika penelitian menggunakan subyek manusia.
Lampiran 1
NASKAH PENJELASAN UNTUK MENDAPAT PERSETUJUAN DARI
SUBJEK PENELITIAN
Salam sejahtera bagi Bapak/Ibu, saya Fajriansyah, S.Farm., Apt dari bagian Farmasi
Klinik UNHAS Makassar yang hari ini akan melakukan pemeriksaan dan wawancara
pada Bapak/Ibu
Kami bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana tingkat
kejadian masalah terkait dengan obat atau Drug Related Problem (DRPs) pada pasien
yang mendapatkan terapi cuci darah (hemodialisis) rutin lanjut usia.
Untuk itu kami meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk mengizinkan kami untuk
melakukan wawancara dan pengisian kuesioner penelitian ini.
Sebagai tanda persetujuan Bapak/Ibu dengan mengisi surat persetujuan yang
terlampir. Penelitian ini bersifat sukarela, jadi Bapak/Ibu juga boleh menolak untuk
tidak ikut serta, walaupun tanpa alasan. Bapak/Ibu juga dapat sewaktu-waktu
mengundurkan diri dalam penelitian ini tanpa kehilangan hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Dalam penelitian ini kami tidak memungut biaya.
Data yang kami peroleh dari penelitian ini dapat memberi manfaat bagi
Bapak.Ibu/Saudata (i) dalam pengobatan, terutama yang berhubungan dengan
masalah terkait dengan obat atau
Bila Bapak/Ibu merasa masih ada hal yang belum jelas atau belum dimengerti dengan
baik, maka Bapak/Ibu dapat menanyakan atau meminta penjelasan pada saya,
Fajriansyah, S.Farm., Apt (Telepon : 085299903000)
Jika Bapak.Ibu setuju untuk berpartisipasi, diharapkan untuk menandatangani surat
persetujuan mengikuti penelitian. Atas kesediaan dan kerjasama Bapak/Ibu, kami
ucapkan terimakasih.
Lampiran 2
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin :
Alamat
:
Pekerjaan
:
Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang manfaat dan resiko dari
penelitian ini, dengan ini, saya menyatakan bersedia secara sukarela tanpa paksaan
untuk mengikuti penelitian ini dan mentaati semua prosedur yang akan dilakukan
pada saat penelitian ini.
Saya mengerti bahwa prosedur kajian masalah terkait dengan obat (Drug Related
Problem) terhadap saya tidak akan menyebabkan hal-hal yang merugikan dan saya
percaya bahwa akan dilakukan tindakan-tindkan kewaspadaan untuk mencegah halhal tersebut, dan tidak ada biaya tambahan yang harus saya keluarkan bila dilakukan
tindakan-tindakan kewaspadaan.
Bila dalam penelitian ini terjadi perselisihan antara peneliti dan saya, maka saya
berhak untuk tidak ikut dalam penelitian ini.
Saya juga berhak menolak atau tidak ikut dalam penelitian ini tanpa kehilangan hak
saya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari rumah sakit.
Makassar, Maret 2015
(..........................................)
Nama Saksi,
1. ........................
2. ........................
Tanda tangan
...............................
...............................
FAKULTAS KEDOKTERAN
Lampiran 3
SUSUNAN TIM PENELITI BESERTA KEAHLIANNYA
NO.
NAMA
KEDUDUKAN
DALAM
PENELITIAN
Peneliti Utama
1.
2.
3.
4.
dr. Zulfahmidah
Rekan Peneliti
KEAHLIAN
Peserta
Farmasi
Klinik
Fakultas
Farmasi UNHAS
Dosen Farmasi dan
manajemen RSP.
UNHAS
Spesialis
Ilmu
Penyakit dalam dan
konsultan
ginjal
hipertensi
Dokter Umum
Lampiran 4
I.
IDENTITAS DIRI
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
Nomor Telepon/Faks
Nomor Hp
Institusi Tempat Bekerja
II.
PENDIDIKAN
2.1 Program : S1
2.2 Nama PT
2.3 Bidang Ilmu
2.4 Tahun Masuk
2.5 Tahun Lulus
2.6 Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi
2.7 Nama Pembimbing/Promotor
Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar
Farmasi
2006
2010
Penentuan Nilai SPF (Sun Protection Factor) Ekstrak Etanol Teh
Hijau (Camellia Sinensis) Asal Malino Dengan Metode Spektro
Fotometer UV-Vis
Dra. Hj. Aisyah Fatmawaty, M.Si, Apt
Dwi Sosiyawati, S.Si, Apt
Apoteker
Universitas Hasanuddin
Farmasi
2011
2012
Riwayat Penelitian
JUDUL PENELITIAN
Determination of erithema and pigmentation
transmission percentage (%TE & %TP) in vitro of
Camellia sinensis extract
Penentuan nilai SPF (Sun Protection Factor) secara in
vitro ekstrak etanol daun teh hijau (Camellia Sinensis)
Test of influence of ethanol extract of Tapak Dara
(Catharantus roseus L) on the blood glucose level of
Mus Musculus
Pengaruh variasi kadar bahan pengikat amilum
manihot terhadap sifat fisika sediaan tablet ekstrak
pegagan (Centella asiatica L) sebagai antifertilitas
Physical Stability of The Combination of Antiacne
Cream Curcuma Rhizomae (Curcuma xanthoriza
Roxb), Tamarind Leaves (Tamarindus indica L) and
Bangle Rhizoma (Zingiber cassumunar Roxb) with
Various Emulgators
KEDUDUKAN DALAM
PENELITIAN
Peneliti Utama
Peneliti Utama
Peneliti Pembantu
Peneliti Pembantu
Peneliti Pembantu
Lampiran 6
DESKRIPSI PENELITIAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan populasi lanjut usia secara global semakin meningkat.
Berdasarkan laporan perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-2006 Umur
Harapan Hidup (UHH) adalah 66,4 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun
2000 adalah 7,74%), angka ini akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang
diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2045
adalah 28,68%). Begitu pula dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi
peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan
persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun
(dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%) (Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 2013)
Seiring dengan peningkatan jumlah populasi lanjut usia, semakin meningkat
pula permasalahan penyakit akibat proses penuaan seperti meningkatnya prevalensi
penyakit kronik yang berhubungan dengan usia seperti diabetes mellitus, penyakit
serebrovaskuler, penyakit jantung koroner, penyakit musculoskeletal, penyakit paru,
hipertensi dan penyakit ginjal kronik (PGK) ( Hoffman C dan Fischer 2010). Review
terhadap 26 studi oleh Qiu-Li Zhang dan Rothenbacher (2008) menunjukkan
prevalensi gagal ginjal usia lebih
dibandingkan 7,2% pada populasi usia lebih dari 30 tahun. Survei oleh NHANES
melaporkan bahwa prevalensi PGK paling tinggi pada lanjut usia ( 65 tahun)
dibanding seluruh populasi di Amerika (Stevens, dkk., 2010).
Penyakit ginjal kronis adalah suatu kondisi kerusakan ginjal yang terjadi
selama 3 bulan atau lebih berupa abnormalitas struktural atau fungsional ginjal
dengan atau tanpa penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yang bermanifestasi
sebagai kelainan patologis. Jika kondisi ginjal sudah tidak berfungsi diatas 75 %
(gagal ginjal terminal atau tahap akhir), proses cuci darah atau hemodialisa
merupakan hal yang sangat membantu penderita. Hemodialisis (HD) adalah salah
satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan
mengeluarkan toksin uremik dan mengatur cairan elektrolit tubuh (MENKES RI,
2010)
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi fisiologis mengalami penurunan
akibat proses degeneratif (penuaan) yang juga berpengaruh terhadap adanya
perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik obat baik absorbsi, distribusi,
metabolisme, ekskresi dan respon homeostatik. Keadaan pasien lanjut usia dengan
PGK sangat beresiko mengalami masalah berhubungan dengan pengobatan.
Kompleksitas pengobatan pada pasien gagal ginjal kronik lanjut usia meningkatkan
potensi masalah berhubungan dengan pengobatan. Seiring dengan penurunan fungsi
ginjal maka jenis dan jumlah pengobatan untuk pasien lansia bertambah, sehingga
akan memperbesar resiko permasalahan yang berhubungan dengan obat. (Cardone,
dkk., 2010; Mahmoud, 2008).
Drug Related Problem/DRPs (Masalah terkait dengan obat) adalah suatu
kejadian terkait dengan terapi obat yang secara nyata atau potensial mengganggu
pencapaian hasil terapi yang diinginkan (PCNE 2013) atau setiap kejadian yang tidak
diinginkan, dialami oleh seorang pasien yang melibatkan atau diduga melibatkan
terapi obat sehingga dapat mengganggu tercapainya tujuan terapi yang diinginkan
(Cipolle et.al, 2007). Klasifikasi DRPs terdiri atas terapi tanpa indikasi, indikasi tanpa
terapi, dosis subterapi, overdosis, adverse drug reaction, interaksi obat, kegagalan
dalam menerima obat dan pemilihan obat kurang tepat (Cipolle et.al, 2007, Hepler &
Strand 2007)
. Suatu studi dilakukan untuk mengidentifikasi kasus DRPs pada pasien PGK
di Perancis diperoleh data bahwa ditemukan DRPs sebanyak 142 kasus pada 93%
pasien terutama aspek indikasi tanpa terapi (31,7%) dan dosis tidak tepat (19%)
(Belaiche, dkk., 2012). Di India, ditemukan 39 masalah terkait dengan obat pada
pasien yang menjalani HD dimana yang paling umum adalah interaksi obat (25,64%)
dan overdosis (23,07%) (Joel J, dkk., 2013)
Penelitian lain dilakukan oleh Manley, dkk., (2005) untuk mengetahui
frekuensi, jenis dan keparahan masalah yang berhubungan dengan pengobatan
(DRPs) pada pasien HD di Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
DRPs teridentifikasi sebanyak 1.593 kasus pada 395 pasien (51.2% pria; usia, 52.4
8.2 tahun; 42.7% dengan diabetes). Jenis DRPs yang paling sering ditemukan adalah
2. Subjek penelitian
Sedangkan kriteria eksklusi penelitian adalah pasien tidak sadar (secara fisik maupun
mental) atau pasien tidak dapat berkomunikasi dan usia pasien <60 tahun
Kriteria pengunduran diri atau Drop Out (DO) sebagai sampel penelitian adalah
ketika pada saat penelitian berlangsung, tiba-tiba asien merasa terganggu atau
mengundurkan diri sebagai sampel, karena alasan tertentu
Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling (semua anggota
populasi dijadikan sampel) selama periode penelitian
3. Prosedur Penelitian
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dan literatur dilakukan sebelum menuangkan gagasan dalam
bentuk proposal penelitian. Studi kasus di lapangan juga dilakukan untuk
mendapat estimasi data populasi HD rutin lanjut usia
2. Pengajuan proposal penelitian
Berdasarkan kajian literatur dan studi pustaka maka proposal berjudul
Kajian Drug Related Problem Pasien HD Rutin Lanjut Usia di RSUP Wahidin
Sudirohusodo Makassar ini disusun dan diajukan
3. Pengajuan izin etika penelitian (ethical clearance)
Penelitian dilakukan melibatkan subjek penelitian berupa pasien HD rutin
lanjut usia. Untuk mendapat data sesuai tujuan penelitian diperlukan pengajuan
izin etika penelitian kepada Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar
4. Pengajuan izin penelitian BKPMD
Berdasarkan Pergub Sulsel No. 21 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Terpadu Satu Pintu pada Pemprov Sulsel
maka diperlukan pengajuan izin penelitian kepada UPT Pelayanan Perizinan
(nama, no.rekam medik, usia, jenis kelamin) serta kondisi klinis pasien (mulai HD
dan komorbiditas)
-
meliputi regimen terapi (jenis obat, jumlah obat, dosis pemberian, dan aturan
pemakaian) serta data pelengkap sesuai rekam medis pasien antara lain informasi
diagnosa, data laboratoritum (serum K+, Ca2+< fosfat, bikarbonat, Hb, kreatinin,
BUN, LDL< trigliserida, dan glukosa). Metode wawancara juga dilakukan untuk
menggali informasi yang tidak ada dalam rekam medis terkait efek pengobatan pasien
seperti kejadian merugikan akibat obat atau efek samping selama penggunaan obat.
Selain itu wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah pasien gagal
menerima obat akibat ketidakpatuhan terapi maupun kemampuan ekonomi atau faktor
lain misal intoleransi dengan efek samping obat
4. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data DRP
-
Hasil kajian DRPs dikelompokkan berdasarkan poin dan klasifikasi DRPs sesuai
referensi acuan.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
Lampiran 7
Alat Penelitian
Untuk mengkaji DRPs digunakan standar acuan penilaian DRPs meliputi
kajian ketepatan obat, ketepatan dosis, serta literatur interaksi obat. Untuk mengkaji
jenis DRPs lain seperti indikasi tidak diterapi, terapi tanpa indikasi, kegagalan
menerima obat, dan efek samping obat dilakukan dengan metode wawancara untuk
menggali informasi.
Berikut ini jenis standar acuan untuk mengkaji DRPs pasien : Kajian
ketepatan penggunaan obat literatur yang digunakan antara lain NKF-K/DOQI, JNC
VIII, Pharmacotherapy a pathophysiologic approach 2014, applied therapeutic the
clinical use of drug 2014, kriteria STOPP (Screening tool of older peoples potentially
inappropriate prescription) dan kriteria beer 2012 untuk pasien lanjut usia (The
American geriatric society 2012 beers criteria update expert panel). Kajian ketepatan
dosis mengacu pada drug prescribing in renal failure, drug information handbook,
dan geriatric dosage handbook Kajian interaksi obat mengacu pada drug interaction
fact (tatro, 2014) dan Stockley drug interaction
Bahan Penelitian
Bahan penelitian untuk mengkaji DRPs berupa catatan pengobatan pasien
meliputi regimen terapi (jenis obat, dosis pemberian dan aturan pemakaian),
informasi umum pasien (usia, jenis kelamin, TB, BB, waktu mulai HD, nilai gfr dan
komorbiditas) serta kondisi klinis pasien berdasarkan informasi dalam rekam medis
dan penilaian klinisi
Lampiran 10
Skala Naranjo
Nama
Usia
: ..
: ..
No
Ya
Tidak
Tidak
tahu
FAKULTAS KEDOKTERAN
Lampiran 10
Cek Kepatuhan Pengobatan
(Modified Morisky Scale)
No
Pertanyaan
1.
2.
minum obat ?
Apakah anda tidak teratur
3.
minum obat ?
Kadang jika anda merasa
Motivasi
Ya
Tidak
Pengetahuan
Ya
Tidak
minum obat ?
Apakah anda mengerti manfaat
jangka panjang memakai obat
anda seperti penjelasan dokter
5.
Keterangan :
0.1
Motivasi rendah
2-3
Motivasi tinggi
0.1
Pengetahuan rendah
2-3
pengetahuan tinggi
Lampiran 14
RINCIAN ANGGARAN
1. Pembuatan Proposal Penelitian
Rp. 1.000.000,-
Rp.
Rp. 2.500.000,-
Rp.
Rp. 2.000.000,-
Rp.
500.000,150.000,500.000,-
Rp. 2.000.000
Rp. 2.500.000,-
9. Konsumsi Seminar
Rp. 2.000.000,-
JUMLAH
Sumber Dana : Beasiswa BPPDN DIKTI
Rp.13.150.000,-